Teknik atau prosedur Pengumpulan
data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitan adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan[1].
Dalam penelitian kualitatif, peneliti
sendirilah yang menjadi instrument utama yang terjun kelapangan serta berusaha
sendiri mengumpulkan informasi melalui observasi atau wawancara. Wawancara yang
dilakukan sering bersifat terbuka dan tak berstruktur. Ia tidak menggunakan tes
standar atau instrument lain yang telah di uji validitasnya. Ia mengobservasi
apa adanya dalam kenyataan. Ia
mengajukan pertanyaan dalam wawancara menurut perkembangan wawancara itu
secara wajar berdasarkan ucapan dan buah piker yang dicetuskan oleh orang yang
diwawncarainya itu[2].
Oleh karena itu, untuk mendapatkan
data dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang diteliti dengan tujuan
agar data yang diperoleh tidak mengambang bahkan harus valid dan mempunyai
nilai reliabilitas yang tinggi, maka prosedur yang dilakukan adalah:
a. Metode Observasi
Peneliti sengaja memilih observasi karena
sangat bermanfaat secara signifikan terhadap pemecahan masalah penelitian atau
sesuai dengan tujuan penelitian. Data diperoleh berkat adanya penelitian di
lapangan dengan mengadakan pengamatan secara langsung. Setelah berada di
lapangan peneliti hendaknya dapat merekam prilaku atau objek yang disesuaikan
dengan fokus penelitian, hal-hal yang akan diamati adalah yang sesuai dengan
tujuan penelitian[3].
b.
Metode Wawancara
Peneliti yang
melakukan wawancara bermaksud untuk mengungkap data dan informasi dari sumber
langsung yang sifat datanya berhubungan dengan makna-makna yang berbeda dari
balik perilaku atau situasi sosial yang terjadi. Dengan alasan tersebut
peneliti dapat menggunakan metode wawancara. Dalam praktiknya peneliti
senantiasa terikat dengan tujuan wawancara yaitu mengungkap informasi yang
sesuai dengan kategori/sub kategori penelitian. Walaupun susunan dialog penuh dengan
keakraban, peneliti tetaplah dengan kesadarannya terhadap tujuan penelitian,
sehingga ia dapat terbawa harus pembicaraan yang mungkin saja mengarah kepada
hal-hal pribadi yang emosional. Saat-saat wawancara peneliti terus
mengembangkan tema-tema wawancara baru yang dapat memperkaya informasi mengenai
kategori/ subkategori yang diungkap[4].
1.
Partisipasi,
yaitu menerima dan keikutsertaan interviewee
dalam kegiatan interviewer sehingga
tanya jawab berlangsusng dalam suasana yang wajar.
2.
Identifikasi,
yaitu perkenalan dan pendekatan diri interviewer sehingga interviewee dipandang
sebagai teman atau orang seperjuangan yang memiliki cita-cita yang sama.
Interviewer tidak bersikap egoistik yang hanya mementingkan diri sendiri dan
tidak menghargai pihak interviewee.
3.
Persuasif,
yaitu sikap sopan dan ramah dalam bertanya sehingga menumbuhkan keyakinan pada
diri interviewee bahkan informasi yang akan disampaikan sangat penting dan
harus dikemukakan secara lengkap dan sejujur-jujurnya[5].
c. Metode Dokumentasi
Metode
dokumentasi terdiri atas tulisan pribadi, seperti buku harian, surat-surat, dan
dokumen resmi. Melakukan penelitian kaulitatif
tidak berarti hanya melakukan observasi dan wawancara, walaupun kedua cara itu
yang paling dominan. Sering bahan ini kurang dimanfaatkan.
Keuntungan bahan
tulisan ini antara lain ialah bahwa bahan itu telah ada, telah tersedia dan
siap pakai. Menggunakan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu
untuk mempelajarinya. Banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila
dianalisis dengan cermat yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.
Oleh sebab bahan
dokumen besar manfaatnya dalam penelitian, hendaknya diselidiki apakah bahan
ini tersedia dilembaga yang dijadikan lapangan penelitian. Dokumen berguna karena
memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat
dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data, dan merupakan bahan
utama dalam penelitian historis.
Bahan tulisan
banyak ragamnya, masing-masing banyak memberikan manfaat tersendiri, seperti
notula rapat, laporan berkala,, jadwal pekejaan, peraturan pemerintah, anggaran
dasar, formulir isian, kitab induk, surat-surat resmi, studi kasus, dan
sebagainya. Dokumen resmi banyak terkumpul ditiap kantor atau lembaga. Diantaranya
ada yang mudah diperoleh dan terbuka bagi umum untuk dibaca, akan tetapi ada
pula yang bersifat intern. Bahkan ada yang sangat dirahasiakan demi kepentingan
dan keamanan lembaga atau Negara. Dengan usaha sungguh-sungguh, sering dengan
perantara kenalan, dapat diperoleh dokumen-dokumen yang bersifat intern dan
konfidensial[6].
No comments:
Post a Comment