AKTIVASI
ENZIM PROTEASE PADA NANAS
A. ABSTRAK
Tanaman
nanas mengandung enzim protease yang disebut bromelin. Protease merupakan enzim
proteolitik yang mengkatalisis pemutusan ikatan peptide pada protein. Enzim
bromelin merupakan salah satu jenis enzim protese yang mampu menghidrolisis
ikatan peptide pada protein menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino
sehingga mudah dicerna tubuh. Bromelin adalah salah satu enzim proteolitik
yaitu enzim yang mengkatalisasi penguraian protein menjadi asam amino dengan
membangun blok melalui reaksi hidrolisis. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh
konsentarsi substrat. Pengaruh activator, inhibitor dan kofaktor dalam beberapa
keadaan juga merupakan factor – factor yang mempengaruhi aktivitas enzim. Efek
suhu terhadap aktivitas enzim, dimana aktivitas enzim akan bertambah dengan
naiknya suhu sampai tercapainya aktivitas optimum. Efek pH terhadap aktivitas
enzim, dimana perubahan pH akan mempengaruhi kecepatan reaksi enzim, karena
berubahnya derajat ionisasi gugus asam dan basa dari enzim berlansung secara
optimum dan mempunyai stabilitas yang tinggi. Pengaruh konsentrasi enzim
terhadap aktivitas enzim, dimana enzim dengan derajat kemurnian tinggi terhadap
satu hubungan linier antara jumlah enzim dan taraf aktivitas pada batas – batas
tertentu. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap kerja enzim, dimana pada konsentrasi
substrat yang sangat rendah, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim juga
sangat rendah.
Kata kunci : enzim protease, enzim bromelin dan factor – factor
yang mempengaruhi aktivitas enzim.
B. PENDAHULUAN
Paktikum
kali ini berjuan untuk mengetahui aktivitas enzim protease dari buah nanas secara kualitatif. Tanaman nanas (Ananas
comosus L Merr) merupakan tanaman yang tumbuh pada iklim tropis seperti
Indonesia. Tanaman nanas mengandung enzim protease yang disebut bromelin.
Pemanfaatan enzim bromelin dapat dapat diterapkan pada bidang medis yakni
digunakan sebagai agen anti-inflamasi,pada inflamasi akut dan luka bakar.
Tingkat kemurnian atau jumlah enzim bromine dapat melalui penentuan aktivitas
spesifik. Aktivitas spesifik dinyatakan dalam unit aktivitas enzim per milligram
protein total (Kusuma, 2015).
Protease
merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan ikatan peptide pada
protein. Protease dibutuhkan secara fisiologi untuk kehidupan organism pada
tumbuhan, hewan maupun organisme. Penggunaan tumbuhan sebagai sumber protease
terbatas oleh tersedianya lahan tanaman dan kondisi pertumbuhan yang sesuai,
serta memerlukan waktu produksi enzim yang lama (Yuniati, 2015).
Enzim
protease dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu endopiptidase dan eksopeptidase.
Endopeptidase hanya memecah protein pada tempat – tempat tertentu dalam molekul
protein, dan basanya tidak mempengaruhi gugus pada ujung molekul. Sedangkan
eksopeptidase dapat melepaskan asam amino yang mempunyai gugus –COOH bebas pada
molekul protein, sedangkan aminopeptida dapat melepaskan asam amino pada ujung
lain yang mempunyai gugus –NH2 bebas (Muhhamad, 1983).
Enzim
bromelin merupakan salah satu jenis enzim protese yang mampu menghidrolisis
ikatan peptide pada protein menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino
sehingga mudah dicerna tubuh. Enzim bromelin terdapat dalam semua jaringan
tanaman nanas. Sekitar setengah dari protein dalam nanas mengandung protease
bromelin. Diantara berbagai jenis buah, nanas merupakan sumber protease dengan
konsentrasi tinggi dalam buah yang masak (Purwaningsih, 2017).
Bromelin
termassuk kedalam golongan sufridil yang mengandung enzim proteolitik. Selain
itu juga mengandung peroksida asam fosfat, beberapa protease inhibitor dan
organik yang mengikat kalsium. Enzim brimelin menghidrolisis protein yang
mengandung ikatan peptide menjadi asam amino yang lebih sederhana. Dalam hal
ini sistein endopeptidase secara khusus memotong ikatan peptide pada gugus
karbonil seperti yang ditemukan dalam arginin atau asam amino aromatic yaitu
fenilalanin atau sitosin. Enzim bromelin termasuk golongan glikoprotein yaitu
protein yang mengandung satu bagian oligosakarida pada tiap molekul, yang
terikat secara kovalen dengan rantai polipeptida enzim tersebut. Adapun deretan
asam amino disekitar lokasi aktifnya: - Cys – Gly – Ala – Cys – Trp – Asn – Gly
– Asp – Pro – Cys – Gly – Ala – Cys – Trp. Sistein (Cys) menunjukkan tempat
lokasi aktifnya (Mashuri, 2014).
Enzim
merupakan unit protein fungsional yang berperan mengkatalisis reaksi – reaksi
lain dalam tubuh.Protein mempunyai fungsi sebagai enzim adalah bentuk tersier.
Spesifikasi enzim terhadap substratnyateramat tinggi dalam mempercepat reaksi
kimia tanpa samping (Lehninger, 1982). Enzim tersusun dari protein, fungsi
katalis dari enzim ini ditentukan oleh bentuk strukturnya. Adapun jenis – jenis
struktur protein adalah struktur primer, sekunder, tersier dan kuatener.
Struktur primer protein tersusun oleh asam – asam amino yang dihubungkan oleh
ikatan peptida. Struktur skunder meruapakan gabungan dari beberapa struktur
primer. Bentuk dari struktur sekunder ini bisa berupa α atau β sheet. Struktur
sekunder protein distabilkan oleh ikatan hydrogen antara gugus karbonil dengan
gugus amida yang berdekatan. Struktur tersier merupakan gabungan dari struktur
sekunder yang mengalami pelipatan – pelipatan, struktur ini distabilkan oleh
ikatan hidrofob yang disebabkan kemampuan strukturnya. Struktur kuartener
merupakan gabungan dari unit – unit protein. Struktur kuartener dapat tersusun
oleh unit – unit protein yang sama ataupun oleh unit – unit protein yang
berbeda (Wuryanti, 2004).
C. ALAT
DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat
– alat
a. Neraca
analitik
b. Moltar
dan pestle
c. Pipet
tetes
d. Corong
e. Termometer
f. Stopwatch
g. Tabung
reaksi
h. Gelas
kimia
i. Penjepit
j. Erlenmeyer
k. Gelas
ukur
l. Pisau
m. Sentrifugator
n. Pengaduk
2. Bahan
a. 250
gram nanas segar
b. Larutan
buffer fosfat dingin (pH 7)
c. Es
batu
d. Larutan
kasein 0,65 %
e. Larutan
biuret
f. Kain
kasa
g. Aquades
h. Kertas
saring
i. Tissue
D. PROSEDUR
KERJA
1. Isolasi
enzim protease dari nanas
a. Ditimbang
sebanyak 250 gram nanas segar pada neraca analitik.
b. Dihaluskan
buah nanas yang sudah ditimbang tadi dengan menggunakan mortal dan pestle.
c. Setelah
nanas tersebut sudah halus, kemudian ditambah dengan 50 ml larutan buffer
fosfat dingin (pH 7).
d. Disaring
menggunakan kain kasa sampai didapatkan hasil filtrate nanas.
e. Kemudian
filtrate tersebut kembali disaring menggunakan kertas saring hingga didapatkan
protease yang telah diisolasi. (semua perlakuan dilakukan dalam keadaaan
dingin).
2. Uji
aktivitas enzim protease secara
kualitatif
a. Dimasukkan
1 ml larutan kasein 0,65% kedalam tabung reaksi, kemudian diinkubasi pada suhu
400C – 500C.
b. Ditambahkan
1 mL ekstrak enzim (sambil diamati).
c. Ditambahkan
lagi dengan 4 mL larutan buffer fospat dengan pH 7 sambil diamati.
d. Diinkubasi
kembali campuran pada suhu 40ºC-50ºC selama ± 20 menit.
e. Didinginkan
dalam air es sampai larutan dingin.
f. Dipindahkan
larutan ke tabung yang lebih kecil kemudian disentrifugasi pada 4000 RPM selama
± 10 menit.
g. Diambil
supernatan hasil sentrifugasi kemudian ditambahkan dengan 1 mL reagen biuret.
h. Diambil
larutan kasein 0.65 % yang baru pada tabung yang berbeda sebagai pembanding dan
ditambahkan dengan 5 mL larutan buffer fospat dengan pH 7.
i.
Ditambahkan 2 mL
reagen biuret pada larutan tersebut kemudian dibandingan dengan hasil pada
langkah h.
j.
Dicatat hasil
pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
suhu
|
Perlakuan
|
Perubahan yang terjadi
|
|
40-50
|
Kasein 0,65 5 + enzim
|
endapan
|
Warna atas: bening warna bawah : kuning
|
pH=7
|
Ditambahkan buffer fosfat
|
-
|
Agak kuning
|
40-50
|
Inkubasi (20 menit)
|
-
|
Lebih kuning
|
|
Sentrifugasi 4000 RPM
|
endapan
|
Filtrat
: bening endapan : kuning
|
|
Supernatan + biuret
|
-
|
Ungu pudar
|
Larutan kontrol
|
|
|
|
|
(kasein 0,65 % + buffer fosfat) + biuret
|
-
|
Ungu pekat
|
2.
Pembahasan
Enzim
adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup. Sampai
saat ini kira – kira lebih dari ribuan
enzim telah teridentifikasi yamg masing – masing berfungsi sebagai katalisator
reaksi kimia dalam sisitem hidup. Tanpa
enzim, reaksi seluler di dalam sel berlansung sangat lambat, bahkan
mungkin tidak dapat terjadi reaksi. Enzim memliki tenaga katalitik yang luar
biasa, yang biasanya jauh lebih besar katalisator sintetik. Enzim pempercepat
reaksi kimia tanpa pembentukan produk samping. Enzim yang bekerja sebagai
katalis dalam reaksi hidrolisis protein disebut
enzim proteolitik atau protease.atau disebut juga debgan peptidase. Bromelin
adalah salah satu enzim proteolitik yaitu enzim yang mengkatalisasi penguraian
protein menjadi asam amino dengan membangun blok melalui reaksi hidrolisis.
Hidrolisis adalah penguraian dari molekul besar menjadi unit yang lebih kecil
dengan kombinasi air. Dalam pencernaan protein, ikatan peptide akan terputus
dengan penyisipan air, -H dan -OH pada rantai akhir. Enzim bromelin merupakan
suatu enzim edopeptidase yang mempunyai gugus sulfhidril (SH) pada lokasi
aktif. Pada dasarnya enzim ini diperoleh dari jaringan – jaringan tanaman
nanas. Enzim ini dihambat oleh senyawa oksidator, alkilator dan logam berat.
Bromelin dapat diperoleh dari tanaman nanas baik dari tangkai, kulit, daun,
buah maupun batang dalam jumlah yang berbeda. Kandungan enzim lebih banyak
dibagian daging buah (Esih,2006).
Perubahan
suhu dan pH berpengaruh besar terhadap kerja enzim. Aktivitas enzim juga
dipengaruhi oleh konsentarsi substrat. Pengaruh activator, inhibitor dan
kofaktor dalam beberapa keadaan juga merupakan factor – factor yang
mempengaruhi aktivitas enzim (Lehninger, 1993). Efek suhu terhadap aktivitas
enzim, dimana aktivitas enzim akan bertambah dengan naiknya suhu sampai
tercapainya aktivitas optimum. Kenaikan suhu lebih lanjut akan mengakibatkan
menurunnya aktivitas enzim dan pada akhirnya malah akan merusak enzim tersebut.
Efek pH terhadap aktivitas enzim, dimana perubahan pH akan mempengaruhi
kecepatan reaksi enzim, karena berubahnya derajat ionisasi gugus asam dan basa
dari enzim, terhadap rentang pH optimum dimana aktivitas enzim berlansung
secara optimum dan mempunyai stabilitas yang tinggi. Sebagian besar enzim
mempunyai pH optimum yang mendekati netral, sebagian kecil lainnya mempengaruhi
pH optimum yang sangat rendah atau sangat tinggi. Pengaruh konsentrasi enzim
terhadap aktivitas enzim, dimana pada enzim- enzim dengan derajat kemurnian
tinggi terhadap satu hubungan linier antara jumlah enzim dan taraf aktivitas
pada batas – batas tertentu. Konmsentrasi enzim pada umumnya sangat kecil bila
dibangdingkan dengan konsentrasi substrat. Saat konsentrasi enzim meningkat
maka aktivitas enzim juga bertambah. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap
kerja enzim, dimana kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim sangat
dipengaruhi oleh konsentrasi substrat. Pada konsentrasi substrat yang sangat
rendah, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim juga sangat rendah. Sebaliknya,
kecepatan reaksi akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat sampai
tercapai titik tertentu yaitu titik batas kecepatan maksimum. Setelah titik
batas, enzim menjadi jenuholeh substratnya, sehingga tidak dapat berfungsi
lebih cepat. Pembatas kecepatan enzimatis ini adalah kecepatan penguraian
kompleks enzim – substratmenjadi produk dan enzim bebas.
Pada
tahap isolasi enzim protease dari nanas, leburan nanas yang sudah dileburkan
ditambahkan dengan larutan buffer fosfat yang berfunsi untuk mempertahankan pH
yang terkandung dalam nanas tersebut, sehingga didapatkan protease yang telah
diisolasi. Sedangkan pada tahap uji aktivitas enzim, dimana larutan kasein
0,65% diinkubasi pada suhu 400C
– 500C. Didalam kasein 0,65% prosese pengendapan sangat bagus karena banyak terkandungan asam amino yang
akan menjadi sisi pengenalan atau daerah pemotongan enzim antara lain pada
argenin, lysine dan tyrosine, dengan adanya keadaan kasein inilah sebagai
penyumbang asam – asam amino yang dapat mempengaruhi bagaimana aktivitas dari
enzim protease terhadap protein. Kasein diinkubasi pada suhu 40 – 500C
disebabkan karena pada suhu tersebut merupakan titik isoelektrik dari kasein
dan tidak tahan panas.
ketika
larutan kasein di reaksikan dengan ekstrak enzim, dimana warna awal kasein
berwarna keruh menjadi terbentuk 2 lapisan yaitu pada bagian bawah berwarna
kuning dan bagian atas berwarna bening, kemudian ditambahkan dengan larutan
buffer pada pH 7, dimana pada pH 7 ini merupakan pH optimum aktivitas isolate
enzim dari daging buah nanas. Sehingga tujuannya yaitu untuk mempertahankan pH,
dimana pada prosese penambahan ini terjadi perubahan warna menjadi kuning.
Kemudian larutan tersbut diinkubasi pada suhu 40-50oC selama 20
menit, dimana aktivitas bromelin akan terus menurun apabila terus diinkubasi
pada suhu 400C - 500C dalam waktu yang lama. Dengan
demikian, energy yang digunakan untuk denaturasi enzim akan lebih tinggi dari
energy aktivasi untuk reaksi katalitik enzim. Sehingga enzim akan lebih
cenderung terdenaturasi daripada melakukan aktivitas katalitiknya.
Selama
pemanasan berlangsung warna larutan berubah menjadi kuning. Ini menandakan
substrat dari protein lebih mudah berintraksi dengan sisi katalitik enzim
bromelin. Kemudain hasilnya diberi perlakuan pada suhu rendah untuk nonaktifkan
aktivasi dari enzim. Untuk mendapatkan asam amino hasil hidrolisis kasein oleh
protease , larutan di sentrifugasi. Dan diperoleh hasil berupa endapan berwarna
kuning dan larutan berwarna bening (supernatant). Kemudian supernatan yang di
hasilkan ditambahkan dengan larutan biuret sehingga larutan berubah berwarna menjadi
ungu pudar. Sedangkan pada tabung lain tireaksikan larutan kasein, larutan
buffer fosfat dan biuret menghasilkan larutan berwarna ungu pekat. Prinsip
dasar dari raagen biuret yakni terbentuknya ikatan kompleks biru-ungu.yang di hasilkan oleh ikatan
peptide yang yang ditambahkan garam kupri yakni antara Cu2+ dan N
dalam suasana basa. Warna yang terbentuk dalam reaksi dipengaruhi oleh
banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptide. Hasilnya membuktikan bahwa enzim
protease menghidrolisis protein menjadi asam amino yang lebih sederhana.
F.
SIMPULAN
Berdasarkan
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa tanaman
nanas mengandung enzim protease yang disebut bromelin. Enzim adalah golongan
protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup. Sampai saat ini kira –
kira lebih dari ribuan enzim telah
teridentifikasi yamg masing – masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia
dalam sisitem hidup. Hidrolisis adalah penguraian dari molekul besar menjadi
unit yang lebih kecil dengan kombinasi air. Dalam pencernaan protein, ikatan
peptide akan terputus dengan penyisipan air, -H dan -OH pada rantai akhir.
Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan ikatan
peptide pada protein. Larutan buffer fosfat yang berfunsi untuk mempertahankan
pH yang terkandung dalam nanas tersebut. larutan kasein 0,65% diinkubasi pada suhu 400C – 500C.
Didalam kasein 0,65% prosese pengendapan sangat bagus karena banyak terkandungan asam amino yang
akan menjadi sisi pengenalan atau daerah pemotongan enzim, dimana kasein
diinkubasi pada suhu 40 – 500C disebabkan karena pada suhu tersebut
merupakan titik isoelektrik dari kasein dan tidak tahan panas. Penambahan
indicator biuret berfungsi untuk membentuk ikatan kompleks. Prinsip dasar dari
raagen biuret yakni terbentuknya ikatan
kompleks biru-ungu.yang di hasilkan oleh ikatan peptide yang yang ditambahkan
garam kupri yakni antara Cu2+ dan N dalam suasana basa. Warna yang
terbentuk dalam reaksi dipengaruhi oleh banyaknya asam amino yang terikat pada
ikatan peptide.
G. DAFTAR
PUSTAKA
Esih,
D.M. (2006). “Pengaruh Jenis Presipitan Pada Prosese Isolasi Enzim Bromelin
dari Buah Nanas Terhadap Aktivitas Proteolik Enzim Pada Hidrolisis”. Skripsi
Fakultas Teknik. UNS. Vol 1 No.3: 10 – 16.
Kusuma,
P. L A. (2015). “Perbandingan Aktivitas Spesssssifik Ekstrak Kasar Enzim
Bromelin Buah Nanas yang Diisolasi Dengan Beberapa Jenis Garam Pengendapan”. Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali. Vol.(2) No.9: 139 –
146.
Mashuri,
M. (2014). “Isolasi dan Pemgukuran Aktivitas Enzim Bromelin dari Ekstrak Kasar
Bonggol Nanas (Ananas comosus I.) pada Variasi Suhu dan pH”. Jurusan
Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar. Vol.(2) No.2:
120 – 126.
Muhhamad,
W. (1983). Biokimia Proteina, Enzima dan Asam Nukleat. Bandung: ITB.
Purwaningsih.
I. (2017). “Potensi Enzim Bromelin Sari Buah Nanas (ananas comosus I.) Dalam
Meningkatkan Kadar Protein Pada Tahu”. Jurnal Teknologi Laboratorium Poltekkes
Kemenkes Pontianak Jurusan Analisis Kesehatan Jl. Dr. Soedarso, Kampus Analis
Kesehatan. Vol.6 No.1: 1 – 8.
Wuryanti.
(2004). “Isolasi dan Penentuan Aktivitas Spesifik Enzim Bromelin Dari Buah
Nanas (Ananas comosus I.)”. Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNDIP. Vol.VII No.3: 83 – 87.
Yuniati,
R. dkk. (2015). “Uji Aktivitas Enzim Protease dari Isolat Bacillus sp. Galung
Lokal”. Jurnal FMIPA. Vol.(2) No.1: 116 – 122.
No comments:
Post a Comment