Thursday 7 December 2017

PENGARUH MATA KULIAH PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT DAN KETERAMPILAN BERWIRAUSAHA MAHASISWA


A.    Deskripsi Teoretis
1.      Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata entrepreneur. Menurut Hisrich-peters yang dikutip oleh Buchari Alma “Entrepreneurship is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and deffort, assuming the accompanying financial psychic and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence
  Artinya kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.[10]
Mudjiarto kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inivasi dalam memenuhi kebutuahn dan peluang dipasar.
Menurut peter hisrich kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, resiko, sehingga kemudian menghasilkan balas jasa yang berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Menurut Peter F. Drucker mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.[11]
Macam-macam profil wirausaha
a.      Women Entrepreneurs
Merupakan wanita yang terjun kedalam bidang bisnis yang didorong oleh factor-faktor antara lain memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap kegiatan sebelumnya dan sebagainya.
b.      Minority Entrepreneurs
Merupakan kaum minoritas yang kurang memiliki kesempatan kerja dilapangan pemerintah sebagai layaknya warga Negara pada umumnya. Oleh karena itu mereka berusaha menekuni sebuah bisnis dalam kegiatan sehari-harinya.
c.       Immigrant Entrepreneurs
Merupakan kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu mereka lebih leluasa terjun kedalam pekerjaan yang bersifat non formal yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan.
d.      Part Time Entrepreneurs
Merupakan berwirausaha pada waktu luang dan tidak mengganggu pekerjaan dibidang lain. Misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor mencoba mengembangkan hobinya dengan berdagang atau mengembangkan hobinya yang menarik tanpa mengerbankan waktu untuk pekerjaan semula.
e.       Home-Based Entrepreneurs
Kegiatan bisnis yang dilakukan dirumah tangga, misalnya ibu-ibu gemar membuat kue dan aneka masakan, mengirim kue ketoko-toko terdekat dan pada akhirnya usaha semakin lama dan maju.
f.       Family-Owned Entrepreneurs
Bisnis yang digeluti oleh sebuah keluarga atau meneruskan bisnis keluarga yang terdahulu. Bisnis ini bias dilakukan dengan membuka cabang bisnis keluarga yang sudah maju atau berhasil.
g.      Compreneurs
Compreneurs dibuat dengan cara menciptakan pembagian pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing orang.[12]
2.      Minat Berwirausaha
a.      Pengertian Minat Berwirausaha
Menurut Djali minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya.[13]
Menurut Syah minat berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.[14]
Pengertian minat berwirausaha menurut Purnomo minat berwirausaha merupakan sutu kondisi yang terjadi apabila sesorang melihat ciri-ciri atau arti sementara dari situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Sehingga dapat diartikan bahwa minat berwirausaha merupakan suatu hasrat yang kuat dari seseorang terhadap aktivitas kewirausahaan, baik disadari atau tidak yang terpuaskan lewat perilaku tertentu. Menurut Buchari Alma pengukuran minat wirausaha dapat dilakukan dengan menggunakan 25 indikator dalam skala pengukuran minat berwirausaha, yaitu : yakin pada diri sendiri, optimis, kepemimpinan, fleksibilitas, bisa mengelola uang, imajinasi, bisa merencana, sabar, tegas, semangat, tanggung jawab, kerja keras, dorongan mencapai sesuatu, integritas, percaya diri, realisme, organisasi, ketepatan, ketenangan, memperhitungkan resiko, kesehatan fisik, komunikasi dengan orang lain, kebebasan, bisa bergaul, dan membuat keputusan.[15]


b.      Komponen Minat Berwirausaha
Menurut Sumarwan pengukuran minat terhadap pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan struktur pembentukkan minat berperilaku yaitu:
1)      Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu obyek, sikap dan informasi dari berbagai sumber Pengetahuan dan persepsi biasanya berbentuk kepercayaan dan kepercayaan yang maksudnya adalah adanya rasa percaya bahwa suatu obyek sikap mempunyai berbagai atribut dan perilaku yang spesifik.
2)      Komponen Afektif
Komponen afektif memnggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap obyek. Perasaan dan sikap seseorang merupakan evaluasi menyeluruh terhadap obyek sikap. Komponen afektif disini menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu obyek (Sciffman dan Kanuk). Perasaan dan emosi seseorang terutama ditujukan kepada obyek secara keseluruhan, bukan perasaan dan emosi kepada atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu obyek. Perasaan dan emosi digambarkan dengan ungkapan dua sifat yang berbeda guna mengevaluasi obyek
3)      Komponen Konatif / Psikomotorik
Komponen konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu obyek dari teori tersebut, maka dalam penelitian ini pengukuran minat dilakukan dengan indikator yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif.
c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wirausaha
Alma menyatakan terdapat 3 faktor kritis yang berperan dalam minat berwirausaha tersebut yaitu:
1)      Personal
Yaitu menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang. David Mcceland dalam Alma dalam bukunya The achieving society menyatakan bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang yang memilki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dibandingkan orang yang tidak berwirausaha.
Alma juga menyatakan dalam suatu penelitian di inggris menyatakan bahwa minat dan motivasi seseorang membuka bisnis adalah 50% ingin mempunyai kebebasan dengan berbisnis sendiri, hanya 18% menyatakan ingin memperoleh uang dan 10% menyatakan jawaban membuka bisnis untuk kesenangan, hobi, tantangan atau kepuasan pribadi dan melakukan kreatifitas.
2)      Sociological
Yaitu menyangkut masalah hubungan dengan family dan hubungan social lainya. Alma menyatakan masalah hubungan family ini dapat di lihat dari orang tua, pekerjaan, dan status sossial. Faktor social yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha ialah masalah tanggung jawab terhadap keluarga. Selain itu terhadap pekerjaan orang tua seringkali terlihat bahwa ada pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri cenderung anaknya jadi pengusaha pula. Keadaan ini seringkali memberi inspirasi pada anak kecil.
Lingkugan dalam bentuk “role model” juga berpengaruh terdapat minat berwirausaha. Role model ini biasanya melihat kepada orang tua, saudara, keluarga yang lain (kakek, paman, bibi, anak), teman-teman, pasanga, atau pengusaha sukses yang diidolakanya. Dorongan teman cukup berpengaruh terhadap semangat berwirausaha, karena kita dapat berdiskusi dengan bebas, dibandingkan orang lain, teman biasa memeberi dorongan, pengertian, bahkan bantuan, tidak perlu takut terhadap kritikan[16], di samping ini ada lagi faktor social lainya yang berpengaruh.
3)      Environmental
yaitu menyangkut hubungan dengan lingkungan. Suryana menyatakan faktor yang berasal dari lingkungan di antaranya adalah model peran, peluang, aktivitas, selain itu di pengaruhi juga oleh pesaing, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Seperti yang di contohkan oleh Alma bahwa ada beberapa lokasi atau daerah yang banyak wiausahanya, seperti di daerah silicon valley di amerika serikat di mana dijumapi banyak pengusaha-pengusaha besar, di daerah tersebut dijumpai kegiatan wirausaha membeli dan menjual barang, transportasi, pergudangan, perbankan, dan berbagai jasa konsultan. Suasana macam ini sangat berpengaruh kepada masyarakat untuk menumbuhkan minat berwirausaha. [17]
Selain itu Tjahjono  juga menjelaskan bahwa bagi banyak orang Keputusan untuk berwirausaha merupakan prilaku dengan keterlibatan (high involvement) yang akan melibatkan beberapa faktor di antaranya yaitu:
a)        Faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, dan pembelajaran (sikap).
b)        Faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga, dan lain sebagainya.
Menurut David C. Mclelland dalam Suryana mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan.
Prilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu hak kepemilikan, kemampuan/ kompetensi, dan insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Menurut Ibnoe Soedjono dalam Suryana karena kemampuan afektif mencangkup sikap, nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang semuanya tergantung pada kondisi lingkungan yang ada maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan.
3.      Keterampilan Berwirausaha
Keterampilan menurut kamus besar bahasa indonesia adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas.[18]
Keterampilan merupakan kemampuan aplikatif yang dimiliki seseorang untuk dapat menjawab tantangan hidup yang semakin berat dan ketat.
Wirausaha menurut Alma merupakan orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaarkan peluang tersebut.[19]
Dari definisi diatas keterampilan berwirausaha merupakan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam membaca peluang dan memanfaatkan peluang tersebut dengan semaksimal mungkin.
Wasty Soemanto mengemukakan Ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh wirausahawan yakni:
a.       Keterampilan Berfikir Kreatif
Keterampilan wirausaha akan menjadikan manusia wirausaha yang tangguh, keterampilan berfikir kreatif dapat menciptakan sesuatu yang baru atau menambah kegunaan suatu barang menjadi ciri seorang wirausaha. Apabila seorang wirausaha tidak dapat berfikir kreatif maka usahanya tidak dapat maju. Seorang wirausaha juga dituntut untuk mempunyai keterampilan dalam mengambil keputusan karena seorang wirausaha adalah pemimpin bagi usahanya, dalam mengambil keputusan harus secara cepat dan tepat. Seorang wirausaha merupakan pemimpin dari usahanya maka seorang wirausaha juga harus mempunyai keterampilan kepemimpinan. Keterampilan kepemimpinan mempunyai dua unsur yaitu memimpin diri sendiri dan memimpin orang lain. Dalam memimpin diri sendiri kita harus tanamkan kedisiplinan dalam diri sendiri supaya dapat dijadikan contoh bagi yang dipimpin, dalam memimpin orang lain harus dapat mempengaruhi orang lain untuk dapat bekerja lebih baik demi kemajuan usaha.
b.      Keterampilan Mengambil Keputusan
Keputusan merupakan suatu hasil penilaian. Keputusan merupakan hasil pemilihan alternatif-alternatif. Jadi suatu tahap dalam pembuatan keputusan-keputusan itu adalah menawarkan konsep keputusan itu apakah sudah bisa disetujui oleh diri sendiri atau oleh orang lain.
      Dalam proses pembuatan keputusan, keragu-raguan dan ketidak setujuan diperlukan, karena keraguan dan ketidak setujuan bermanfaat untuk:
1        Memungkinkan penerimaan bersama terhadap keputusan yang diambil.
2        Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang lebih mantap.
3        Keraguan meransang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban yang benar terhadap suatu masalah. Daya imajinasi bekerja bersama pikiran untuk menelaah masalah dalam situasi baru sehingga diperoleh pengenalan dan pengertian.
c.       Keterampilan dalam Kepemimpinan
Beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam usaha melatih keterampilan dalam memimpin diri sendiri yaitu dengan jalan sebagai berikut:
1)      Mengenal Diri Sendiri
Masalah pokok dalam hal ini adalah menyangkut hakekat manusia yang berambisi aktualisasi diri siapakah yang suka melihat, mengungkap dan mengakui kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri.
2)      Melatih Kemauan
Kemauan merupakan tenaga penggerak semangat untuk belajar dan bekerja dalam usaha mencapai tujuan-tujuan tersebut. Jadi kemauan memimpin diri kita ke arah usaha yang efiktif.
3)      Melatih Disiplin Diri Sendiri
Disiplin diri sendiri dapat memimpin tingkah laku seseorang secara tertib dan bertanggung jawab menempatkan diri dan sesuaikan diri dalam kondisi serta norma yang berlaku pada alam sekitarnya.
Disamping harus memiliki keterampilan untuk memimpin diri sendiri, manusia wirausaha atau miraswata juga diharapkan untuk dapat memimpin orang lain. Untuk itu hendaknya wirausaha juga memiliki keterampilan memimpin orang lain juga.
                 Kepemimpinan adalah kualitas tingkah laku seseorang yang mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok orang sehingga mereka bergerak kearah terciptanya tujuan bersama.
d.      Keterampilan Manajerial
Keterampilan manajerial meliputi kemampuan dalam hal perencanan usaha yang didalamnya terkandung tujuan yang akan dicapai, motivasi terhadap pekerja pembagian tugas kerja, mengawasi dan memberikan penilaian.
e.       Keterampilan Bergaul Antar Manusia
Terakhir adalah keterampilan bergaul, keterampilan bergaul juga menentukan dalam kemajuan suatu usaha seperti dapat menghargai pendapat orang lain, memberikan pelayanan yang baik bagi orang lain yang membutuhkan pelayanan, berpenampilan menarik, mempunyai banyak teman dan hubungan yang luas.
Sedangkan menurut Keih Davis terdapat tiga indikator keterampilan enterprneursip yang dikutip oleh Bichari Alma dalam bukunya yang berjudul Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum diantaranya:
1.      Technical Skill
Technical skill merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang wirausaha sebagai seorang pemimpin untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam keterampilan ini ada beberapa point yang dapat lihat yaitu:
a)      Menulis, ini perlu untuk mencatat apa yang perlu dicatat dan dijadikan dokumen perubahan yang mungkin diperlukan dilain kesempatan. Keterampilan menulis diperlukan guna membuat sebuah memo yang menarik dalam berhubungan dengan pihak lain.
b)      Komunikasi lisan, jelas sangat penting buat bicara, menyakinkan orang, negosiasi dengan pihak lain dan menjalin networking.
c)      Menguasai lingkungan, baik lingkungan internal perusahaan seperti dengan karyawan maupun lingkungan eksternal dengan pemasok, saingan, lingkungan sekitar lokasi perusahaan.
d)     Business management, harus menguasai berbagai pengetahuan tentang manajemen bisnis, bagaimana menggerakkan orang-orang, memotivasi, seni memimpin, mengatasi konflik dalam organisasi, manajemen marketing, finance, dan sebagainya.
e)      Teknologi, ini mencakup berbagai teknologi untuk keperluan proses produksi, teknologi komunikasi, computer, peralatan kantor, dan sebagainya.
f)       Hubungan antar manusia, harus dijalani hubungan harmonis dengan seluruh lapisan karyawan dan dengan pihak luar perusahaan.
g)      Listening, seorang wirausaha harus mau mendengar dan mampu menerjemahkan apa yang didengar daik dari karyawan maupun dai pihak luar.
h)      Mampu menyusun organisasi, ini penting misalnya pada saat kapan memerlukan membentuk sebuah tim kerjasama, system control, kapan perlu menambah karyawan, ataupun melakukan downsizing (perampingan organisasi)
i)        Membangun jaringan kerja (networking), sekarang ini ada kecendrungan dunia usaha lagi bersaing, akan tetapi satu sama lain saling mendekati/merangkul membentuk jaringan usaha yang saling menguntungkan.
j)        Membimbing, seseorang wirausaha harus mampu membimbing karyawan agar dapat melakukan pekerjaannya sesuai dengan yang dikehendaki, jika perlu danggup member contoh.
k)      Membangun tim, ini diperlukan untuk meningkatkan efesiensi dan percepatan pencapaian tujuan organisasi. Tim juga perlu guna membangun kebersamaan yang kompak dalam organisasi.
2.      Business Management Skill
a)      Merencanakan, seorang wirausaha harus membantu rencana baik global maupun detailnya. Apabila dibuat rencana global, bias pula dielaborasi oleh karyawan dalam langkah-langkah yang lebih rinci.
b)      Membuat keputusan, berdasarkan data atau informasi yang terkumpul seorang wirausaha harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan, agar jalannya usaha tidak goyang dalam keragu-raguan.
c)      Human relations, harus sopan, penuh etika berhubungan dengan orang lain.
d)     Marketing, mengetahui pasar sasaran, strategi marketing yang tepat untuk mencapai target marketing yang telah ditetapkan serta mampu mencari/mengumpulkan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan.
e)      Finance, memiliki keterampilan mencari sumber modal jangka panjang mataupun jangka pendek, maupun membuat ramalan keberhasilan investasi dengan melihat peluang-peluang yang ada ataupun menciptakan peluang yang baru.
f)       Accounting, memiliki keterampilan mencatat, membaca penerimaan dan pengeluaran keuangan, menghitung efesiensi dan sebagainya.
g)      Control, mampu mengawasi segala kegiatan dalam bisnis, baik dalam bidang keuangan, kegiatan karyawan dalam pekerjaan sehari-hari.
h)      Negotiation, memiliki keterampilan berunding, rapat, tawar menawar, loby. Sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi bisnisnya.
i)        Managing growth, pada saat pertumbuhan bisnis harus mampu memimpin perkembangan bisnis, menciptakan taktik dan strategi jitu menuju perkembangan yang fleksible sehingga tidak salah arah yang mengakibatkan kerugian.
3.      Personal Entrepreneurial Skill
a)      Disiplin, tetap berpijaak pada landasan disiplin, tidak lupa daratan, tidak lengah.
b)      Mengambil resiko, terampil meramal dan antisipasi resiko, namun tidak takut menghadapi resiko karena sudah diperhitungkan dengan menganalisis fakta dan data yang ada, sehingga sampai pada suatu keputusan.
c)      Inovasi, memiliki keterampilan menggunakan hasil-hasil penelitian, hasil penemuan baru dalam bidang bisnis, organisasi, financial, oprasional, dan sebagainya.
d)     Tepat dalam pekerjaan, mampu member contoh sebagaimana bekerja yang baik, bagaimana melakukan pekerjaan san sebagainya.
e)      Visionary leader, memiliki pandangan jauh kedepan tentang bisnisnya, tidak terpaku dengan keuntungan saat ini, tapi mampu menjangkau  masa depan.
Dari beberapa ciri di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia wirausaha harus dapat menggabungkan ciri–ciri tersebut sehingga dalam usaha yang dibuatnya akan menjadi sukses dan bahkan dapat menciptakan sesuatu yang baru, dibuatnya akan menjadi sukses dan bahkan dapat menciptakan sesuatu yang baru, menciptakan lapangan kerja sehingga dapat menyerap tenaga kerja. Antara ciri yang satu dengan ciri yang lain seakan tidak dapat dipisahkan, memiliki moral yang tinggi merupakan dasar seorang wirausaha untuk membuat usahanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik kepada siapa saja baik itu dengan Tuhan, maupun dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Artinya usaha yang dijalankan dilakukan dengan jujur tidak curang, tidak merugikan orang lain bahkan memungkinkan harus dapat menguntungkan baik bagi diri sendiri, masmasikap mental seorang wirausaha didasari dari moral yang tinggi, sikap mental apakah usahanya akan berhenti atau akan bangkit kembali. Sikap mental yang baik akan menjadikan kegagalan menjadi cambuk bagi dirinya untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan dan kemungkinan tidak akan dialami dikemudian hari. Kepekaan terhadap lingkungan juga dituntut kepada seorang manusia wirausaha dengan kepekaan ini seorang wirausaha akan mampu memahami dan dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada pada lingkungan untuk kemudian memenuhi kebutuhan.[20]
4.      Mata Kuliah Praktik Kewirausahaan
Menurut Prawirokusumo pendidikan kewirausahaan harus diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen. Alasannya adalah sebagai berikut:
1)      Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yang mana terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
2)      Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi permulaan dan didikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3)      Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4)      Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan, atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.[21]
Menurut Dr. Ir. Ciputra, dalam bukunya entrepreneur of the year 2007 ruang lingkup konsep entrepreneurship yang dibahas dalam diskusi dalam mata kuliah ini berorentasi pada dua aspek utama, yaitu orentasi nilai (value-oriented) dan orientasi tujuan (goal oriented). Salah satu muatan penting yang perlu diintroduksi kepada mahasiswa yaitu internalisasi, berfikir kreatif, soft-skill, kerja keras, persistensi, dan lain-lain. Pada akhirnya, dampak jangka panjang yang diharapkan dari pembentukan nilai-nilai tersebut adalah kemampuan menangkap dan merealisasikan peluang menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual dan nilai tambah, “merubah kotoran dan ronsokan menjadi emas”.[22] 
Dimasukkan mata kuliah kewirausahaan dalam kurikulum setiap perguruan tinggi tentu dibutuhkan sebuah standarisasi berupa materi maupun unsur pendukung lainnya.
a.      Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah Kewirausahaan adalah mata kuliah Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi yang diselengarakan pada semester VII program S-1.  Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan ihwal kewirausahaan, kegiatan dasar  kewirausahaan, kreativitas dan inovasi bisnis, manajemen/ kepemimpinan, modal, etika bisnis, profesionalisme, profil, perencanaan, dan strategi usaha, pemasaran, menentukan jenis usaha, penyajian hasil survey lapangan, praktik wirausaha/pameran, dan penyajian laporan.
        Dalam perkuliahan ini dibahas ihwal kewirusahaan yang meliputi peran entrepreneur dalam negara, alasan sarjana dituntut wirausaha, peranan pemerintah dalam menciptakan wirausaha, pengertian wirausaha, kemampuan yang diperlukan bagi wirausaha, sikap dan profil wirausaha, wirausaha sebagai manusia paripurna, alasan entrepreneur di Indonesia kurang berkembang, penyebab kegagalan usaha. Perkuliahan juga mengkaji teknik melejitkan kreativitas, isu-isu, dan masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik kewirausahaan.
Pelaksanaan perkuliahan menggunakan pendekatan praktis dan diskusi serta pendekatan CTL yaitu studi lapangan, penyusunan dan penyajian laporan kewirausahaan, laporan buku dan jurnal, dan pemecahan masalah.  Tahap penguasaan mahasiswa terhadap mata kuliah diukur dengan evaluasi.
b.      Tujuan Perkuliahan dan Manfaat
Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memahami konsep, memiliki sikap, dan mampu menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan.
Proses pembelajaran kewirausahaan di Perguruan Tinggi tidak semata-mata diarahkan untuk berwirausaha saja tetapi berwirausaha yang sesuai dengan bidang ilmunya (relevansi).  Dengan demikian dalam presfektif ini, yang menjadi  fokus dalam kewirausahaan ini adalah upaya menemukan peluang, melakukan kajian, dan mengimplementasikannya dalam pasar.  Hal ini, dikenal sebagai inovasi yaitu sebuah ide kreatif dan mengimplementasikannya, baik dalam bentuk produk, jasa, atau proses bisnis yang lain.  Dengan pengertian ini salah satu kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa adalah jiwa kepemimpinan dan berwirausaha.
1)      Tujuan perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:
a)      memahami konsep kewirausahaan,
b)      memiliki sikap positif dalam berwirausaha,
c)      menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan,
d)     mempraktikkan salah satu kegiatan dalam berwirausaha di bidang  bahasa atau sastra.
2)      Manfaat perkuliahan ini, antara lain:
1)           membekali mahasiswa ilmu kewirausahaan,
2)           menanamkan sikap positif  berwirausaha,
3)           memberikan wawasan bagi mahasiswa dalam memilih alternatif kewirausahaan sesuai dengan bidangnya pada bahasa atau sastra,
4)            menambah keterampilan dalam berwirausaha diberbagai bidang usaha
B.     Kerangka Pikir
Peneliti berasusi bahwa mata kuliah praktik kewirausahaan akan mampu meningkatkan minat dan keterampilan mahasiswa dalam berwirausaha. Karena dengan adanya praktik kewirausahaan yang diberikan maka mahasiswa tidak hanya tahu mengenai teori yang diberikan sebatas lisan akan tetapi bisa lansung bisa dialami dan di aplikasikan dilapangan, dengan demikian mahasiswa akan menarik kesimpulan dari permasalahan yang pernah dialami di lapangan.
Dengan ilmu pengalaman praktik tersebut akan mampu meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam membaca peluang-peluang yang ada untuk mereka terjun langsung dalam dunia kewirausahaan. Selain itu mahasiswa bisa mengasah pengetahuan teoritis mereka dengan permasalahan yang mereka temukan dilapangan.
Peneliti berasumsikan bahwa naip sekali jika tidak ada pengaruh dari mata kuliah praktik kewirausahaan (variabel X) terhadap minat berwirausaha (variabel Y1) dan keterampilan berwirausaha (variabel Y2) mahasiswa yang telah mengukuti mata kuliah praktik kewirausahaan pada semester VII.



C.    Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[23]
Jadi hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap fokus masalah yang dirumuskan oleh penelitian berasarkan data yang muncul dan selanjutnya jawaban sementara ini duajukan melalui penelitian yang peneliti lakukan.
Adapun yang diangkat dalam penelitian ini yakni:
1        Hipotesis kerja (Ha1) yang berbunya “Ada pengaruh mata kuliah praktik kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan  Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015
2        Hipotesis kerja (Ha2) yang berbunyi “Ada pengaruh mata kuliah praktik kewirausahaan terhadap keterampilan berwirausaha mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan  Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015






[10] Alma Buchari, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung: Alfabeta 2013). Hal.35
[11]  Novita Damayanti, “Perbedaan Jenis Kelamin Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surabaya”, Universitas Negeri Surabaya, 2013, hal.6
[12] Alma Buchari, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung: Alfabeta 2013). Hal.32-33
[13] Putrid Aninda Marita, “Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan Dan Karakteristik Kepribadian Terhadap Keinginan Berwirausaha Pada Mahasiswa UPN VETERAN Jawa Timur” (Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional, 2011).
[14] Hamisah, Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II di SMP Negeri 6 Kota Bima Tahun Ajaran 2006/2007, (Mataram, Institut Agama Islam Negeri  2008) h. 28
[15] Alma Buchari, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung: Alfabeta 2013). h. 42       
[16] Ibid, h 7-8
[17] Alma Buchari, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa Dan Umum,(Bandung: Alfabeta), hal,8
[18] ________Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 1180
[19] Alma, Kewirausahaan, h. 24
[20] Wasty Soemanto, Alternatif Pendidikan Wiraswata Menuju Tinggal Landas Pembangunan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 66-84
[21]  Novita Damayanti, “Perbedaan Jenis Kelamin Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surabaya”, Universitas Negeri Surabaya, 2013, hal.7
[22] Dikutip Dari Silabus dan RPP Mata Kuliah Kewirausahaan Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Yogjakarta Tahun Pelajaran 2010-2011
[23] Arikunto, Suharsimi, Prosedur Pemelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Renika Cipta. 2002). hal.64

No comments:

Post a Comment

Entri Populer