Saturday, 17 March 2018

LAPORAN PRAKTIKUM TEKSTUR TANAH


BAB I PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
     Tanah dapat ditemukan hamper dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama kita. Karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah itu, darimana asalnya dan bagaimana sifatnya. Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah itu di suatau tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. tanah juga merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting.
      Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk. Sehimgga di perlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk itu digunakan nama  kelas seperti pasir, debu, dan liat. Besarnya partikel tanah relative sangat kecil, yang biasanya di istilahkan dengan tekstur. Tekstur menunjukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah. Lebih khusus lagi tekstur di tentukan oleh perbadingan antara kandungan pasir, debu dan liat. Yang terdapat dalam tanah.
     Penentuan kelas tekstur suatu  tanah secara teliti harus dilakukan analisis tekstur dilaboratorium yang disebut analisis mekanik tanah. Dalam menetapkkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode lapang, hydrometer dan pipet. Sifat-sifat fisik tanah yang banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah. Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat mempengaruhi  tekstur  tanah.
     Tekstur tanah adalah kasar aau halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat. Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah, ada juga  yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah. Perkiraan atau penentuan tekstur tanah diperlukan pada saat menyelidiki tanah di lapangan. segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas tekstur  tanah. Ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah tersebut.
Oleh karena itu penting dilakukan praktikum ini dilaboratorium untuk menentukan kelas tekstur tanah agar mempermudah  penelitian dilapangan.

1.2  Tujuan Praktikum
     Untuk menentukan tekstur tanah secara kuantitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur tanah yang menunjukkan kasar halusnya tanah. Hal ini dapat dilihat bahwa makin makin kecil ukuran separate berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukaannya. Persatuan bobot tanah, yang menunjukkan makin padatnya, partikel-partikel persatuan volume tanah. Hal ini berarti makin banyak ukuran pori mikro yang terbentuk, sebaliknya jika ukuran separate makin besar (Kemas, 2010).
Tanah terdiri dari butir-butir tanah yang berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan- bahan tanah yang lebih halus (< 2 mm) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction) dan dapat dibedakan menjadi; pasir 2 mm-50 µ,  debu 50 µ-2 µ, dan liat kurang dari 2 µ. Berdasarkan banyaknya perbandingan butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur yaitu; kasar, agak kasar, sedang, halus, agak dan halus (Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah mempunyai hubungan dekat dengan kemampuan tanah mengikat lengas, udara tanah, dan hara tanah. Tekstur tanah juga mempengaruhi ruang pergerakkan tanaman, lkonsistensi, dan pengelolaan tanah. Selain itu juga, berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah, yaitu pada tanah pasiran, tanah lempungan, dan tanah debuan (Rachman, 2009).
Factor- factor fisik tanah yang dipengaruhi oleh tekstur tanah adalah konsistensi, kadar air, organism, perakaran, dan pengolahan (Syahwal, 2007).
Sasaran pokok cara kerja dalam tekstur tanah adalah dengan penentuan ukuran dan penyusun fase padatan tanah, yaitu dengan menguji suatu media utuh tanah dan sifat yang murni (Purwowidodo, 2006).
Dilaboratorium, tekstur tanah umumnya ditetapkan melalui dua metode, yaitu metode pipet atau metode hydrometer, yang keduanya didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah didalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan sama dalam suatau larutan akan meningkat secara linier apabila radius partikel bertambah secara kuadratik (Kemas, 2004).


BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2016, pukul 13.15 sampai 14.30 WITA, bertempat di Laboratorium Fisika tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain tiga buah tabung sedimentasi, pipet tetes, pipet tabung, plastic dan karet gelang. Dan bahan yang digunakan adalah tanah entisol, tanah inceptisol, larutan NaOH, dan larutan aquades.

3.3 Prosedur Kerja
1.      Disiapkan contoh tanah 2 mm, yaitu tanah entisol dan tanah inceptisol, kemudian disiapkan juga 3 tabung sedimentasi.
2.      Dimasukkan contoh tanah ke dalam tabung sampai pada garis 15 dan ditambahkan 1 ml NaOH 1 N.
3.      Dimasukkan aquades hingga tanda pada garis 45, kemudian ditutup rapat menggunakan plastic transparan yang diikat kuat dengan karet gelang.
4.      Ddikocok selama 2 menit secara horizontal.
5.      Ddibuka tutupnya, diletakkan pada rak dan dibiarkan mengendap selama 30 detik.
6.      Dituangkan isi tabung I ke dalam tabung II secara perlahan-lahan dan dibiarkan mengendap selama 15 menit.
7.      Dituangkan lagi isi tabung ke II kedalam tabung ke III dan dihitung beberapa fraksi tanah tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Jenis tanah
Persentase fraksi
Kelas tekstur
tanah
Pasir (%)
Debu (%)
Liat (%)
Entisol
80 %
10 %
10 %
Lempung berpasir
Inceptisol
53 %
27 %
19,7 %
Lempung berpasir

 Perhitungan data kuantitatif tanah entisol
%  pasir     =  12/15× 100%
                  = 80%
% debu      = (1,5/15) x 100%
                  = 10%
%  liat        = 100%-(80%+10%)
                  = 100% – 90%
                  =10%
4.2 Pembahasan
Tanah terdiri dari butiran-butiran yang berbeda baik dalam ukuran maupun bentuk. Besarnya partikel tanah relative sangat kecil biasanya diistilahkan dengan tekstur. Tekstur menunjukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah. Tekstur tanah dapat diartikan sebagai perbandingan relative (propasi) dari komposisi fraksi-fraksi penyusun tanah. Fraksi tersebut antara lain fraksi pasir (sand), fraksi debu (silt), dan fraksi lempung/liat (clay).
Dalam penentuan kelas tekstur tanah pada praktikum ini digunakan dua jenis tanah yaitu tanah entisol dan tanah inceptisol. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode kuantitatif yang dilakukan atas dasar kecepatan pengendapan dalam suspensi tanahnya. Pada pengamatan menggunakan metode ini didapatkan hasil pasir sebesar 12 dan persentasenya sebesar 80 %, fraksi debu 1,5 dan persentasenya 10 % dam fraksi liat sebesar 10 % pada tanah entisol.
Dengan menggunakan segitiga tekstur menurut USDA dapat ditentukan kelas tekstur tanah tersebut adalah Sandy Loam (lempung berpasir). Metode kuantitatif ini memiliki azas yang erat kaitannya dengan fase disfersi, dalam hal ini terdapat fase terdisfersi dan fase pendisfersi. Azas inilah yang dimanfaatkan dalam proses pemisahan tiap fraksi tersebut.
Dalam praktikum ini digunakan tanah entisol. Perlu diketahui tanah entisol adalah tanah-tanah dengan regolit dalam atau bumi tidak dengan horison, kecuali mungkin lapis bajak. Beberapa entisol meskipun mempunyai horizon plaggen, agrik atau horizon E (albik); beberapa mempunyai batuan beku yang keras dekat dengan permukaan entisol dicirikan oleh bahan mineral tanah yang belum membentuk horizon pedogenik yang nyata. Mereka dicirikan eleh kenampakan yang kurang muda dan tanpa horizon genetic alamiah, atau juga mereka hanya mempunyai horizon-horison pemulaan.
Terjadi didaerah dengan bahan induk dari pengendapan material baru atau didaerah-daerah tempat laju erosi atau pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukan tanah, dengan vegetasi daerah sangai dan pantai. Seperti daerah bukit pasir, daerah dengan kemiringan lahan yang curam, dan daerah dataran banjir. Pertanian yang dikembangkan di tanah ini umumnya adalah padi sawah secara monokultur atau digilir dengan sayuran/palawija.
Tekstur tanah yang ideal untuk pertanian adalah geluh, yaitu tanah yang lekat. Dalam pembuatan kerajinan keramik, bata dan genteng, fraksi lempung sangat diperlukan. Tanah dikatakan bertekstur lempung apabila kandungan lempung lebih banyak. Apabila kandungan partikel lempung, pasir dan debu seimbang, tanah tersebut disebut tanah geluh.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa kelas tekstur tanah entisol adalah sandy loam atau lempung berpasir yang didapat dari perbandingan antara fraksi pasir 80 %, fraksi debu 10 % , dan fraksi liat 10 %. Hasil penelitian tersebut berdasarkan metode kuantitatif.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam menentukan lahan untuk pertanian diperhatikan masalah tekstur tanah tersebut, Karena mempengaruhi kandungan bahan organik atau unsur hara yang diperluakan untuk tumbuhan serta kemampuannya untuk menyimpan air dan hara.


DAFTAR PUSTAKA
  
Hanafiah, Kemas, A. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Rajagrafindo Persada:     Jakarta.
Hanafiah, Kemas, A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Rajagrafindo Persada:     Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2013. Ilmu Tanah. CV. Akademika Presindo: Jakarta.
Purwowidodo. 2006. Genesa Tanah. Institute Pertanian Bogor: bogor.
Rachman, S. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan kenyataan, konisius: Yogyakarta.
Syahwal, I. 2007. Ilmu Tanah. Erlangga: Jakarta.

2 comments:

Entri Populer