Friday 5 January 2018

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN “MANAJEMEN PIUTANG”


PENDAHULUAN
   A.    Latar Belakang
Hampir setiap jenis barang saat ini dapat dibeli secara kredit. Seperti ruamah, mobil, alat-alat elektronik, bahkan perabotan rumah tangga dapat diperoleh dengan cara kredit. Dengan menjual secara kredit, perusahaan akan memiliki piutang. Dimana alasan perusahaan menjual barang hasil produksinya secara kredit tidak lain adalah dengan menjual secara kredit dapat meningkatkan penjualan yang diharapkan dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan adanya piutang juga menimbulkan berbagai biaya bagi perusahaan, dan  perusahaanpun perlu melakukan analisi ekonomi tantang piutang  yang bertujuan untuk menilai apakah manfaat memiliki piutang lebih besar ataukah lebih kecil dari biayanya. Apabila diperkirakan bahwa manfaatnya lebih besar, maka secara ekonomi pemilikan piutang tersebut dibenarkan, dimana analisis tersebut  merupakan salah satu bagian dari pengelolaan piutang.
Masalah lain adalah pengendalian piutang, dimana untuk mengedalikan piutang perusahaan perlu menetapkan kebijaksanaan kreditnya. Kebijaksanaan ini kemudian berfungsi sebagai standa. Yang kemuddian apabila dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak sesuai degan standar yang telah ditetapkan, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan. Dan esensi dari fungsi pengendalian adalah kegiatan untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana.
   B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Piutang ?
2.      Faktor-faktor apa saja dalam Pemberian Kredit ?
3.      Apa itu Letter Of Credit ?
4.      Kebijakan apa saja yang ada di dalam Manajemen Piutang ?


PEMBAHASAN
   A.    Pengertian Piutang
Dalam usaha meluaskan pasar, pada umumnya perusahaan menjual hasil produksinya secara kredit yang melahirkan piutang. Kemudian diadakan penagihan untuk kembali menjadi uang tunai. Hubungan antara piutang dengan kas adalah sebagai berikut:
Kas       persediaan      barang jadi       piutang        kas

Piutang merupakan harta perusahaan yang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.  Menurut Mohammad Muslich (2003:109) pengertian piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan”. Sedangkan Pengertian piutang menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002:81) yaitu bahwa “Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit”
Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh:
1.      Volume penjualan kredit
2.      Syarat pembayaran kredit
3.      Ketentuan tentang pembatasan kredit
4.      Kebijakan pengumpulan piutang
5.      Kebiasaan dan karakter pelanggan
Setiap analisis ekonomi menyangkut perbandingan antara manfaat dan pengorbanan. Ketika manfaat yang diharapkan lebih besar dari pengorbanan, suatu  keputusan dibenarkan secara ekonomi. Ada 3 contoh untuk mengidentifikasikan manfaat dan pengorbanan tersebut :
a.       Penjualan kredit tanpa diskon
Penjualan kredit tanpa diskon.  Misalkan suatu perusahaan dagang semula melakukan penjualan secara tunai yang mencapai rata-rata Rp.800 juta/tahun. Kemudian perusahaan berencana menawarkan syarat penjualan kepada pembeli dengan membayar pembelian mereka pada hari ke-60. Perusahaan memperkirakan akan bisa meningkatkan penjualan hingga Rp.1.050 juta dengan syarat penjualan tersebut. Profit margin yang diperoleh sekitar 15%. Kalau biaya dana sebesar 16%, apakah perusahaan perlu beralih ke penjualan kredit? Tabel 1.1. analisis penjualan kredit tanpa diskon dengan penjualan tunai
Manfaat : Tambahan keuntungan karena tambahan penjualan, = ( 1.050 – 800 ) x 15% Rp.37,50 juta
Pengorbanan : Perputaran piutang = 360 hari/60hari = 6x dalam 1 tahun Rata-rata piutang = Rp 1.050/6 = Rp.175 juta
Dana yang diperlukan untuk membiayai piutang tersebut, = 85% x 175 juta = Rp. 148,75 juta
Biaya dana yang harus ditanggung karena memiliki tambahan piutang = Rp.148,75 juta x 16%
Tambahan manfaat bersih Rp.23,80 juta Rp.13,70 juta
Analisis tersebut menunjukkan bahwa manfaat lebih besar dari pengorbanan sehingga diperoleh manfaat bersih yang positif. Ini berarti rencana untuk menjual secara kredit diharapkan memberikan hasil yang menguntungkan.
b.      Penjualan kredit dengan diskon
Penjualan secara kredit dengan diskon Misalkan perusahaan menawarkan syarat penjualan 2/20 net 60. Artinya pembeli akan mendapat diskon 2% ketika melunasi pembeliannya pada hari ke-20. Tetapi, ketika pembeli melunasi pada hari ke-60 mereka harus membayar dengan harga penuh. Diperkirakan 50% pembeli akan memanfaatkan diskon dan sisanya membayar pada hri ke-60. Apakah perusahaan sebaiknya mengintrodusir diskon atau menjual kredit tanpa diskon? 5. Tabel 1.2 analisis penjualan kredit dengan diskon dibandingkan dengan tanpa diskon Manfaat :
Rata-rata periode pembayaran piutang = 50%(20) x 50%(60) = 40 hari Perputaran piutang = 360 hari/40hari = 8x dalam 1 tahun
Rata-rata piutang = Rp. 1.050/8 = Rp. 131,25 juta
Rata-rata dana yang diperlukan untuk membiayai piutang = Rp. 131,25 juta x 85% = Rp. 111,56 juta
Penurunan biaya dana = ( Rp.148,75 juta - Rp. 111,56 juta ) x 16% Rp.5,95 juta
Pengorbanan : Diskon yang diberikan, = 2% x 50% x Rp. 1.050 Rp.10,50 juta Manfaat bersih (Rp. 4,55 juta)
Analisis tersebut menunjukkan diskon yang diberikan ternyata lebih besar daripada penghematan biaya. Dengan demikian maka perusahaan tidak perlu memberikan diskon,karena dengan syarat penjualan 2/20 net 60 diperkirakan akan memberikan manfaat bersih yang negatif.
c.       Penjualan kredit dengan kemungkinan piutang tidak terkumpul.
Penjualan kredit dengan kemungkinan piutang tidak terkumpul Ketika perusahaan menjual secara kredit, selalu ada kemungkinan piutang tidak tertagih. Misalkan dari penjualan dengan syarat n/60 tersebut diperkirakan 1% tidak terbayar. Apakah perusahaan sebaiknya menjual secara kredit ataukah tetap tunai? 6. Table 1.3 analisis penjualan kredit tanpa diskon dengan penjualan tunai (memperhatikan piutang tidak tertagih)
Manfaat : Tambahan keuntungan karena tambahan penjualan = (1.050 – 800 ) x 15% Rp.37,50 juta
Pengorbanan : Perputaran piutang = 360 hari/60 hari = 6x
Rata-rata piutang = Rp.1.050/6 = Rp.175 juta
Dana yang diperlukan untuk membiayai piutang tersebut, = 85% x 175 juta = Rp. 148,75 juta
Biaya dana yang harus ditanggung karena memiliki tambahan piutang = Rp.148,75 juta x 16% Rp. 23,80 juta
Kerugian karena penjualan tidak terbayar, = 1% x Rp.1.050 juta Rp.10,50 juta
Total tambahan biaya Rp.34,30 juta
Tambahan manfaat bersih Rp. 3,20 juta
Analisis tersebut menunjukkan bahwa dengan mempertimbangkan kemungkinan penjualan tidak terbayar, penjualan kredit diharapkan masih menguntungkan apabila dibandingkan dengan penjualan secara tunai.
Analisis ekonomi tentang piutang pada dasarnya mencoba membandingkan manfaat dan pengorbanan yang timbul karena memiliki piutang. Karena itulah perlu adanya identifikasi manfaat dan pengorbanan tersebut. Jumlah piutang yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh penjualan, persyaratan penjualan, standar kredit dan pengumpulan piutangnya. Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan. Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan diperoleh bagi perusahaan daripada biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar tersebut. Standar bisa ditentukan berdasarkan atas evaluasi data, misal pemohon kredit (individu) adalah seorang karyawan yang berpenghasilan tetap, mungkin diijinkan membeli secara kredit. Kemudian alamat rumah yang jelas, status perkawinan, no telfon, dll.
Syarat kredit Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai (bila ada) untuk pembayaran yang lebih awal. Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah:
a. Sifat ekonomik produk,
b. Kondisi penjual,
c. Kondisi pembeli,
d. Periode kredit,
e. Potongan tunai dan
f. Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank).
   B.     Faktor dalam Pemberian Kredit
1.      Kepercayaan
Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (bank atau perusahaan) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan karena sebelum dana dikeluarkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendam tentang nasabah. Dimana, tujuannya adalah untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.
2.      Kesepakatan
Biasanya kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan krewajibannya masing-masing yaitu antara pihak nasabah dengan bank atau debitur dengan kreditur.
3.      Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka wangktu ini juga mencakup masa pengambilan kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, menenga, atau jangka panjang. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan kesepakatan.
4.      Resiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengambilan kredit akan memingkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar pula resikonya.
5.      Balas Jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian kredit.
   C.     Letter Of Credit
L/C merupakan salah satu jasa bank yang diberikan pada masyarakat untuk memperlancar arus barang(ekspor-impor) termasuk dalam negeri (antar pulau). Kegunaan letter of credit adalah untuk menampung dan menyelsaikan kesulitan kesulitan dari pihak pembeli(importir) maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya.
Pengertian secara umum L/C merupakan suatu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah (biasanya importir) untuk menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentu utntuk kepentingan pihak ke 3 (penerima L/C atau eksportir). L/C sering disebut dengan berdokumen atau documentary credit. Penbukaan L/C oleh importer dilakukan nasabah melalui bank yang disebut opening bank atau issuing bank sedangkan bank eksportir merupakan bank pembayaran terhadap barang yang diperdagangkan. Dalam hal ini eksportir berhubungan dengan bank pembayaran atau sebut advising bank. Penyelsaian transaksi antara eksportir dan importer sangat tergantung dari jenis  L/C nya. Jenis jenis L/C antara lain :
v  Revocable L/C
Yaitu L/C yang setiap saat dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh bank pembuka (opening bank) tampa pembertahuan terlebih dulu kepada beneficiary
v  Irrevocable L/C
Kebalikan dari recovable yaitu L/C yang tidak dapat dibatalkan atau diubah tampa persetujuan dari semua pihak yang terlibat
v  Sight L/C
Merupakan L/C yang syarat pembayarannya lansung pada saat dokumen diajukan olej eksportir kepada edvise bank
v  Usance L/C
Merupakan L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan dokumen
v  Restricted L/C
Yaitu L/C yang pembayarannya atau penerusan  L/C hanya batasi pada bank bank tertentu saja yang namanya tercantum dalam L/C
v  Unrestricted L/C
L/C yang membebaskan negosiasi dokumen di bank manapun
v  Red clause L/C
Merupakan L/C dimana bank pembuka L/C member kuasa kepada bank pembayar untuk membayar muka kepada beneficiary atau seluruh nilai L/C sebelum beneficiary menyerahkan dokumen
v  Transferable L/C
Merupakan L/C yang memberikan kepada beneficiary untuk memindahkan sebagian atau seluruh nilai L/C krpada satu atau beberapa pihak lainnya
v  Revoluving L/C
Yaitu L/C yang penggunaannya dapat dilakukan secara berulang ulang.
Disamping jenis jenis L/C, maka factor lain yang mempunyai andil besar dalam proses penyelsaian L/C adalah dokumen dokumen yang dibutuhkan. Dokumen dokumen L/C yang dibutuhkan meliputi :
v  Bill of lading (B/L) atau konosemen
B/L mempunyai fungsi sebagai;
·         Bukti tanda pengirim
·         Bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang
·         Bukti pemilik atau dokumen pemilik barang
v  Faktur (invoice)
Merupakan daftar perinci harga dari barang barang yang dikeluarkan oleh penjual atas suatu transaksi sebagai tanda bukti transaksi dan dapat juga dijadikan sebagai alat tagihan
v  Asuransi
Merupakan perusahaanyanng akan menanggung dan mengganti terhadap kerugian yag akan dialami para eksportir apabila terjadi kehilangan atau kerusakan barangnya
v  Daftar pengepakan (packing list)
Merupakan daftar uraian baranng barang yang dimasukkan dalam peti(container)
v  Ceritifate of origin
Merupakan surat keterangan asal barang yang diekpor
v  Ceritifate of inspection
Merupakan surat keterangan pemeriksa tentang keadaa barang yang dibuat oleh independent surfeyor
   D.    Kebijakan dalam Manajemen Piutang
Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar. Kondisi ekonomi, penetapan harga produk, kualitas produk, dan kebijakan kredit persahaan adalah berbagai pengaruh  utama dalam tingkat piutang usaha perusahaan. Kebijakan dalam manajemen piutang didasarkan pada:
1.      Character yaitu karakter para manajemen
2.      Capacity yaitu kemampuan atau kesanggupan membayar
3.      Capital yaitu kondisi posisi keuangan
4.      Collateral yaitu besarnya harta pelanggan
5.      Condition yaitu kondisi ekonomi, sosial, politik, dan bisnis.
Pengumpulan piutang digunakan untuk tingkat efisiensi pengumpulan piutang. Dikatakan efisien apabila waktu rata-rata pengumpulan piutang lebih kecil daripada waktu piutang yang telah ditetapkan. Banyaknya piutang yang tak tertagih akan membuat biaya penagihan meningkat. Akan tetapi, usaha pengumpulan piutang juga tidak dianjurkan terlalu agresif, karena dapat mengurangi penjualan dan keuntungan perusahaan di masa mendatang karena pelanggan akan beralih ke perusahaan lain, dalam hal ini pesaing.

PENUTUP

Piutang merupakan harta perusahaan yang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Dimana jumlah piutang yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh penjualan, persyaratan penjualan, standar kredit dan pengumpulan piutangnya. Faktor-faktor yang harus ada salam pemberian kredit adalah:
1.      Kepercayaan
2.      Kesepakatan
3.      Jangka waktu
4.      Resiko
5.      Balas jasa
Dan yang dimaksud dengan L/C  adalah suatu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah (biasanya importir) untuk menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentu utntuk kepentingan pihak ke 3 (penerima L/C atau eksportir). L/C sering disebut dengan berdokumen atau documentary credit. Jenis L/C adalah  Revocable L/C, Irrevocable L/C, Sight L/C, Usance L/C, Restricted L/C, Unrestricted L/C, Red clause L/C, Transferable L/C, Revoluving L/C. Disamping jenis jenis L/C, maka factor lain yang mempunyai andil besar dalam proses penyelsaian L/C adalah dokumen dokumen yang dibutuhkan. Dokumen dokumen L/C yang dibutuhkan meliputi :
v  Bill of lading (B/L) atau konosemen
B/L mempunyai fungsi sebagai;
·         Bukti tanda pengirim
·         Bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang
·         Bukti pemilik atau dokumen pemilik barang
v  Faktur (invoice)
Merupakan daftar perinci harga dari barang barang yang dikeluarkan oleh penjual atas suatu transaksi sebagai tanda bukti transaksi dan dapat juga dijadikan sebagai alat tagihan
v  Asuransi
Merupakan perusahaanyanng akan menanggung dan mengganti terhadap kerugian yag akan dialami para eksportir apabila terjadi kehilangan atau kerusakan barangnya
v  Daftar pengepakan (packing list)
Merupakan daftar uraian baranng barang yang dimasukkan dalam peti(container)
v  Ceritifate of origin
Merupakan surat keterangan asal barang yang diekpor
v  Ceritifate of inspection
Merupakan surat keterangan pemeriksa tentang keadaa barang yang dibuat oleh independent surfeyor
Kebijakan dalam manajemen piutang didasarkan pada:
1.      Character yaitu karakter para manajemen
2.      Capacity yaitu kemampuan atau kesanggupan membayar
3.      Capital yaitu kondisi posisi keuangan
4.      Collateral yaitu besarnya harta pelanggan
5.      Condition yaitu kondisi ekonomi, sosial, politik, dan bisnis.
Penjelasan :
Dalam hal pemberian kredit harus ada standar tersendiri, karena Jika kita melihat kapasitasnya bisa saja akan tetapi kita harus melihat apakah konsumen tersebut mempunyai kebiasaan suka membayar tepat waktu, suka menunda atau bahkan tidak suka membayar.
Dalam hal kita melakukan penjualan secara kredit yang nantinya akan menjadi piutang bagi perusahaan dalam jangka waktu yang panjang jika tidak dibayar2 maka akan menjadi kerugian buat debitur. Untuk menghindari hal tersebut biasanya pihak debitur menetapkan ketentuan lain seperti semakin lama kreditur membayar semakin besar beban atau jumlah yang akan dibayar.
Letter of Credit adalah surat perintah untuk membayar sejumlah uang kepada (eksportir) oleh importir melalui bank yang telah ditentukan.


DAFTAR PUSTAKA

Darsono.2009.Manajemen Keuangan.Jakarta: Nusantara Consulting
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti.2012.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.Yogyakarta: UPP STIM YKPN 
Kasmir.2000.Manajemen Perbankan.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz. Jr.2013.Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan(Buku 1).Jakarta:Salemba Empat


No comments:

Post a Comment

Entri Populer