Thursday, 26 April 2018

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN ”MODEL DESAIN PERENCANAAN PEMBELAJARAN”



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikovensi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.  Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan diakukan pada mas yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan.
Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk  didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.
istilah model pengajaran mengarah pada sesuatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkngannya, dan sistem pengelolaannya.
Isitilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Jadi Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Model perencanaan pembelajaran ?
2.      Sebutkan macam-macam Model Pembelajaran ?
3.      Jelaskan macam-macam Model pembelajaran ?
C.    Tujuan
1.         Untuk mengetahui pengertian Model Perencanaan Pembelajaran
2.         Untuk Mengetahui macam-macam Model Pembelajaran
3.         Mendeskripsikan Model-model Pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian model pembelajaran
Sebelum kita membahas tentang model pembelajaran , apakah itu model ? secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikovensi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.  Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan diakukan pada mas yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk  didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (joyce,1992:4). Selanjutnya, Joyce menyatakan bahwa bahwa model pembelajaran mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untu membantu peserta didik sdmikian rupa shingga tujuan pembelajaran tercapai. Sedangkan menurut Soekamto, dkk (dalam Nurulwati,2000: 10) mengemukakan maksud dari model adalah kerangka konseptual yang melikiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu , dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Aktivitas pembelajaran maksudnya kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.
Arends (1997:7) istilah model pengajaran mengarah pada sesuatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkngannya, dan sistem pengelolaannya.
1.      Isitilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembeljran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama mememcahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru, keika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, sering kali siswa menggunakan macam-maca keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran ini dilandasioleh teori belajar kontruktivis.
2.      Model pembelajaran da[a diklasifiasikan berdasarkan tujuan pemebelajarannya, sintaks(pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya, sebagi ontoh pengkalsifikasian berdasarak tujuan adalah pembelajaran langsung suatu pembelajaran model yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak bekaitan dengan pnggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk unutk mengajarkan konsep-konsep matematika yang tinggi.
3.      Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya diserta dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran menunjukkan kegiatan yang jelasyang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks dari bermacam-macam model pembelajaran memilik komponen-komponen yang sama.
Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Jadi Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
B.     Macam-macam model perencanaanpembelajaran
1. Model gagne and briggs
Model Desain Pembelajaran Gagne dan Briggs
1. Merumuskan Tujuan Merumuskan apa saja yang ingin dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya  proses belajar mengajar. Merumuskan Tujuan :
a. SKL (Standart Kompetensi Dasar)  
b.KI (Kompetensi Inti)
c.KD (Kompetensi Dasar)
2.Menganalisis Materi Belajar Dianalisis terlebih dahulu materi-materi belajar yang akan kita terapkan dalam suatu  proses pembelajaran nantinya.
3. Mengelompokkan Materi belajar & Memilih Kondisi yang tepat
  Materi-materi yang telah dianalisis itu dikelompokkan lalu dipilih atau disesuaikan dengan kondisi peserta didik yang tepat sesuai batas kemampuan peserta didik.
 4.Memilih Metode dan Media Setelah menganalisis materi belajar dan mengelompokkannya serta memilih kondisi yang tepat selanjutnya menentukan Metode apakah yang akan di gunakan oleh seorang pendidik dalam sebuah proses pembelajaran, Metode yang sekiranya efektiv & efesien bila di terapkan dalam proses pembelajaran.
5.Mensistensiskan Komponen-komponen Pembelajaran Komponen-Komponen Pembelajaran
Evaluasi Mensistensiskan maksudnya mengumpulkan atau menyatukan antar komponen satu dengan komponen yang lain agar saling berkesinambungan.
6.Melaksanakan rencana, Mengevaluasi & Memberi Umpan balik Setelah direncanakan sistem-sistem yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran selanjutnya dilaksanakan sistem-sistem tersebut kemudian, dievaluasi apakah yang perlu dirubah, apa yang akan tetap dilaksanakan & diukur pula seberapa besar peserta didik dapat memahami sistem pembelajaram/proses pembelajaran yang kita terapkan, baik dari segi metode, media, peserta didik maupun pendidik.

2.    Model brings
Berdasarkan pendapat Briggs tersebut ,secara keseluruhan model pengembangan intruksional dari briggs ,terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut :
 1)      Identifikasi kebutuhan / tujuan
           Dalam langkah ini Briggs menggunakan pendekatan betahap 4, yaitu :
a)      mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas,        
b)       menentukan prioritas tujuan,
           c)  mengidentifikasi kebutuhan  kurikulum baru ,dan
           d) menentukan prioritas remedialnya.
2)      Penyusunan garis besar kurikulum / rincian tujuan kebutuhan instruksional yang telah di tuangkan dalam tujuan – tujuan kurikulum tersebut pengujiannya harus di rinci,  disusun dan di organisasi menjadi tujuan – tujuan yang lebih spesifik.
 3)       Perumusan tujuan
Sesudah tujuan kurikuler yang bersifat umum di tentukan dan diorganisasi menurut tujuan yang lebih khusus,tujuan ini sebaiknya di rumuskan dalam tingkah laku belajar yang dapat di ukur.Dianjurkan agar perumusan tujuan mengandung lima komponen
·         Tindakan
·         Objek
·         Situasi
·          Alat dan batasan
·          Kemampuan.
 4)      Analisis tugas/ tujuan
 Dalam langkah ini perlu di adakan analisis terhadap tiga hal ,yaitu :
a)      Proses informasi : untuk menentukan tata urutan pemikiran yang logis
b)      Klasifikasi belajar : untuk mengidentifikasi kondisi belajar yang di perlukan.
c)      Tugas belajar : untuk menentukan persyaratan belajar dan kegiatan belajar mengajar yang sesuai.
 5)      Penyiapan evaluasi hasil belajar .
Penyusunan tes dilakukan pada tahap ini karena erat kaitannya dengan tujuan yang ingin di capai . Tes evaluasi harus sahih (valid), karena itu harus selaras (congruen) dengan tujuannya ,apakah itu di maksudkan untuk menilai perkembangannya (progress) seperti halnya mildtem test, tes diagnosis, seperti pre-test untuk melihat kemampuan awal dan menentukan usaha remedialnya bila di pandang perlu ,maupun tes akhir secara komprehensif.  
6) Menentukan jenjang blajar .
Menurut urutan yang telah di analisis pada nomor 4. Briggs mengklarifikasikan tahap ini dan tahap berikutnya (penentuan kegiatan belajar) dalam pengertian strategi kontruksionsal. Jenjang belajar menyusun kembali sakues belajar tesebut dalam urutan kegiatan belajar yang merupakan persyarat bagi kegiatan belajar yang lain ,dan mana yang urutannya dapat bebas pilih (optimal).  
7)  Penentuan kegiatan belajar
Penentuan strategi instruksional ini di tinjau dari dua segi , yaitu : a) dari segi guru sebagai perancang kegiatan instruksional , dan b) menurut tim pengembangan instruksional.
Kegiatan yang perlu di lakukan guru dalam pengembangan strategi instruksional ini meliputi : a) pemilihan media , b) perencanaan kegiatan belajar mengajar, dan c) pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan d) pelaksanaan evaluasi belajar .
Yang di lakukan oleh tim pengembangan instruksional ini terdiri dari kegiatan – kegiatan sebagai berikut : a) penentuan stimulus belajar yaitu stimulus apa yang paling sesuai untuk TIK tertentu(verbal,visual,demonstrasi,dan sebagainya), b) pemilihan media:  yang harus di lakukan dalam batas – batas contrain yang ada kemudian di pertimbangkan segi keefektifan dan keefisiennya . ,c) penentuan kondisi belajar : Dilakukan dalam mempertimbangkan factor internal seperti motivasi ,pengalaman belajar ,dan sebagainya .dan faktor ekstrnal yang berupa stimulus dari dosen,media ,dan materi.  Dalam penentuan strategi belajar,kondisi belajar ini dilihat dalam perspeksikegiatan belajar (meminta perhatian , memberi informasi tentang tujuan mengingatkan kembali,memberi contoh memberi petunjuk belajar ,merangsang kegiatan, memberi umpan balik, menilai kenerhasilan ,dan memberi gairah usaha penyarapan atau rentensi dan alih ilmu)dan kawasan hasil belajar di klarisifikasikan ke dalam 12 kawasan (diskriminasi , konsep,konkret, konsep verbal,aturan,pemecahan masalah, kemampuan kognitif, kemampuan sikap/ efektif, kemampuan keterampilan/ motoris ,kemampuan mengientifikasi , kemampuan asosiatif dan kemampuan mengorganisasi)  d) perumusan strategi belajar : merumuskan bagaimana kondisi belajar yang sudah di pilih pada langkah 10b di atas e) pengembangan media:  Dikembangkan berdasarkan analisis dan informal yang mendahului yang meliputi produksi program media, petunjuk belajar , dan evaluasi belajar yang telah di susun pada langkah nomor 5  f) evaluasi formatif : di lakukan untuk penyempurnaan butir – butir tes yang telah di susun pada langkah nomor 5 dan g) penyusunan pedoman pemanfaatan : untuk dapat membantu dosen bagaimana memanfaatkan system instruksional yang di kembangkan tersebut secara lengkap.

8) pemantauan bersama
Pada tahap pemantauan bersama ini di lakukan oleh guru sebagai perancang kegiatan instruksional dan tim pengembangan instruksional.
9)  Evaluasi formatif
Evaluasi formatif ini untuk mumperoleh data dalam rangka revisi dan perbaikan materi bahan belajar .evaluasi formatif inidilakukan menurut tiga fase ,yaitu : a) uji coba satu – satu , b) uji coba pada kelompok kecil , dan c) uji coba lapangan dalam skla besar.
10) Evaluasi sumatif
Untuk menilai sistem  penyampaian secara keseluruhan pada akhir kegiatan . yang di nilai dalam evaluasi sumatif ini mencakup hasil belajar , tujuan instruksional dan prosedur yang dipilih.

3.    Model Banathy
Model desain sistem pembelajaran dari Banathy berbeda dengan model Kemp. Model ini memandang bahwa penyusunan sisten instruksional dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran yakni:
1)      Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan sistem maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh siswa atau peserta didik.
2)      Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Item tes dalam tahap ini dirumuskan untuk menilai perumusan tujuan. Melalui rumusan tes dapat meyakinkan kita bahwa setiap tujuan ada alat untuk menilai keberhasilannya.
3)      Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni kegiatan mengiventarisasi seluruh kegiatan belajar-mengajar, menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang mungkin dapat diterapkan.
4)      Merancang sistem, yaitu kegiatan menganalisis sistem menganalisis setiap komponen sistem, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan.
5)      Mengimplementasi dan melakukan kontrol kualitas sistem, yakni melatih sekaligus menilai efektifitas sistem, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi. 
6)      Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
Manakala kita lihat langkah 1-4 merupakan tahapan dalam rangka proses rancangan, sedangkan tahap 5 dan 6 adalah tahap pelaksanaan dari perencanaan yang sudah dirumuskan.

4.      Model Dick and Carrey
Seperti desain model banathy, dalam mendesain pembelajaran model Dick and Cery harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum. Menurut model ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus yakni performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta menentukan kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Mengapa hal ini perlu dirumuskan? Oleh sebab rumusan kemampuan khusus harus berpijak dari kemampuan dasar atau kemampuan awal. Manakala telah dirumuskan tujuan khusus yang harus dicapai selanjutnya dirumuskan tes dalam bentuk Criterion Reference Test, artinya tes yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus.
Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan strategi pembelajaran, yakni scenario pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal, setelah itu dikembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir dari desain adalah melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatife dan evaluasi sumative. Evalusi formative berfungsi untuk menilai evektivitas program dan evaluasi sumatife berfungsi untuk menentukan kedudukan setiap siswa dalam penguasaan materi pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan umpan balik dalam merevisi program pembelajaran.
  
Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
·         Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
·         Melaksanakan analisi pembelajaran
·          Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
·         Merumuskan tujuan performansi
·         Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
·          Mengembangkan strategi pembelajaran
·         Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
·         Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
·         Merevisi bahan pembelajaran
·          Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

5.      Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI terdiri dari 5 tahap yakni:

1)      Merumuskan tujuan, yakni kemampuan yang harus dicapai oleh sisiwa, ada 4 syarat dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional, artinya tujuan yang dirumuskan harus spesifik atau dapat diukur, berbentuk hasil belajar bukan proses belajar, berbentuk perubahan tingkah laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya satu bentuk tingkah laku.
2)      Mengembangkan alat evaluasi, yakni menentukan jenis tes dan menyusun item soal untuk masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan pada tahap 2setelah perumusan tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan.
3)      Mengembangkan kegiatan belajar mengajar, yakni merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar perlu ditempuh.
4)      Mengembangkan program kegiatam pembelajaran yakni merumuskan materi pelajaran. Menetapkan metode dan memilih alat dan sumber pelajaran.
5)      Pelaksanaan program, yaitu kegiatan mengadakan pra tes, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan perbaikan

6.      Model Gerlach dan Ely
Model pengebangan intruksional yang di kembangan Gerlach dan Ely ini maksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Menurutnya langkahlangkah dalam pengembangan intruksional terdiri dari:

v  Merumuskan tujuan intruksional
v  Menentukan isi materi pelajaran
v  Menetukan kemampuan awal peserta didik
v  Menentukan teknik dan strategi
v  Pengelompokan belajar
v  Menentukan pembagian waktu
v  Menentukan ruang
v  Memilih media intruksional yang sesuai
v  Mengevaluasi hasil belajar
v  Menganalisis umpan balik.
Dalam desain yang dikembangkan oleh Kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
Perencanaan desain pembelajaran model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi. Desain Pembelajaran Model Kemp ini dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan, yakni :
1.    Apa yang harus di pelajari siswa (tujuan pembelajaran)
2.    apa atau bagaimana prosedur,dan sumber- sumber belajar apa yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, media, dan sumber belajar yang digunakan).
3.    Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi)





7.  Model Kemp
Langkah – langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah, yakni :
1.    Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin di capai dalam mengajarkan masing- masing pokok bahasan.
2.    Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program , serta langkah- langkah apa yang perlu diambil.
3. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur (dalam KTSP adalah indikator). Dengan demikian, siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan berguan dalam menyusun tes kemampuan /keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4.    Menentukan materi/ bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah dirumuskan. Masalah yang sering kali dihadapi guru- guru adalah begitu banyakknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/ bahan ajar yang akan disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi, media,dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.
5.    Menetapkan penjajagan atau tes awal (preassesment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6.    Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kriteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.
7.    Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu, dan tenaga.
8.    Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkaran model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya maupun sesudahnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan terlebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mama yang di dahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia, situasi,dan kondisi sekolah,atau bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Isitilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembeljran yang luas dan menyeluruh. Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Macam-macam Model Perencanaan Pembelajaran
1)      Model Perencanaan Pembelajaran Gagne and briggs
2)      Model Perencanaan Pembelajaran Brings
3)      Model Perencanaan Pembelajaran Banathy
4)      Model Perencanaan Pembelajaran Dick and Carrey
5)      Model Perencanaan Pembelajaran PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
6)      Model Perencanaan Pembelajaran Kemp




DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Model Pembejaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Prabowo Sugeng dan Nurmaliyah Faridah, Perencanaan Pembelajaran, Malang: Maliki Press, 2010


1 comment:

Entri Populer