Pembahasan
A. Pengertian Wirausaha
Kita tentu
sering mendengar tentang kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” Apakah yang dimaksud dengan
“Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda
ketiga kata tersebut? Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber
daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan
mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan
pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang
memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis;
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan
untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat,
watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.
Intinya,
seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan
mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki
kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis,
sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir
kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak,
tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan
tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan
rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada
sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang
baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
Beberapa
konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam
dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak
selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat
wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha
mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan.
Wirausahawan
adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity)
dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship)
muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide
barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan
yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menyaksikan berbagai aktivitas sebagai
berikut. Seorang atau kelompok orang mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli
sejumlah barang, kemudian barang tersebut dipajang di suatu lokasi
tertentu untuk dijual kembali kepada konsumennya. Atau seorang membeli sejumlah
barang, kemudian diolah atau diproses lalu di sajikan dalam bentuk makanan di
suatu lokasi untuk dinikmati konsumennya.
Jika
kita perhatikan, kegiatan keseharian mereka tampaknya sederhana. Namun, jika
kita lihat lebih teliti lagi, ternyata mereka begitu pandai mengatur waktu,
memilih bahan atau barang yang akan dijual. Mereka pandai mengolah, mengemas,
sampai menciptakan
produk yang dapat diterima masyarakat. Mereka pandai membaca keinginan,
kebutuhan dan selera konsumennya. Merekapun pandai menentukan komposisi produk,
jumlah dan jenis biaya yang akan dikeluarkan. Mereka juga pandai dalam
menentukan harga yang harus
dibayar oleh pelanggan (harga jual) sehingga menghasilkan keuntungan. Merekapun
pandai melayani konsumennya sehingga merasa nyaman dan melakukan transaksi
secara terus menerus.
Secara
sederhana arti wirausahawan (entrepreneur)
adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti.
Jiwa
kewirausawan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha
secara profesional. Hendaknya minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan
perhitungan yang matang. Misalnya, dalam hal memilih atau menyeleksi bidang
usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha.
Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai pertimbangan,
seperti minat, modal, kemampuan, dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki
pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman dari orang lain.
Pertimbangan lainnya adalah seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan
yang diharapkan.
Peter
F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahawan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Sementara itu, Zimmerer
mengartikan kewirausahawan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha).
Dari
kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahawan merupakan suatu
kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan
memerlukan adanya kreativitas
dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan suatu yang berbeda dari yang
sesudah atau sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu
memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
Wirausaha
dapat dijalankan seseorang atau sekelompok orang. Dengan kata lain, seseorang
baik secara pribadi maupun bergabung dengan
orang lain dapat menjalankan kegiatan usaha atau membuka usaha. Secara
pribadi artinya membuka perusahaan
dengan inisiatif dan modal seorang diri. Sementara itu, berkelompok adalah
bersama-sama dua orang atau lebih dengan cara masing-masing menyetor modal
dalam bentuk uang atau keahliannya.
Jenis
usaha yang dijalankan dapat bersifat komersial dan sosial atau kedua-duanya.
Komersial artinya usaha yang dijalankan
memang diarahkan untuk mencari keuntungan semata. Sementara itu, usaha yang bersifat sosial
lebih menekankan pada pelayanan masyarakat. Namun, dalam praktiknya sangat jarang ditemui usaha
yang hanya melakukan kegiatan sosial. Kebanyakan perusahaan yang bersifat
sosial selalu diiringi dengan kegiatan bisnis meskipun kecil. Hal ini penting
agar lembaga sosial itu dapat hidup mandiri dan tidak selalu tergantung pada
sumbangan dari masyarakat dalam membiayai operasinya.
Jadi,
untuk berwirausahya dapat dilakukan dengan cara :
1. Memiliki
modal sekaligus menjadi pengelola.
2. Menyetor
modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra.
3. Hanya
menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai bukti
pemilikan usaha.
B.
Etika Berwirausaha
Suatu
kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar para pengusaha
tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan
memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut
membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha
yang dijalankan dalam waktu
yang relatif lebih lama.
Dengan
melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan hubugan antara
pegusaha dengan masarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Masing-masing pihak akan merasa di hargai dan dihormati.
Kemudian, ada rasa saling membutuhkan diantara mereka yang pda ahirnya
menumbukan rasa saling percaya, sehingga
usaha yang dijalankan dapat berkembang seperti yang diingikan.
Kemudian
etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pegusaha adalah
sebagai berikut.
1. Kejujuran
Seorang pegusaha harus
selalu besikap jujur baik dalam berbicara maupun bertidak. Jujur ini perlu agar
berbage pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran., usaha
tidak akan maju dan tida akan dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung
jawab
Pengusaha harus
bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang usaha.
Keajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan. Tanggung jawab
tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya,
masyarakat dan pemerintah.
3. Menepati
janji
Pengusaha dituntut
untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran, pengiriman barang
atau penggantian. Sekali seseorang pengusaha mengikar janji, hilanglah
kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa
yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
4. Disiplin
Pengusaha dituntut
untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usahanya,
misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usahanya.
5. Taat
Hukum
Pengusaha harus selalu
patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan dengan masyarakat
atau pun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang telah dibuat
berakibat patal dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi
pengusaha apabila tidak diselesaikan segera.
6. Suka
Membantu
Pengusaha secara moral
harus sanggup membantu berbagai pihak yang memerlukan bantuan. Sikap ringan
tangan ini dapat ditunjukkan pada masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha
yang terkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak orang.
7. Komitmen
dan Menghormati
Pengusaha harus
komitmen dan apa yang mereka jalankan dan menghargai komitmen dengan
pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung komitmen terhadap apa yang telah
diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.
8. Mengejar
Prestasi
Pengusaha yang sukses
harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin. Tujuannya agar
perusaan dapat terus bertahan dari waktu kewaktu. Prestasi yang berhasil
dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, pengusaha juga harus tahan
mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang
dihadapinya.
C.
Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha
Etika
yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan
tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Di
samping memiliki tujuan, etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila
dilakukan secara sungguh-sungguh.
Berikut
ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai oleh prusahaan :
1. Untuk
persahabatan dan pergaulan
Etika dapat
meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
2. Menyenangkan
orang lain
Sikap menyenangkan
orang lain merupakan sikap yang mulia, menyenangkan orang lain berarti membuat
orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan kita.
3. Mebujuk
pelanggan
Setiap calon pelanggan
memiliki karakter tersendiri, berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk
membujuk calon pellanggan. Salah satu caranya adalah melalui etika yang di
tunjukkan seluruh karyawan.
4. Mempertahankan
pelanggan
Melalui pelayanan etika seluruh
karyawan, pelanggan lama dapat dipertahankan karena mereka sudah merasa puas
atas layanan yang diberikan.
5. Membina
dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah
berjalan baik harus tetap dan terus dibina, hindari adanya perbedaan paham atau
konflik, ciptakan dalam suasana akrab. Dengan etika hubungan yang lebih baik
dan akrabpun dapat terwujud.
D. Sikap dan Prilaku Wirausaha
Sikap
dan prilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting dalam
etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan prilaku yang harus
ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawannya.
Adapun
sikap dan prilaku yang hrus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan
adalah sebagai berikut :
1) Jujur
dalam bertindak dan besikap.
2) Rajin,
tepat waktu dan tidak pemalas.
3) Selalu
murah senyum.
4) Lemah
lembut dan ramah-tamah.
5) Sopan
santun dan hormat.
6) Selalu
ceria dan pandai bergaul.
7) Fleksibel
dan suka menolong pelanggan.
8) Serius
dan memiliki rasa tanggung jawab.
9) Rasa
memiliki perusahaan yang tinggi.
E. Pandangan Kewirausahaan di era globalisasi
Kesuksesan yang paling besar adalah meniru cara
orang-orang yang sukses menangani situasi tertentu. Setiap orang benar-benar
melakukan karya yang menakjubkan dalam area tertentu. Ide-ide yang digunakan
dapat membuat anda menjadi lebih baik apabila anda memulainya lebih dahulu
daripada orang lain. Bill gates (PC), Dell (IBM), Bezos (Amazon.com), Koch
(McDonald), Sanders (KFC), Morita (Walkman Sony), Tirto (Aqua dan VIT),
Sosrodjojo (Sosro), Sukiyatno (Es Teler 77), Adi (Indomall, or.id), Wiro (datakencana.com),
dan nama-nama lainnya yang digerakkan oleh ide cemerlang dan berhasil
memperoleh keuntungan dan hasilnya sekarang. Ide cemerlang dan impian untuk
mandiri itulah yang antara lain, menyebabkan mereka rela bekerja keras tanpa
harus disupervisi oleh siapapun. Hal yang sama juga menyebabkan mereka tidak
berminat untuk menyibukkan diri membaca lowongan pekerjaan dan ikut memperpanjang
barisan pencari kerja. Nama-nama yang terdapat diatas tidak mencapai semua
prestasi mereka hanya bermodalkan ide dan impian. Mereka pada saat yang sama
menunjukkan kreativitas, inovasi, kemandirian, berani, tidak mudah putus asa,
dan mampu melihat peluang. Hal-hal tersebutlah yang tercakup bagi dari seorang
yang memiliki jiwa kewirausahaan. Selain itu, Riyanti (2003) juga menjelaskan
bahwa terdapat prediktor yang baik bagi keberhasilan wirausaha, yaitu: konsep
adversity. Secara teoritis, konsep adversity terkait erat dengan keberhasilan
wirausaha karena menjalankan usaha pribadi memerlukan keberanian untuk
menghadapi kegagalan, dan kemauan untuk mencoba terus menerus sampai berhasil.
Oleh sebab itu, adversity tampaknya suatu prediktor yang baik bagi keberhasilan
wirausaha. Menurut Rogers dan Shoemaker keinovasian seseorang berkaitan dengan
adapsi-inovasi. Artinya, semakin inovatif sifat seseorang semakin dia terbuka
dan menerima inovasi. Dengan asumsi ini, seorang wirausaha yang memiliki ciri
inovatif diharapkan akan menjalankan usahanya secara inovatif pula. Yang pada
akhirnya, semua mengarah kepada kewirausahaan yang merupakan kemajuan dan
kesejahteraan dunia, bahkan telah menjadi pangkal dari pertumbuhan ekonomi.
F. An Over View: Dunia Usaha di Era Sekarang Ini
F. An Over View: Dunia Usaha di Era Sekarang Ini
Di era globalisasi sekarang ini, dunia telah memasuki
babak baru masyarakat global, yakni babak baru dari suatu era masyarakat yang
semakin universal dan modern. Sekarang ini, masyarakat dunia dapat saling
berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi oleh gerak, ruang, dan waktu Menurut
Peter Drucker (1993) globalisasi merupakan era masyarakat pengetahuan dengan
sumber daya utama masyarakat bukan lagi bertumpuh pada alam, namun pada
pengetahuan. “That its primary resource will be knowledge”. Masyarakat berubah
dari masyarakat tunggal yang berenergi politik, menjadi masyarakat pluralistik
yang berenergi ekonomi. Semua institusi pemerintah maupun swasta dari
negara-negara di Dunia membuat kompetisi global sebagai sasaran strategi
mereka. “All institution have to make global competitiveness as their strategic
goal.” (Sinaga, 2005) Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka
seperti sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara harus
bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber daya masing-masing. Negara-negara
yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya
negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan
kalah dalam persaingan dan tidak akan mencapai banyak kemajuan, negara-negara
yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara yang dapat memperdayakan sumber
daya ekonominya (conomic empowering) dan memberdayakan sumber daya manusianya
(resources empowering) secara nyata. Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan
apabila sumber daya manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif. Di
Indonesia, sumber daya manusia betul-betul menghadapi tantangan dan persaingan
yang kompleks. Tantangan tersebut. Tampaknya, semua bangsa-bangsa di dunia akan
berpacu untuk maju menguasai pengetahuan dan teknologi. Jadilah pengetahuan dan
teknologi menjadi sumber daya utama masyarakat dan negara untuk membuka peluang
pasar. Kebijakan intenasional seperti AFTA ditingkat ASEAN, APEC, ditingkat
Asia Pasifik pada tahun 2008, dan WTO di tingkat dunia pada tahun 2020
merupakan peluang bagi dunia bisnis untuk membuka dan memperebutkan pasar.
Muncullah persaingan. Keunggulan komparatif: ketersediaan sumber daya alam dan
tenaga kerja bukan jaminan, yang dibutuhkan adalah keunggulan kompetitif:
penguasaan sains pengetahuan dan teknologi. Dengan sains pengetahuan dan
teknologi, para pelaku bisnis dapat menciptakan nilai, menerobos hambatan, dan
membuka peluang.
Sejarah mencatat bahwa banyak penemuan-penemuan atau kejadian yang telah mampu mengubah bagaimana bisnis dilaksanakan secara revolusioner. Secara umum dapat dikatakan bahwa, technological revolution dan globalization of world bussiness adalah dua faktor utama yang telah merubah competitive landscape akhir-akhir ini (Lupiyoadi, 2004).
1. Revolusi teknologi
Sejarah mencatat bahwa banyak penemuan-penemuan atau kejadian yang telah mampu mengubah bagaimana bisnis dilaksanakan secara revolusioner. Secara umum dapat dikatakan bahwa, technological revolution dan globalization of world bussiness adalah dua faktor utama yang telah merubah competitive landscape akhir-akhir ini (Lupiyoadi, 2004).
1. Revolusi teknologi
Saat ini kita berada dalam era informasi. Lebih dari
275 juta orang berlangganan internet. Industri dalam bidang IT tumbuh 2 kali
lipat daripada pertumbuhan ekonomi Amerika, da investasi dalam bidang IT
mencakup 45% dari total investasi dalam bidang sarana bisnis lainnya. Akan
tetapi, ketidakseimbangan penguasaan teknologi menciptakan kesempatan yang
sangat luas untuk lahirnya strategi-strategi enterpreneurship yang baru.
2. Globalisasi
Globalisasi didasarkan atas pembangunan ekonomi yang
mendunia dengan membuka pasar dalam negeri terhadap persaingan dari luar dengan
menghilangkan hambatan perdagangan.
G. Peranan dan Fungsi Kewirausahaan
G. Peranan dan Fungsi Kewirausahaan
Bangsa ini kini tengah terperangkap dalam jumlah utang
yang signifikan, dan euforia kedaerahan yang mengarah ke disintegrasi bangsa.
Indonesia kini hanya bertahan hidup berkat bantuan pinjaman negara-negara donor
dan lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya menghadapi dilema, yakni,
Indonesia berdasarkan rekomendasi dari negara-negara donor, dan lembaga
keuangan Internasional seperti IMF dan Bank Dunia harus membuka pasar
berdasarkan mekanisme pasar global, menurunkan taraf impor, menaikkan harga BBM
dan tarif listrik, dsb. Yang saat ini belum tepat untuk diterapkan mengingat
kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih memprihatinkan (sinaga, 2005). Angka
pengangguran yang semakin meningkat, menurunnya daya beli (purchasing power)
masyarakat, keterpurukan dunia industri dan perbankan nasional sebagai tulang
punggung perekonomian nasional, kualitas SDM yang masih memprihatinkan, dan
ketidakpastian program nasional dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable
developmental) kesemuanya merupakan faktor-faktor yang dilematis di dalam
ketidakpastian pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk mengatasi berbagai persoalan
bangsa khususnya dalam keterpurukan ekonomi bangsa ini membutuhkan orang-orang
yang memiliki jiwa wirausaha, yakni suatu semangat sikap mental positif (SMP)
yang mengutamakan kinerja dan produktifitas dalam mengoptimalkan pencapaian
target (goals). Oleh karena itu, semakin banyak anak bangsa yang memiliki jiwa
wirausaha, semakin terbuka lapangan pekerjaan yang berdampak positif bagi
pengurangan pengangguran dan peningkatan daya beli (purchasing power)
masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan semakin apresiatif yang berdampak
positif bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini. Hal ini jugalah
yang mempengaruhi dinamika masyarakat dalam perkembangan bisnis, yakni:
Ø Perkembangan sains dan teknologi akan mempengaruhi
perkembangan dinamika masyarakat.
Ø Dinamika masyarakat akan mempengaruhi kebutuhan akan
sesuatu produk bagi masyarakat.
Perkembangan kebutuhan produk akan mempengaruhi
perkembangan kegiatan bisnis untuk menghasilkan produk tersebut. Lebih lanjut
dalam hal ini, perkembangan kegiatan bisnis ini muncul dari fenomena dinamika
masyarakat melalui kejelian para enterpreneur dalam merespon, menciptakan
solusi tantangan fenomena tersebut menjadi hal yang nyata sebagai suatu
peluang-peluang baru di dunia bisnis.
H. Konsep
Peranan Kewirausahaan
Berdasarkan diagram konsep peranan kewirausahaan,
suatu simpulan dapat diungkapkan bahwa para wirausahawan merupakan generator
penggerak perekonomian nasional melalui penciptaan lapangan pekerjaan. Keadaan
ini, akan berdampak positif bagi peningkatan daya beli masyarakat dan
pendapatan negara. Semakin tinggi pendapatan negara, kemampuan negara untuk
membiayai pembangunan secara berkelanjutan semakin terjamin.
Tantangan persaingan global, tantangan pertumbuhan penduduk, tantangan pengangguran, tantangan tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, dan tantangan etika, tantangan kemajuan tekonologi dan ilmu pengetahuan, dan tantangan gaya hidup beserta kecenderungan-kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait satu sama lain. Dalam persaingan global, semua sumber daya antar-negara akan bergerak bebas tanpa batas. Sumber daya alam, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, teknologi, dan gaya hidup akan bergerak melewati batas-batas negara. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulanlah yang dapat bertahan dalam persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang kompetitif dan akan menimbulkan pengangguran bagi sumber daya manusia yang tidak memiliki keunggulan dan daya saing yang kuat.Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut diperlukan sumber daya yang berkualitas yang dapat menciptakan berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif (comparative advantages) maupun keunggulan kompetitif (competitive advantages), di antaranya melalui proses kreatif dan inovatif wirausaha.
Tantangan persaingan global, tantangan pertumbuhan penduduk, tantangan pengangguran, tantangan tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, dan tantangan etika, tantangan kemajuan tekonologi dan ilmu pengetahuan, dan tantangan gaya hidup beserta kecenderungan-kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait satu sama lain. Dalam persaingan global, semua sumber daya antar-negara akan bergerak bebas tanpa batas. Sumber daya alam, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, teknologi, dan gaya hidup akan bergerak melewati batas-batas negara. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulanlah yang dapat bertahan dalam persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang kompetitif dan akan menimbulkan pengangguran bagi sumber daya manusia yang tidak memiliki keunggulan dan daya saing yang kuat.Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut diperlukan sumber daya yang berkualitas yang dapat menciptakan berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif (comparative advantages) maupun keunggulan kompetitif (competitive advantages), di antaranya melalui proses kreatif dan inovatif wirausaha.
Untuk dapat bersaing di pasar global sangat diperlukan
barang dan jasa yang berdaya saing tinggi yaitu barang dan jasa yang memiliki
keunggulan-keunggulan tertentu. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang berdaya
saing tinggi diperlukan tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efisiensi yang
tinggi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi, yaitu sumber
daya manusia yang profesional dan terampil yang dapat menciptakan nilai tambah
baru dan mampu menjawab tantangan baru. Selanjutnya kualitas sumber daya
manusia yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh sistem pendidikan yang
menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Sumber daya kreatif dan
inovatif hanya terdapat pada wirausaha. Oleh sebab itu wirausahalah yang mampu
menciptakan keunggulan bersaing melalui kemampuan menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir,
2007, Kewirausahaan, PT RajaGrafindo Perkasa, Jakarta.
A.
Pengertian
Kewirausahaan
Kewirausahaan
berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti :pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuatsesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau
pahlawan yang berbuatsesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata).
B.
ManfaatKewirausahaan
Kewirausahaan
memiliki 4 manfaat sosial, yaitu:
- Memperkuat pertumbuhan ekonomi : menyediakan
pekerjaan barudalam ekonomi. Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur
bagiwirausahawan misalnya : permintaan pelayanan sektor jasa meledak
- Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk
menghasilkan lebihbanyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang
lebih sedikit.
- Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru:
komputer digital,mesinfotokopi, laser, power steering.
- Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar
internasionalmenyediakan peluang kewirausahaan.
C.
ciri-ciri
wirausaha antara lain:
a.
berpikir dan
berpandangan kreatif inovatif
b.
berani mengambil
resiko dan percaya pada diri sendiri
c.
mengutamakan
prestasi, tahan uji, tekun dan tidak mudah menyerah
d.
jujur,
bertanggung jawab dan teguh dalam pendirian
e.
memiliki etos
kerja yang tinggi dan tangguh menghadapi persaingan
f.
mempunyai
cita-cita
D.
Tentang
Wirausaha
Cara
untuk mempercepat kesuksesan adalah dengan cara belajar dari orang-orang yang
lebih dahulu sukses, atau menjadikan orang-orang yang sudah sukses tersebut
menjadi pemandu untuk kesuksesan Anda. Banyak di antara mereka yang telah
membuka diri menyampaikan rahasia kesuksesan mereka. Banyak buku-buku yang
mengulas bangaimana menuju sukses. Untuk itu janganlah ragu bahwa Anda pun bisa
untuk menjadi orang sukses. Di mana seja selalu ada peluang bisnis dan peluang
usaha. Jika kita mengambil salah satu atau lebih dari peluang bisnis dan
peluang usaha tersebut pastilah kita berpeluang untuk menuju sukses, karena
kesuksesan apapun adalah hasil dari melakukan usaha.
Yang
perlu diingat adalah bahwa peluang usaha atau peluang bisnis itu selalu ada dan
selalu bertambah setiap hari. Peluang usaha dan peluang bisnis itu banyak
tersebar di sekeliling kita. Masalahnya adalah apakah kita bisa melihat
peluang-peluang usaha dan peluang bisnis tersebut. Selanjutnya apakah kita
termasuk salah satu dari orang yang mengambil peluang usaha dan peluang bisnis
tersebut. Ada orang yang sebenarnya bisa melihat peluang usaha dan peluang
bisnis, tapi tidak segera mengambil peluang usaha dan peluang bisnis tersebut,
menunda, sampai peluang usaha dan peluang bisnis itu hilang atau tidak ada,
sehingga akhirnya dia tidak mendapatkan apa-apa. Jadi masalah besarnya adalah
menunda. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah "Jangan Menunda".
E.
Contoh kegiatan wirausaha
Sepertinya
tak perlu ulasan atau definisi wirausaha lebih dalam lagi. Sebab dengan artikel
wirausaha sukses rumahan ini, anda akan menemukan contoh-contohnya:
a.
Produksi Pakaian
Baju atau pakaian adalah kebutuhan pokok setiap
manusia di dunia ini. Jadi menjalankan usaha produksi pakaian cukuplah
menjanjikan. Tetapi bila hanya memproduksi saja tanpa adanya inovasi tentu
membuat bisnis ini sulit bersaing di pasaran.
b.
Kue Kering
Ini adalah salah satu makanan yang lumayan tahan lama.
Makanan ini cocok sekali dijalankan ketika menjelang bulan puasa dan lebaran.
Sebab peminatnya sangatlah banyak sekali.
c.
Makanan Ringan
Menjalankan wirausaha secara rumahan makanan ringan
atau biasa di sebut cemilan cukuplah menjanjikan. Sebab makanan ini sangat enak
ketika dimakan sambil menonton tv, ngobrol dengan teman, sambil membaca buku
dan bahkan sebagai suguhan untuk tamu.
Itulah 3 contoh wirausaha yang cocok dijalankan secara
rumahan. Mudah-mudahan bermanfaat, serta bila ingin menjadi wirausahawan
sukses, jangan pernah menyerah ketika keadaan seakan-akan mencoba menggoyahkan
atau memadamkan semangat yang telah membara.
No comments:
Post a Comment