BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanah dapat ditemukan
hamper dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama kita. Karena itu
kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah itu, darimana
asalnya dan bagaimana sifatnya. Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah itu
di suatau tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. tanah juga merupakan
komponen hidup dari lingkungan yang penting.
Tanah terdiri dari
butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk. Sehimgga di perlukan
istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan
memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk itu digunakan nama kelas seperti pasir, debu, dan liat. Besarnya
partikel tanah relative sangat kecil, yang biasanya di istilahkan dengan
tekstur. Tekstur menunjukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah.
Lebih khusus lagi tekstur di tentukan oleh perbadingan antara kandungan pasir,
debu dan liat. Yang terdapat dalam tanah.
Penentuan kelas tekstur
suatu tanah secara teliti harus
dilakukan analisis tekstur dilaboratorium yang disebut analisis mekanik tanah.
Dalam menetapkkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode
lapang, hydrometer dan pipet. Sifat-sifat fisik tanah yang banyak bersangkutan
dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung,
kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara
dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik
tanah. Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda.
Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat mempengaruhi tekstur
tanah.
Tekstur tanah adalah
kasar aau halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan perbandingan
banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat. Pada beberapa tanah, kerikil batu
dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah, ada juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan
tanah. Perkiraan atau penentuan tekstur tanah diperlukan pada saat menyelidiki
tanah di lapangan. segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan
kelas tekstur tanah. Ada 12 kelas
tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah
tersebut.
Oleh karena itu penting dilakukan praktikum ini dilaboratorium
untuk menentukan kelas tekstur tanah agar mempermudah penelitian dilapangan.
1.2
Tujuan
Praktikum
Untuk menentukan tekstur tanah secara
kuantitatif.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur
tanah yang menunjukkan kasar halusnya tanah. Hal ini dapat dilihat bahwa makin
makin kecil ukuran separate berarti makin banyak jumlah dan makin luas
permukaannya. Persatuan bobot tanah, yang menunjukkan makin padatnya,
partikel-partikel persatuan volume tanah. Hal ini berarti makin banyak ukuran
pori mikro yang terbentuk, sebaliknya jika ukuran separate makin besar (Kemas,
2010).
Tanah
terdiri dari butir-butir tanah yang berbagai ukuran. Bagian tanah yang
berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan
(rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan- bahan tanah yang
lebih halus (< 2 mm) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction) dan
dapat dibedakan menjadi; pasir 2 mm-50 µ, debu 50 µ-2 µ, dan liat kurang dari 2 µ. Berdasarkan
banyaknya perbandingan butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah
dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur yaitu; kasar, agak kasar,
sedang, halus, agak dan halus (Hardjowigeno, 2003).
Tekstur
tanah mempunyai hubungan dekat dengan kemampuan tanah mengikat lengas, udara
tanah, dan hara tanah. Tekstur tanah juga mempengaruhi ruang pergerakkan
tanaman, lkonsistensi, dan pengelolaan tanah. Selain itu juga, berpengaruh pada
tingkat kesuburan tanah, yaitu pada tanah pasiran, tanah lempungan, dan tanah
debuan (Rachman, 2009).
Factor-
factor fisik tanah yang dipengaruhi oleh tekstur tanah adalah konsistensi,
kadar air, organism, perakaran, dan pengolahan (Syahwal, 2007).
Sasaran
pokok cara kerja dalam tekstur tanah adalah dengan penentuan ukuran dan
penyusun fase padatan tanah, yaitu dengan menguji suatu media utuh tanah dan
sifat yang murni (Purwowidodo, 2006).
Dilaboratorium,
tekstur tanah umumnya ditetapkan melalui dua metode, yaitu metode pipet atau
metode hydrometer, yang keduanya didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya
partikel-partikel tanah didalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya
partikel yang berkerapatan sama dalam suatau larutan akan meningkat secara
linier apabila radius partikel bertambah secara kuadratik (Kemas, 2004).
BAB
III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Pelaksanaan
Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2016, pukul 13.15 sampai 14.30 WITA,
bertempat di Laboratorium Fisika tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Mataram.
3.2 Alat dan
Bahan Praktikum
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini antara lain tiga buah tabung sedimentasi,
pipet tetes, pipet tabung, plastic dan karet gelang. Dan bahan yang digunakan
adalah tanah entisol, tanah inceptisol, larutan NaOH, dan larutan aquades.
3.3 Prosedur
Kerja
1.
Disiapkan
contoh tanah 2 mm, yaitu tanah entisol dan tanah inceptisol, kemudian disiapkan
juga 3 tabung sedimentasi.
2.
Dimasukkan
contoh tanah ke dalam tabung sampai pada garis 15 dan ditambahkan 1 ml NaOH 1 N.
3.
Dimasukkan
aquades hingga tanda pada garis 45, kemudian ditutup rapat menggunakan plastic
transparan yang diikat kuat dengan karet gelang.
4.
Ddikocok
selama 2 menit secara horizontal.
5.
Ddibuka
tutupnya, diletakkan pada rak dan dibiarkan mengendap selama 30 detik.
6.
Dituangkan
isi tabung I ke dalam tabung II secara perlahan-lahan dan dibiarkan mengendap
selama 15 menit.
7.
Dituangkan
lagi isi tabung ke II kedalam tabung ke III dan dihitung beberapa fraksi tanah
tersebut.
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Jenis tanah
|
Persentase fraksi
|
Kelas tekstur
tanah
|
||
Pasir (%)
|
Debu (%)
|
Liat (%)
|
||
Entisol
|
80 %
|
10 %
|
10 %
|
Lempung berpasir
|
Inceptisol
|
53 %
|
27 %
|
19,7 %
|
Lempung berpasir
|
Perhitungan data kuantitatif tanah entisol
% pasir = 12/15×
100%
= 80%
% debu = (1,5/15) x 100%
= 10%
% liat =
100%-(80%+10%)
= 100% – 90%
=10%
4.2 Pembahasan
Tanah
terdiri dari butiran-butiran yang berbeda baik dalam ukuran maupun bentuk.
Besarnya partikel tanah relative sangat kecil biasanya diistilahkan dengan
tekstur. Tekstur menunjukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah.
Tekstur tanah dapat diartikan sebagai perbandingan relative (propasi) dari
komposisi fraksi-fraksi penyusun tanah. Fraksi tersebut antara lain fraksi
pasir (sand), fraksi debu (silt), dan fraksi lempung/liat (clay).
Dalam
penentuan kelas tekstur tanah pada praktikum ini digunakan dua jenis tanah
yaitu tanah entisol dan tanah inceptisol. Metode yang digunakan pada praktikum
ini adalah metode kuantitatif yang dilakukan atas dasar kecepatan pengendapan
dalam suspensi tanahnya. Pada pengamatan menggunakan metode ini didapatkan
hasil pasir sebesar 12 dan persentasenya sebesar 80 %, fraksi debu 1,5 dan
persentasenya 10 % dam fraksi liat sebesar 10 % pada tanah entisol.
Dengan
menggunakan segitiga tekstur menurut USDA dapat ditentukan kelas tekstur tanah
tersebut adalah Sandy Loam (lempung berpasir). Metode kuantitatif ini memiliki
azas yang erat kaitannya dengan fase disfersi, dalam hal ini terdapat fase
terdisfersi dan fase pendisfersi. Azas inilah yang dimanfaatkan dalam proses
pemisahan tiap fraksi tersebut.
Dalam
praktikum ini digunakan tanah entisol. Perlu diketahui tanah entisol adalah
tanah-tanah dengan regolit dalam atau bumi tidak dengan horison, kecuali
mungkin lapis bajak. Beberapa entisol meskipun mempunyai horizon plaggen, agrik
atau horizon E (albik); beberapa mempunyai batuan beku yang keras dekat dengan
permukaan entisol dicirikan oleh bahan mineral tanah yang belum membentuk
horizon pedogenik yang nyata. Mereka dicirikan eleh kenampakan yang kurang muda
dan tanpa horizon genetic alamiah, atau juga mereka hanya mempunyai
horizon-horison pemulaan.
Terjadi
didaerah dengan bahan induk dari pengendapan material baru atau didaerah-daerah
tempat laju erosi atau pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukan
tanah, dengan vegetasi daerah sangai dan pantai. Seperti daerah bukit pasir,
daerah dengan kemiringan lahan yang curam, dan daerah dataran banjir. Pertanian
yang dikembangkan di tanah ini umumnya adalah padi sawah secara monokultur atau
digilir dengan sayuran/palawija.
Tekstur
tanah yang ideal untuk pertanian adalah geluh, yaitu tanah yang lekat. Dalam
pembuatan kerajinan keramik, bata dan genteng, fraksi lempung sangat
diperlukan. Tanah dikatakan bertekstur lempung apabila kandungan lempung lebih
banyak. Apabila kandungan partikel lempung, pasir dan debu seimbang, tanah
tersebut disebut tanah geluh.
BAB
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa kelas tekstur tanah entisol
adalah sandy loam atau lempung berpasir yang didapat dari perbandingan antara
fraksi pasir 80 %, fraksi debu 10 % , dan fraksi liat 10 %. Hasil penelitian
tersebut berdasarkan metode kuantitatif.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam
menentukan lahan untuk pertanian diperhatikan masalah tekstur tanah tersebut,
Karena mempengaruhi kandungan bahan organik atau unsur hara yang diperluakan
untuk tumbuhan serta kemampuannya untuk menyimpan air dan hara.
DAFTAR
PUSTAKA
Hanafiah,
Kemas, A. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Hanafiah,
Kemas, A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Hardjowigeno,
S. 2013. Ilmu Tanah. CV. Akademika Presindo: Jakarta.
Purwowidodo.
2006. Genesa Tanah. Institute Pertanian Bogor: bogor.
Rachman,
S. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan kenyataan, konisius:
Yogyakarta.
Syahwal, I.
2007. Ilmu Tanah. Erlangga: Jakarta.
titanium dog teeth implants - TITanium Art
ReplyDeleteThis T3 titanium bone structure is perfect for women, fallout 76 black titanium men, micro touch titanium trimmer and babies. 2018 ford fusion energi titanium We provide a wide titanium mokume gane variety of titanium (iv) oxide premium and quality teeth.
ek359 dr martens uk,thursdaybootmexico,sperrydames,karhu españa,sanuk terlik,lululemonsalenz,thursday norge,sanuk europe,sanuk france yq809
ReplyDelete