BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kalimat merupakan primadona dalam
kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain karena dengan perantaraan
kalimatlah seorang guru atau dosen dapat menyampaikan maksud secara lengkap dan
jelas.Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada ttaran
kalimat adalah kata (mis.tidak ) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak
tahu). Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap
dan jelas, kecuali jika kata dan frasa itu sedang berperan dalam kalimat minor
atau merupakan jawaban sebuah pernyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik
perlu kita pahami terlebih dahulu sturuktur dasar suatu kalimat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan kalimat?
2.
Apa
saja unsur-unsur kalimat?
3.
Apa
saja ciri-ciri kalimat?
4.
Bagaimana
susunan pola dasar kalimat?
5.
Apa
saja fungsi dari kalimat?
C.
Tujuan
1.
Untuk
memahami apa itu kalimat.
2.
Untuk
mengetahui dan memahami unsur-unsur kalimat.
3.
Untuk
mengetahui ciri-ciri kalimat.
4.
Memahami
kalimat inti dan inti kalimat
5.
Mengetahui
letak kesalahan kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kalimat
Kalimat merupakan primadona dalam
kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain karena dengan perantaraan kalimatlah
seseorang dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas. Jadi kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau
gagasan. Dapat dikatakan sebagai stuan bahasa terkecil karena sesungguhnya di
atas tataran kalimat itu masih terdapat stuan kebahasaan yang jauh lebih besar.
Pakar berbeda menyatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif
berdsiri sendiri, mempunyai intonasi akhir, dan secara actual dan potensial
terdiri atas klausa.
Secara umum dapat disampaikan bahwa
satuan-satuan bahasa lebih besar yang ada di atas tataran kalimat itu adalah
paragraf dan wacana. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di dalam
pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai
objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe verba
predikat kalimat tersebut. Untuk menentukan predikat suatu kalimat, dapat
dilakukan pemeriksaan apakah ada verba (kata kerja) dalam untaian kata itu.
Selain verba, predikat suatu kalimat dapat pula berupa adjektiva dan nomina.
Dalam bentuk lisan, unsur subjek dan
predikat itu dipisahkan jeda yang ditandai oleh pergantian intonasi. Relasi
antar kedua unsur ini dinamakan relasi predikatif, yaitu relasi yang
memperlihatkan hubungan subjek dan predikat. Sebaliknya suatu unsur disebut
frasa jika unsur itu terdiri dari dua kata atau lebih—tidak terdapat predikat
di dalamnya—dan satu dari kata-kata itu sebagai inti serta yang lainnya sebagai
pewatas atau penjelas. Biasanya frasa itu mengisi tempat subjek, predikat,
objek, pelengkap, atau keterangan. Relasi kata yang menjadi inti dan kata yang
menjadi pewatas/penjelas ini dinamakan sebagai atributif.
Anak
kecil itu // pandai sekali.
Unsur anak kecil itu (subjek)
yang menjadi intinya adalah anak karena dalam unsur itu anak
tidak dapat ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur subjek. Demikian juga,
pandai sekali intinya adalah pandai karena kata pandai
tidak dapat ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur predikat. Contoh di
atas merupakan kalimat karena terdapat dua unsur yang menjadi syarat dari suatu
kalimat. Rangkaian kata anak kecil itu mewakili unsur subjek,
sedangkan pandai sekali mewakili unsur predikat. Jika dituliskan,
kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda
seru, atau tanda tanya.
B.
Unsur-unsur
Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi
sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O),
pelengkap(P), dan keterangan (Ket)[1].Kalimat Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri
atas dua unsur ,yakni S dan P.Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib
hadir,atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan
sebagai berikut :
1.
Subjek(S)
Subjek(S) adalah bagian kalimat yang
menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi
pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata
kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus
pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a. Kakek itu sedang melukis
(S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b. Berjalan kaki menyehatkan
badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c. Gunung Kidul itu
tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
2.
Predikat
(P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat
yang memberi tahu melakukan perbuatan (action)
apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk
pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun
sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga
numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa
terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus
pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a.
Ibu sedang
tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b.
Soal
ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c.
Karangan
itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d.
Santi
adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa
nominal).
3.
Objek
(O)
Objek merupakan bagian kalimat yang
melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau
klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang
P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O.
Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan Subjek. Contoh :
a.
Mereka
memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b.
Orang
itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
4.
Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen
adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang
berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi
Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara
Pel dan O terdapat perbedaan. Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.
S P O
Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
S P Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pel
dan O-nya sama-sama nominal Pancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa
hanya kalimat pertama dengan ubahan sbb :
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
Pancasila
dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karemna posisi Pancasila
sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S
dalam bentuk kalimat pasif).
Hal lain yang membedakan Pel dengan
O adalah jenis pengisiannya.Pel bisa diisi oleh adjektiva,frasa adjektif,frasa
verbal,dan frasa preposisional. Contoh :
a.
Kita
benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b.
Mayang
bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c.
Sekretaris
itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d.
Pak
Lam suka bermain tenis (Pel-nya
frase verbal).
5.
Keterangan.
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
a.
Antoni
menjilid makalah kemarin pagi.
b.
Antoni
kemarin pagi menjilid makalah.
c.
Kemarin
pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa
jenis, diantaranya keterangan waktu,tempat,cara, alat,
alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta. Contoh :
a.
Aulia
memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b.
Mahasiswa
fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c.
Karena
malas belajar, mahasiswa itu
tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
d.
Polisi
menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e.
Amir
pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f.
Karena
malas belajar, Petrus tidak
lulus ujian. (Ket.penyebab)
C. Ciri-Ciri Unsur Kalimat
1.
Subjek
Ciri-cirinya adalah :
a.
Merupakan jawaban atas pertanyaan apa
atau siapa
Penentuan sub jek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas
pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat.
Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
b.
Dapat disertai kata ini atau itu
Kebanyakan
subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu atau ini. Subjek
yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri
lain dan juga pronomina tidak disertai kata ini atau itu.
c.
Tidak didahului kata depan/preposisi
Subjek tidak
didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada,
pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti
itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
d.
Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek
kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat
berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
2.
Predikat
Predikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Merupakan jawaban atas pertanyaan apa,
bagaimana, mengapa, atau berapa
Dilihat dari
segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa
atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa
atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa
nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan
untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa
numeralia.
b.
Dapat didahului kata ialah, adalah,
merupakan
Predikat
kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu
terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas
antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
c.
Dapat disertai kata pengingkaran tidak, atau
bukan
Predikat dalam
bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak.
Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba
atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan
juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
d.
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat
kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti
telah, sudah, sedang, belum, dan akan.
Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya
berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan
sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
e.
Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja,
kata atau kelompok kata sifat, kata atau kelompok kata benda, kata atau
kelompok kata bilangan
3.
Objek
Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Langsung mengikuti predikat
Objek hanya
memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
b.
Dapat menjadi subjek kalimat pasif
Objek yang
hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam
kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan
bentuk verba predikatnya.
c.
Tidak didahului kata depan atau preposisi
Objek yang
selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan
kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
d.
Dapat didahului kata bahwa
Anak kalimat
pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4.
Pelengkap
Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Melengkapi makna kata kerja (predikat)
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek
langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur
lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut. “kirimi saya buku
baruá” atau “Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.”
Unsur kalimat buku
baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan
tidak mendahului predikat.
b.
Tidak didahului preposisi
Seperti objek,
pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi
disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini.
c.
Langsung mengikuti predikat atau objek jika
terdapat objek dalam kalimat itu
d.
Berupa kata/kelompok kata sifat atau klausa
e.
Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi
pasifnya.
5.
Keterangan
Ciri-ciri keterangan yaitu:
a.
Memberikan informasi tentang waktu, tempat,
tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau kesalingan
b.
Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat
di awal, akhir, atau menyisip antara subjek dan predikat)
c.
Didahului kata depan seperti di, ke, dari,
pada, dalam, dengan, atau kata penghubung/konjungsi jika berupa anak
kalimat.
D.
Pola
dasar kalimat
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk
membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur
kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaituS, P, O, Pel, Ket.
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat
yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia[2]. Keenam tipe kalimat itu
tercantum dalam tabel berikut:
Tipe dan
fungsi
|
Subjek
|
Predikat
|
Objek
|
Pelengkap
|
Keterangan
|
1.S-P
|
Orang itu
Saya
|
sedang tidur
mahasiswa
baru
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
2.S-P-O
|
Ayahnya
Rani
|
Mengendarai
Mendapat
|
mobil baru
piagam
|
-
-
|
-
-
|
3.S-P-Pel
|
Beliau
Pancasila
|
Menjadi
Merupakan
|
-
-
|
ketua
koperasi
dasar negara
kita
|
-
-
|
4.S-P-Ket
|
Kami
Kecelakaan
itu
|
Tinggal
Terjadi
|
-
-
|
-
-
|
di Jakarta
tahun 1999
|
5.S-P-O-Pel
|
Hasan
Diana
|
Mengirimi
Mengambilkan
|
ibunya
adiknya
|
Uang
buku tulis
|
-
-
|
6.S-P-O-Ket
|
Pak Bejo
Beliau
|
Menyimpan
Memperlakukan
|
Uang
Kami
|
-
-
|
di bank
dengan baik
|
E.
Kalimat Inti dan Inti Kalimat
Kalimat inti adalah kalimat yang
terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas
inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Syarat-syarat kalimat inti :
1.
Terdiri dari dua suku kata
2.
Berpola S dan P
3.
Intonasi netral
Syarat-syarat inti kalimat :
1.
Terdiri dari tiga suku kata
2.
Berpola S-P-O
3.
Intonasi netral
Contoh :
a.
Adik
saya yang paling bungsu sedang mempelajari bahasa Mandarin
Kalimat inti : Adik mempelajari
Inti kalimat : Adik mempelajari
bahasa Mandarin
b.
Penelitian-penelitian
mutakhir memusatkan perhatian pada
makanan dari soya, yang ternyata dapat membantu mencegah kanker
payudara.
Kalimat inti : Penelitian -
penelitian memusatkan
Inti kalimat : Penelitian -
penelitian memusatkan perhatian.
F.
Kesalahan
dalam Kalimat
Beberapa kesalahan yang terjadi
dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat kontaminasi, (2) ketidakjelasan unsur
S dan P dalam kalimat , (3) gejala pleonasme dalam kalimat,dan (4) penggunaan
kata yang salah dalam kalimat.
(1)
Kalimat
Kontaminasi
Kalimat
kontaminasi atau kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya , namun
kekacauan susunan kata dalam kalimat itu sifatnya khas[3]. Dikatakan khas karena
adanya pembentukan satu kalimat yang kurang tepat dari dua kalimat yang
benar sehingga gagasan kalimatnya menjadi kabur atau tidak jelas.
Contoh : Melalui
kursus ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan.(salah)
Bagian pertama kalimat di atas melalui kursus ini ; bagian keduanya diharapkan bermanfaat untuk… Hubungan bagian pertama dan kedua tidak cocok.Kalau kita bertanya ,”Apa yang diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan?” Jawabnya bukan “melalui kursus ini.”Jawaban yang tepat adalah “kursus ini”. Kalau bagian pertama ingin dipertahankan seperti itu, maka bagian kedua harus diubah menjadi : diharapkan dapat ditingkatkan keterampilan.
Bagian pertama kalimat di atas melalui kursus ini ; bagian keduanya diharapkan bermanfaat untuk… Hubungan bagian pertama dan kedua tidak cocok.Kalau kita bertanya ,”Apa yang diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan?” Jawabnya bukan “melalui kursus ini.”Jawaban yang tepat adalah “kursus ini”. Kalau bagian pertama ingin dipertahankan seperti itu, maka bagian kedua harus diubah menjadi : diharapkan dapat ditingkatkan keterampilan.
Mari
kita kembalikan kalimat pertama yang rancu itu kepada dua buah kalimat asalnya
yang benar.Perhatikan kalimat asal itu.
b.
Kursus
ini diharapkan bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan.(benar)
c.
Melalui
kursus ini diharapkan dapat ditingkatkan keterampilan.(benar)
Contoh kalimat kontaminasi lain,
yaitu :
Dalam perutnya mengandung racun. (salah)
a.
Dalam
perutnya terkandung racun.(benar)
b.
Perutnya
mengandung racun. (benar)
(1)
Ketidak
jelasan Unsur Subjek dan Predikat dalam Kalimat
Pada
sebagian kalimat yang tidak jelas unsur
S dan tidak memiliki unsur P akan
membuat ketidakefektifan dan hanya memiliki unsur lain seperti O, Ket dan Pel.
Contoh :
-
Di
antara beberapa negara Eropa Barat berupaya membuat heli antitank untuk menekan
biaya bersama.(tidak jelas unsur S)
-
Negara
Eropa Barat berupaya membuat heli antitank untuk menekan biaya bersama. (jelas
unsur S)
-
Ayah
ke kantor jam tujuh pagi.(tidak ada unsur P)
-
Ayah pergi ke kantor jam tujuh pagi. (ada unsur P)
(2)
Gejala
Pleonasme dalam Kalimat
Yang dimaksud dengan gejala pleonasme dalam kalimat adalah penggunaan unsur kata atau bahasa yang berlebihan[4].
Yang dimaksud dengan gejala pleonasme dalam kalimat adalah penggunaan unsur kata atau bahasa yang berlebihan[4].
Contoh :
-
Para
tamu-tamu mulai datang ke pesta itu. (salah)
-
Para
tamu mulai datang ke pesta itu. (benar)
-
Tamu-tamu
mulai datang ke pesta itu. (benar)
-
Sejak
dari terminal sampai pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing
(salah)
-
Sejak
terminal sampai pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing.(benar)
-
Dari
terminal sampai pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing.
(benar)
(3)
Penggunaan
Kata yang Salah dalam Kalimat
Beberapa
penggunaan kata yang salah dalam kalimat diantara (a) penggunaan kata ”kalau” yang salah,(b) penggunaan kata “di”
yang salah,(c) penggunaan kata ”daripada” salah, dan (d) pengulangan kata[5].
a)
Penggunaan
Kata “Kalau” yang Salah
Kadang-kadang
kita melihat pemakaian kata kalau
yang kurang tepat sebagai unsur penghubung antarklausa seperti yang akan
diperhatikan pada contoh di bawah ini. Kata kalau kita gunakan di depan klausa
yang bersifat kondisional (=syarat).Isinya menyatakan sesuatu yang
mungkin,namun dapat juga sesuatu yang tidak mungkin dilaksanakan atau mungkin
tercapai. Dalam halseperti yang disebutkan terakhir itu, kata sambung kalau dapat diganti dengan kata lain
yang menyatakan ketidakmungkinan itu, yaitu kata umpamanya, seandainya, andai kata dan sekiranya. Contoh :
Kalau engkau bersungguh-sungguh belajar, engkau akan lulus dalam
ujian nanti. (benar)
Kalau engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu
bertengger.(salah)
Kalimat 2 klausa bersyarat itu berisi sesuatu yang mustahil.Mana
mungkain orang akan menjelma menjadi burung.Karena isinya mengandung
ketidakmungkinan makna, kata kalau
dapat diganti dengan kata lain, misalnya andai
kata, umpamanya, dan sekiranya.
Contoh :
Andai kata engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan
tempatmu bertengger.(benar)
b)
Penggunaan
Kata Depan “Di” yang Salah
Penggunaan kata depan “di” yang salah, di antaranya :
-
Pakaian
itu disimpannya di dalam lemari. (salah)
-
Pakaian
itu disimpannya dalam lemari.(benar karena kata depan “di” dihilangkan)
-
Perkara
itu di atas tanggungan sayalah. (salah)
-
Perkara itu atas tangungan sayalah.(benar karena kata
depan “di” dihilangkan)
c)
Penggunaan
Kata “Daripada” yang Salah
Penggunaan kata “daripada” yang salah, di antaranya :
-
Pukulan
smash daripada Icuk menghujam
tajam. (salah)
-
Pukulan
smash Icuk menghujam tajam.(benar)
-
Hati
kita sedih melihat daripada penderitaan korban bencana itu.(salah)
-
Hati
kita sedih melihat penderitaan korban bencana itu. (benar)
d)
Pengulangan
Kata
Pengulangan
kata yang terjadi dalam kalimat , misalnya :
-
Setahunnya hanya menghasilkan sekitar 200 film setahun.(salah)
-
Setahun
hanya menghasilkan 200 film. (benar)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan tenteng kalimat maka
diperoleh beberapa kesimpulan , yaitu :
1.
Kalimat
merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S),
predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah
lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah).
2.
Unsur-unsur
kalimat terdiri Subjek (S), Predikat (P), Pelengkap (Pel), Keterangan (Ket).
3.
Ciri-ciri unsur kalimat
1. Subjek
Ciri-cirinya adalah :
a. Merupakan
jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
b. Dapat
disertai kata ini atau itu
c.
Tidak
didahului kata depan/preposisi.
d. Berupa
Nomina atau Frasa Nominal
2. Predikat
Predikat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Merupakan
jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa, atau berapa
b. Dapat
didahului kata ialah, adalah, merupakan
c.
Dapat
disertai kata pengingkaran tidak, atau bukan
d. Dapat
Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
e.
Dapat
berupa kata atau kelompok kata kerja, kata atau kelompok kata sifat, kata atau kelompok
kata benda, kata atau kelompok kata bilangan
3.
Objek
Objek
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Langsung
mengikuti predikat
b. Dapat
menjadi subjek kalimat pasif
c.
Tidak
didahului kata depan atau preposisi
d.
Dapat
didahului kata bahwa
4.
Pelengkap
Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Melengkapi
makna kata kerja (predikat)
b.
Tidak
didahului preposisi
c. Langsung
mengikuti predikat atau objek jika terdapat objek dalam kalimat itu
d. Berupa
kata/kelompok kata sifat atau klausa
e. Tidak
dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya.
5. Keterangan
Ciri-ciri keterangan yaitu:
a. Memberikan
informasi tentang waktu, tempat, tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau
kesalingan
b. Memiliki
keleluasaan letak atau posisi (dapat di awal, akhir, atau menyisip antara
subjek dan predikat)
c. Didahului
kata depan seperti di, ke, dari, pada, dalam, dengan, atau kata
penghubung/konjungsi jika berupa anak kalimat.
4.
Kalimat
inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas
S dan P. Sedangkan inti kalimat adalh kalimat yang terdiri atas inti-inti
kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
5.
Dalam
kalimat kita akan menemui beberapa keasalan atau ketidakefektifan. Beberapa
kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat kontaminasi,
(2) ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat , (3) gejala pleonasme dalam
kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam kalimat.
DAFTAR PUSTAKA
Lamuddin Finoza,Komposisi Bahasa untuk Mahasiswa Jurusan
Non Bahasa,(jakarta : Gramedia, 2008)
J.S.Badudu,Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar III,(Jakarta:
Pustaka Setia, 1989)
Ibid
Alwasilah,
A.C. (2002) Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar
Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Dunia
Pustaka Jaya
Iswara,
P.D. (2000) Variasi Pola Kalimat dan
Keterbacaannya. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung.
Santoso,Azis.(2008) Penelitian Pola Kalimat Bahasa
Indonesia.www.google.com.(2011)
[1] Lamuddin
Finoza,Komposisi Bahasa untuk Mahasiswa
Jurusan Non Bahasa,(jakarta : Gramedia, 2008),hal.150
[4]
Ibid
[5]Ibid
No comments:
Post a Comment