Thursday, 22 February 2018

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN
   A.    Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar, serta materi pembelajaran yang disampaikan dan cara pengembangannya. Maka dari itu, dalam kesempatan kali ini, makalah ini akan membahas tentang Pengembangan Materi Pembelajaran.

  B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang terdapat dalam sumber belajar?
2.      Bagaimana pengembangan materi pembelajaran?
3.      Bagaimana pengemasan materi pembelajaran?
  C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang terdapat dalam sumber belajar.
2.      Untuk mengetahui pemngembangan materi pembelajaran.
3.      Untuk mengetahi pengemasan materi pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
  A.     Hakikat Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran atau materi ajar (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari:[1]
a.       Pengetahuan yang meliputi:
1)      Fakta adalah kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang daoat kenali dengan panca indera. Fakta diperoleh dengan cara:
a)      Memperoleh sendiri dari sumber aslinya. Fakta semacam ini diperoleh dari pengalaman langsung dengan suatu kesadaran akan pentingnya fakta dalam bentuk yang asli, sehingga dai tidak akan berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta yang diperoleh.
b)      Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari sumber yang asli, namun masih berada ditangan orang yang mengidentifikasi tersebut, sehingga masih dalam bentuknya yang asli.
c)      Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk interaksi reasoning (penalaran abstrak), yang sudah merupakan symbol berfikir sebagai generalisasi dari gabungan antara berbagai fakta.
2)      Konsep adalah hasil penyimpulan tentang sesuatu hal berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang sama pada ha tersebut. Konsep adakalanya berkaitan dengan sesuatu obyek, sesuatu peristiwa, atau berkaitan dengan manusia. Contoh konsep adalah bilangan prima, bilangan rasional, binatang mamalia, dan sebagainya. Ilmu pengetahuan terhimpun dari sejumlah konsep. Mempelajari cabang ilmu pengetahuan apapun, selalu berkepentingan dengan belajar konsep.
Konsep ada yang bersifat sederhana, ada yang bersifat rumit atau kompleks. Dalam mempelajarinya pun dapat dilakukan dengan cara menerima saja dari orang lain, melalui penjelasan guru, atau melalui proses pembentukan konsep. Proses pembentukan konsep memerlukan suatu strategi yang dikenal dengan strategi pencapaian konsep:
a)      Strategi pemilihan, yaitu siswa dituntut untuk menentukan atau memilih dari serangkaian contoh-contoh yang dikemukakan oleh guru, yang memiliki ciri sama, dan yang membedakannya dari contoh-contoh lain, kemudian mengambil kesimpulan sendiri atau merumuskan konsepnya.
b)      Strategi penerimaan, yaitu sejumlah contoh yang dikemukakan guru ditandai dengan ciri-ciri tertentu, dan berdasarkan kesamaan ciri itulah diambil kesimpulan sebagai konsepnya.
3)      Prinsip adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Istilah prinsip kadang-kadang disebut juga dengan atauran atau generalisasi. Contoh prinsip adalah empat ditambah sepuluh sama dengan empat belas, setiap binatang mamalia mempunyai tulang belakang, dan sebagainya. Ilmu pengetahuan terhimpun dari sejumlah prinsip. Mempelajari cabang ilmu pengetahuan apapun, selalu berkepentingan dengan belajar prinsip. Prinsip ada yang bersifat sederhana, dan ada yang bersifat rumit atau kompleks.
4)      Prosedur, yaitu materi pelajaran yang berupa langkah-langkahmelakukan suatu kegiatan secara berurut. Contohnya, langkah-langkah menjalankan kendaraan bermotor.
b.      Keterampilan adalah melakukan suatu kegiatan tertentu. Keterampilan merupakan suatu bentuk pengalaman belajar yang sepatutnya dicapai atau diperoleh seseorang melalui proses belajar yang ditandai oleh adanya kemampuan menampilkan bentuk-bentuk gerakan tertentu dalam melakukan suatu kegiatan, sebagai respons dari rangsangan yang dating kepada dirinya. Respons atau reaksi itu ditampilkan dalam bentuk gerakan-gerakan motoric jasmani. Keterampilan seseorang itu ada tiga macam, yaitu:
1)      Rangkaian respons atau reaksi, yaitu merupakan rangkaian gerakan-gerakan yang mengikuti urutan tertentu untuk menyelesaiakn suatu pekerjaan tertentu. Contoh seseorang yang akan menjalankan suatu kendaraan bermotor, ada serangkaian yang berturut-turutharus dilakukan yaitu menghidupkan mesin, memgang kemudi, memasukkan gigi mesin, mata melihat kedepan, dan seterusnya.
2)      Koordinasi gerakan, yaitu seseorang dituntut untuk memadukan sejumlah anggota badan untuk melakukan suatu pekerjaan seperti pengaduan mata, telinga, tanagn, kaki, serta konsentrasi fikiran dalam mengemudi kendaraan bermotor.
3)      Pola-pola respons atau reaksi, yaitu berkaitan dengan keterampilan mengorganisasi seluruh keterampilan yang dimiliki dalam mereaksi rangsangan, sehingga dapat dipertujukan suatu respons baru dalam mereaksi rangsangan tersebut. Contoh  ketika seseorang berada pada situasi yang berbahaya, maka akan melakukan gerakan untuk berusaha menyelamatkan diri dari bahaya tersebut.
c.       Sikap atau nilai, yaitu berkaitan dengan sikap atau interes (minat) siswa mengikuti materi pembelajaran yang disajikan guru, nilai-nilai berupa apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu dan penyesuaian perasaan sosial.
Bagi guru, materi pembelajaran harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan bagi siswa materi pembelajaran harus dipelajari dalam rangka mencapai kompetensi yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi meliputi standar materi atau standar isi (content standard) dan standar pencapaian (performance standard). Standar materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa, sedangkan standar penampilan berisikan tingkat penguasaan yang harus ditampilkan siswa. Secara garis besar, materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa.
Materi pembelajaran dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.       Materi pembelajaran utama, yaitu materi pembelajaran pokok yang menjadi rujukan wajib (compulsory learning resources) dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran, seperti buku teks, modul, handout, dan materi-materi panduan utama lainnya.
b.      Materi pembelajaran penunjang (supplementary reading materials), yaitu materi sekunder atau tersier yang keberadaannya sebagai pelengkap dan pengayaan (enrichment learning materials) seperti buku bacaan, majalah, program video, leaflet, poster, komik, instruksional, dan sebagainya.
Berdasarkan sifatnya, materi pembelajaran terdiri atas:
a.       Materi pembelajaran bersifat umum yang berisi hal-hal yang harus dimiliki oleh seluruh siswa,
b.      Materi pembelajaran bersifat khusus yaitu yang diperlukan untuk kepentingan tertentu, seperti yang bersifat vokasioanl.
c.       Materi pembelajaran yang bersifat deskriptif yang berisi fakta-fakta dan prinsip-prinsip.
d.      Materi pembelajaran yang bersifat normative yang bertalian dengan norma-norma peraturan, moral, dan estetika.
  B.    Sumber Belajar
Agar menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan utuh seperti yang diharapkan pada kurikulum 2004 diperlukan pengembangan pembelajaran untuk kompetensi secara sistematis dan terpadu, agar siswa dapat menguasai setiap kompetensi secara tuntas (mastery learning).[2]
1.      Sumber Belajar
Sering kita dengar istilah sumber belajar (learnig resources), orang juga banyak yang telah memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, orang, dan benda tertentu adalah termasuk sumber belajar.
Sumber belajar diterapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari krikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Dengan demikian, sumber belajar juga dapat diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Dari pengertian tersebut sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.       Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya.
b.      Benda yaitu segala benda yang yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
c.       Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d.      Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia, fiksi dan lain sebagainya.
e.       Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa atau faktor sebagai sumber belajar.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancanganyang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekadar tempat, benda, orang atau buku yang tidak berarti apa-apa.
Sumber belajar harus dipergunakan secara efektif sehingga melakukan kontak pada pelajar secara tepat. Untuk memperoleh kegiatan seperti itu, personalia yang terlibat didalamnya harus melakukan fungsinya. Fungsi tidak sama dengan pekerjaan (job), tetapi lebih cenderung mengandung arti pengelompokan tugas-tugas atau kegiatan. Beberapa pekerjaan mungkin terdiri dari tugas-tugas, dan tugas-tugas ini berada dalam linggkungan fungsi. Menurut Cece Wijaya (1992:36) ada enam jenis fungsi dalam pengembangan sumber belajar, yakni:
a.      Fungsi riset dan teori
Tujuan fungsi riset dan teori ialah menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber belajar, dan fungsi tugas. Tujuan ini bisa diperoleh dengan merencanakan riset, melakukan riset, meninjau kembali (review) leteratur riset dan mempraktekkan informasi ke dalam belajar. tujuan lain dari fungsi riset dan teori ini adalah untuk mengembangkan keunikan teori terhadap teknologi pendidikan. Pengetahuan yang diperoleh dari fungsi ini dapat membimbing kegiatan fungsi yang lain.
b.      Fungsi desain
Tujuan fungsi desain ialah menjabarkan secara garis besar teori teknologi pendidikan berikut isimata-mata pelajarannya ke dalam spesifikasinya untuk dipakai sebagai sumber belajar. desain di sini tidak sama dengan pengembangan (development). Pengembangan dianggap lebih besar dan luas termasuk fungsi desain, fungsi produksi dan fungsi evaluasi.
Dalam desain orang berusaha menganalisis dan mensistemasi kebutuhan, tujuan, sifat, murid, tugas, kondisi belajar, kegiatan instruksional dan sumber-sumber khusus. Output dari fungsi desain  ialah berupa (1) produksi sumber-sumber khusus dan (2) identifikasi sumber-sumber yang ada.
c.       Fungsi produksi dan penempatan
Tujuan fungsi ini ialah menjabarkan secara khusus sumber-sumber ke dalam sumber-sumber kongkret. Output dari fungsi produksi dan penempatan ialah produk kongkret dalam bentuk prototip atau bahan-bahan produk untuk sumber belajar.
d.      Fungsi evaluasi dan seleksi
Tujuan fungsi ini ialah untuk menentukan atau menilai penerimaan (atau sejenis kriteria) sumber-sumber belajar oleh fungsi yang lain. Hal ini bisa dilakukan oleh metode eksperimental yang praktis dan objektif. Tujuan penilaian itu menyangkut hal-hal:
1)      Keefektifan sumber dalam mencapai tujuan
2)      Kemampuan sumber-sumber dalam mencapaistandar produksi
3)      Kemampuan sumber-sumber untuk dipahami (organization supply)
4)      Kemampuan sumber-sumber dalam memenuhi kebutuhan khusus (utilization).
Setelah evaluasi dilaksanakan, kemudian dilakukan seleksi.
e.       Fungsi organisasi dan pelayanan
Tujuan fungsi ini ialah untuk membuat atau menjadikan sumber-sumber dan informasi mudah diperoleh bagi kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan bagi para siswa. Produksi (otput) fungsi ini mungkin berupa sistem catalog di perpustakaan, sistem assembling, sistemdistribusi, sistem operasi, dan sebagainya.
Adapun tahapan-tahapan dalam mengelola sumber belajar adalah sebagai berikut: Pertama,membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas atau di sekolah.
Kedua, golongkan ketersediaan alat, bahan, atau sumber belajar tersebut. Ketiga, bila sumber belajar tersebut tersedia,pikirkan sesuai dengan penggunaannya., bila belum, lakukan modifikasi bila diperlukan.
  C.    Kriteria Menentukan dan Memilih Materi Perencanaan Pembelajaran
Pemikiran tentang materi pembelajaran pada umumnya terpusat pada “struktur” materi yang dimiliki oleh mata pelajaran-mata pelajaran. Struktur merupakan hal-hal yang bersifat principal dari suatu mata pelajaran, seperti konsep, dalil, atau hokum. Hal yang prinsip ini lebih besar nilainya dari fakta. Karena fakta bersifat lepas-lepas, sehingga mudah dilupakan. Sedangkan prinsip berlaku umum. Jika hal itu betul-betul dikuasai akan sulit dilupakan, karena dapat ditransfer (dialihkan) pada situasi baru atau diterapkan pada situasi yang relevan.
Kegagalan sering terjadi dalam pelaksanaan perencanaan pembelajaran di sekolah. Hal itu karena isi perencanaan pembelajaran hanya berbentuk fakta tentang sesuatu bidang. Siswa mempelajari Matematika misalnya, mereka hanya belajar tentang langkah-langkah memecahkan soal. Tidak diberikan pprinsip umum yang berlaku bagi suatu materi pembelajaran, sehingga dengan menguasai prinsip itu dapat dapat dipecahkan berbagai soal dengan mengacu pada prinsip itu.
Memang tidak mudah menentukan mana yang prinsip, mana yang bersifat fakta. Untuk itu dalam menentukan materi pembelajaran diperlukan keahlian seseorang dalam sesuatu bidang atau mata pembelajaran tertentu. Dengan keahlian itulah dapat dikaji struktur yang menjadi isi perencanaan pembelajaran.
Tugas sekolah adalah menyiapkan siswa memperoleh bekal-bekal pengalaman belajar yang berarti dan sesuai dengan kemajuan dalam berbagai cabang kehidupan, sehingga menyebabkan berkembangnya tuntutan-tuntutan hidup. Hal ini dapat menuntut para perencana atau pengembang perencanaan pembelajaran untuk menentukan jenis pengalaman belajar apa yang diperkirakan berarti bagi kemandirian siswa setelah menyelesaiakn pendidikan.
Lama waktu pendidikan cukup memadai untuk memberikan bekal-bekal pengalaman belajar kepada siswa. Namun kenyataan yang dihadapi menunjukan bahwa betapa banyak tuntutan yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan, sedangkan waktu yang tersedia tidak memadai. Oleh karenanya perlu dilakukan seleksi tentang materi pembelajaran, sehingga proses pendidikan disekolah  dapat mencapai sasaran.
Seleksi materi pembelajaran perlu dilakukan oleh karena beberapa alasan, yaitu:
1.      Apa yan harus dimasukkan sebagai materi pembelajaran memerlukan berbagai pertimbangan dan kriteria, sehingga materi pembelajaran memadai bagi siswa sebagai bekal dalam kehidupannya.
2.      Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, sehingga untuk menyampaikan bentuk ilmu pengetahuan kepada siswa dalam waktu sekolah yang sangat terbatas, merupakan sesuatu yang tidak mungkin.
Penentuan materi pembelajaran tergantung kepada tingkatan pengembangan perencanaan pembelajaran yang dilakukan. Perencanaan pembelajaran pada tingkat sekolah tentu berbeda dengan tingkat mata pembelajaran, atau tingkat pembelajaran. Pada tingkat sekolah, materi pembelajaran terutama berisi mata pelajaran-mata pelajaran atau mata pelajaran yang harus diajarkan. Pada tingkat mata pelajaran, materi pembelajaran yang bersifat subject centered terutama berisi mata pelajaran-mata pelajaran yang dapat diajarkan. Perencanaan pembelajaran itu berbentuk kegiatan dan berisi masalah-masalah yang menjadi pokok unit (proyek kegiatan), atau masalah kehidupan yang essensil. Pada tingkat mata pelajaran, materi pembelajaran berupa topik-topik yang dapat disampaikan yang tercakup pada mata pelajaran-mata pelajaran yang bersagkutan. Sedangkan pada tingkat pembelajaran, materi pembelajaran berupa materi-materi pembelajaran atau pokok-pokok bahasan dari masing-masing topik.
1.      Kriteria dan Prosedur Memilih Materi Pembelajran
Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan materi pembelajaran, diantaranya:
a.       Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
b.      Berguna untuk menguasai suatu disiplin ilmu
c.       Dianggap berharga bagi manusia dalam kehidupannya
d.      Sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa
Prosedur pemilihan materi pembelajaran adalah:
1)      Prosedur menerima otoritas para ahli
Materi pembelajaran ditentukan berdasarkan pendapat seseorang atau sekelompok orang yang dianggap mempunyai otoritas, kemampuan dan keahlian.
2)      Prosedur eksperimental
Materi pembelajaran ditentukan secara eksperimental dengan mengadakan penelitian hingga manakah materi pembelajaran itu dianggap relevan untuk mencapai sasarannya.
3)      Prosedur ilmiah atau analitik
Materi pembelajaran ditentukan dengan menganalisis situasi-situasi dimana materi pembelajaran itu diperlukan.
4)      Prosedur consensus
Materi pembelajaran ditentukan berdasarkan konsensus-konsensus orang-orang yang dianggap berwenang seperti ahli mata pelajaran, tokoh masyarakat, perusahaan dan sebagainya.
5)      Prosedur fungsi sosial (Social Function Procedure)
Materi pembelajaran ditentukan berdasarkan pusat-pusat kegiatan manusia dalam masyarakat.

6)      Persistent life situation procedure
Prosedur yang memperhatikan kebutuhan, masalah dan minat siswa menurrut taraf perkembangannya dalam dunia yang kompleks dan dinamis.
2.      Kriteria Menentukan atau Memilih Materi Pembelajaran Menurt Hilda Taba
Kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan atau memilih materi pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh Hilda Taba (1962) adalah:
a.       Materi pembelajaran harus sahih (validity) (dan signifikan/terpercaya atau teruji kebenarannya).
b.      Materi pembelajaran harus berpegang kepada kenyataan-kenyataan sosial.
c.       Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran harus seimbang.
d.      Materi pembelajaran menjangkau tujuan yang luas, meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e.       Materi pembelajaran memiliki kebermanfaatan  (utility), yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya.
f.       Materi pembelajaran memiliki tingkat kepentingan (significance), yaitu materi pembelajaran yang diajarkan benar-benar diperlukan oleh siswa. Selain itu, materi pembelajaran harus dapat dipelajari dan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
g.      Materi pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik minat siswa (interest), sehingga memotivasi siswa untuk mmpelajari lebih lanjut.
h.      Materi pembalajaran layak dipelajari (learnability), yaitu ateru pembelajaran layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan materi pembelajaran dan kondisi setempat.
   D.       Prinsip-Prinsip Umum Pemilihan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar dapat membantu siswa secara optimal dalam mencapai standar kompetensi  dan kompetensi dasar. Jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, media, dan cara mengevaluasi yang berbeda-beda. Rung lingkup dan kedalaman materi pembelajaran perlu diperhatikan agar sesuai dengan level kompetensinya.Urutan (sequence) materi pembelajaran perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi runtut. Perlakuan (cara mengajarkan/menyampaikan dan memperlajari) perlu dipilih secara tepat agar tidak salah mengajarkan atau mempelajarinya (misalnya perlu kejelasan apakah suatu materi pembelajaran harus dihafalkan, dipahami, atau diaplikasikan).
Pemilihan materi pembelajaran meliputi cara penentuan jenis materi pembelajaran, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, dan perlakuan (tretment) terhadap materi pembelajaran. Hal lain berkenaan dengan materi pembelajaran adalah memilih dan mendapatkan sumber materi pembelajaran.
Pemilihan materi pembelajaran diperlukan guru agar tidak terjadi memberikan materi pembelajaran terlalu luas atau sempit, terlalu mendalam atau dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi pembelajaran yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Ada beberapa prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran, yaitu:
a.       Prinsip relevansi/keterkaitan yaitu materi pembelajaran hendaknya relevan, atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dasar.
b.      Prinsip konsistensi/keajegan, yaitu jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam, tidak lebih atau kurang.
c.       Prinsip kecukupan, yaitu materi pembelajaran yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan, tidak boleh terlalu sedikit, atau tidak boleh terlalu banyak.
   E.      Pengemasan  Materi Pebelajaran
1.      Prinsip Pengemasan
Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan-pesan yang ingin kita sampaikan pada anak didik untuk dikuasai. Pesan yang disampaikan perlu dipahami oleh siswa, sebab manakala tidak dipahami maka pesan tidak akan menjadi informasi yang bermakna. Agar pesan yang ingin di sampaikan bermakna sebagai bahan pembelajaran, maka ada sejumlah kriteria yang harus di perhatikan di antaranya adalah sebagai berikut:[3]
a)      Novelty, artinya suatu pesan akan bermakna apabilah bersifat baru atau mutakhir.
b)      Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa.
c)      Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.
d)     Humor, artinya pesan yang di sampaikan sebaiknya di kemas sehingga menapilkan kesan lucu.
Pengemasan materi dan pesan pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yakni pengemasan secara visual dan pengemasan dalam bentuk cetakan. Beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar diantaranya adalah:
a.       kesesuian dengan tujuan yang harus dicapai
b.      kesederhanaan
c.       unsur-unsur dasar pesan
d.      pengorganisasian bahan
e.       pertunjukan cara penggunaan
2.      Bentuk-bentuk Pengemas
Materi pelajaran yakni, berbagai informasi yang harus dipahami siswa dapat dikemas dalam berbagai bentuk. Beberapa bentuk pengemasan materi pelajaran.
1)      Materi pelajaran terprogram
Materi pelajaran terprogarm adalah salah satu bentuk penyajian materi pembelajaran materi individual, sehingga materi pelajaran dikemas untuk dapat dipelajari secara mandiri. Ciri dari materi pelajaran terprogram ini.
a.       materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit atau begian terkecil
b.      menurut aktivitas siswa
c.       mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi pelajaran.
Materi terprogram bisa dikemas dalam bentuk tercetak (printed material), yang kemudian dikenal dengan pengajaraan terprogram (program teaching) atau bisa dalam bentuk non-tercetak seperti dalam bentuk video dan komputer (computer based instrutional).
2)      Pengemasan materi pelajaran melalui modul
Modul adalah satu kesatuan program yang lengkap, sehingga dapat dipelajari oleh siswa secara individual. Seperti halnya dalam pelajaran terprogram, melalui modul siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatanya masing-masing.
Dalam sebuah modul minimal berisi tentang:
a.       Tujuan yang harus dicapai
b.      Petunjuk penggunaan
c.       Rangkuman materi
d.      Kegiatan belajar
e.       Tugas dan latihan
f.       Sumber bacaan
g.      Item-item tes
h.      Kriteria Keberhasilan
i.        Kunci jawaban.
3)      Pengemasan materi pelajaran kompilasi
Kompilasi adalah bahan belajar yang disusun dengan mengambil bagai-bagai yang dianggap perlu dari berbagai sumber dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan dipelajari siswa. Manfaat yang bisa diambil dari pengemasan materi pelajaran kompilasi, di antaranya adalah siswa dapat belajar secara utuh dari bahan-bahan yang diperlukan sehingga dapat menghemat waktu dan biaya, karena materi pelajaran suadah merupakan kesatuan dari bahan-bahan yang tercecer. Agar materi pelajaran dapat disajikan secara sistematis, maka penyusunannya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh pengemasan materi pelajaran melalui sistem kompilasi.
b.      Kemukakan secara ringkas tentang bahan-bahan yang dikompilasikan.
c.       Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan kompilasi.
d.      Buatlah alat tes untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mempelajari kompilasi.
e.       Antara satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber lainnya, diberi penyekat.
BAB III
PENUTUP
   A.    Kesimpulan
           Materi pembelajaran atau materi ajar (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan-pesan yang ingin kita sampaikan pada anak didik untuk dikuasai. Pesan yang disampaikan perlu dipahami oleh siswa, sebab manakala tidak dipahami maka pesan tidak akan menjadi informasi yang bermakna.
Sumber belajar juga dapat diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.       Tempat atau lingkungan alam sekitar.
b.      Benda.
c.       Orang.
d.      Buku.
e.       Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi. 


DAFTAR PUSTAKA
Hakiim Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Majid Abdul. 2009.  Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya Wina. 2010.  Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.





[1] Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: CV Wacana Prima, 2009). Hal. 115-121
[2] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009). Hal. 170-173
[3] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Kencana 2010). Hal. 149-157

No comments:

Post a Comment

Entri Populer