Friday 5 January 2018

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN “KONSEP PENILAIAN INVESTASI”


MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN
KONSEP PENILAIAN INVESTASI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk mencari laba. Hal ini berlaku untuk semua jenis perusahaan baik perusahaan dagang, manufaktur maupun jasa. Untuk perusahaan jasa misalnya, salah satu usaha untuk mendapatkan laba adalah dengan menginventasikan dana menganggur dengan tujuan dapat mendatangkan laba pada masa yang akan datang.
Untuk memutuskan sebuah putusan investasi diperlukan pertimbangan yang matang sebelum investasi tersebut dilakukan, karena pada umumnya investasi membutuhkan dana yang relatif besar, dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Investasi dapat dilakukan dalam bentuk penggantian aktiva tetap, penambahan jumlah mesin, pembukaan pabrik baru, dan sebagainya. Keputusan investasi ini merupakan keputusan yang dibuat pada masa sekarang namun manfaatnya baru akan dirasakan pada masa yang akan datang.
Untuk memutuskan perlu tidaknya perusahaan mengiventasikan dana yang dimiliki, pihak manajemen perusahaan perlu mengadakan penilaian terhadap usulan investasi yang diajukan. Ada berbagai macam motode penilaian investasi yang dapat digunakan dan tiap-tiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Konsep dan Pengertian Penilaian Investasi?
2.      Bagaimana Aliran Kas dalam Investasi?
3.      Bagaimana Metode Penilaian dalam investasi?
4.      Bagaimana Pertimbangan Resiko dalam Investasi?




BAB II
                                         PEMBAHASAN         
A.    Konsep Dasar Penilaian Investasi
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang atau pada dasarnya definisi dari investasi itu sendiri adalah suatu asset yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan (PSAK NO. 13 tahun 1994).
Terdapat dua jenis investasi antara lain sebagai berikut :
1.     Investasi dalam sekuritas utang (debt securities)
Debt securities merupakan instrumen investasi yang mewakili hubungan kreditor dengan suatu perusahaan, seperti Obligasi RI, Obligasi perusahaan, Commercial paper (CP), dan sebagainya.
2.    Investasi dalam saham (equity securities)
Equity securities merupakan instrumen investasi yang mencerminkan kepemilikan modal dalam suatu perusahaan, yang berupa saham biasa, saham preferen, atau capital stock lainnya.
Adapun yang dimaksud dengan penilaian investasi adalah proses evaluasi dari keinginan untuk membuat permohonan investasi (investment) yang meliputi beberapa hal, seperti penggantian pabrik dan mesin yang telah habis pakai, pendirian pabrik baru, pengambilalihan perusahaan lain, pengembangan produk baru, kampanye promosi penjualan, jalan raya baru atau rumah sakit.

B.     Aliran Kas
Kas adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan. Dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu:
1.      Fungsi Likuiditas
Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2.      Fungsi Anti Inflasi
Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3.      Capital Growth
Yaitu dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Arus Kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.      Arus Kas Operasional (Operational Cash Flow)
Yaitu, merupakan Aliran Kas Operasional yang meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan secara riil yang berkaitan dengan kegiatan operasi, Operational Cash In Flow (OCIF) meliputi penerimaan hasil penjualan tunai, hasil pengumpulan piutang,dan penerimaan laba perusahaan. Sedangkan Operational Cash Out Flow (OCOF) meliputi biaya-biaya produksi dan biaya-biaya operasi perusahaan. Biaya produksi terdiri atas pembelian bahan baku dan bahan penolong, biaya upah pekerja langsung, dan biaya overhead pabrik (biaya produksi tak langsung); termasuk pembayaran utang kepada pemasok bahan. Biaya operasi meliputi biaya administrasi dan umum, seperti biaya gaji pimpinan dan karyawan, biaya rekening listrik, telepon, air (PAM), biaya pemasaran, serta biaya pajak.
2.      Arus  Kas Pendanaan ( Financial Cash Flow )
Yaitu, Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pendanaan. Financial Cash In Flow (FCIF), meliputi penerimaan modal, baik dari sumber modal sendiri maupun dari sumber modal asing berupa pinjaman atau kredit bank. Sedangkan Financial Cash Out Flow (FCOF) meliputi biaya-biaya yang timbul karena adanya tambahan modal. Biaya modal tersebut dapat berupa pembagian keuntungan kepada para pemilik modal sendiri (dividen atas saham), dan berupa biaya bunga yang harus dibayarkan kepada bank atas kredit yang kita terima.
Arus Kas Pendanaan ini pada dasarnya sama saja dengan metode pencatatan pada Arus Kas Operasional. Namun mengingat bahwa aliran kas pendanaan ini bersifat periodik (tidak setiap hari terjadi transaksi), pencatatannya dalam periode bulanan atau bahkan tahunan, bukan harian.
3.      Arus Kas Investasi (Investment Cash Flow)
Yaitu, Arus Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan Investasi. Investment Cash In Flow (ICIF), meliputi penerimaan yang berasal dari aktivitas investasi perusahaan pada aktiva tetap dan investasi pada surat-surat berharga, seperti penerimaan berupa dividen atas saham, bunga (kupon) atas obligasi, dan capital gain atas penjualan aktiva tetap dan penjualan saham. Sedangkan Investment Cash Out Flow (OCOF) meliputi sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli aktiva tetap dan surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi.
Arus kas ini pada dasarnya sama saja dengan metode pencatatan pada arus kas operasional dan aliran kas pendanaan. Mengingat bahwa transaksi investasi ini tidak dilakukan oleh perusahaan secara harian, maka periode pencatatannya adalah bulanan dan tahunan.

C.    Metode Penilaian Investasi
1.     Metode Payback Period (PP)
            Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas netto (net cash flow), atau total arus kas bersih dalam periode tertentu sama dengan pengeluaran investasi di awal periode. Atau dengan kata lain metode payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flow).
2.     Metode Net Present Value (NPV)
            Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya  (initial investment). Selisih antara Present Value dari keseluruhan dengan Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang ( Net Present Value).
3.    Internal Rate of Return (IRR)
            IRR ialah salah satu metode penilaian investasi dengan cara  menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV if capital outlays).
            Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara coba-coba. Pertama-tama jika menghitung Present Value dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah Present Value dari outletnya.
4.     Average Rate of Return (ARR)
            Model ini adalah menghitung rata-rata laba bersih (earning after tax) dari suatu proyek dibagi nilai tunai investasi. Jika hasil lebih besar daripada biaya modal proyek, maka dianggap proyek tersebut layak dan begitupula sebaliknya.
5.    Profitability Index (PI)
            Model ini adalah menghitung nilai tunai arus kas masuk bersih dibagi nilai tunai investasi. Jika nilainya lebih besar dari 1, maka proyek investasi tersebut dianggap layak, dan sebaliknya.



D.    Pertimbangan Resiko Investasi
Pertimbangan unsur resiko dalam penilaian Investasi ini menjelaskan bagaimana kalau kita masukkan faktor ketidakpastian dalam penilaian usulan investasi. Pada prinsipnya para investor selalu akan memilih investasi yang memberikan resiko terendah dengan keuntungan yang sama, atau keuntungan terbesar dengan resiko kecil. Berdasarkan prinsip tersebut maka suatu usulan investasi yang lebih besar harus memberikan keuntungan yang lebih besar pula agar investor mau mengambilnya.
Salah satu problem yang dihadapi para pembuat keputusan/perencana proyek melebihi 1 tahun/jangka panjang yaitu : Resiko dan ketidak pastian. Resiko selalu ada dalam kegiatan investasi, karena investasi harus mengistimasikan berapa besarnya cash flow/Return selama periode usia investasi. Estimasi /nilai yang diperoleh dari kegiatan investasi belum tentu sesuai yang diharapkan karena faktor-faktor tertentu. Kalau faktor tertentu sudah dapat diramalkan sebelumnya disebut resiko, tapi jika keadaan yang akan dihadapi tidak dapat diramalkan disebut sebagai ketidak pastian. Semakin lama suatu proyek Investasi berarti semakin besar resiko yang dihadapi karena semakin banyaknya kemungkinan yang akan terjadi, sehinga sering disebut bahwa resiko adalah fungsi dan waktu.
Antara  keuntungan dan resiko terdapat hubungan yang positif, yaitu semakin tinggi resiko suatu investasi semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan/disyaratkan dari investasi tersebut. Masalah yang kemudian timbul adalah bagaimana kita mendifinikan resiko tersebut. Untuk itu kita menggunakan bantuan teori portfolio. Dalam teori portfolio resiko didefinisikan sebagai Deviasi Standar tingkat keuntungan. Semakin besar deviasi standar semakin berisiko investasi tersebut.

  
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Penilaian investasi adalah proses evaluasi dari keinginan untuk membuat permohonan investasi (investment). Kas adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan. Dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Arus Kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.    Arus Kas Operasional (Operational Cash Flow)
2.    Arus  Kas Pendanaan ( Financial Cash Flow )
3.    Arus Kas Investasi ( Investment Cash Flow)
Adapun metode penilaian investasi dibagi menjadi 5 macam yaitu:
1.     Metode Payback Period (PP)
2.     Metode Net Present Value (NPV)
3.     Internal Rate of Return (IRR
4.     Accounting Rate of Return (ARR)
5.    Profitability Index (PI)
            Pertimbangan unsur resiko dalam penilaian Investasi ini menjelaskan bagaimana kalau kita masukkan faktor ketidak pastian dalam penilaian usulan investasi. Pada prinsipnya para investor selalu akan memilih investasi yang memberikan resiko terendah dengan keuntungan yang sama, atau keuntungan terbesar dengan resiko kecil.


DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Brealy; Myers; dkk. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Airlangga.
Mamduh, H. Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.





No comments:

Post a Comment

Entri Populer