Wednesday 6 December 2017

PENGGUNAAN STRATEGI INFORMATION SEARCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


1.      Strategi Information Search
a.    Pengertian Strategi Information Search
Strategi mencari informasi (Information Search) adalah suatu strategi pembelajaran mencari informasi. Informasi dapat diperoleh melalui Koran, buku paket, majalah, atau ineternet. Hal tersebut digunakan agar siswa dapat memiliki informasi lebih tentang materi tersebut. Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu permasalahan yang dituangkan di dalam LDS (lembar diskusi siswa).
Sedangkan pendapat lain  menjelaskan bahwa strategi information search hampir sama dengan ujian open book. Dimana siswa secara individu atau berkelompok mencari informasi yang dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada mereka. Strategi ini sangat membantu pembelajaran yang dianggap kurang menarik. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh M.L. Silberman, bahwa strategi ini bisa disamakan dengan ujian open-book. siswa dikelas mencari informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada siswa.[1]
Pembelajaran dengan menerapkan strategi mencari informasi menekankan pada aspek kerjasama antar individu dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Inti pada pembelajaran dengan menggunakan strategi mencari informasi ini adanya saling kerjasama antar anggota kelompok, dimana setiap anggota kelompok mempunyai tanggungjawab secara individu sekaligus kelompok, sehingga dari perbedaan masing-masing individu dapat saling bertukar pikiran dan berinteraksi secara terbuka untuk menyelasaikan persoalan yang dihadapi. Pencarian informasi ini dilakukan secara berkelompok kecil, yang bertujuan agar permasalahan pada materi tersebut terselesaikan dengan cepat, dan apabila ada siswa yang malu bertanya kepada guru, siswa dapat bertanya dengan teman sekelompoknya, sehingga terjadi tukar pendapat antar anggota kelompok.[2]
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Strategi Information Search  suatu strategi yang dilakukan dengan cara siswa disuruh mencari informasi mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari melalui Koran, buku paket, majalah, atau ineternet.
b.    Karakteristik Strategi Information Search
Strategi information search termasuk ke dalam strategi pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1)   Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
2)   Peserta didik tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.
3)   Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.
4)   Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.
5)   Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.[3]
c.    Kelebihan dan kekurang Strategi Information Search
1.    Kelebihan
Penggunaan strategi mencari informasi ini memiliki kelebihan yaitu dapat membuat siswa memiliki informasi lebih tentang materi yang diajarkan serta siswa dapat memiliki daya berinkuiri dan saling bekerjasama.
Menurut Hendi Burahman kelebihan dari strategi Information Search (mencari informasi) adalah sebagai berikut:
a)    Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru.
b)   Siswa aktif bertanya dan mencari informasi.
c)    Materi apat diingat lebih lama.
d)   Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tersebut tanpa bantuan guru.
e)    mendorong tumbuhya keberanian mengutarakan penapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok.
f)    Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara kelompok dan saling bekerjasama.
2.    Kekurangan
Kelemahan dari strategi information search adalah Peserta didik yang jarang memperhatikan atau bosan jika bahasan dalam strategi tersebut tidak disukai pelaksanaan strategi harus dilakukan oleh pendidik yang kreatif dan vokal, sedangkan tidak semua pendidik di Indonesia memiliki karakter tersebut. Tidak semua lembaga bisa melaksanakannya, karena fasillitas harus tersedia menjadi hambatan dengan berbagai pola pikir dan karakter peserta didik yang berbeda-beda.[4]
d.   Langkah-langkah Strategi Information Search
Menurut Marno dan M. Idris  menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan strategi information search adalah sebagai berikut:
1)      Bagikan resource material (bacaan, materi, buku  teks, handout, dokumen dan seterusnya).
2)      Susunlah sebuah pertanyaan yang jawabannya dapat dicari di resource material tersebut.
3)      Untuk menumbuhkan persaingan sehat, bagilah siswa dalam kelompok kecil.
4)      Mintalah kepada kelompok untuk mempresentasikannya.
5)      Klarifikasi dan bahaslah jawaban yang benar secara bersama.
6)      Kembangkan jawaban tersebut untuk memperluas cakupan belajar.[5]

Menurut Penyu langkah-langkah strategi information search (mencari informasi) adalah sebagai berikut:
1)   Buat beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan mencari informasi dalam bahan bacaan. Bentuk bacaan: handout, dokumen, buku teks, informasi dari internet dan lain-lain.
2)   Bagikan pertanyaan tersebut kepada peserta didik
3)   Minta siswa menjawab individual atau kelompok. Kompetensi dapat diadakan untuk meningkatkan partisipasi
4)   Beri komentar atas jawaban yang diberikan siswa.
5)   Kembangkan untuk memperluas pembelajaran.
Hisyam Zaini menjelaskan bahwa langkah-langkah strategi information search, yakni sebagai berikut:
1)   Buatlah pertanyaan yang dapat dijawab dengan mencari informasi yang dapat ditemukan dalam bahan-bahan atau sumber informasi yang bisa didapatkan oleh siswa dari handout, dokumen, buku teks, informasi dari internet dan lain-lain.
2)   Bagikan pertanyaan tersebut kepada siswa
3)   Minta siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara individual atau kelompok kecil
4)   Beri komentar atas jawaban yang diberikan siswa. Kembangkan jawaban untuk memperluas skope pembelajaran.[6]
2.    Prestasi  Belajar
a.    Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni ”prestasi” dan ”belajar” yang mempunyai arti berbeda. Prestasi adalah hasil dari  suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.[7] Sementara belajar mengandung pengertian proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar.[8]
Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan dan menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri siswa tersebut.
b.    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
1)   Faktor internal (faktor dari dalam siswa)
a)    Aspek fisiologis (yang bersipat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus dan jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.[9]
b)   Aspek psikologis (yang bersipat rohaniah)
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.[10]

2)   Faktor ekternal (faktor dari luar siswa)
a)    Lingkungan Sosial
Lingkungan sosila sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.[11]
b)   Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.[12]
3)   Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
Pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pemebelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti  seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (lawson, 1991). Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut.[13]
c.    Indikator prestasi belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersipat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapka dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupu  yang berdimensi karsa.
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.[14]


[1] Ofa shofa, “Strategi Pembelajaran Aktif”, dalam  http://nhiro-nhiro.blogspot.com/2010/09/strategi  pembelajaran –aktif.html, diambil 6 Maret 2014, pukul 21.19 WITA.
[2] Ofa Shofa, “Strategi Pembelajaran Aktif”, dalam http://nhiro-nhiro.blogspot.com/2010/09/strategi  pembelajaran –aktif.html, diambil 6 Maret 2014, pukul 21.19 WITA.
[3]Fatchur Muhammad, “Strategi Belajar Mengajar”, dalam http://fatchurmuhammad. wordpress.com/2013/05/06/strategi-belajar-mengajar/,  diambil 6 Maret 2014, pukul 21.19 WITA.
[4] Ofa Shofa,“Strategi Pembelajaran Aktif”, dalam  http://nhiro-nhiro.blogspot.com/2010/09/strategi  pembelajaran –aktif.html, diambil 6 Maret 2014, pukul 21.19 WITA.
[5] Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran [Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif] (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012), h. 153-154.
[6] Ofa shofa, “Strategi Pembelajaran Aktif”, dalam  http://nhiro-nhiro.blogspot.com/2010/09/strategi  pembelajaran –aktif.html, diambil 6 Maret 2014, pukul 21.19 WITA.
[7] Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 19-20.
[8] Zainal Aqib,  Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran (Surabaya: Insan Cendekia, 2002),     h. 43.
[9] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003 ), h. 144-145.
[10] Ibid., h. 146-147.
[11] Ibid., h. 152-153.
[12] Ibid., h. 153-154.
[13] Ibid., 155.
[14] Ibid., 213-214.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer