1.
Pembelajaran Remedial
a) Konsep Remedial Teaching (pembelajaran remedial)
Untuk memberikan landasan yang mantap
mengenai konsepsi pembelajaran remedial dapat dilihat dalam
tujuan dan fungsi pembelajaran remedial dalam melakukan
perbaikan dalam pengajaran
serta strategi dan pendekatan yang digunakan dalam remedial teaching dalam mata pelajaran IPS
Ekonomi sebagai upaya dalam menumbuhkan pemahaman siswa.
Karena dalam proses pembelajaran di
sekolah maupun madrasah terdapat strategi dan cara mengajar yang berbeda-beda
dari tiap guru sehingga siswa juga dituntut untuk bisa mengikuti pelajaran yang
diberikan. Bila kemampuan siswa yang lemah dan kurang konsentrasi dapat
menyebabkan siswa tersebut ketinggalan pelajaran dibandingkan dengan temannya.
Karena tiap siswa mempunyai kekurangan dan kelabihan dari tiap pelajaran yang
diberikan oleh guru.
Dan dalam keseluruhan proses pendidikan
di sekolah, yang mana proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dan
melalui proses belajar akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya
perubahan tingkah laku dalam diri siswa yang menjadi harapan semua pihak agar
setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Dalam kenyataan, tidak semua murid dapat mencapai
hasil belajar yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik
faktor yang ada dalam dirinya maupun faktor diluar dirinya. Namun demikian,
pada dasarnya setiap siswa dapat dibantu baik secara individual maupun kelompok untuk memperbaiki hasil belajar yang
dicapai sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bantuan yang diberikan dapat
menggunakan berbagai pendekatan, metode, materi dan alat yang
disesuikan dengan jenis dan sifat hambatan belajar yang dialami oleh siswa.[1]
Dalam kegiatan perbaikan (Remedial)
dalam proses belajar mengajar adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian
bantuan yang berupa kegiatan perbaikan yang
terprogram dan disusun secara
sistematis. Bukan sekedar
kegiatan yang timbul karena inisiatif guru pada saat-saat tertentu
dan secara kebetulan menemukan kesulitan belajar siswa. Yang mana kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui
dan diatasi sedini mungkin, sehingga
tujuan instruksional atau kompetensi dasar dapat tercapai dengan baik.
b) Tujuan Pembelajaran Remedial
Secara terperinci tujuan pembelajaran remedial
adalah agar siswa:
1. Memahami
dirinya, khusus yang
menyangkut prestasi belajarnya,
yang meliputi segi kekuatannya, segi kelemahannya, jenis dan sifat
kesulitannya
2. Dapat
merubah dan memperbaiki
cara-cara belajar kearah yang
lebih baik sesuai dengan kesulitan yang
dihadapinya
3. Dapat
memilih materi dan
fasilitas belajar secara
tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya
4. Dapat
mengatasi hambatan-hambatan belajar
yang menjadi latar
belakang kesulitannya
5. Dapat
mengembangkan sikap-sikap dan
kebiasaan yang beru
yang dapat mendorong tercapainya
hasil belajar yang lebih baik.
6. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar
yang diberikan.[2]
2.
Pembelajaran Remedial dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar
pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi
Remedial Teaching (Pembelajaran Remedial) yang dilakukan di lingkungan
Madrasah Tsanawiyah Nurul Yakin Praya itu sudah
berjalan sebagaimana semestinya.
Namun, dalam kenyataannya masih perlu
belajar untuk lebih mengenal mengenai pembelajaran remedial dalam
mengetasi kesulitan belajar yang dihadapi
siswa dalam mata
pelajaran IPS Ekonomi. Yang mana setiap yang mengajar pada bidang studi tertentu akan
menghadapi kesulitan dalam pencapaian nilai yang standar sesuai yang diharapkan
oleh tiap guru.
Oleh
karena itu penulis
melakukan penelitian dalam
sekolah guna mengetahui secara
jelas mengenai pelaksanaan pembelajaran remedial pada sekolah yang sudah diakui
kepandaian dan termasuk sekolah yang banyak diminati oleh kalangan pendidikan
maupun orang tua yang menginginkan menyekolahkan anaknya di sekolah yang makin
lama bertambah maju ini.
Dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan
pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas khususnya pada mata pelajaran IPS
Ekonomi yang setidaknya sudah menerapkan pembelajaran Remedial dalam setiap
kompetensi dasarnya (KD) guna mencapai standar nilai yang ditetapkan oleh guru
yang mengajar dan untuk meningkatkan hasil prestasi yang dicapai melalui ujian
atau ulangan perbaikan bagi siswa yang masih belum bisa mencapai standar nilai
yang diharapkan dan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan dikelas sudah
mulai adanya peningkatan dengan
diterapkan proses tanya jawab sesame teman kelas. Setelah proses
belajar mengajar berlangsung dan ada kewajiban untuk menulis materi
yang diajarkan oleh
guru bidang study
yang dijadikan patokan dalam proses pembelajaran. Karena
dari tulisan yang telah disalin ke buku
itu kemudian siswa diwajibkan untuk mempelajari dari yang ditetapkan guru IPS
Ekonomi dan dari hasil tulisan itu akan ditanda tangani oleh guru sebagai bukti
siswa tersebut sudah menguasa materi yang diberikan. Bila ada kesulitan dalam
proses belajar maka guru bisa mengadakan metode yang ada pada pembelajaran
remedial.
Dalam pembelajaran remedial ini juga
bias menggunakan metode tutor sebaya yang bisa membantu guru dalam mengatasi
kesulitan belajar pada siswa
karena dari beberapa
siswa tentu ada
yang lebih cepat memahami pelajaran meski
baru sekali dijelaskan
dan ada pula
yang sudah dijelaskan
berulang-ulang baru mengerti bila dijelaskan temannya. Oleh karena itu dalam metode remedial sudah bisa mencapai
hasil yang diharapkan.
Selain itu seorang guru juga diharapkan
untuk bisa memahami, bahwasannya kemampuan siswa itu beragam, ada yang
langsung tanggap terhadap materi
yang baru disampaikan dan ada pula siswa yang lambat dan tidak langsung dalam
menerima materi pelajaran tergantung
pada keadaan fisiknya.
Oleh karena itu guru dituntut berperan
aktif dalam peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS
Ekonomi. Dalam hal ini setidak-tidaknya semua guru bidang studi dapat menjadi
guru pendidikan Remedial.
Mereka harus mempunyai
pandangan yang sama dengan guru pendidikan remedial lainnya
yang disesuaikan dengan kemampuan siswa pada setiap mata pelajaran yang
mengalami kesulitan dan guru diharapkan untuk
memahami dengan baik perubahan-perubahan tuntutan kurikulum yang sesuiai
dengan hakikat pendidikan remedial. Peranan yang dipikul atau menjadi tanggung
jawab guru pendidikan remedial adalah:
1. Manusia
pelayan, yang mana
dengan dikuasainya pemahaman
kesulitan belajar siswa dan
ketrampilan mengidentifikasi kesulitan
maka diharapkan guru mampu
menempatkan dirinya sebagai pelayan ambulan untuk membantu kesulian belajar
siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi.
2. Agen Perubahan, dalam hal ini guru
bertugas untuk mereformasi kelembagaan bersama dengan guru bidang studi lain,
terutama dalam merumuskan tujuan realistik dalam menghadapi siswa yang lamban
belajar
3. Motivator, dalam hal ini guru mendorong
siswa untuk selalu rajin belajar pada mata pelajaran IPS Ekonomi mapun
pelajaran lainnya untuk mencapai prestasi belajar yang optimal
4. Pencegah, dalam hal ini guru IPS Ekonomi
harus berperan sebagai pencegah kesulitan belajar melalui penerapan variasi
dalam mengajar
5. Konsultan, peran konsultasi pada guru
pendidikan remedial disekolah menjadi fokus perhatian guru bidang studi dan
tenaga kependidikan guna mengatasi masalah yang berkenaan dengan pembelajaran Remedial.
6. Pemberi resep, dalam hal ini guru berperan untuk menyembuhkan siswa yang
lamban belajar terutama
siswa yang kesulitan
dalam membaca, menulis, memahami dan mengahafal arti kata
dalam IPS Ekonomi agar diberi catatan
7. Ekspert,
dalam hal ini
guru pendidikan remedial
sebagai seorang ekspert, artinya berfungsi sebagai peneliti,
pengumpul, penglah dan penyimpul hasil penelitian sebagai pedoman dalam
pnyelenggaraan pendidikan Remedial di kemudian hari.
Pada pembelajaran remedial itu terdapat
banyak faktor yang menjadi penyebab
kesulitan belajar, agar dapat memberikan diagnosa kesulitan belajar dan
menganalisa kesulitan-kesulitan itu. Oleh sebab itu guru perlu menyusun perencanaan
pembelajaran remedial dan dilaksanakan bagi anak yang memerlukan.
Dari beberapa
peranan guru dalam
pendidikan remedial itu
juga perlu diperhatikan
keberadaan siswa yang tidak hanya sebagai individu dengan segala
keunikannya, akan tetapi
juga sebagai makhluk
sosial dengan latar belakang berlainan baik dari segi intelektual, psikologis
dan biologis, maka akan menyulitkan guru dalam
menyampaikan materi
pelajaran. Dan dalam
proses belajar perlu adanya kegiatan pengayaan (enrichment) untuk siswa
yang cepat memahami bahan pelajaran dan juga perlu
ada kegiatan perbaikan (remedial) untuk siswa yang lambat
dalam memahami materi pelajaran.[3]
3.
Prestasi Belajar
a.
Pengertian
prestasi
Prestasi
adalah suatu keberhasilan seseorang dalam belajar. Inilah yang menjadi harapan
bagi semua orang atau siswa akan tetapi prestasi tidak semua orang yang bisa
meraihnya. Tujuan ini membawa keharusan bagi seseorang dalam konstruksinya
untuk selalu mengacu pada perencanaan program belajar.
Seorang
guru harus pandai-pandai untuk memilih metode pengajaran yang dipakai dalam
kelas untuk mengajarkan semua siswa agar nantinya siswa-siswa bisa meraih
tujuan dari pembelajaran. Untuk mengetahuai prestasi belajar siswa, guru harus
menggunakan tes atau penilaian tentang prestasi.
Tes
prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap
performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah
diajarkan.[4]
Belajar
adalah perubahan prilaku sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan belajar dalam
idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat
tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar
selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat
menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.
Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, karena belajar adalah the process of acquiring knowledge (belajar adalah proses mendapatkan
pengetahuan).[5]
Dalam
pembelajaran ini guru diharapkan mampu merubah siswa menjadi siswa yang
berprilaku seperti apa makna dari belajar itu sendiri, karena siswa membutuhkan
pengajaran dan bimbingan dari guru untuk bisa merubah diri menjadi yang lebih
baik dari sebelumnya. Oleh sebab itu guru diminta untuk menilai siswa, apakah
siswa tersebut sudah mampu untuk menjadi siswa yang bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri atau belum.
Hampir
semua ahli teori belajar, baik pengikut faham behaviorisme maupun kognitivisme,
menekankan pentingnya umpan balik berupa nilai guna meningkatkan belajar.
Pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih
keras apabila mereka mengetahui bahwa di akhir program yang sedang ditempuh
akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi siswa. Paling tidak, para
siswa yang mengetahui akan adanya tes cenderung untuk belajar dan mempelajari
apa yang diperkirakannya akan ditanyakan dalam tes. Dalam hal ini kita dapat
mengatakan bahwa tes merupakan faktor yang memotivasi dan mengarahkan siswa
dalam belajar. Apabila tes yang digunakan itu memang mengukur prestasi secara
benar maka unsur motivasi dan pengarahan yang dimiliki oleh tes tersebut adalah
sangat berharga.[6]
Sedangkan
belajar adalah secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari intraksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku.
Menurut
pandangan behavioristik teori belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya intraksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain,
belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya
untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil intraksi antara
stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat
menunjukkan perubahan tingkah lakunya.[7]
b.
Konsep
prestasi belajar
Belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.[8]
menyatakan bahwa tinjauan tentang teori belajar dapat dijelaskan berdasarkan
beberapa pendapat:
a)
Menurut
Gestalt, dalam belajar yang terpenting adalah adanya penyesuian pertama yaitu
memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
b)
Menurut
Bruner, belajar tidak mengubah tinggah laku seseorng tetapi untuk mengubah
kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih
banyak dan mudah. Oleh karena itu, dalam proses belajar diutamakan partisipasi
aktif dari setiap siswa dan mengenal dengan adanya perbedaan-perbedaan
kemampuan. Dalam hal ini guru harus berusaha agar setiap siswa berperan aktif
dan meningkatkan minat serta bimbingan agar mencapai tujuan tertentu.
c)
Menurut
Piaget, Perkembangam proses belajar pada anak-anak yaitu struktur mental yang
dimiliki anak berbeda dengan orang dewasa. Kemudian perkembangan mental pada
anak melalui tahapan tertentu yang dipengaruhi oleh kematangan, pengalaman,
interaksi sosial, dan equilibrasi yaitu proses dari faktor-faktor diatas
bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental.
d)
Menurut
Gagne, belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku untuk menguasai
pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.[9]
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses atau upaya
untuk memperoleh pengetahuan yang diikuti oleh perubahan tingkah laku,
kebiasan, tindakan yang lebih baik dari sebelumnya.
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum
Dalam
belajar di sekolah, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
1)
Faktor
intern (dalam), yaitu faktor yang dapat mempengaruhi berasal dari dalam diri
siswa yang belajar, yang meliputi:
a)
Fisiologis,
terdiri dari kondisi fisiolog secara umum (kesehatan) dan kondisi panca indra
(terutama penglihatan dan pendengaran).
b)
Kondisi
psikologis, antar lain : kecerdasan, perhatian, bakat, minat, motivasi,
kematagan dan kesiapan
c)
Faktor
kelemahan maksudnya kelemahan dalam belajar atau mengerjakan soal- soal.
2)
Faktor
ekstern (luar), yaitu faktor yang dapat mempengaruhi berasal dari luar dari siswa,
yang meliputi:
a)
Faktor
keluarga, yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan
b)
Faktor
sekolah antar lain : Metode Mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
keadanya gedung, metode belajar, dan sebagainya.
c)
Faktor
masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman
bargaul, bentuk kehidupan masyarakat.[10]
Untuk mendapatkan metodologi penelitiannya bisa kelik disini
[1] Rochman Natawijdaya,
Pengajaran Remedial (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
1980) hlm. 5
[2] Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Kamus besar Bahasa
Indonesia Edisi II (Jakarta: Balai Pustaka, 2002. hlm. 831
[3] Cece
Wijaya, Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia,
Bandung: Remaja Rosdakarya. hlm. 49-51
[4] Azwar Saifuddin, Tes Prestasi,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 9
[6] Azwar Saifuddin, Tes Prestasi,
h. 15
[8] Slameto, Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,( Jakarta:
Rineka Cipta,
2003), h.
9-13.
[10] Slameto, Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:
Rineka Cipta,
2003), h.
54-57.
No comments:
Post a Comment