Saturday 24 February 2018

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

  

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Tuhan semesta Alam yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, khususnya nikmat kesehatan serta kesempatan kepada kami, sehingga makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., Keluarga, para sahabat serta pengikutnya sampai hari Kiamat.
Tak lupa kami ucapkan kepada Dosen pengampung kita, dengan senang hati memberikan ilmu pengetahuan  dan memberikan tugas kelompok kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun dari bapak Dosen.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih dan semoga Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin Allahumma Amin.
Mataram, 29, April, 2017



 BAB I
PENDAHULUAN 
A.  Latar Belakang
Sebagai suatu proses yang salah satunya adalah menyampaikan pesan, pembelajaran sangat rentan sekali dengan dengan salah pengertian. Artinya pesan yang disampaikan oleh guru kepada siswa seringkali tidak ditangkap oleh siswa sebagaimana apa yang dimaksud oleh guru. Itulah sebabnya diperlukan sesuatu yang dapat mengurangi kesalah pahaman tersebut. Selain itu, sebagai suatu kegiatan yang dibatasi oleh waktu, pembelajaran juga harus mampu memanfaatkan waktu yang ada atau bahkan mempercepat pencapaian kompetensi yan direncanakan. Untuk hal-hal tersebut itulah kemudian diperlukan media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan. Dengan demikian posisi media selalu berada diantara komunikator dan komunikan, antara sumber pesan dan penerima pesan. Pengetahuan tentang media pengajaran sangat berguna untuk menyusun perencanaan program pengajaran. Karena program pengajaran adalah seluruh rencana kegiatan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan pengajaran.
Sebagai pendidik dalam bidang studi apa saja, ia harus mampu pula menggunakan lingkungan sekitar sebagi media belajar. Pendidik di zaman sekarang seharusnya mampu memanfaatkan media belajar yang sangat kompleks seperti video, televisi dan film, disamping media pendidikan yang sederhana. 
Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan. Menurut Nasution (1993), sumber pelajaran dapat berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan anak didik. Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali terdapat di mana pun seperti disekolah, pusat kota, pedesaan, benda mati, lingkungan, toko, dan sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya.

B.   Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2.      Apa manfaat dan fungsi media pembelajaran?
3.      Bagaimana klasifikasi media pembelajaran?
4.      apa karaterstik dari media pembelajaran?
5.      Apakah prinsip-prinsip dari media pembelajaran?
6.      Apa yang dimaksud dengan sumber belajar?
C.  Tujuan
Dengan adanya makalah ini kita mengetahui begitu pentingnya media dan sumber belajar dalam proses pembelajaran seperti yang akan di paparkan, sehingga dengan itu pengetahuan kita bertambah pula dan kita mengetahui tujuan media dan sember belajara sesuai dengan yang akan di paparkan dalam isi makalah ini.

  
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed material), komputer, dan instruktur. media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Media pembelajran adalah segala sesuatu, baik itu berupa alat, lingkungan ataupun kegiatan, yang direncanakan/dikondisikan secara sengaja yang dapat menyalurkan pesan pembelajarn guna terjadinya proses pembelajaran pada siswa untuk tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.[1]
Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan  pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran, media yang digunkan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai media pembelajaran.
B.  Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Fungsi media di dalam proses pembelarajan cukup penting dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama membantu siswa untuk belajar. Dua unsur yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu metode dan media pembelajaran. Pemilihan suatu metode akan menentukan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam pembelajaran tersebut,  media pembelajaran tidak serta merta digunakan dalam proses pembelajaran, perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum media pembelajaran dipakai dalam proses pembelajaran.[2]
Perolehan pengetahuan siswa seperti digambarkan Edgar Dale menunjukan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Hal semacam ini dapat menimbulkan kesalahan presepsi siswa menjadi lebih konkret, pesan yang disamapikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengan kondisi ysng sebenarnya.[3]
Hal lain, penyamapian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan presepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berfikir dan menghayati pesan yang disampaikan. Padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.
Memerhatikan penjelasan di atas, maka secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti yang dijelaskan berikut ini.[4]
1.      Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat dibandingkan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.
2.      Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga dapat mudah dipahami dan mengilangkan verbalisme. Media pembelajaran juga dapat membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, atau mungkin menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilahat dengan menggunakan mata telanjang. Untuk menampilkan objek yang terlalu besar guru dapat menggunakan film slide, foto-foto, atau gambar. Sedangkan untuk menampilkan benda yang terlalu kecil bisa memanfaatkan mikroskop.
3.      Menambah gairan dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembalajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topic tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir dan lain sebagainya.
4.      Media pembelajaran memiliki nilai praktis
Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
Pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
Kedua, media dapat mengatasi batasan ruan kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta. Dalam kondisi ini media dapat berfungsi untuk:
a.       Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas
b.      Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang seperti sel-sel butir darah dan sebagainya.
c.       Mempercepat gerakan suatu proses yang tyerlalu lambat sehingga dapat dilihat oleh waktu yag lebih cepat.
d.      Memperlambat gerakan proses yang terlalu cepat.
e.       Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks.
f.       Memperjelas bunyi-bunyi yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga.
Ketiga, media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antar peserta dengan lingkungan.
Keempat, media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
Kelima, media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat.
Keenam, media dapat membangkitkan motivasi dan meranang peserta didik untuk belajar dengan baik.
Ketujuh, media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
Kedelapan, media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
Kesembilan, media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.
Manfaat media pembelajaran dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.[5]
a.    Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b.    Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
c.    Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pembelajaran.
d.   Siswa lebih bnayak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lainnya.
Sedangkan menurut Hamalik (2008:49) fungsi media pembelajaran, yaitu:
a.    Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.
b.    Peggunaan media merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran.
c.    Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujua pembelajaran .
d.   Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan oleh guru di dalam kelas.
e.    Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi mutu pendidikan .
C.  Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.[6]
1.    Dilihat dari sifatnay media dapat dibagi ke dalam:
a.       Media adutif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b.      Media visual, yaitu media yang dapat dilihat saja saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan bernagai bentuk bahan yang di cetak seperti media grafis.
c.       Media audiovisual, yaitu media yang selain mengandung unsure suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, sperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebbih baik dan lebih menarik, sebab mengandung unur jenis pertama dan kedua.
2.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
a.       Media yang dapat memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televise. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan yang khusus.
b.      Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3.      Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
a.       Media yang diproyeksikan, seperti film slide, film, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian mempunyai alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan slide, Over Head Projector ­(OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b.      Media yang tidak di proyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya.
Menurut Rudi Brets, ada 7 klasifikasi media, yaitu:
a.       Media audiovisual gerak, sperti: film suara, pita video, film tv.
b.      Media audiovisual diam, seperti: film rangakai suara.
c.       Audio semigerak, seperti: tulisan jauh bersuara.
d.       Media visual bergerak, seperti: film bisu.
e.       Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.
f.       Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
g.      Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Selain itu ada juga yang mengelompokkan media dengan membedakan antara media rumit mahal (big media) dan media sederhana murah (little media). Kategori big media, antara lain: computer, slide, program video. Sedangkan little media, gambar, realitas sederhana, sketsa dan sebagainya.
D.  Karakteristik Media Pembelajaran
Bretz dalam Yamin (2007: 204) membagi media menjadi tiga macam, yaitu suara (audio), media bentuk visual, dan media gerak (ginestetik). Media bentuk visual dibedakan menjadi tiga pula yaitu, gambar visual, garis (grafis), dan symbol verbal.[7]
1.      Media Grafis (Visual Diam)
Media visual merupakan media yang paling familiar dan sering dipakai oleh guru dalam pembelajaran. [8] Media ini termasuk kategori media visual nonproyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Secara sederhana media grafis dapat diartikan sebagai media yang mengandung pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, dan symbol-simbol yang mengandung arti. Media grafis termasuk media visual diam.[9]
Bentuk visual dapat berupa (a) gambar reprensentatif seperti gambar, foto atau lukisan yang menunjukkan bagaimana tanpaknya sesuatu benda; (b) diagram yamg melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan struktur isi materi; (c) peta yang menunjukkan grafik seperti tabel, grafik, dan bagan yang menyajikan gambaran/kecendrungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka.
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk menggunakan media berbasis visual, yaitu:[10]
a.       Usahakan visual itu sederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dan realism sulit dip roses dan dipelajari.
b.      Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
c.       Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unti pelajaran untuk digunakan oleh siswa dalam mengorganisasikan informasi.
d.      Hindari visual yang tidak berimbang.
e.       Tekankan kejelasan dalam semua visual.
f.       Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.
g.      Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.
h.      Unsure-unsur pesan dalam visual harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakandari unsure-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.
i.        Warna harus digunakan secara realistik.
Macam-macam media garfish adalah: gambar/foto, diagram,bagan, poter, grafik, media cetak, buku.[11]
a.      Gambar/ foto
Gambar atau foto merupakan salah satu media grafis paling umum digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena gambar memiliki beberapa kelebihan, yakni sifatnya konkrit, lebih realistis dibandingakan dengan media verbal; dapat diperjelas masalah suatu bidang di apa saja, baik diusia muda taupun diusia tua; murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya. Namun demikian disamping kelebihan gambar/foto memiliki kelemahan diantaranya yakni hanya menekannkan persepsi indra mata dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
b.      Diagram
Diagram adalah gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis, symbol-simbol untuk menunjukkan hubungan antara komponen atau menggambarkan suatu proses tertentu. Dengan menggunakan diagram pesan bersifat kompleks akan lebih sederhana, sehingga pesan lebih cepat ditangkap dan lebih mudah dipahami.
c.       Bagan
Bagan atau sering disebut dengan chart adalah media grafis yang didesain untuk menyajikan ringkasan visual secara jelas dari suatu proses yang penting. Agar pesan yang ingin disamapaikan melalui bagan dapat mengerti dan mudah dipahami, maka biasanya dalam bagan disertai dengan media grafis lainnya, seperti gambar, foto, atau lambang-lambang verbal lainnya. Suatu bagan dianggap baik seandainya berbentuk sederhana, tidak rumit, dan berbelit-belit. Terdapat macam-macam bagan misalnya bagan pohon (tree chart), bagan akar (root chart), bagan arus (flow chart).
d.      Poster
Poster adalah media yang digunakan untuk menyampaikan  informasi, saran atau ide tertentu, sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesan tersebut. Misalnya, poster tentang keluarga berencana, poster tentang kebersihan, poster tentang ajakan menghemat air, dan lain sebagainya. Suatu poster yang baik harus mudah diingat, mudah dihafalkan dan mudah ditemperl dimana saja.
e.       Grafik
Grafik adalah media visual yang berupa garis atau gambar yang dapat memberikan informasi keadaan atau perkembangan sesuatu berdasarkan data psecara kuantitatif. Melalui grafik siswa dapat menangkap gambaran secara mudah tentang data-data statistic, misalnya grafik tentang perkembangan penduduk, perkembangan jumlah siswa, dan sebagainya. Ada beberapa jenis grafik, yakni garfik garis, grafik batang dan grafik lingkaran.
2.      Media Proyeksi
Media proyeksi adalah media yang dapat digunakan dengan bantua proyektor. Berbeda dengan media grafis, media ini harus menggunakan bantuan elektronik untuk bisa menyampaikan atau menampilkan informasi. Oleh sebab itu, media ini dapat digunakan apabila tersedia fasilitas yang dibutuhkan untuk itu. Namun demikian, seperti halnya media grafis, media yang tergolong pada kelompok media proyeksi sama-sama mengandalkan rangsangan visual. Beberapa jenis media proyeksi yang sering digunakan, diantaranya film bingkai (slide), OHT, Opaque projector, microfis, video. Media-media semacam semacam itu sudah jarang digunakan setelah lahirnya computer yang dapat memproyeksikan pesan yang lebih baik dan lebih bervariatif dengan bantuan alat proyeksi lain.[12]
3.      Media Audio
Media audio adala media atau bahan yang mengandung  pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendenga sehingga terjadi proses belajar.
Pada dasarnya semua jenis tujuan dapat dicapai dengan menggunakan media audio. Namun karena media ini lebih bersifat auditif, maka tujuan yang sifatnya mengharapkan keterampilan motorik, akan sulit menggunakan media ini. Media audio akan cocok untuk mencapai tujuan yang bersifat kognitif berupa data dan fakta atau mungkin konsep dan tujuan yang berhubungan dengan sikap (efektif). Sebagai media yang bersifat auditif, maka media ini berhubungan erat dengan radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam atau mungkin labolatorium bahasa. Beberapa kelebihan yang dapat diambil denganmenggunakan media ini antara lain:
a.       Dengan menggunakan alat perekam, program audio dapat digunakan sesuai kebutuhan pendengar/pemakai. Misalnya penggunaan audio untuk belajar bahasa Inggris yang pemakaiannya dapat dilaksankan kapan saja dan dimana saja.
b.      Media audio dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang abstrak.
c.       Media audio dapat merangsang pastisipasi aktif para pendengar, mislanya sambil mendengat siaran siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang terhadap pencapaian tujuan.
d.      Program audia dapat mengguah rasa ingintahu siswa tentang sesuatu sehingga dapat merangsang kretivitas.
e.       Media audio dpat menanamkan niali-nilai sikap positive terhadap pendengar yang sulit dicapai denagn media lain.
f.       Media dapat menyaikan laporan yang aktual dan original yang sulit dengan menggunakan media lain.
g.      Program audio dapat mengatasi batasan waktu serta jangkauan yang sangat luas.
Disamping beberapa kelebihan, ,edia ini juga memiliki kelemahan sebagai berikut:
a.       Sifat komunikasi satu arah. Dengan demikian sulit bagi pendengan mendiskusikan hal-hal yang sulit dipahami. Untuk mengurangi kelemahan tersebut bisa diatasi dengan menggunakan telepon.
b.      Media audio yang lebih banyak menggunakan suara dan bahasa verbal, hanya mungkin dipahami oleh pendengar yang mempunyai tingkat penguasaan kata yang baik.
c.       Media audio yang akan mampumelayani secara baik untuk merteka yang suda mampu berfikirb secara abstrak.
d.      Penyajian materi melalui media audio dapat menimbulkan verbalisme bagi pendengar.
e.       Media audio yang menggunakan program siaaran radio, biasanya dialksanakan serempak dan terpusat, sehingga sulit untuk melakukan pengontrolan.
4.      Media Komputer
Computer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu computer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan.
Multimedia berbasis computer bisa dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu. Contoh dari penggunaan media berbasis computer adalah tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang memungkinkan dapat dilakukannya berbagai percobaan tanpa harus berada di labolatorium.
Penggunaan internet dan web tidak hanya memberikan konstribusi yang positif terhadap kegiatan akademik siswa, tetapi juga bagi guru. Internet dan web dapat member kemunkinan bagi guru untuk menggali informasi dan berbagai mata pelajaran sesuai dengan bdang yang diampu. Melalui penggunaan internet dan web, guru akan selalu siap mengajarkan pelajaran yang mutakhir bagi siswa. Hal ini tentu saja menuntut kemampuan guru itu sendiri untuk selalul giat mengakses wibe site dalam bidang yang menjadi keahliannya.
Beberapa bentuk penggunaan computer sebgai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
a.       Penggunaan multimedia persentasi
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok besar. Untuk kebutuhan presentasi, multimedia ini cukup efektif sebab dapat menggunakan proyektor yang memiliki jangkauan pancar yang cukup besar. Kelebihan multimedia ini adalah dapat menggabungkan semua unsur media, seperti teks, video, animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetis. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa computer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya, seperti slide, OHT, Opaque projector, dan lain sebagainya. Berbagai perangkat lunak yang menyertai computer dikembangkan sehingga menampilkan presentasi lebih baik dan menarik, misalnya Microsoft power point yang dikembangkan oleh Microsoft inc “Corel presentation yang dikembangkan oleh Coral inc” hingga perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan presentasi.
Perkembangan perangkat lunak didukung oleh perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah kembang proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam berbagai kepentingan dalam suatu kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai kareteristik audience.
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan computer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk  multimedia projector (seperti LCD, In-Focus, dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti Over Head Projector (OHP) dan film slide projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau istansi yang belum memiliki prangkat alat presentasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui computer secara maksimal.
b.      CD Multimedia Interaktif
CD interaktif dapat digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan berbagai bidang studi. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapat secara lengkap yang melipyti sound, animasi, video, teks, dan grafis. Beberapa model multimedia interaktif diantaranya:
·         Model Drill: Model drills dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengajaran yang lebih  konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
·         Model Tutorial: Model tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan prangkat lunak berupa program computer yantg berisi materi pelajaran. Metode tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pembelajaran berprogram tipe branching dimana informasi/ mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Program ini menuntut siswa untuk mengaolikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
·         Model Simulasi: Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
·         Model Games: model game atau model permainan dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam konteks pembelajran sering disebut dengan Instructional Games (Eleanor. L. Criswell, 1989)
Pada umumnya, tipe penyajian yang banyak digunakan adalah “tutorial” dalam bentuk CD-interaktif. Model ini membimbing siswa secara tuntas untuk menguasai materi dengan cepat dan menarik. Kelebihan lain dari CD interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus bergantung pada guru. Siswa dapat memulai beloajar kapan saja dan dapat mengakhiri sesuai dengan keinginannya. Selain itu, materi-materi yang diajarkan dalam CD tersebut dapat langsung diperaktikkan oleh siswa. Terdapat juga fungsi repeat, bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh.
E.  Prinsip-prinsip Media Pembelajaran
1.    Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam menggunakan media pengajaran, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinisip-prinsip yang dimaksud dikemukakan Nana Sudjana (1991) sebagai berikut:
a.    Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan.
b.    Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuia dengan tingkat kematangan atau kemampuan anak didik.
c.    Menyajikan media dengan tepat. Artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode waktu dan sarana.
d.   Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa kepentingan yang jelas.
Keempat prinsip yang diuraikan di atas, hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu menggunakan media pengajaran.
Sejumlah pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan  dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari; acces, cost, technology, organization, dan novelty[13].
a.    Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid. Misalnya, kita ingin menggunakan media Internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke Internet.
b.    Cost
Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya itu harus kita hitung dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun. 
c.    Technology
Kita perlu perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya. Katakanlah kita ingin menggunakan media audiovisual di kelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada jaringan listrik, apakah voltase listriknya memadai.
d.   Interactivity
Media yang baik adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
e.    Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah mendukung. Bagaimana pengorganisasiannya.
f.     Novelty
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
2.              Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:
a.       Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan arahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b.      Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Contohnya, untuk membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah penduduk, maka guru perlu  mempersiapkan semacam semacam grafik yang mencerminkan pertumbuhan itu.
c.       Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
d.      Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisien. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat sederhana belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media  yang dirancang guru perlu memerhatikan efektivitas penggunanya.
e.       Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Sebaiknya guru mempelajari dahulu bagaimana mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan.

3.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Agar media pembelajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai prinsip-prinsip pemilihan, perlu juga memperhatikan faktor-faktor lain, yakni:
a.    Objektivitas. Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem belajar. Karena itu perlu masukan dari siswa.
b.    Program pengajaran. Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur maupun kedalamannya.
c.    Sasaran program. Media yang aka digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dar segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu penggunaannya.
d.   Situasi dan kondisi. Yakni situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, baik ukuran, perlengkapan maupun ventilasinya, situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi dan kegairahannya.
e.    Kualitas teknik. Barangkali ada rekaman suara atau gambaran dan alat-alat lainnya yang perlu penyempurnaan sebelum digunakan. Misalnya suara atau gambar yang kurang jelas, keadaannya telah rusak, ketidaksesuaian dengan alat lainnya.
F.   Sumber belajar[14]  
1.    Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resoursces) adalah segala sumber yang ada diluar diri siswa yang keberadaanya memudahkan terjadinya proses belajar (rohani 1997:102). Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap, atau norma-norma tertentu dari lingkungan sekitar kita baik itu guru, dosen, teman sekelas, buku, laboraturium, perpustakaan maupun sumber belajar lainnya. Diluar kelas (sekolah) kita banyak belajar pula dari orang tua, saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat, buku, majalah, koran, radio, televisi, filem, atau dari pengelaman, peristiwa dan kejadian-kejadian tertentu. Semua sumber tersebut ternyata mempengaruhi proses belajar anak didik dan terkadang membantu memudahkan proses belajar.
Edgar dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah pengelaman-pengelaman yang dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami dan menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya, adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Untuk lebih memberikan gambaran yang lebih rinci selanjutnya di uraikan pengertian dari setiap jenis serta contoh-contohnya, sebagai berikut:
a.    Pesan (message); informasi diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide,fakta, arti dan data. Contoh: semua bidang study Ipa, Ips, bahasa dan lain sebagainya.
b.    Orang-manusia (people); adalah manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengelola, dan penyampain pesan. Contoh : guru, teman dan lain-lain.
c.    Media-software (materials); yaitu sesuatu yang menyimpan pesan untuk ditrnsmisikan dengan menggunakan peralatan, kadang-kadang oleh dirinya sendiri(selfdisplying). Contoh: transparansi,slide, filem, tape ricord, bahan pengajaran, buku, jurnal dan sebagainya.
d.   Peralatan-hardwear (divide); yaitu sesuatu yang disebut juga dengan hardwear, yang transmisikan pesan yang tersimpan dalam material (media). Contoh : OHP, proyektor slide, video tape recorder, dan lain-lain.
e.    Teknik-metode (technique); ialah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, (material), peralatan, lingkungan, dan orang untuk menteransmisikan pesan. Contoh : pengajaran dengan bantuan komputer, pengajaran terprogaram, dan lain-lain.
f.     Lingkungan(setting); yaitu lingkungan sekitar dimana  pesan itu diterima. Contoh: lingkungan fisik berupa : gedung sekolah, laboraturium, perpustakaan, studio. Lingkungan non fisik seperti: penerangan, serkulasi udara dan lain-lain.
Secara lebih jelas dan komprehensif didefinisikan sumber belajar adalah segala sumber daya (resources) yang mengikuti materi pelajaran, manusia, alat, teknik, dan lingkungan yang dapat digunakan untuk mendukung pencpaian tujuan pembelajaran. Sumber belajar tidak hanya manusia, tetapi juga alam dan lingkungan yang didesain dan digunakan untuk mendukung efektifitas dan efesiansi pemeblajaran.
2.    Ciri-ciri Sumber Belajar
Secara garis besar sumber belajar memiliki ciri-ciri sebgai berikut:
a.    Sumber belajar harus mampu meberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran  dapat dicapai secara maksimal.
b.    Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif, yaitu yang dapat mengubah dan membawa perubahan  yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada.
c.    Dengan adanya klafikasi sumber belajar, makan sumber belajar yang dimanfaatkan mempunyai ciri-ciri; (1) tidak teroganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi, (2) tidak mempunyai tujuan pembelajaran yang eksplisit, (3) hanya dipergunakaan untuk keadaan dan tujuan tertentu atau secara insidental, dan (4) dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran
d.   Sumber belajar dirancang (resourch by designd) mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuia dengan tersedianya media (Rohani, 1997:103-104).
e.    Sumber belajara dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (tepisah), tetapi juga dipergunakan secara kombinasi (gabungan).
f.     Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang (by disigned), dan sumber belajar yang tinggal dipakai/jadi (by utilization). Sumber belajar yang dirancang adalah sesuatu yang memang dari semula dirancang untuk keperluan belajar, sedangkan sumber belajar yang tinggal pakai/jadi adalah sesuatu yang pada mulanya tidak dimaksudkan untuk kepentingan belajar, tetapi kemudian dimnafaatkan untuk kepentingan belajar (soeharto, 2013: 78).
Sumber belajar by designed adalah sumber belajar yang keberadaannya dihasilkan dari penemuan yang diproduksi oleh pelaku pebelajaran, baik guru maupun siswa. Contohnya internet pembelajaran merupakan sumber belajar yang didesain untuk mempermudah proses pembelajaran. Sedangkan sumber belajar by utilization dalah sumber belajar ang keberadaanya tanpa melalui produksi manusia dan sudah ada sejak awal. Minsalnya, guru menjelasakan materi tentang thawaf  dengan menggunakan sumber belajar kabah kebetualan berada di makkah. Keberadan kabah ini tidak didesain tetapi sudah ada sebelum pemebelajaran di laksanakan. Kemudian guru menggunakan kabah ini sebagai media rill dalam pembelajaran. Berarti peserta didik harus diajak menuju makkah agar mendekati kabah. Tetapi kalau menggunakan miniatur kabah, maka sudah masuk dalam katagori by design.
3.    Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Pembelajaran tidak hanya terjadi didalam kelas. Dalam praktiknya, pembelajaran juga dilakukan dilingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Kondisi dan sumber daya yang ada dimasyarakat juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran.
Lingkungan bisa bersifat fisik berupa sekolah, kampus, perpustakaan, laboratorium , studio, auditorium , mesium, taman, dan sebagainya. Selain itu juga ada lingkungan nonfisik yang berupa suasana belajar, dan lain-lain (Rohani,1997:109)
Lingkungan yang berbeda di sekitar kita baik di sekolah maupun diluar sekolah dapat jadikan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Lingkingan yang dikategorisasikan dapat menjadi media pembelajaran anatara lain:
1)   Masyarakat di sekeliling sekolah.
2)   Lingkungan fisik di sekitar sekolah.
3)   Bahan-bahan yang tersisa atau tidak terpakai dan bahan-bahan bekas yang bila diolah dapat manfaatkan sebagai sumber belajar dan media dalam pembelajaran, seperti:tutup botol, batu-batuan, kerang, kaleng bekas, bahan yang tersisa dari kayu dan sebagainya.
4)   peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Menurut Menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman (2002:109), topik-topik yang dipilih untuk memfungsikan lingkungan sebagai media pembelajaran, hendaklah memenuhi syarat-syarat , antara lain:
1)   Harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2)   Dapat menarik perhatian siswa.
3)   Hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.
4)   Dapat mengembangkan keterampilan anak berintraksi dengan lingkungan.
5)   Berhubungan erat dengan lingkungan siswa
6)   Dapat mengembangkan pengalaman  pengetahuan siswa.
4.    Perpustaakan Sebagai Media Pembelajaran
Keberadaan perpustakaan ternyata bisa difungsikan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelastarian khazanah  budaya bangsa,serta berbagai layanan jasa lainya telah ada sejak zaman dahulu kala. Secara lansung maupun tidak lansung perpustakaan menjadi penyalur pesan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Sebuah perpustakaan pada prinsipnya mempuyai tiga kegiatan pokok, yaitu:
1)   Mengumpulkan (to collect) semua informasi yang sesui dengan bidang kegiatan dan misi lembaganya dan masyarakat yang dilayaninya.
2)   Melastarikan, melihat, dan merawat seluruh koleksi perpustakaan agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai, dan tidak lekas rusak, baik karena pemakaian maupun karena usianya
3)   Menyediakan untuk siap dipergunakan dan berdayakan atas seluruh sumber informasi dan koleksi yang dimiliki perpustakaan, bagi para pemakainya (Ensiklopedia Ameriakan Dalam Sutarno. 2003:1)
a.         Pengertian
Kata “pepustakaan” berasal dari kata pustaka, yang artinya: (1) kitab, buku-buku (2) kitab primbon. Kemudian kata “pustaka” mendapat awalan “per” dan akhiran “an”, menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti: (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotik, dan (3) dan buku-buku kesusasteraan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Sutarno, 2003:7). Pengertian yang lebih umum dan luas dar perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apa bila sewaktu-waku diperluka oleh pembaca (Sutarno, 2003 ; 7)
Sebuah perpustakaan mempunyai ciri-ciri dan persyaratan tertentu,yaitu sebagai berikut:
a.    Adanya ruangan/gedung yang dipergunaksan untuk perpustakaan
b.    Adanya koleksi bahan pustaka/bacaan dan sumber informasi.
c.    Adanya petugas yang menyelenggarkan dan melayani pemakai.
d.   Adanya masyarakat yang membaca
e.    Adanya sarana dan prasarana yang diperlukan
f.     Adanya suatu sistem atau mekanisme tertentu.
b.      Peranan Perpustakaan
Secara umum peran perpustakaan adalah sebagai berikut:
a.    Meningkatakan kecerdasan bangsa.
Membaca adalah jendela ilmu pengetahuan. Dengan semakin banyak membaca, semakin bertambah pula wawasan dan cakrawala seseorang. Denagn demikian juga dapat meningkatkan kecerdasan seseorang yang rajin membaca dengan baik.
b.    Memajukan perkembangan ilmu dan teknologi.
Perpustkaan memberikan dorongan untuk membangun manusia yang mengikuti perekembangan pendidikan dan teknologi.
c.    Melastarikan budaya bangasa.
Buadaya yang ada dinegara kita, dan harus ditngkatkan adalah budaya membaca (salah satunya). Buadaya-budaya lain demi kelastarian bangsa.
d.   Kancah studi: memiliki pengetahuan
e.    Kanacah penelitian
Pepustakaan bisa menjadi sarana penelitian, bahakan menjadi sumber utama dalam proses penelitian literer.
f.     Ajang konsultasi displin ilmu.
Perpustakaan bisa digunakan untuk mencocokan data dari displin ilmu. Sebab perpustkaan literasi yang menghimpun berbagai displin ilmu secara lengkap (martono dalam syukur 2005: 103)
c.    Fungsi perpustakaan .
Fungsi-fungsi sebuah perpustakaan menurut Fatah syukur (2005:103) sebagai berikut:
a.     Penyimpan.
Perpustakaan bertugas menyimpan bahan-bahan pustaka/bacaan yang diterima.
b.    Pendidikan.
Perpustkaan berfungsi sebagai pusat bahan pustaka/bacaan untuk keperluan pendidikan yang dilakukan oleh pemakai perpustakaan.
c.     Penelitian
Perpustakaan bertigas menyediakan bahan pustaka/bacaan untuk keperluan peneliti yang dilakukan oleh pemakai perpustakaan.
d.    Informasi
Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakainya.
e.     Kulturalsa
Perpustakaan bertugas menyimapan khazanah budaya bangsa serta meningkatakan nilai dan apresiasi budaya dari masyarakat melalui penyediaan bahan bacaan.
d.   Perpustakaan sebagai sumber belajar
Menurut Achsin dalam Arsyad (2006: 103), pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut:
a.    Keterampilan mengumpulkan informasi, yang meliputi:
1)   Keterampilan mengenal sumber informasi dan pengetahuan.
2)   Keterampilan menentukan lokasi sumber informasi bedasarakan sistem klasfikasi perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indeks.
3)   Keterampilan menggunkan bahan pustaka baru, bahan refrensi seperti kamus, buku tahunan, dan lain-lain
b.    Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi seperti:
1)   Memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah
2)   Mengdokumentasikan informasi dan sumbernya.
c.    Keterampilan menganalisi menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi seperti :
1)   Memahami bahan yang dibaca
2)   Membedakan antara fakta dan opini
3)   Menginterpretasi informasi baik yang saling mendukung maupun yang berlawanan.
d.   Keterampilam menggunakn informasi, seperti:
1)   Memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan memecahakan masalah.
2)   Menggunakan informasi dalam diskusi.
3)   Menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.
5.    Televisi sebagai media pembelajaran
Televisi merupakan media yang dapat menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkanya. Televisi pendidikan tidak hanya menghibur, tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain:
1.    Dituntun oleh instruktur atau guru melalui pengalaman-pengalaman visual.
2.    Sistematis. Siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yan terencana.
3.    Teratur dan berurutan. Siaran disajikan dengan selang waktu yang berurutan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya.
4.    Terpadu. Siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah (Arsyad, 2006: 52).
Oemar Hamalik (dalam Syukur, 2005: 153) mengemukakan beberapa manfaat penggunaan televisi di sekolah, khususnya bagi pendidikan anak-anak, antara lain:
1.    Televisi bersifat langsung dan nyata, dapat menyajikan peristiwa sebenarnya pada waktu kejadian. Melalui televisi kelas dapat mengadakan kontak langsung dengan ahli-ahli lmu pengetahuan dari berbagai bidang keahlian.
2.    Televisi memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah dan mungkin juga berbagai peristiwa, keadaan penduduk dan kehidupannya dari daerah atau negara lain.
3.    Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa masa lampau, baik melalui film, drama dan sebaginya.
4.    Televisi dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
5.    Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat. Melalui program televisi, banyak peristiwa, kegiatan dan sumber-sumber masyarakat lainnya dapat dibawa ke dalam kelas.
6.    Televisi dapat melatih guru.
7.    Masyarakat akan mengerti tentang sekolah. Pada umumnya orang tua dan masyarakat tidak mengetahui kehiatan apa yang dikerjakan di skeolah dan bagaimana program sekolah dilakukan.
8.    Televisi dapat menarik minat, baik terhadap anak maupun terhadap orang dewasa.
Kelebihan-kelebihan media televisi :
1.    Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, dan drama.
2.    Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3.    Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah da ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau rekaman.
4.    Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
5.    Televisi dapat menyajika program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
6.    Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh dalam dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dental operation, dan lain-lain.
7.    Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa.
8.    Televisi merupakan meduim yang menarik, modern dan selalu siap diteima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.
9.    Televisi dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton.
10.     Horizon kelas dapat diperlebar dengan televisi. Batas ruang dan waktu dapat diatasi.
11.     Hampir setiap mata pelajaran dapat di-TV-kan.
12.     Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar (Sadiman, 2005: 72).
Kelemahan-kelamahan media televisi sebagai berikut :
1.    Harga pesawat televisi relatif mahal.
2.    Sifat komunikasinya hanya satu arah.
3.    Jika akan memanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan.
4.    Program di luar kontrol guru.
5.    Besarnya gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas (Sadiman, 2005: 73).
6.    Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
7.    Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
8.    Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan (Arsyad, 2006: 53) 
Penggunaan televisi sebagai media pembelajaran dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu televisi pendidikan dan televisi umum. Televisi pendidikan telah didesain dan dikembangkan secara khusus untuk kepentingan pembelajaran. Sehingga program dan tampilannya telah disesuaikan dengan isi dan tujuan pembelajaran. Namun televisi umum program dan tampilannya tidak didesain dan dikembangkan untuk kepentingan pembelajaran semata, meskipun bagian-bagian programnya berisi pendidikan.
Guru yang menggunakan media televisi dituntut bisa menentukan secara tepat media televisi yang dijadikan media, apakah televisi pendidikan atau televisi umum. Oleh karena itu, ada beberapa prinsip agar televisi dapat digunakan dalam pembelajaran, sebagai berikut :
1.    Relevan dengan tujuan pembelajaran.
2.    Meningkatkan motivasi dan menarik bagi siswa.
3.    Program dan tampilan sesuai isi pembelajaran.
4.    Mudah digunakan dalam pembelajaran.
5.    Guru terampil mengoperasionalkan dalam pembelajaran.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Fungsi dari media adalah:
1)      Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
2)      Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu
3)      Menambah gairan dan motivasi belajar siswa
4)      Media pembelajaran memiliki nilai praktis
Kalsifikasi media pembelajaran sebagai berikut:
1.      Dilihat dari sifatnya
2.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya
3.      Dilihat fari cara atau teknik pemakainnya
Karakteristik media pembelajaran adalah:
1.      Media grafis (media visual)
2.      Media proyeksi
3.      Media audio
Sumber belajar (learning resoursces) adalah segala sumber yang ada diluar diri siswa yang keberadaanya memudahkan terjadinya proses belajar.
B.     Saran
Dalam proses pembelajaran ada dua unsur yang sangat penting yaitu pemilihan media dan metode pembelajran, karena kedua unsur ini akan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik.
Dalam makalah ini, saran yang dapat penulis sampaikan khususnya kepada guru adalah agar lebih memperhatikan lagi media atau metode yang akan digunakan. Guru harus bisa menganalisis metode terlebih dahulu baru menyiapkan media apa yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran tersebut agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik atau sesuai dengan apa yang diinginkan.






DAFTAR PUSTAKA
Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu. (Jakarta: Kecana),
Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran, Cet.VI, (Jakarta: Kecana, 2013).
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, cet. III (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),
Musfikon, 2012, Pengembangan Media dan Sumber Belajar, (Jakarta: Prestasi Pustaka)


[1] Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu. (Jakarta: Kecana), hlm 295.
[2] Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 169-172.
[3] Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran, Cet.VI, (Jakarta: Kecana, 2013). hlm. 206-207.
[4] Ibid., hlm. 207-210.
[5] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, cet. III (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 243-244.
[6] Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran, Cet.VI, (Jakarta: Kecana, 2013). hlm. 211-213.
[7] Lamiran, Sudarmaji. Pengembangan Media…, hlm. 70.
[8] Ibid., hlm. 70-71.
[9] Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain..., hlm. 213-214.
[10] Lamiran, Sudarmaji. Pengembangan Media…, hlm. 71-72
[11] Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain..., hlm. 214-215.
[12] Ibid., hlm. 215-216
[13] Ibid., hlm. 224-226
[14] Lamiran, Sudarmaji. Pengembangan Media…, hlm. 

No comments:

Post a Comment

Entri Populer