Thursday, 19 April 2018

MAKALAH BAHASA INDONESIA UNSUR-UNSUR KALIMAT, CIRI-CIRI KALIAMAT (POLA DASAR KALIMAT)



BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain karena dengan perantaraan kalimatlah seorang guru atau dosen dapat menyampaikan maksud secara lengkap dan jelas.Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada ttaran kalimat adalah kata (mis.tidak ) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika kata dan frasa itu sedang berperan dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah pernyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu sturuktur dasar suatu kalimat.

   B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2.      Apa saja unsur-unsur kalimat?
3.      Apa saja ciri-ciri kalimat?
4.      Bagaimana susunan pola dasar kalimat?
5.      Apa saja fungsi dari kalimat?

   C.     Tujuan
1.      Untuk memahami apa itu kalimat.
2.      Untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur kalimat.
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat.
4.      Memahami kalimat inti dan inti kalimat
5.      Mengetahui letak kesalahan kalimat.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kalimat
Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain karena dengan perantaraan kalimatlah seseorang dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas. Jadi kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Dapat dikatakan sebagai stuan bahasa terkecil karena sesungguhnya di atas tataran kalimat itu masih terdapat stuan kebahasaan yang jauh lebih besar. Pakar berbeda menyatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdsiri sendiri, mempunyai intonasi akhir, dan secara actual dan potensial terdiri atas klausa.
Secara umum dapat disampaikan bahwa satuan-satuan bahasa lebih besar yang ada di atas tataran kalimat itu adalah paragraf dan wacana. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe verba predikat kalimat tersebut. Untuk menentukan predikat suatu kalimat, dapat dilakukan pemeriksaan apakah ada verba (kata kerja) dalam untaian kata itu. Selain verba, predikat suatu kalimat dapat pula berupa adjektiva dan nomina.
Dalam bentuk lisan, unsur subjek dan predikat itu dipisahkan jeda yang ditandai oleh pergantian intonasi. Relasi antar kedua unsur ini dinamakan relasi predikatif, yaitu relasi yang memperlihatkan hubungan subjek dan predikat. Sebaliknya suatu unsur disebut frasa jika unsur itu terdiri dari dua kata atau lebih—tidak terdapat predikat di dalamnya—dan satu dari kata-kata itu sebagai inti serta yang lainnya sebagai pewatas atau penjelas. Biasanya frasa itu mengisi tempat subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Relasi kata yang menjadi inti dan kata yang menjadi pewatas/penjelas ini dinamakan sebagai atributif.
Anak kecil itu // pandai sekali.
Unsur anak kecil itu (subjek) yang menjadi intinya adalah anak karena dalam unsur itu anak tidak dapat ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur subjek. Demikian juga, pandai sekali intinya adalah pandai karena kata pandai tidak dapat ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur predikat. Contoh di atas merupakan kalimat karena terdapat dua unsur yang menjadi syarat dari suatu kalimat. Rangkaian kata  anak kecil itu mewakili unsur subjek, sedangkan pandai sekali mewakili unsur predikat. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.
B.     Unsur-unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan keterangan (Ket)[1].Kalimat  Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur ,yakni S dan P.Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib hadir,atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
            Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Subjek(S)
Subjek(S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a.     Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b.    Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c.     Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
2.      Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun  sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a.          Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b.          Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c.          Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d.         Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal).

3.      Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang  P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap  tindakan Subjek. Contoh :
a.       Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b.      Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
4.      Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan. Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.         
                        S                       P                      O
Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
                                    S                        P                      Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sbb :
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
                        S                    P                       Ket      
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol  (tidak gramatikal karemna posisi Pancasila sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk kalimat pasif).
Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.Pel bisa diisi oleh adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan frasa preposisional. Contoh :
a.       Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b.      Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c.       Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d.      Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).
5.      Keterangan.          
          Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
a.       Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b.      Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c.       Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu,tempat,cara, alat, alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta. Contoh :
a.          Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b.          Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c.          Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
d.         Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e.          Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f.           Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)
      C. Ciri-Ciri Unsur Kalimat
1.      Subjek
Ciri-cirinya adalah :
a.        Merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Penentuan sub jek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
b.        Dapat disertai kata ini atau itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu atau ini. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kata ini atau itu.
c.        Tidak didahului kata depan/preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
d.       Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
   2.      Predikat
Predikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Merupakan jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa, atau berapa
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
b.      Dapat didahului kata ialah, adalah, merupakan
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
c.       Dapat disertai kata pengingkaran tidak, atau bukan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
d.      Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
e.       Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja, kata atau kelompok kata sifat, kata atau kelompok kata benda, kata atau kelompok kata bilangan


   3.      Objek
            Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Langsung mengikuti predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
b.      Dapat menjadi subjek kalimat pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
c.       Tidak didahului kata depan atau preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
d.      Dapat didahului kata bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4.      Pelengkap
Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Melengkapi makna kata kerja (predikat)
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut. “kirimi saya buku baruá” atau “Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.”
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan  tidak mendahului predikat.
b.      Tidak didahului preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini.
c.       Langsung mengikuti predikat atau objek jika terdapat objek dalam kalimat itu
d.      Berupa kata/kelompok kata sifat atau klausa
e.       Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya.
   5.      Keterangan
Ciri-ciri keterangan yaitu:
a.       Memberikan informasi tentang waktu, tempat, tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau kesalingan
b.      Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat di awal, akhir, atau menyisip antara subjek dan predikat)
c.       Didahului kata depan seperti di, ke, dari, pada, dalam, dengan, atau kata penghubung/konjungsi jika berupa anak kalimat.

D.    Pola dasar kalimat         
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaituS, P, O, Pel, Ket.
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia[2]. Keenam tipe kalimat itu tercantum dalam tabel berikut:

Tipe dan fungsi
Subjek
Predikat
Objek
Pelengkap
Keterangan
1.S-P
Orang itu
Saya
sedang tidur
mahasiswa baru
-
-
-
-
-
-
2.S-P-O
Ayahnya
Rani
Mengendarai
Mendapat
mobil baru
piagam
-
-
-
-
3.S-P-Pel
Beliau
Pancasila
Menjadi
Merupakan
-
-
ketua koperasi
dasar negara kita
-
-
4.S-P-Ket
Kami
Kecelakaan itu
Tinggal
Terjadi
-
-
-
-
di Jakarta
tahun 1999
5.S-P-O-Pel
Hasan
Diana
Mengirimi
Mengambilkan
ibunya
adiknya
Uang
buku tulis
-
-
6.S-P-O-Ket
Pak Bejo
Beliau
Menyimpan
Memperlakukan
Uang
Kami
-
-
di bank
dengan baik


  E.        Kalimat Inti dan Inti Kalimat
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Syarat-syarat kalimat inti :                                                                                                           
1.      Terdiri dari dua suku kata
2.      Berpola S dan P
3.      Intonasi netral
     Syarat-syarat inti kalimat :
1.      Terdiri dari tiga suku kata
2.      Berpola S-P-O
3.      Intonasi netral
Contoh :
a.        Adik saya yang paling bungsu sedang mempelajari bahasa  Mandarin
Kalimat inti : Adik mempelajari
Inti kalimat : Adik mempelajari bahasa Mandarin
b.      Penelitian-penelitian mutakhir memusatkan perhatian pada  makanan dari soya, yang ternyata dapat membantu mencegah kanker payudara.   
Kalimat inti : Penelitian - penelitian memusatkan
Inti kalimat : Penelitian - penelitian memusatkan perhatian.
  F.      Kesalahan dalam Kalimat 
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat kontaminasi, (2) ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat , (3) gejala pleonasme dalam kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam kalimat.
(1)   Kalimat Kontaminasi
Kalimat kontaminasi atau kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya , namun kekacauan susunan kata dalam kalimat itu sifatnya khas[3]. Dikatakan khas karena  adanya pembentukan satu kalimat yang kurang tepat dari dua kalimat yang benar sehingga gagasan kalimatnya menjadi kabur atau tidak jelas.
Contoh : Melalui kursus ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan.(salah)
         Bagian pertama kalimat di atas melalui kursus ini ; bagian keduanya diharapkan bermanfaat untuk… Hubungan bagian pertama dan kedua tidak cocok.Kalau kita bertanya ,”Apa yang diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan?” Jawabnya bukan “melalui  kursus ini.”Jawaban yang tepat adalah “kursus ini”. Kalau bagian pertama ingin dipertahankan seperti itu, maka bagian kedua harus diubah menjadi : diharapkan dapat ditingkatkan keterampilan.
Mari kita kembalikan kalimat pertama yang rancu itu kepada dua buah kalimat asalnya yang benar.Perhatikan kalimat asal itu.
b.        Kursus ini diharapkan bermanfaat  untuk meningkatkan keterampilan.(benar)
c.        Melalui kursus ini diharapkan dapat ditingkatkan keterampilan.(benar)
Contoh kalimat kontaminasi lain, yaitu :
                        Dalam perutnya mengandung racun. (salah)
a.       Dalam perutnya terkandung racun.(benar)
b.      Perutnya mengandung racun. (benar)

(1)   Ketidak jelasan Unsur Subjek dan Predikat dalam Kalimat
Pada sebagian kalimat yang tidak jelas  unsur S dan tidak memiliki unsur  P akan membuat ketidakefektifan dan hanya memiliki unsur lain seperti O, Ket dan Pel. Contoh :
-          Di antara beberapa negara Eropa Barat berupaya membuat heli antitank untuk menekan biaya bersama.(tidak jelas unsur S)
-          Negara Eropa Barat berupaya membuat heli antitank untuk menekan biaya bersama. (jelas unsur S)

-          Ayah ke kantor jam tujuh pagi.(tidak ada unsur P)
-          Ayah  pergi ke kantor jam tujuh pagi. (ada unsur P)
(2)   Gejala Pleonasme dalam Kalimat
       Yang dimaksud dengan gejala pleonasme  dalam kalimat adalah penggunaan unsur kata atau bahasa yang berlebihan
[4].
Contoh :
-          Para tamu-tamu mulai datang ke pesta itu. (salah)
-          Para tamu mulai datang ke pesta itu. (benar)
-          Tamu-tamu mulai datang ke pesta itu. (benar)
-          Sejak dari terminal sampai pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing (salah)
-          Sejak terminal sampai pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing.(benar)
-          Dari terminal sampai pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing. (benar)
(3)   Penggunaan Kata yang Salah dalam Kalimat
Beberapa penggunaan kata yang salah dalam kalimat diantara (a) penggunaan kata  ”kalau” yang salah,(b) penggunaan kata “di” yang salah,(c) penggunaan kata ”daripada” salah, dan (d) pengulangan kata[5].
a)      Penggunaan Kata “Kalau” yang Salah
Kadang-kadang kita melihat pemakaian kata kalau yang kurang tepat sebagai unsur penghubung antarklausa seperti yang akan diperhatikan pada contoh di bawah ini. Kata kalau kita gunakan di depan klausa yang bersifat kondisional (=syarat).Isinya menyatakan sesuatu yang mungkin,namun dapat juga sesuatu yang tidak mungkin dilaksanakan atau mungkin tercapai. Dalam halseperti yang disebutkan terakhir itu, kata sambung kalau dapat diganti dengan kata lain yang menyatakan ketidakmungkinan itu, yaitu kata umpamanya, seandainya, andai kata dan sekiranya. Contoh :
Kalau engkau bersungguh-sungguh belajar, engkau akan lulus dalam ujian nanti. (benar)
Kalau engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu bertengger.(salah)
Kalimat 2 klausa bersyarat itu berisi sesuatu yang mustahil.Mana mungkain orang akan menjelma menjadi burung.Karena isinya mengandung ketidakmungkinan makna, kata kalau dapat diganti dengan kata lain, misalnya andai kata, umpamanya, dan sekiranya.  Contoh :
Andai kata engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu bertengger.(benar)
b)      Penggunaan Kata Depan  “Di” yang Salah
Penggunaan kata depan “di” yang salah, di antaranya :
-          Pakaian itu disimpannya di dalam lemari. (salah)
-          Pakaian itu disimpannya dalam lemari.(benar karena kata depan “di” dihilangkan)
-          Perkara itu di atas tanggungan sayalah. (salah)
-          Perkara  itu atas tangungan sayalah.(benar karena kata depan “di” dihilangkan)
c)      Penggunaan Kata “Daripada” yang Salah
Penggunaan kata “daripada” yang salah, di antaranya :
-          Pukulan smash daripada  Icuk menghujam tajam. (salah)
-          Pukulan smash Icuk menghujam tajam.(benar)
-          Hati kita sedih melihat daripada penderitaan korban bencana itu.(salah)
-          Hati kita sedih melihat penderitaan korban bencana itu. (benar)
d)     Pengulangan Kata
                        Pengulangan kata yang terjadi dalam kalimat , misalnya :
-          Setahunnya hanya menghasilkan sekitar 200 film setahun.(salah)
-          Setahun hanya menghasilkan 200 film. (benar)




BAB III
PENUTUP
   A.    KESIMPULAN
            Dari pembahasan tenteng kalimat maka diperoleh beberapa kesimpulan , yaitu :
1.              Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah).
2.              Unsur-unsur kalimat terdiri Subjek (S), Predikat (P), Pelengkap (Pel), Keterangan (Ket).
3.              Ciri-ciri unsur kalimat
1.         Subjek
Ciri-cirinya adalah :
a.       Merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
b.      Dapat disertai kata ini atau itu
c.       Tidak didahului kata depan/preposisi.
d.      Berupa Nomina atau Frasa Nominal
                              2.     Predikat
Predikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Merupakan jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa, atau berapa
                  b.      Dapat didahului kata ialah, adalah, merupakan
                  c.       Dapat disertai kata pengingkaran tidak, atau bukan
d.      Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
e.       Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja, kata atau kelompok kata sifat, kata atau kelompok kata benda, kata atau kelompok kata bilangan
3.      Objek
                        Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Langsung mengikuti predikat
                        b.      Dapat menjadi subjek kalimat pasif
c.       Tidak didahului kata depan atau preposisi
d.      Dapat didahului kata bahwa
4.      Pelengkap
Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Melengkapi makna kata kerja (predikat)
b.      Tidak didahului preposisi
c.       Langsung mengikuti predikat atau objek jika terdapat objek dalam kalimat itu
d.      Berupa kata/kelompok kata sifat atau klausa
e.       Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya.
               5.      Keterangan
Ciri-ciri keterangan yaitu:
a.       Memberikan informasi tentang waktu, tempat, tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau kesalingan
b.      Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat di awal, akhir, atau menyisip antara subjek dan predikat)
c.       Didahului kata depan seperti di, ke, dari, pada, dalam, dengan, atau kata penghubung/konjungsi jika berupa anak kalimat.
4.              Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalh kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
5.              Dalam kalimat kita akan menemui beberapa keasalan atau ketidakefektifan. Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat kontaminasi, (2) ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat , (3) gejala pleonasme dalam kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam kalimat.







DAFTAR PUSTAKA
Lamuddin Finoza,Komposisi Bahasa untuk Mahasiswa Jurusan Non Bahasa,(jakarta : Gramedia, 2008)
J.S.Badudu,Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar III,(Jakarta: Pustaka Setia, 1989)
Ibid
Alwasilah, A.C. (2002) Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Dunia Pustaka Jaya
Iswara, P.D. (2000) Variasi Pola Kalimat dan Keterbacaannya. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung.
Santoso,Azis.(2008) Penelitian Pola Kalimat Bahasa Indonesia.www.google.com.(2011)
                               


[1] Lamuddin Finoza,Komposisi Bahasa untuk Mahasiswa Jurusan Non Bahasa,(jakarta : Gramedia, 2008),hal.150

3J.S.Badudu,Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar III,(Jakarta: Pustaka Setia, 1989),hlm.113
[4] Ibid
[5]Ibid

No comments:

Post a Comment

Entri Populer