Wednesday 22 February 2017

Dalam Agama Islam Wajarkah Seorang Wanita Cemburu Kepada Pasangannya/suaminya


Dalam Agama Islam Wajarkah Seorang Wanita Cemburu Kepada Pasangannya/suaminya
Cemburu merupakan salah satu karakter manusia yang tidak bisa dipungkiri, dalam sebuah hubungan keluarga, sahabat, kerja dan tetangga pasti ada saja yang menjadi dasar bagi manusia untuk merasakan cemburu. Pertanyaannya apakah cemburu itu salah atau berdosa?
Cemburu dari sudut positif malah menimbulkan perubahan positif juga dan itu dianjurkan. Contoh kecil, cemburu melihat teman lebih pintar atau lebih rajin maka dampaknya akan baik, tetapi kali ini kita bukan membahasa masalah itu, namun konteksnya lebih menjuru pada cemburu sebagai suatu ekspresi yang ditimbulkan oleh rasa iri terhadap suatu hal.
Berlandaskan kata mayoritas wanita mengatakan bahwa “cemburu tanda cinta” apakah itu benar? Jawabannya tergantung kondisi yang merasakan bisa jadi benar dan bisa jadi tidak benar. Namun ketajaman perasaan wanita menimbulkan rasa cemburu yang sangat sensitif dalam hubungan rumah tangga. Seorang suami berbicara dengan seorang gadis saja bisa membuat istri cemburu, atau seorang suami mengingat atau menyebut nama mantan istrinya yang dulu kepada istri bisa menimbulkan kecemburuan sesuai dengan karakter istri yang mendengarnya. Karena cemburu juga memiliki level atau tingkatan dari level ringan, level sedang sampai dengan level tinggi.
Dalam islam ummuna Muslimah siti aisyah juga pernah merasa cemburu dengan sikap Nabi Muhammad yang selalu menyebut dan memuji istri pertamanya khadijah ra. Padahal yang kita tahu bahwa siti aisyah merupakan istri yang sangat sholehah yang ilmunya langsung dari Nabi, yang selama hidupnya mengabdi kepada Nabi dan tidak pernah yang namanya menentang Nabi, tetapi beliau juga pernah merasakan bagaimana perasaan cemburu itu datang dari istri pertama Nabi sesuai dengan hadits yang berbunyi:
حَدَّثَنِي أَحْمَدُ ابْنُ أَبِي رَجَاءٍ حَدَّثَنَا النَّضْرُ عَنْ هِشَامٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ لِكَثْرَةِ ذِكْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاهَا وَثَنَائِهِ عَلَيْهَا وَقَدْ أُوحِيَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُبَشِّرَهَا بِبَيْتٍ لَهَا فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ
Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Abu Raja` Telah menceritakan kepada kami An Nadlr dari Hisyam ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku bapakku dari Aisyah bahwa ia pernah berkata, "Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap isteri-isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, melebihi rasa cemburuku kepada Khadijah, yang demikian karena begitu seringnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebut-nyebut dan memuji kebaikannya. Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memberi kabar gembira kepadanya dengan rumah yang dipersembahkan untuknya di dalam surga yang terbuat dari marmer." HR Bukhari No. Hadist: 4828





No comments:

Post a Comment

Entri Populer