Friday 24 November 2017

Membahas Mengenai Life Skill Masyarakat


KERANGKA TEORI
1.    Life Skill Masyarakat
Pengertian kecakapan hidup, lebih luas dari keterampilan untuk bekerja. Kecakapan hidup dapat dipilih menjadi Dua jenis, yaitu[1]:
a.    Kecakapan Personal (Personal Skill), yang mecakup kecakapan mengenal diri (Self awareness), dan kecakapan berpikir rasional (Thinking Skill);
b.    Kecakapan Sosial (Social Skill);
Kecakapan kesadaran diri itu pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga Negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikannnya bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Kecalapan berpikir rasional mencakup antara lain kecakapan menggali dan menemukan informasi (information searching), kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan (information processing and decision making skills), serta kecakapan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skill), dua kecakapan tersebut (kesadaran diri dan berpikir rasional) merupakan kecakapan personal.
Kecakapan sosial atau kecakapan antar-personal (inter-personal skill) mencakup antara lain kecakapan komunikasi dengan empati (communication skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill). Empati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan karena yang dimaksud berkomunikasi disini bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan baik yang akan menumbuhkan hubungan yang harmonis.
Kecakapan bekerjasama sangat diperlukan karena sabagai mahluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan bekerja dengan manusia lain, kerjasama bukan sekedar “kerja bersama” tetapi kerjasama yang disertai dengan saling pengertian, saling menghargai dan saling membantu. Dua kecakapan hidup yang diuraikan di atas (kecakapan personal dan kecakapan sosial) biasanya disebut sebagai kecakapan hidup yang bersifat umum atau kecakapan hidup generic (general life skill/GLS). Kecakapan hidup tersebut diperlukan oleh siapapun, baik mereka yang bekerja, mereka yang tidak bekerja dan mereka yang sedang menempuh pendidikan[2].
Kecakapan hidup yang bersifat spesifik (specific life skill/SLS) diperlukan seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus tertentu. Untuk mengatasi problema “mobil yang mogok” tentu diperlukan kecakapan khusus tentang misin mobil. Untuk memecahkan masalah dagangan yang tidak laku, tentu diperlikan kecakapan pemasaran. Untuk mampu melakukan pengembangan biologi molekuler tentunya diperlukan keahlian di bidang bio-teknologi.
Kecakapan hidup yang bersifat khusus biasanya disebut juga sebagai  kompetensi teknis (tehnical competencies) yang terkait dengan materi mata-pelajaran dan mata-diklat tertentu dan pendekatan pembelajaran. Seperti disebut dibagian depan, specific life skill  (SLS) mencakup kecakapan pembangunan akademik (kecakapan akademik) dan kecakapan vakasional yang terkai dengan pekerjaan tertentu.
a.    Manfaat Life Skill
Pendidikan Life Skill merupakan terobosan progresif bagi dunia pendidikan di Negeri ini, sehingga harus dimanfaatkan secara maksimal. Manfaat dari pendidikan Life Skill ini luar biasa bagi dinamisasi dan revitalisasi dunia pendidikan di tengah kompetisi massif di segala aspek kehidupan sekarang ini. Secara khusus, pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) memiliki beberapa tujuan[3]:
1.    Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problem yang dihadapi.
2.    Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan  berbasis keluasan (broad based education).
3.    Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prisip manajemen berbasis sekolah (school-based management).
4.    Memberikan wawasan yang luas dalam mengembangkan karir.
5.    Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Lebih spesifik, menurut Slamet PH (2002), tujuan pendidikan kecakapan hidup dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, memberdayakan asset kualitas batiniah, sikap, dan perbuatan lahiriah peserta didik melalui pengenalan (logos), penghayatan (etos), dan pengalaman(patos) nilai-nilai kehidupan sehari-hari, sehingga dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya. Kedua, memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karier, yang dimulai dari pengenalan diri, eksplorasi karier, orientasi karier, dan penyiapan karier. Ketiga, memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang dapat memampukan peserta didik menghadapi kehidupan masa depan yang sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus. Keempat, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah melalui pendekatan manajemen berbasis sekolah dengan mendorong meningkatkan kemandirian sekolah, partisipasi stakeholder, dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah. Kelima, mempasilitasi peserta didik dalam memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari, misalnya kesehatan mental dan fisik, kemiskinan, criminal, pengangguran, lingkungan sosial, dan fisik, narkoba dan kekerasan dan kemajuan ipteks[4].
   Secara umum, manfaat pendidikan kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dalam memecahkan problem hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga Negara. Jika hal itu dapat dicapai, maka faktor ketergantungan terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap.
Adapun manfaat pendidikan kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problem hidup dan kehidupan, baik secara pribadi yang mandiri, warga masyarakat, dan warga Negara. Sementara itu, bagi kalangan pendidikan maupun masyarakat luas dapat memahami konsep kecakapan hidup dan menerapkannya sesuai prinsip pendidikan berbasisi keluasan (broad based education).
Sebagai suatu konsep, pendidikan kecakapan hidup tentu terbuka dan memang akan terus berkembang, namun paling tidak semua pihak terkait dapat menyamakan persepsi tentang apa itu kecakapan hidup (Life Skill), pendidikan kecakapan hidup, serta pendidikan berbasis keluasan (broad based education), dan pendidikan  berbasis masyarakat (community-based education).
Manfaat lain pendidikan kecakapan hidup adalah bagi pribadi peserta didik, dan juga bagi lingkungan di mana peserta didik itu berbeda, atau bagi masyarakat luas. Manfaat bagi pribadi peserta didik diantaranya, pendidikan Life Skills dapatkan meningkatkan kualitas berpikir, kualitas kalbu, dan kualitas fisik. Sementara bagi masyarakat, pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kehidupan yang maju dan Madani dengan beberapa indikator, yaitu peningkatan kesejahteraan sosial, pengurangan prilaku destruktif sehingga dapat mereduksi masalah-masalah sosial, dan pengembangan masyarakat secara harmonis[5].



[1] Departemen Pendidikan Nasional.Kecakapan Hidup Life Skill. Melalui pendekatan pendidikan berbasis luas(Surabaya:Swa Bina Qualita),hal:10
[2] Ibid.h. 11                                                                                   
[3] Jamal Ma’mur Asmani.Sekolah Life Skill.lulus siap kerja(jogjakarta:DIVA press.2009), hal.75
[4] Ibid…,h.76
[5] Ibid,h. 80

No comments:

Post a Comment

Entri Populer