Friday, 20 April 2018

Based Learning dan Think Pair Share


1.      Problem Based Learning
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendektan pembelajaran yang menggunakan msalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dan materi kuliah atau materi pebelajaran.
1)      Pengembangan Tujuan dan Formulasi maslah dalam PBL
Dalam PBL, tujuan adalah sngatlah penting karena menyangkut formulasi permasalahan, tujuan pembelajaran peserta didik, dan penilaian. Salah satu cara untuk mengembangkan tujuan adalah menyatakan segala, sesuatu yang harus dimiliki oleh para peserta didik setelah selesai mengikuti pembelajaran dalam hal ini pengetahuan yang berkaitan dengan kandungan mata pembelajaran, keterampilan yang berkaitan dengan pengetahuan peserta didik mulai dari mengajukan pertanyaan, penyusunan esai, searching basis data, dan presentasi maklah dan sikap yang berkaitan dengan pemikiran kritis, keaktifan mendengar, sikap terhadap pembelajaran, dan respeknya terhadap argumentasi peserta didik.
Formulasi permaslahan merupakan kunci keberhasilan PBL. Untuk mengembangkan permaslahan perlu diperhatikan beberapa aspek.
Pertama, aspek pesreta didik; peserta didik memerlukan informasi yang lebih banyak daripada yang telah dipersentasikan. Informasi yang tidak lengkap akan menyadarkan mereka apa yang sesungguhnya terjadi dan membantu mereka menentukan tindakan apa saja yang harus diambil untuk menelesaikan masalah.
Kedua, aspek pendidk; disisi pendidik PBL mendukung pembelajran yang open-mind, reflektif, kritis dan aktif. Dalam PBL, peran pendidik berubah dari penyedia fakta menjadi fasilitator lingkungan pembekajaran dan membangun komonitas pembelajaran.
Ketiga, aspek mata pelajaran; penerapan PBL dimuai dalam beberapa mata pelajaran secara persial dalam dan dalam pembelajrannya dikembangkan dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sebagai kelompok dengan sebuah scenario PBL.[1]
2.      Model pembelajaran tipe think pair share (TPS)
1)      pengertian
Metode think pair share adalah metode pembelajaran sederhana dimana ketika guru menyampaikan pelajaran di dalam kelas, para siswa duduk berpasangan antara tim mereka. guru memberikan pertanyaan di dalam kelas. siswa di arahkan berfikir menuju sebuah jawaban pada pasangan mereka, kemudian teman mereka mencapai kesepakatan pada sebuah jawaban.  akhirnya, guru menanyakan untuk berbagi jawaban mereka pada semua siswa.
2)      langkah-langkah metode think pair share
·         langkah pertamaberpikir (thinking)
·         langkah kedua berpasangan (pairing)
·         langkah ketiga berbagi (sharing)
Model pembelajaran thinkpair share menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi atau tujuan pembelajaran.
langkah-langkah model pembelajaran think pair share adalah sebagai berikut:
·         guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
·         siswa dimnta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru.
·         siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) an mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
·         guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
·         berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.[2]
3)      kelebihan dan kekurangan metode think pair share
Kelebihan TPS (think pair share)
a.         memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfkir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
b.        meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana.
c.         lebih banyak kesematan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok.
d.        seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lainnya serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.
e.         interaksi lebih mudah.
kekurangan TPS (think pair share)
a.         peralian dari selurh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.
b.        jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu siswa tidak mempunyai pasangan.
c.         jumlah kelompok yang terbentuk banyak
d.        sangat sulit diterapkan disekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas.
e.         ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya.[3]



[1] Ramayuslis. Metodelogi pendidikan agama islam. (jakarta: kalam mulia. 2014). Hlm. 297-299
[2]Moch, Agus krisno. Sintaks 45 Metode Pembelajaran Dalam SCL,.(Malang: UMM Pres, 2016), h.92
[3]Ibid, h.93-96

No comments:

Post a Comment

Entri Populer