BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Model
dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk
mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikovensi untuk sebuah
bentuk yang lebih komprehensif.
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua
aktivitas yang akan diakukan pada mas yang akan datang dalam rangka mencapai
tujuan.
Pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum dan lain-lain.
istilah
model pengajaran mengarah pada sesuatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkngannya, dan sistem pengelolaannya.
Isitilah model pembelajaran meliputi pendekatan
suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Secara umum istilah model diartikan sebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan
suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau
benda tiruan dari benda sesungguhnya. Selanjutnya istilah model digunakan untuk
menunjukkan pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran.
Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Jadi Model
pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
Model perencanaan pembelajaran ?
2.
Sebutkan macam-macam Model
Pembelajaran ?
3.
Jelaskan macam-macam Model
pembelajaran ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian
Model Perencanaan Pembelajaran
2.
Untuk Mengetahui macam-macam
Model Pembelajaran
3.
Mendeskripsikan Model-model
Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian model pembelajaran
Sebelum kita membahas tentang model pembelajaran ,
apakah itu model ? secara kaffah model
dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk
mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikovensi untuk sebuah
bentuk yang lebih komprehensif.
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas
yang akan diakukan pada mas yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan.
Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum dan lain-lain (joyce,1992:4). Selanjutnya, Joyce menyatakan bahwa
bahwa model pembelajaran mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untu
membantu peserta didik sdmikian rupa shingga tujuan pembelajaran tercapai.
Sedangkan menurut Soekamto, dkk (dalam Nurulwati,2000: 10) mengemukakan maksud
dari model adalah kerangka konseptual yang melikiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu , dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Aktivitas
pembelajaran maksudnya kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.
Arends
(1997:7) istilah model pengajaran mengarah pada sesuatu pendekatan pembelajaran
tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkngannya, dan sistem
pengelolaannya.
1.
Isitilah model
pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembeljran yang luas dan
menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,
kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama mememcahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru, keika guru sedang menerapkan model pembelajaran
tersebut, sering kali siswa menggunakan macam-maca keterampilan, prosedur
pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran ini dilandasioleh
teori belajar kontruktivis.
2.
Model
pembelajaran da[a diklasifiasikan berdasarkan tujuan pemebelajarannya,
sintaks(pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya, sebagi ontoh
pengkalsifikasian berdasarak tujuan adalah pembelajaran langsung suatu
pembelajaran model yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan
dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak bekaitan
dengan pnggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk unutk
mengajarkan konsep-konsep matematika yang tinggi.
3.
Sintaks (pola
urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan
alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya diserta dengan serangkaian
kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran
menunjukkan kegiatan yang jelasyang harus dilakukan oleh guru atau siswa.
Sintaks dari bermacam-macam model pembelajaran memilik komponen-komponen yang
sama.
Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam
pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari
benda sesungguhnya. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan
pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.
Jadi Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
B. Macam-macam model
perencanaanpembelajaran
1. Model gagne and briggs
Model
Desain Pembelajaran Gagne dan Briggs
1. Merumuskan
Tujuan Merumuskan apa saja yang ingin dicapai oleh peserta didik setelah
diselenggarakannya proses belajar mengajar. Merumuskan Tujuan :
a. SKL (Standart Kompetensi Dasar)
b.KI (Kompetensi Inti)
c.KD (Kompetensi Dasar)
2.Menganalisis Materi Belajar Dianalisis terlebih
dahulu materi-materi belajar yang akan kita terapkan dalam suatu proses
pembelajaran nantinya.
3. Mengelompokkan Materi belajar & Memilih Kondisi
yang tepat
Materi-materi
yang telah dianalisis itu dikelompokkan lalu dipilih atau disesuaikan dengan
kondisi peserta didik yang tepat sesuai batas kemampuan peserta didik.
4.Memilih Metode dan Media Setelah
menganalisis materi belajar dan mengelompokkannya serta memilih kondisi yang
tepat selanjutnya menentukan Metode apakah yang akan di gunakan oleh seorang
pendidik dalam sebuah proses pembelajaran, Metode yang sekiranya efektiv &
efesien bila di terapkan dalam proses pembelajaran.
5.Mensistensiskan
Komponen-komponen Pembelajaran Komponen-Komponen Pembelajaran
Evaluasi
Mensistensiskan maksudnya mengumpulkan atau menyatukan antar komponen satu
dengan komponen yang lain agar saling berkesinambungan.
6.Melaksanakan
rencana, Mengevaluasi & Memberi Umpan balik Setelah direncanakan
sistem-sistem yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran selanjutnya
dilaksanakan sistem-sistem tersebut kemudian, dievaluasi apakah yang perlu
dirubah, apa yang akan tetap dilaksanakan & diukur pula seberapa besar
peserta didik dapat memahami sistem pembelajaram/proses pembelajaran yang kita
terapkan, baik dari segi metode, media, peserta didik maupun pendidik.
2. Model brings
Berdasarkan pendapat Briggs tersebut ,secara keseluruhan model pengembangan
intruksional dari briggs ,terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut :
1) Identifikasi kebutuhan / tujuan
Dalam langkah
ini Briggs menggunakan pendekatan betahap 4, yaitu :
a) mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan
luas,
b) menentukan
prioritas tujuan,
c)
mengidentifikasi kebutuhan kurikulum baru ,dan
d) menentukan prioritas remedialnya.
2) Penyusunan garis besar kurikulum / rincian tujuan
kebutuhan instruksional yang telah di tuangkan dalam tujuan – tujuan kurikulum
tersebut pengujiannya harus di rinci, disusun dan di organisasi menjadi
tujuan – tujuan yang lebih spesifik.
3) Perumusan tujuan
Sesudah tujuan kurikuler yang bersifat umum di tentukan dan diorganisasi
menurut tujuan yang lebih khusus,tujuan ini sebaiknya di rumuskan dalam tingkah
laku belajar yang dapat di ukur.Dianjurkan agar perumusan tujuan mengandung
lima komponen
·
Tindakan
·
Objek
·
Situasi
·
Alat dan batasan
·
Kemampuan.
4)
Analisis tugas/ tujuan
Dalam
langkah ini perlu di adakan analisis terhadap tiga hal ,yaitu :
a)
Proses informasi : untuk menentukan tata urutan
pemikiran yang logis
b)
Klasifikasi belajar : untuk mengidentifikasi kondisi
belajar yang di perlukan.
c)
Tugas belajar : untuk menentukan persyaratan belajar
dan kegiatan belajar mengajar yang sesuai.
5) Penyiapan evaluasi hasil belajar .
Penyusunan tes dilakukan pada tahap ini karena erat
kaitannya dengan tujuan yang ingin di capai . Tes evaluasi harus sahih (valid),
karena itu harus selaras (congruen) dengan tujuannya ,apakah itu di maksudkan
untuk menilai perkembangannya (progress) seperti halnya mildtem test, tes
diagnosis, seperti pre-test untuk melihat kemampuan awal dan menentukan usaha
remedialnya bila di pandang perlu ,maupun tes akhir secara
komprehensif.
6) Menentukan jenjang blajar .
Menurut urutan yang telah di analisis pada nomor 4.
Briggs mengklarifikasikan tahap ini dan tahap berikutnya (penentuan kegiatan
belajar) dalam pengertian strategi kontruksionsal. Jenjang belajar menyusun
kembali sakues belajar tesebut dalam urutan kegiatan belajar yang merupakan
persyarat bagi kegiatan belajar yang lain ,dan mana yang urutannya dapat bebas
pilih (optimal).
7) Penentuan
kegiatan belajar
Penentuan strategi instruksional ini di tinjau dari
dua segi , yaitu : a) dari segi guru sebagai perancang kegiatan instruksional ,
dan b) menurut tim pengembangan instruksional.
Kegiatan yang
perlu di lakukan guru dalam pengembangan strategi instruksional ini meliputi :
a) pemilihan media , b) perencanaan kegiatan belajar mengajar, dan c)
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan d) pelaksanaan evaluasi belajar .
Yang di lakukan oleh tim pengembangan instruksional ini terdiri dari
kegiatan – kegiatan sebagai berikut : a) penentuan stimulus belajar yaitu
stimulus apa yang paling sesuai untuk TIK
tertentu(verbal,visual,demonstrasi,dan sebagainya), b) pemilihan media:
yang harus di lakukan dalam batas – batas contrain yang ada kemudian di
pertimbangkan segi keefektifan dan keefisiennya . ,c) penentuan kondisi belajar
: Dilakukan dalam mempertimbangkan factor internal seperti motivasi ,pengalaman
belajar ,dan sebagainya .dan faktor ekstrnal yang berupa stimulus dari
dosen,media ,dan materi. Dalam penentuan strategi belajar,kondisi belajar
ini dilihat dalam perspeksikegiatan belajar (meminta perhatian , memberi
informasi tentang tujuan mengingatkan kembali,memberi contoh memberi petunjuk
belajar ,merangsang kegiatan, memberi umpan balik, menilai kenerhasilan ,dan memberi
gairah usaha penyarapan atau rentensi dan alih ilmu)dan kawasan hasil belajar
di klarisifikasikan ke dalam 12 kawasan (diskriminasi , konsep,konkret, konsep
verbal,aturan,pemecahan masalah, kemampuan kognitif, kemampuan sikap/ efektif,
kemampuan keterampilan/ motoris ,kemampuan mengientifikasi , kemampuan
asosiatif dan kemampuan mengorganisasi) d) perumusan strategi belajar :
merumuskan bagaimana kondisi belajar yang sudah di pilih pada langkah 10b di
atas e) pengembangan media: Dikembangkan berdasarkan analisis dan
informal yang mendahului yang meliputi produksi program media, petunjuk belajar
, dan evaluasi belajar yang telah di susun pada langkah nomor 5 f)
evaluasi formatif : di lakukan untuk penyempurnaan butir – butir tes yang telah
di susun pada langkah nomor 5 dan g) penyusunan pedoman pemanfaatan : untuk
dapat membantu dosen bagaimana memanfaatkan system instruksional yang di
kembangkan tersebut secara lengkap.
8) pemantauan bersama
Pada tahap
pemantauan bersama ini di lakukan oleh guru sebagai perancang kegiatan
instruksional dan tim pengembangan instruksional.
9) Evaluasi
formatif
Evaluasi
formatif ini untuk mumperoleh data dalam rangka revisi dan perbaikan materi
bahan belajar .evaluasi formatif inidilakukan menurut tiga fase ,yaitu : a) uji
coba satu – satu , b) uji coba pada kelompok kecil , dan c) uji coba lapangan
dalam skla besar.
10) Evaluasi
sumatif
Untuk menilai
sistem penyampaian secara keseluruhan pada akhir kegiatan . yang di nilai
dalam evaluasi sumatif ini mencakup hasil belajar , tujuan instruksional dan
prosedur yang dipilih.
3. Model
Banathy
Model desain sistem pembelajaran dari Banathy berbeda
dengan model Kemp. Model ini memandang bahwa penyusunan sisten instruksional
dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain
suatu program pembelajaran yakni:
1) Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik
tujuan pengembangan sistem maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan
arah yang harus dicapai oleh siswa atau peserta didik.
2) Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Item tes dalam tahap ini dirumuskan untuk menilai
perumusan tujuan. Melalui rumusan tes dapat meyakinkan kita bahwa setiap tujuan
ada alat untuk menilai keberhasilannya.
3) Menganalisis dan merumuskan kegiatan
belajar, yakni kegiatan mengiventarisasi seluruh kegiatan belajar-mengajar,
menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta menentukan
kegiatan yang mungkin dapat diterapkan.
4) Merancang sistem, yaitu kegiatan
menganalisis sistem menganalisis setiap komponen sistem, mendistribusikan dan
mengatur penjadwalan.
5) Mengimplementasi dan melakukan kontrol
kualitas sistem, yakni melatih sekaligus menilai efektifitas sistem, melakukan
penempatan dan melaksanakan evaluasi.
6) Mengadakan perbaikan dan perubahan
berdasarkan hasil evaluasi.
Manakala
kita lihat langkah 1-4 merupakan tahapan dalam rangka proses rancangan,
sedangkan tahap 5 dan 6 adalah tahap pelaksanaan dari perencanaan yang sudah
dirumuskan.
4. Model Dick
and Carrey
Seperti desain model banathy, dalam mendesain
pembelajaran model Dick and Cery harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan
pembelajaran umum. Menurut model ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus
yakni performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta menentukan
kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Mengapa hal ini perlu dirumuskan? Oleh
sebab rumusan kemampuan khusus harus berpijak dari kemampuan dasar atau
kemampuan awal. Manakala telah dirumuskan tujuan khusus yang harus dicapai
selanjutnya dirumuskan tes dalam bentuk Criterion Reference Test, artinya tes
yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus.
Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan
strategi pembelajaran, yakni scenario pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan
dapat mencapai tujuan secara optimal, setelah itu dikembangkan bahan-bahan
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir dari desain adalah
melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatife dan evaluasi sumative. Evalusi
formative berfungsi untuk menilai evektivitas program dan evaluasi sumatife
berfungsi untuk menentukan kedudukan setiap siswa dalam penguasaan materi
pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan umpan balik dalam merevisi
program pembelajaran.
Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah
Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
·
Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
·
Melaksanakan analisi pembelajaran
·
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan
karakteristik siswa
·
Merumuskan tujuan performansi
·
Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
·
Mengembangkan strategi pembelajaran
·
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
·
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
·
Merevisi bahan pembelajaran
·
Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
5.
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional)
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional) adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung
pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan
pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan sebagai pedoman
bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI terdiri dari 5 tahap
yakni:
1) Merumuskan tujuan, yakni kemampuan yang
harus dicapai oleh sisiwa, ada 4 syarat dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan
harus operasional, artinya tujuan yang dirumuskan harus spesifik atau dapat
diukur, berbentuk hasil belajar bukan proses belajar, berbentuk perubahan
tingkah laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya satu bentuk tingkah laku.
2) Mengembangkan alat evaluasi, yakni
menentukan jenis tes dan menyusun item soal untuk masing-masing tujuan. Alat
evaluasi disimpan pada tahap 2setelah perumusan tujuan untuk meyakinkan
ketepatan tujuan sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan.
3) Mengembangkan kegiatan belajar mengajar,
yakni merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan
belajar perlu ditempuh.
4) Mengembangkan program kegiatam pembelajaran
yakni merumuskan materi pelajaran. Menetapkan metode dan memilih alat dan
sumber pelajaran.
5) Pelaksanaan program, yaitu kegiatan
mengadakan pra tes, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan psikotes, dan
melakukan perbaikan
6. Model Gerlach dan Ely
Model pengebangan intruksional yang di kembangan
Gerlach dan Ely ini maksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Menurutnya
langkahlangkah dalam pengembangan intruksional terdiri dari:
v Merumuskan tujuan intruksional
v Menentukan isi materi pelajaran
v Menetukan kemampuan awal peserta didik
v Menentukan teknik dan strategi
v Pengelompokan belajar
v Menentukan pembagian waktu
v Menentukan ruang
v Memilih media intruksional yang sesuai
v Mengevaluasi hasil belajar
v Menganalisis umpan balik.
Dalam desain yang dikembangkan oleh Kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal
pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah
pembelajaran, kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas,
dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan
pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses
tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar
sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan
layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
Perencanaan desain pembelajaran model Kemp dapat
digunakan pada tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan
tinggi. Desain Pembelajaran Model Kemp ini dirancang untuk menjawab tiga
pertanyaan, yakni :
1.
Apa yang harus di pelajari siswa (tujuan pembelajaran)
2.
apa atau bagaimana prosedur,dan sumber- sumber belajar
apa yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, media,
dan sumber belajar yang digunakan).
3.
Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang
diharapkan telah tercapai (evaluasi)
7. Model Kemp
Langkah –
langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan
langkah, yakni :
1.
Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau
kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin di capai dalam mengajarkan
masing- masing pokok bahasan.
2.
Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis
ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan
dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program , serta langkah-
langkah apa yang perlu diambil.
3. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik,
operasional, dan terukur (dalam KTSP adalah indikator). Dengan demikian, siswa
akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan apa
ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan berguan dalam
menyusun tes kemampuan /keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang
sesuai.
4.
Menentukan materi/ bahan ajar yang sesuai dengan
tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah dirumuskan. Masalah yang
sering kali dihadapi guru- guru adalah begitu banyakknya materi pelajaran yang
harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan
dalam mengorganisasikan materi/ bahan ajar yang akan disajikan kepada para
siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber
belajar, materi, media,dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.
5.
Menetapkan penjajagan atau tes awal (preassesment).
Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam
memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang
diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak
menjadi bosan.
6.
Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber
belajar. Kriteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan instruksional khusus (indikator) tersebut, adalah efisiensi,
keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.
7.
Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan
meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu, dan tenaga.
8.
Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk
mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa,
program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen
diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau
data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada
komponen lainnya. Dalam lingkaran model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi
tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen
sebelumnya maupun sesudahnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam
pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen
mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok
bahasan terlebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mama yang di
dahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang
sudah siap, tersedia, situasi,dan kondisi sekolah,atau bergantung pada pembuat
perencanaan itu sendiri
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isitilah model
pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembeljran yang luas dan
menyeluruh. Secara umum
istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model
juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya.
Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama
sebagai kerangka proses pemikiran.
Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Macam-macam Model Perencanaan Pembelajaran
1) Model Perencanaan Pembelajaran Gagne and briggs
2) Model Perencanaan Pembelajaran Brings
3) Model Perencanaan Pembelajaran Banathy
4) Model Perencanaan Pembelajaran Dick and Carrey
5) Model Perencanaan Pembelajaran PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional
6) Model Perencanaan Pembelajaran Kemp
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah,
Model Pembejaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif,
Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Prabowo
Sugeng dan Nurmaliyah Faridah, Perencanaan Pembelajaran, Malang: Maliki Press,
2010
izin copy, terima kasih banyak
ReplyDelete