Thursday, 21 December 2017

Makalah sejarah keberadaan uang di Indonesia dan apa saja jenis-jenisnya, nilai dan teori nilai uang dan urs valuta asing


PENDAHULUAN
Dalam keadaan seperti sekarang ini, kita sulit menemukan orang yang tidak mengenal uang krena uang sudaah digunakan untuk kebutuhan sehari-hari bahkan uang sebagai penggerak perekonomian suatu Negara. Saat ini uiang tidak hanya digunakan untuk alat tukar saja bahkan sebagai alat multi fungsi.
Dalam melaksanakan kegiatan ekonomi seperti konsumsi, distribusi, dan produksi, diperlukanlah suatu alat atau bahan yang berfugsi untuk mengukur, menukar, dan sekaligus melakukan pembayaran dalam pembelian barang dan jasa. Benda yang digunakan tersebutlah yang disebut dengan “uang”.
Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat  untuk mengukur, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa.
Dalam makalah kami kali ini kami akan mencoba memebahas mengenai nilai uang dan kurs valuta asing, agar kita lebih memahami bagaimana uang tersebut dipergunakan dalam masyarakat.
Rumusan Masalah:
1.            Bagaimanakah sejarah keberadaan uang di Indonesia dan apa saja jenis-jenisnya?
2.            Apakah nilai dan teori nilai uang tersebut?
3.            Dan Seperti apakah kurs valuta asing?

NILAI UANG
DAN KURS VALUTA ASING
A.      SYARAT-SYARAT UANG
Agar uang dapat dapat diberlakukan sebagai tukar dalam kegitan perekonomian uang harus memenuhi syarat, yaitu:
1)        Syarat Psikologis
Yaitu: yang harus dapat memuaskan orang yang sedang memilikinya.
2)        Syarat Teknis
a)    Tahan lama, artinya uang tersebut tidak boleh cepat rusak
b)   Nilainya stabil, yaitu: nilai yang sekarang akan sama nilainya dengan nilai pada masa yang akan datang. Dengan demikian masyarakat yang kan menyimpan uangnya dalam waktu yang lama tidak akan dirugikan.
c)    Mudah dibawa, artinya jika melakukan transakasi daalam jumlah yang besar kita tidak akan mengalami kesulitan.
d)   Dapat dibagi-bagi, artinya dalam melakukan transakasi sekecil apapun uang memiliki pecahan dan nilainya tidak berkurang..
e)    Jumlahnya mencukupi dan tidak berlebihan , artinya jumlah uang yang beredar haruslah mencukupi kebutuhan perkonomian serta dapat mendukung seluruh transaksi yang terjadi dan tidak berlebihan agar nilainya tidak turu.

§    Uang dan Mata Uang
Mata uang adalah setiap sesuatu yang dikukuhkan pemerintah sebgai uang dan memberinya kekuatan hokum yang bersifat dapatt memenuhi tanggungan dan kewajiban dan diterima secara luas oleh masyarakat.
Sedangkan uang lebih umum dari mata uang, karena mencakup mata uang dan yang serupa dengan uang (uang diperbankan). Dengan demikian setiap mata uang adalah uang, namun tidak semua uang itu mata uang.
B.     SEJARAH JENIS-JENIS  UANG DI INDONESIA
Perkembangan jenis mata uang yang beredar di indonesia setelah kemerdekaan 1945 beragam. Hal ini tidak terlepas dari kondisi dan situasi yang penuh gejolak pasca kemerdekaan tersebut. Namun setelah tahun 1951 dengan berlakuanya hukum darurat No. 20 tahun 27 sepetember 1951 ditetapkan alat pembayaran yang sah, kecuali Irian barat adalah rupiah. Kemudian diperkuat lagi dengan UU Pokok perbankan nomor 13 tahun 1968 yang menetapkan satuan hitung uang Indonesia adalah rupiah dengan singkatan Rp.
Adapun jenis-jenis mata uang sebelum keluarnya kedua peraturan dan UU diatas adalah:
1.      ORI
ORI atau uang repoblik Indonesia yang berlakau hanya dipulau jawa sajaa, disamaping ada mata uang lainnya.
2.      URIDAP
URIDAP, yaitu uang repoblik Indonesia yang hanya berlaku didaerah banten .
3.      URIPS
URIPS yaitu uang repoblik Indonesia provinsi Sumatra yang berlaku dibagaian pulau Sumatra. Hal ini disebaabkan ada beberapa mata uang berlaku disumatera.
4.      URITA
URITA, yaitu uanag repoblik Indonesia tapanuli yang berlaku didaerah ddidaerah tapanuli saja.
5.      URIPSU
URIPSU yaitu uang repoblik Indonesia provvinsi sumatera utara yang diberlakau diprovinsi sumatera utara.
6.      URIBA
URIBA yaitu uang repoblik Indonesia baru aceh yang berlaku didaerah aceh.
7.      UDMP
UDMP yaitu uang dewan mandate pertahanan daerah Palembang yang berlaku di Palembang.
C.     JENIS-JENIS UANG
Uang yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari  dapat dikelompokkan berdasarkan sejumlah criteria berikut:
1.      Berdasarkan Bahan Pembuatannya
a.       Uang logam, yaitu uang yang terbuat dari logam
b.      Uang kertas, yaitu uang yang terbuat dari kertas
2.      Berdasarkan Lembaga yang Mengeluarkannya
a.       Uang kartal (chaltar=kepercayaan) yaitu mata uang logam dan kertas yang dikeluarkan oleh bank sentaral atau BI atau pemerintah dan berlaku secara umum dimasyarakat.
b.      Uang giral (giro=simpanan dibank) yaitu dana yang disimpan pada rekening Koran (demand deposit) dibank-bank umu yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk melakuakn pembayaran dengan perantaraan cek, bilyet giro atau perintah membayar. Jadi uang giral dikeluarkan oleh bank umum.
3.      Berdasarkan Nilai
Berdasarkan perbandingan antara nilai bahan dan nilai daya belinya uang dapat dikelompokkan sebgai berikut:
a.       Bernilai penuh, yaitu uang yang bahannya (nilai intrinsiknya) sama dengan nilai nominalnya.
b.      Tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsiknya) tidak sama dengan nilai nominalnya. Misalnya nilai kertas yang digunakan untuk membuat uang Rp10.000,00,- nilai bahannya kurang dari Rp10.000,00,-.
4.      Berdasarkana Pemakai
Berdasarkan pemakaian didalam dan luar negeri, uang dibedakan sebagai berikut:
a.       Internal value, yaitu kemampuan uang untuk membeli barang-barang dalam suatu negara.
b.      Eksternal value, yaitu kemampuan untuk dirukarkan dengan uang asing. Misalanya Rp7.200,00,- sama dengan US $1,00
5.      Berdasarkan Kawasan
Uang jenis ini dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya suatu uang. Artinya bias saja sat jenis uang hanya berlaku dalam suatu wilayah tertentu dan tidak berlaku didaerah lainnya atau berlaku diseluruh wilayah. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:
a.       Uang local, merupakan uang yang berlaku disuatu negara tertentu, seperti Rupiah di Indonesia atau Ringgit di Malaysia.
b.      Uang regional, merupakan uang yang berlaku dikawasan tertentu yang lebih luas dari uang local seperti untuk kawasan benua Eropa berlaku mata uang tunggal Eropa yaitu EURO
c.       Uang internasioanal, merupakan ung yang berlaku antar negara seperti US Dollar dan menjadi standar pembayaran internasional.
D.     NILAI UANG
Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu. Nilai uang tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam:
a)   Nilai Nominal
Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap mata uang yang bersangkutan. Contoh: pada uang Rp50.000,00 tertera angka lima puluh ribu rupiah, maka nilai nominal uang tersebut adalah lima puluh ribu rupiah.
b)   Nilai Intrinsic
Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang. Contoh: untuk membuat uang kertas Rp50.000,00 diperlukan kertas dan bahan lainnya yang harganya Rp3.000,00, maka nilai intrinsik uang tersebut adalah Rp3.000,00
c)   Nilai Riil
Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang dan jasa yang dapat ditukar dengan uang itu. Jika uang Rp1.000,00 dapat ditukar dengan satu gelas minuman teh, maka dapat dikatakan bahwa nilai riil uang Rp1.000,00 adalah segelas minuman teh.
Dilihat dari penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai internal uang dan nilai eksternal uang.
a)   Nilai Internal Uang
Nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Contoh: dengan uang Rp5.000,00 kalian dapat membeli sebuah buku tulis, maka nilai internal uang Rp5.000,00 tersebut adalah sebuah buku tulis.
b)   Nilai Eksternal Uang
Nilai eksternal uang adalah nilai uang dalam negeri, jika dibandingkan dengan mata uang asing, yang lebih dikenal dengan kurs.kurs ada dua macam yaitu kurs jual dan kurs beli.kurs jual adalah kurs yang berlaku apabila bank menjual valuta asing.sedangkan kurs beli adalah kurs yang berlaku apabila bank membeli valuta asing. Contoh: kalian dapat menukarkan uang Rp9.000,00 dengan satu dollar amerika serikat di bank yang melayani penukaran valuta asing. Dalam hal ini nilai kurs rupiah terhadap dollar amerika serikat (us $1 = Rp9.000,00).
Sedangkan untuk pengukuran nilai uang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1.      Indeks Biaya Hidup
Nilai uang diukur dari indeks harga barang-barang pokok dalam masyarakat. Dinegaara kita dikenal dengan istilah IHK (Indeks Harga Konsumen) atau  CPI (Consumer Price Index). IHK merupakan dasar perhitungan laju inflasi di Indonesia. Melalui anagka inflasi kita dapat menegtahui besarnya perubahan biaya hidup dari tahun ketahun sebagai akibat perubahan nilai uang.
2.      Indeks Harga Barang Perdagangan Besar
Nilai uang dapat juga di ukur dari indeks harga barang-barang yang dipakai oleh perusahaan dalam menghasilkan barang-barang lainnnya.
3.      GNP Deflator
Nilai uang dari GNP nominal dan dibandingkan dengan GNP riil yang sama dengan GNP deflator.
E.      TEORI NILAI UANG
Factor penyebab masyarakat menerima suatu benda sebagai uaang banyak dibahas o;eh teori barang dan teori nominalisme, sedangkan factor penyebab nilai uang mengalami perubahan dibahas oleh teori internal.
1.    Teori Barang
Teori barang menyatakan bahwa suatu benda diterima sebagai uang karena benda tersebut dibuat dari bahan yang mempunyai nilai tinggi.
a.         Teori logam
Teori logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahannya dibuat dari logam yang bernilai tinggi misalnya uang emas. Pelopor teori ini adalah Adam Smith.
b.         Teori nilai batas
Teori nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan masyarakat akan barang dan adanya kepercyaan terhadap uang. Pelopor teori ini adalah Carl Menger.
2.    Teori Nominalisme
Teori nominalisme (akatalistik) berpendapat bahwa uang diterima oleh masyarakat karena berguna dan langka
a.      Teori perjanjian
Teori perjanjian (konvensi) menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanaya perjanjian untuk memakai suatu benda dalam pertukaran. Pelopor teori ini adalah Thomas Aquinas.
b.      Teori kebiasaan
Teori kebiasaan menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena kebiasaan masyarakat menggunakan benda tertentu dalam pertukaran.
c.       Teori kenegaraan
Teori kenegaraan menyatakan bahwa uang diterima oleh masyrakat karena adanya ketetapan dari pemerintah dalam pertukaran.
d.      Teori tuntutan
Teori tuntutan (klaim) menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya tuntutan terhadap barang-barang yang dihasilkan masyarakat. Pelopor teori ini adalah J.S. Mill.
e.       Teori realism
Teori realism (fungsi) menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya penilaian terhadap uang yang dapat memudahkan pertukaraan. Pelopor teori ini adalah David Hume.
3.    Teori Internal
Teori internal didasarkan pada kemampuan uang untuk ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu. Dalam ekonomi monetern teori ini disebut juga teori permintaan uang.
a.      Teori kuantitas
Teori ini menyatakan bahwa nilai uang tergantung dari jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Semakin banyak jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, semakin tinggi harga barang. Sebaliknya semakin sedikit jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, maka semakin rendah kharga barang-barang tersebut.
Secara matematis, jumlah uang beredar dirumuskan sebagai berikut
Text Box: M = k . P
 



Ket:    M (money)       =  Jumlah Uang yang Beredar
k (konstanta)  = Perbandingan Konstan
P (price)          = Harga Barang
b.      Teori transaksi
Pelopor teori ini adalah Irving Fisher yang berpendapat bahwa nilai uang tergantung dari jumlah uang yang beredar bahwa nilai uang tergantung dari jumlah uang yang beredar, kecepatan uang yang beredar (berpindah tangan), dan jumlah barang yang diperdgangkan. Secara matematis, nilai uang dirumuskan sebagai berikut:

Text Box: P = 	(M X V)/T
 


M x V = P x T  atau

Ket: V (velocity of circulation) = kecepatan peredaran uang atau kecepatan uang berpindah dari satu tangan ketangan lainnya.
      T (transaction of goods)  = jumlah barang yang diperdagangkan
c.       Teori persediaan kas
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Marshall yang menyatakan bahwa nilai uang tergantung pada jumlah uang yang disimpan (ditahan) untuk persediaan kas dari sebagian pendapatan masyarakat. Persediaan kas tergantung dari jumlah pendapatan ddan tingkat sku bunga dipasar. Jika dirumuskan secara matematis, nilai uang adalah sebagai berikut:
Text Box: M = k . P . Y
 



Ket: Y = Pendapatan

d.      Teori pendapatan
Teori pendapatan dikemukakan oleh J.M Keynes menyatakan bahwa motif manusia menyimpan uang terdiri dari tiga hal, yaitu: motif berkonsumsi, motif berjaga-jaga, dan motif berspekulasi.
J.M Keynes berpendapat bahwa nilai uang tergantung pada pendapatan dan tingkat suku bunga uang dipasar. Semakin tinggi pendapatan dan semakin rendah tingkat suku bunga, permintaan terhadap uang akan semakin tinnggi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga barang.
Secara matematis, teori ini dirumuskan sebagai berikut:
Text Box: PY = (M x Vy)/Ty
 


 M . VY = PY . TY         atau

 VY       =              kecepatan peredaran uang dari pendapatan
PY         =              harga barang
TY         =              barang yang diperdgangkan

F.      PASAR KURS VALUTA ASING
Pasar valuta asing atau sering disebut dengan istilah foreign exchange rate merupakan pasar dimana transaksi valuta asing dialakukan baik antar Negara maupun dalam satu Negara. Transaaksi dapat dilakukan oleh suatu badan /perusahaan atau secara perorangan dengan berbagai tujuan. Dalam setiap kali melakukan transakasi valuta asing, maka digunakan kurs atau nilai tukar. Nilai Kurs ini dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dari waktu kewaktu.
Pasar valuta asing diadakan disetiap Negara, termasuk juga dinegara kita Indonesia, dan yang menyelenggarakannya adalah Bank Indonesia, dimana bank-bank bisa dapat melakukan transaksi valas dengan BI. Kurs ditentukan oleh bank Indonesia setiap hari dan kurs selalu berubah-ubah setiap harinya.
Penjualan valas oleh bank devisa dilakukan oleh para dealer-dealer bank yang bersangkutan. Dealer merupakan petugas bank yang melakukan transaksi valas dan dalam pekerjaanya dilengkapi dengan berbagai alat atau sarana informasi yang canggih, tempat melaksanakan tugas ini para dealer dikumpulkan dalam suatu ruangan tertentu yang disebut dealing room. Ruangan ini tidak dapat dimasuki oleh sembaranagan orang, setiap kejadian atau perubahan kurs daapat dimonitor melali layar televise dan alat informasi lainnya, seperti jam dindiong yang delengkapi waktu setiap Negara.
Dalam perdaganagan pasar valas internasioanal hanya mata uang yang tergolong convertible currencies yang sering diperdagangkan, sedangkan yang tidak termasuk dalam golongan tersebut jarang diperdagangkan. Yang menentukan golongan tersebut  adalah salah satunya volume perdagangan suatu Negara baik secara kualitas maupun kuantitas disamping berbagai factor lainnya.
Berikut mata uang yang tergolong convertible currencies antara lain yaitu:
US Dolar         :           dolar Amerika Serikat
FRF                 :           France Prancis
JPN                 :           Yen Jepang
SFR                 :           France Swiss
AUD               :           Dolar Australia
CAD               :           Dolar Canada
D M                 :           Deutch Mark Jerman
SGD                :           Dolar Singapura
HKD               :           Dolar Hongkong
GBP                :           Pounsterling Inggris dan mata uang lainnya.                     
Golongan yang kedua adalah jenis mata uang yang tergolong  lemah . mata uang yang tergolong lemah ini jarang di perjual belikan. Biasanya  mata uang yang tergolong lemah berasal dari Negara- negara berkembang seperti Rupe India atau Peso Filipina termasuk mata uang kita Rupiah bagi Negara  lain.
Disamping dapat dilakukan antar negara transaksi valas juga dapat dilakukan antar bank dengan nasabahnya seperti transaksi uang kertas asing (bank notes), traveler cheque, giro valas, transfer keluar negeri atau kegiatan mata uang asing lainnya. Dalam transaksi ini bank menggunakan kurs jual dan kurs beli di mana penggunaan kurs dapat dilakukan sebagai berikut:
-          Kurs jual pada saat bank menjual dan nasabah membeli
-          Kurs beli pada saat benk membli dan nasabah menjual
Khusus untuk uang kertas asing bank menggunakan kurs bank notes, sedangkan untuk valas lainnnya bank menggunakan kurs devisa umum.
Selisih antara kurs jual dan kurs beli yang disebut spread dyang merupakan keuntungan bank daan dalam praktknya selalu kurs jual lebih tinggi dari pada kurs beli. Penetuan kurs, pihak perbankan mengacu kepada kurs konversi yang dikeluarkan oleh perbankan setiap hari, kemudian ditambahkan dengan keuntungan yang diinginkan. Penentuan kurs dapat dilakukan secaara direct rate dan indirect rate.
Direct rate maksudnya adalah penentuan yang mentapkan mata uang domestic didepan mata uang uang asing. Sebagai contoh penetuan kurs dengan direct rate adalah sebagai berikut:
Rp9.000          =          US $ 1
Rp78               =          JPN 1
Artinya setiap Rp9.000 ditukarkan dengan US $ 1 dan Rp78 ditukar dengan 1 JPN.
Sedangkan perhitungan dengan indirect rate adalah sebaliknya yaitu menempatkan mata uang asing didepan mata uang domestic. Sebagai contoh seperti dibawah ini:
US $ 0,000111            =          Rp 1 (1:9000)
JPY 0,012820             =          Rp 1 (1:78)
Artinya setiap 0,000111 US $ ditukar dengan 1 rupiah dan setiap 0,012820 Yen Jepang ditukar dengan 1 Rupiah.

§ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Seperti kebanyakan harga, nilai tukar menyimpang dari konsep biaya – daya beli mata uang – di bawah pengaruh permintaan dan penawaran mata uang. Rasio penawaran dan permintaan tergantung pada beberapa faktor. Hal ini mencerminkan hubungan dengan kategori ekonomi lainnya – biaya, harga, uang, bunga, neraca pembayaran, dll. Ada hal yang kompleks saling terjalin dan faktor nominasi yang menentukan. Diantaranya adalah sebagai berikut.

1)      Tingkat inflasi

Rasio uang dalam daya beli (paritas daya beli) berfungsi sebagai semacam sumbu nilai tukar yang mencerminkan hukum nilai. Itulah mengapa tingkat inflasi berdampak pada nilai tukar. Semua hal lain dianggap sama, tingkat inflasi di negara tersebut telah terbalik dampak proporsional terhadap nilai mata uang nasional, yaitu peningkatan inflasi di suatu negara mengarah pada penurunan mata uang nasional, dan sebaliknya. penyusutan inflasi uang di dalam negeri mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar mata uang mereka terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat inflasi yang lebih rendah. Alignment dari nilai tukar dan penyesuaian paritas daya beli yang terjadi dalam waktu dua tahun. Hal ini karena kutipan harian nilai tukar tidak dikoreksi berdasarkan daya beli mereka, dan ada faktor lain dari pembentukan nilai tukar

2)      Aktifitas neraca pembayaran

Neraca pembayaran secara langsung mempengaruhi nilai tukar. Dengan demikian, neraca pembayaran aktif meningkatkan mata uang nasional dengan meningkatnya permintaan dari debitur asing. Saldo pembayaran yang pasif menyebabkan kecenderungan penurunan nilai tukar mata uang nasional sebagai seorang debitur dalam negeri mencoba untuk menjual semuanya menggunakan mata uang asing untuk membayar kembali kewajiban eksternal mereka. Ukuran dampak neraca pembayaran pada nilai tukar ditentukan oleh tingkat keterbukaan ekonomi. Dengan demikian, semakin tinggi pangsa ekspor produk nasional bruto (semakin tinggi keterbukaan ekonomi), semakin tinggi elastisitas nilai tukar. Selain itu, nilai tukar mempengaruhi kebijakan ekonomi negara dalam komponen neraca pembayaran: transaksi berjalan dan transaksi modal. Sebagai contoh, efek dari perubahan tarif, pembatasan impor, kuota perdagangan, subsidi ekspor berdampak pada neraca perdagangan. Ketika keseimbangan positif dalam perdagangan ada di muka terdapat peningkatan permintaan untuk mata uang negara yang meningkatkan laju, dan dalam hal keseimbangan negatif proses sebaliknya terjadi. Pergerakan modal jangka pendek dan jangka panjang bergantung pada tingkat suku bunga domestik, pembatasan atau mendorong impor dan ekspor modal. Perubahan saldo modal berdampak pada mata uang, yang mirip dengan neraca perdagangan oleh mark (plus atau minus). Namun, ada pengaruh negatif dari arus modal masuk berlebihan jangka pendek ke negara pada tingkat mata uangnya karena dapat meningkatkan jumlah uang beredar berlebih, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan harga yang lebih tinggi dan depresiasi mata uang.

3)      Perbedaan suku bunga di berbagai negara

Pengaruh kurs dijelaskan oleh dua faktor utama. Pertama, perubahan tingkat suku bunga di suatu negara, mempengaruhi semua jangka pendek lain yang sama, arus modal internasional, khususnya. Pada prinsipnya, kenaikan suku bunga merangsang masuknya modal asing dan pemotongan yang mempromosikan pengurangan arus keluar modal, termasuk nasional. Itulah sebabnya di negara dengan modal lebih tinggi tingkat suku bunga masuk, permintaan untuk meningkatkan mata uang, dan itu menjadi mahal. Pergerakan modal, terutama spekulatif “uang panas” meningkatkan ketidakstabilan neraca pembayaran. Kedua, suku bunga mempengaruhi operasi pasar valuta asing dan pasar uang. Ketika melaksanakan transaksi, bank mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal nasional dan global dengan pemandangan yang berasal dari laba. Mereka lebih memilih untuk mendapatkan pinjaman lebih murah di pasar uang asing, dimana tingkat lebih rendah, dan tempat mata uang asing di pasar kredit domestik, jika tingkat bunga yang lebih tinggi. Di sisi lain, kenaikan nominal suku bunga di suatu negara menurunkan permintaan untuk mata uang domestik sebagai tanda terima kredit yang mahal untuk bisnis. Dalam hal mengambil pinjaman, pengusaha meningkatkan biaya produk mereka yang, pada gilirannya, menyebabkan tingginya harga barang dalam negeri. Hal ini relatif mengurangi nilai mata uang nasional terhadap satu negara

4)      Aktifitas pasar valuta asing dan transaksi mata uang spekulatif

5)      _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________nurun perusahaan dan bank menjualnya dengan mata uang lebih stabil dan itu memperburuk posisi mata uang. pasar mata uang bereaksi dengan cepat terhadap perubahan ekonomi dan politik, fluktuasi rasio pertukaran. Dalam melakukannya, mereka meningkatkan peluang spekulasi mata uang dan pergerakan spontan “uang panas”.

6)      Tingkat kepercayaan di pasar mata uang nasional dan dunia

Hal ini tergantung pada situasi ekonomi dan politik di dalam negeri serta faktor-faktor yang ditunjukkan di atas yang mempengaruhi nilai tukar. Dealer memperhitungkan tidak hanya laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, daya beli mata uang, keseimbangan permintaan dan penawaran mata uang, tetapi prospek dinamika mereka. Kadang-kadang, bahkan harapan publikasi data resmi pada neraca perdagangan dan neraca pembayaran atau hasil pemilu mempengaruhi rasio penawaran dan permintaan dan tingkat mata uang. Kadang-kadang, di pasar mata uang ada perubahan prioritas dalam mendukung berita politik, rumor pengunduran diri menteri, dll

7)      Kebijakan moneter

Rasio peraturan pasar dan keadaan nilai tukar mempengaruhi dinamika. Pembentukan nilai tukar di pasar valuta asing melalui mekanisme permintaan dan penawaran mata uang biasanya disertai oleh fluktuasi tajam dalam hubungan pertukaran. Bentuk tukar riil di pasar yang merupakan indikator, uang ekonomi, kredit keuangan, dan kepercayaan dalam mata uang tertentu. Regulasi nilai tukar yang bertujuan meningkatkan atau menurunkan atas dasar tujuan kebijakan moneter dan ekonomi pendapatan

8)      Pendapatan National bukanlah komponen independen yang dapat melakukan perubahan

Namun, secara umum, faktor yang menyebabkan perubahan dalam pendapatan nasional memiliki dampak yang besar pada nilai tukar. Dengan demikian, peningkatan pasokan produk meningkatkan nilai tukar, sementara peningkatan permintaan domestik mengurangi laju. Dalam jangka panjang, pendapatan nasional yang lebih tinggi berarti nilai yang lebih tinggi dari mata uang negara.

9)      Faktor pasar, Faktor-faktor ini secara signifikan dapat mengubah nilai mata uang di interval pendek

Harapan keseluruhan bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan, perubahan dalam defisit perdagangan fiskal dan asing secara langsung mempengaruhi nilai tukar. Di samping itu, ekspektasi pelaku pasar valuta asing memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai tukar. puncak musiman dan turunnya aktivitas bisnis di negara yang memiliki dampak signifikan terhadap tingkat mata uang nasional.

KESIMPULAN
*                  Berbagai jenis mata uang yang pernah ada di Indonesia sangat bergam yang masing-masing dapat berlaku didaerah masing-masing di negara Indonesia, yaitu: ORI, URIDAB, URIPS, URITA, URIPSU, URIBA, serta UDMP.
Sedangkan jenis-jenis uang dikelompokkan sesuai dengan maksu penggunaan dari uang tersebut, yaitu: berdasarkan bahan yang terdiri dari uang logam danuang kertas, berdasarkan nilai yang terdiri dari uang bernilai penuh dan tidak bernilai penuh, berdasarkan lembaga yang menegluarkan  terdiri dari uang kartal dan uang giral, berdasarkan pemakai terdiri dari internal dan eksternal, dan berdasarkan kawasan yang terdiri dari uang local, uang regional, dan uang internasional.
*                  Untuk pengukuran nilai uang dapat dilauakan dengan tiga cara, yaitu: indeks biaya hidup/IHK, Indeks Harga Barang Perdagangan Besar, dan GNP Deflator.
Sedangkan dalam teori nilai uang dibahasmengenai alasasn-alasan suatu masyarakat dalam menerima uang sebagai alat tukar, yaitu teori barang, teori nominalisme, dan teori internal.
*                  Kurs adalah nilai tukar yang terdapat pada pasar valuta asing yang dilakuka oleh bank. Umunya uang yang sering diperjual belikan dalam pasar valuta asing adalah uang yang tergolong convertible currecies sedang kan yang tidak termasuk dalam golongan tersebut jarang diperjual belikan. Dalam transaksi ini bank memberlakukan kurs jual dan kurs beli. Penentuannya dapat dilakuakn dengan direct rate dan indirect rate.


DAFTAR PUSTAKA
-          Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Rajawali Pers: Jakarta
-          Ritonga, dkk. 2003. Ekonomi Untuk Kelas II SMA. Erlangga:  Jakarta
-          Berlianta, Heli Charisma. 2005. Mengenal Valuta Asing. Gajah Mada University Pers: Yogyakarta
-          Hasan, Ahmad. Mata Uang Islam. Raja Grafindo Persada: Jakarta


No comments:

Post a Comment

Entri Populer