Tuesday, 24 April 2018

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN “WAWASAN TENTANG MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH”



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula dengan sekolah. Soal-soal yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada: uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggara sekolah seperti perbaikan sarana prasarana dan sebagainya.
Tujuan utama pengelolaan keuangan adalah: (1) menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian sekolah dan menggunakan kelebihan dana kas untuk diinvestasikankembali; (2) memelihara barang-barang (aset) sekolah; dan (3) menjaga agar peraturan-peraturan serta praktek penerimaan, pencatatan dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.
Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lainnya. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari atau tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian manajemen keuangan?
2.      Apa tujuan manajemen keuangan?
3.      Bagaimana kerangka manajemen keuangan sekolah?
4.      Apa saja yang termasuk komponen utama manajemen keuangan?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian manajemen keuangan.
2.      Mengetahui tujuan manajemen keuangan.
3.      Mengetahui kerangka manajemen keuangan sekolah.
4.      Mengetahui komponen utama manajemen keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan (financial management) adalah segala aktivitas organisasi yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, dan mengelola aset sesuai tujuan organisasi secara menyeluruh.[1]
Keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Manajemen keuangan sendiri merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana dan bagaimana menggunakan dana tersebut. Dengan kata lain, manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen atas fungsi-fungsi keuangan, yakni fungsi bagaimana pihak manajemen mampu menghimpun dana dan mengaloborasikan dana tersebut sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.[2]
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian dalam kajian manajemen pendidikan.    
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan  berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.  Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.
Menurut Sobry Sutikno (2012), berkaitan dengan penggunaan keuangan, manajer lembaga pendidikan Islam  harus menjaga kepercayaan para pemberi dana dan juga pihak lain. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, berikut ini:
1.      Penggunaan anggaran harus benar-benar sesuai dengan program yang direncanakan.
2.      Anggaran harus dipergunakan seefisien mungkin dan menghindari terjadinya kecurigaan mark up pembelian atau pengadaan barang.
3.      Hindari kesan bahwa kegiatan dalam sekolah sekadar untuk menghabiskan dana, sehingga harus dilakukan penghematan dana.
4.      Pengeluaran dana hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan aturan yang berlaku.[3]
Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu:
1)      Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan.
2)      Orang tua atau peserta didik.
3)       Masyarakat, baik mengikat atau tidak mengikat.
Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 1989 bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Adapun dimensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan.
Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gudang, fasilitas, dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai). Sementara biaya pembangunan, misalnya, biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gudang, perbaikan atau rehab gudang, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang habis pakai. Dalam rangka implementasi MBS, manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi, dan nepotisme.[4]
Sementara itu, dilihat dari penggunaan, sumber dana dapat dibagi menjadi dua:
1)      Anggaran untuk kegiatan rutin, yaitu gaji dan biaya operasional sehari-hari sekolah.
2)      Anggaran untuk pengembangan sekolah.
Selain dua macam penggunaan dana di atas, ada satu macam lagi yang harus dilokasikan, yaitu anggaran untuk kebutuhan atau kepentingan social, baik bantuan sosialke dalam maupun ke luar. Bantuan ke dalam dapat berupa dana untuk warga sekolah sendiri. Sementara itu, bantuan ke luar seperti untuk bencana alam, perayaan HUT RI pada setiap bulan Agustus, permohonan sumbangan dari luar, dan sebagainya. Ini merupakan kebutuhan riil, tetapi anggarannya tidak dialokasikan oleh kebijakan pemerintah.
Jadi, inti manajemen keuangan dalam pendidikan Islam adalah menggali dana secara kreatif dan maksimal, menggunakan dana secara jujur dan  terbuka, mengembangkan dana secara produktif, dan mempertanggung jawabkan dana secara objektif. Bila sikap ini benar-benar dilaksanakan oleh para manajer lembaga pendidikan Islam, maka manajemen keuangan akan membantu kemajuan lembaga pendidikan yang dipimpin tersebut.[5]
B.     Tujuan Manajemen Keuangan
Di setiap organisasi biasanya terdapat bagian keuangan. Bagian ini merupakan titik pusat dalam pengambilan keputusan di tingkat pemimpin puncak (top manajement). Sehingga bagian keuangan bertanggung jawab atas perumusan kebijakan keuangan suatu organisasi.
Demikian juga pada setiap sekolah yang telah memfungsikan organisasi pendidikan akan terdapat bagian keuangan. Orang yang memimpin bagian keuangan disebut manajer/bagian keuangan. Menejer keuangan ini mempunyai dua tugas yaitu sumber dana dan penggunaan dana.
Selain tugas yang telah disebutkan di atas, kegiatan penting manajer/bagian keuangan lainnya ada 4 aspek.
1.      Dalam perencanaan dan perkiraan, manajer/bagian keuangan harus bekerja sama dengan manajer lainnya yang ikut bertanggungjawab atas perencanaan umum organisasi.
2.      Manajer/bagian keuangan harus memusatkan perhatian pada bagian keputusan investasi dan pembiayaannya, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
3.      Manajer/bagian keuangan harus bekerja sama dengan manajer lainnya yang ada di organisasi supaya dalam melaksanakan kegiatannya dapat seefisien mungkin.
4.      Memanfaatkan pasar uang dan pasar modal sebagai sumber dana bagi organisasi.
Berdasarkan aspek yang telah di sebutkan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa seorang manajer/bagian keuangan berhubungan langsung dengan keputusan organisasi yang akan memengaruhi nilai organisasi.[6]
Bagian keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh bendaharawan (treasurer) dan bagian akutansi (contoller). Dengan demikian, fungsi keuangan dipisahkan menjadi dua jabatan yaitu:
1). Bendaharawan (treasurer)
Bendahara bertanggung jawab atas perolehan (akuisisi) dana dan pengamanannya disamping itu juga bertanggung jawab dalam hal:
a)      Pengadaan uang tunai.
b)      Membuat laporan posisi kas dan modal kerja.
c)      Menyusun anggaran kas.
d)     Manajemen kredit, asuransi dan urusan pensiun.
2) Akutansi
Bagian akutansi mempunyai tugas mencatat (recording) dan membuat laporan (reporting) tentang informasi keuangan organisasi.
Di sekolah yang tergolong kecil, tenaga kependidikan (TU atau Guru) yang ditunjuk kepala sekolah untuk menjadi bagian keuangan biasanya merangkap sebagai bendaharawan sekaligus akuntan. Sedangkan pada sekolah yang tergolong besar dan maju, bagian keuangan sudah memiliki beberapa staf sebagai bendaharawan, TU maupun Akuntan, dan biasanya orang yang ditunjuk sebagai manajer/kasubag  keuangan merupakan tenaga yang profesional dalam bidangnya dan bukan lagi diambil dari tenaga pendidik.
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:
1.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2.      Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3.      Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mewujudkan tertib administrasi dan bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan yang sudah digariskan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan keefektifan. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional disekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transfaransi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyrakat dan sumber-sumber lainnya.[7]
Tugas manajemen keuangan dapat dibagi tiga fase, yaitu financial planning, implementation, and evaluation. Mengemukakan perencanaan financial yang disebut budgeting, merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. Implemention involves (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.[8]
Manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat dipertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.[9]
C.    Kerangka Manajemen Keuangan Sekolah
1.      Dasar pengelolaan dana mencakup enam pengertian, yaitu:
·         Pembukuan yang cermat dan akurat;
·         Pertanggungjawaban yang luwes;
·         Pertukaran pengeluaran;
·         Kemudahan membelanjakan uang;
Kemudahan membelanjakan uang sangat penting bagi Kepala Sekolah. Bila tidak, akan membatasi kebebasan sekolah sebagai konsumen dan akan berakibat terlambatnya proses pembelian.
·         Kebijakan keuangan.
Sekolah harus mempunyai kebijakan keuangan untuk pegangan dan bantuan bagi para administrator dan manajer dalam mengontrol dan mengatur:
§  Penerimaan uang;
§  Pembekuan uang;
§  Pengambilan uang; dan
§  Pembelanjaan uang.
·         Alokasi dana yang tepat
Kepala sekolah harus menguasai betul apa yang dimiliki dan dibutuhkan oleh setiap bagian. Agar dapat mengalokasikan dana dengan tepat, perlu mengikutsertakan staf dan para pembantu kepala sekolah dalam proses penentuan alokasi dana.
2.      Penerimaan dana sekolah
Dalam kaitan dengan buku catatan penerimaan dana sekolah, kepala sekolah perlu memahami tentang:
·         Tujuan diadakannya buku catatan penerimaan dana sekolah,
·         Informasi yang harus tercantum dalam setiap penerimaan dan memberdayakan uang tunai.
3.      Pemanfaatan Jasa Perbankan
Untuk mengelola keuangan yang aman, kepala sekolah perlu memahami praktek-praktek pemanfaatan jasa perbankan dan jenis-jenis rekeningnya. Dan juga perlu memahami cara berbagi:
·         Pengaman dana selama transaksi dengan baik, dan
·         Penarikan dana dan cara mencegah pemalsuan.
4.      Pembukuan keuangan
Kepala sekolah hendaknya benar-benar memahami dan dapat menjelaskan fungsi, tujuan dan manfaat pembukuan kepada staf keuangan. Hal-hal yang berkaitan dengan ini antara lain:
a.       Buku Pos (Vate Book)
Buku pos pada hakikatnya memuat informasi beberapa dana yang masih tersisa untuk tiap pos anggaran. Buku pos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan uang secara harian. Dari buku pos kepala sekolah dengan mudah dapat melihat apakah sekolah telah berlebih membelanjakan uang. Karena itu, diajukan agar kepala sekolah menyelenggarakan buku pos tersebut.
Contoh Buku Pos
Pos                  : Pemeliharaan Laboratorium IPA
Anggaran        : Rp. 8.400.000,00
Tanggal
Pembelian
Jumlah (Rp)
Sisa (Rp)
07-09-99
Mikroskop
2.000.000,00
6.400.000,00
01-10-99
Alat Pengukur Suhu
      30.000,00
6.370.000,00
17-11-99
Bahan-bahan Kimia
    400.000,00
5.970.000,00
25-11-99
Gelas Ukur
    300.000,00
5.670.000,00

b.      Faktur (Vouchers)
Faktur dapat berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan. Seperti pada contoh berikut, faktur berisi rincian tentang: (a) maksud pembelian; (b) tanggal pembelian; (c) jenis barang; (d) rincian barang yang dibeli; (e) jumlah pembayaran; dan (f) tanda tangan pemberian kuasa (kepala sekolah). Hal-hal penting yang penting perlu diperhatikan, antara lain:
·         Faktur ditulis dan ditanda tangani sebelum uang dibayarkan;
·         Harus ada nomor untuk diagendakan;
·         Kwitansi pembelian harus dilampirkan;
·         Faktur untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang umum.
c.       Buku kas
Buku kas mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang serta sisa saldo secara harian dan pada hari yang sama, misalnya pembelian kapur tulis. Dengan demikian kepala sekolah akan segera tahu tentang keluar masuknya uang pada hari yang sama. Termasuk yang harus dicatat pada buku kas adalah cheque yang diterima dan dikeluarkan pada hari itu.
d.      Lembar Cek
Lembar cek merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang dilakukan adalah sah. Lembar cek dikeluarkan bila menyangkut tagihan atas pelaksanaan suatu transaksi, misalnya barang yang dipesan sudah dikirimkan dan catatan transaksinya benar. Orang yang berhak menandatangi lembar cek adalah kepala sekolah atau petugas keuangan (bursar).
e.       Jurnal
Sebagai pengawas keuangan kepala sekolah harus membuka buku jurnal dimana seluruh transaksi keuangan setiap hari dicatat.
f.       Buku Besar (Financial Ledgrs)
Agar data keuangan berarti, informasi dan jurnal hendaknya dipindahkan ke buku besar atau buku kas induk pada setiap akhir bulan. Buku besar mencatat kapan terjadinya transaksi pembelian, keluar masuknya uang saat itu, dan neraca saldonya.
g.      Buku Kas Pembayaran Uang Sekolah
Buku ini berisi catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah dan sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya. Pencatatan untuk tiap pembayaran harus segera dilakukan untuk menghindari timbulnya masalah karena kwitansi hilang, lupa menyimpan atau karena pekerjaan yang menjadi bertumpuk.
h.      Buku Kas Piutang (Black Book)
Buku piutang berisi daftar/catatan orang yang berutang kepada sekolah menurut jumlah uang yang terutang, tanggal pelunasan, dan sisa utang yang belum dilunasi. Informasi dalam buku ini harus selalu dalam keadaan mutakhir untuk melihat jumlah uang milik sekolah yang belum kembali.
i.        Neraca Percobaan
Tujuan diadakannya neraca percobaan ialah untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca pertanggungjawaban keuangan secara cepat, misalnya mingguan atau dua mingguan. Hal ini memungkinkan kepala sekolah sewaktu-waktu (selama tahun anggaran) menentukan hal yang harus didahulukan dan menangguhkan pengeluaran yang terlalu cepat dari pos tertentu.[10]

D.    Komponen Utama Manajemen Keuangan
Komponen utama manajemen keuangan meliputi:
1.      Prosedur anggaran
2.      Prosedur akutansi keuangan
3.      Pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian
4.      Proserdur investasi
5.      Prosedur pemeriksaan.
Sekarang bagaimana menggerakkan sumber-sumber keuangan itu agar mudah mudah dikeluarkan untuk pembiayaan lembaga pendidikan islam swasta? Ada beberapa cara yang dapat ditempuh, antara lain sebagai berikut:
1.      Mengajukan proposal bantuan financial ke Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan Nasional.
2.      Mengajukan proposal bantuan finansial ke pemerintah daerah.
3.      Mengedarkan surat permohonan bantuan kepada orang tua wali siswa.
4.      Mengundang alumni yang sukses untuk dimintai bantuan.
5.      Mengajukan proposal bantuan finansial kepada para pengusaha.
6.      Mengajukan proposal bantuan finansial kepada para donator di luar negeri.
7.      Mengajukan proposal bantuan finansial kepada para kolega yang sukses secara ekonomis.
8.      Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendatangkan keuntungan finansial.
9.      Memberdayakan wakaf, hibah, infaq, jariyah, dan sebagainya.
10.  Memberdayakan solidaritas anggota organisasi keagamaan yang menaungi lembaga pendidikan islam untuk membantu dalam mencarikan dana.[11]
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah di tetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat di nilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.
Kepala sekolah sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.[12]
Komponen keuangan dan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar-mengajar disekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apalagi dalam kondisi kritis seperti sekarang ini.[13]

  
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: manajemen keuangan adalah segala aktivitas organisasi yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, dan mengelola aset sesuai tujuan organisasi secara menyeluruh. Manajemen keuangan adalah menggali dana secara kreatif dan maksimal, menggunakan dana secara jujur dan  terbuka, mengembangkan dana secara produktif, dan mempertanggung jawabkan dana secara objektif.
Tujuan manajemen keuangan adalah: Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah, Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah, dan Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Kerangka Manajemen Keuangan Sekolah meliputi: Dasar pengelolaan dana, Penerimaan dana sekolah, Pemanfaatan Jasa Perbankan, dan Pembukuan keuangan.
Komponen utama manajemen keuangan meliputi:
1.      Prosedur anggaran
2.      Prosedur akutansi keuangan
3.      Pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian
4.      Proserdur investasi
5.      Prosedur pemeriksaan.





DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, Manajemen Berbasisi Sekolah. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007)
Rohiat,  Manajemen Sekolah. (Bandung: PT. Refika Aditama. 2012)
Fattah, Nanang, Konsep  Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). (Bandung: Pustaka Bani Quraisy. 2004)
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009)
Sutikno, Sobry, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami). (Lombok: Holistica, 2012)
Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007)


[1] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda 2007). Hlm 47.
[2] Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami). (Lombok: Holistica, 2012). Hlm.89
[3]  Ibid., hal. 90
[4] Ibid., hlm. 48
[5] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,  (Earlangga: 2007) hlm 167.
[6] Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, hlm.182.

[7] Ibid., hal.90
[8] Ibid., hal.48
[9] Rohiat,  Manajemen Sekolah. (Bandung: PT. Refika Aditama. 2012). hal.27
[10] Nanang Fattah, Konsep  Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). (Bandung: Pustaka Bani Quraisy. 2004). hal.193
[11] Ibid., hlm. 167-168
[12] Ibid., hal.49
[13] Ibid., hlm.47

No comments:

Post a Comment

Entri Populer