A.
METODE PENELITIAN
1.
Pendekatan Penelitian
Setiap penelitian memerlukan pendekatan yang menunjukkan cara pengumpulan
dan menganalisis data, agar penilaian dapat dilakukan dan dilaksanakan dengan
konsisten dan cermat serta serasi dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian
ini, pendekatan yang digunakan ialah pendekatan penelitian kualitatif deskriptif
Penerapan pendekatan kualitatif lebih menekankan pada penemuan-penemuan data yang bersifat apa adanya dan menuntut peneliti
untuk menggunakan kata-kata dalam mengolah data hasil penelitiannya.
Menurut
Bogdan dan Biklen pendekatan kualitatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Latar ilmiah
b) Bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata dan gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
c) Lebih menkankan proses daripada produk
Sedangakan menurut Nasution penelitian kualitatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Manusia sebagai
instrumen
2)
Latar ilmiah
3)
Suatu situasi
yang melibatkan interaksi
Penelitian kualitatif merupakan cara untuk mendekati
persolan ponologis yaitu bersatunya penelitian dan subjek penelitian,
partisifasi dan penghayatan yang serius dan cermat sangat diharapkan agar
peneliti mendapatkan data dan informasi yang akurat tentang Peran Pembelajaran Remedial Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VIII di MTs Nurul
Yakin Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian kualitatif ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya, yaitu informasi yang
akurat dan valid serta esensial yang di butuhkan dalam penelitian.[2]
2.
Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam rangka melaksanakan penelitian berperan sebagai
instrumen kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan subjek alam,
dalam jangka waktu yang telah di lakukan peneliti.
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri, yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya. Hal ini sejalan dengan yang telah di
kemukakan oleh Nasution, “tidak ada
pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian yang
utama”[3].
Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.
Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang di gunakan,
bahkan hasil yang di harapkan, itu semua tidak dapat di tentukan secara pasti
dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu di kembangkan sepanjang
penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu. Tidak
ada alat lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang
dapat mencapainya.Sedangkan pendapat lain yang mengatakan bahwa:
Instrumen penelitian kualitatif
adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi
jelas, maka kemungkinan akan di kembangkan instrumen penelitian sederhana, yang
di harapkan dapat mlengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah di
temukan melalui observasi dan wawancara.[4]
Dalam hal ini peneliti terjun langsung dalam kehidupan
subjek serta dalam segala hal yang berkaitan dengan subjek yang telah di
tetapkan. Tujuan peneliti terjun langsung dalam
kehidupan subjek penelitian di lapangan adalah mengumpulkan data dan
informasi yang terkait dengan fokus penelitian yaitu untuk mengetahui Peran Pembelajaran Remedial Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VIII di MTs Nurul
Yakin Tahun Pelajaran 2015/2016.
3.
Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang akurat dan valid, maka diperlukan adanya sumber
data. Untuk mendapatkan data, dilakukan dalam berbagai hal, dapat dikumpulkan
melalui setting ilmiah (natural setting)
di rumah dengan berbagai
responden, pada suatu seminar, diskusi di jalan dan lain-lain.
Sedangkan Sugiyono mengatakan bahwa: sumber data itu melalui sumber primer,
adalah sumber data yang lansung memberikan data kepada pengumpul data, dan
melalui sumber sekunder yaitu sumber yang tidak lansung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen dan kedua-duanya
bisa di lakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.[5]
Sumber-sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah ada
dua macam yaitu, kepustakaan dan empiris. Kepustakaan yang dimaksud adalah
sumber yang berhubungan serta berkaitan dengan masalah Pembelajaran Remedial Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa. Sedangkan sumber empiris yang dimaksud adalah sumber yang memberikan
informasi masalah penelitian ini. Yaitu siswa yang
menjadi peseta didik dalam pembelajaran remedial serta guru pengampu pembelajaran remedial yang yakni guru IPS yang mengajar
di MTs Nurul Yakin Praya serta sumber lain yang terkait
dengan penelitian ini. Dalam proses pengambilan data peneliti cendrung memilih
informan yang di anggap dapat di percaya untuk menjadi sumber data.
Sumber data yang lebih mengetahui masalah yang sedang di teliti secara
mendalam adalah seperti:
1)
siswa yang telah mengikuti
kegiatan pembelajaran remedial
2)
guru pengampu pembelajaran remedial yang terkait yakni guru
IPS Ekonomi di MTs Nurul Yakin Praya
3)
kepala
sekolah di MTs Nurul Yakin Praya
Alasan peneliti memilih sumber data tersebut di atas adalah karena diduga
mengetahui dengan jelas apa yang akan diteliti yaitu mengenai “Peran Pembelajaran Remedial
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas
VIII di MTs Nurul Yakin Tahun Pelajaran 2015/2016.”
4.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan dalam upaya memperoleh dan
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam pengumpulan data,
peneliti pertama kali melakukan observasi awal ke lokasi penelitian untuk
memastikan adanya masalah yang disajikan sebagai objek penelitian. Setelah itu
peneliti merumuskan masalah yang peneliti temukan menjadi suatu judul skripsi.
Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Metode Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. “Nasution
menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Sedangkan
Marshall mengatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku,
dan makna dari perilaku tersebut”.[6]
Sedangkan Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan.[7]
Menurut Sanapiah observasi dibagi menjadi tiga yaitu:
1)
Observasi
partisifasi
Dalam
penelitian ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data peneliti. Dengan observasi
partisifan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
2)
Observasi terus
terang atau tersamar.
Dalam hal ini,
peneliti dalam mengumpulkan data menyatakan terus terang kepada sumber data,
bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui
sejak awal sampai ahir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti
juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini menghindari
kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.
3)
Observasi tak
berstruktur
Hal ini di lakukan karena
disebabkan fokus penelitian belum jelas, fokus observasi akan berkembang selama
kegiatan observasi berlansung. Observasi tidak berstruktur adalah observasi
yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.[8]
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik
observassi terus terang atau tersamar agar mudah dekat dengan orang yang hendak
ditanya dan lebih mudah mendapatkan informasi.
Adapun yang ingin dikumpulkan dengan metode ini adalah
data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian ini seperti:
1)
Proses kegiatan
pembelajaran remedial
2)
Keadaan
prilaku siswa saat mengikuti pembelajaran remedial
3)
Keadaan dan
pendapat siswa setelah mengikuti pembelajaran
remedial
4)
Letak geografis
lokasi penelitian
Dengan demikian, metode observasi terus terang atau
tersamar ini digunakan untuk memperoleh data yang konkrit, realitas dan ilmiah.
Sehingga hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya.
2.
Metode Wawancara
Metode
wawancara atau interview adalah suatu komunikasi verbal. Jadi, semacam
percakapan yang bertujuan untuk memperoleh dan mendapatkan informasi. Menurut
Esternbag “metode wawancara atau interview adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu”.[9]
Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa:
Metode
wawancara atau interview adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara lansung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.[10]
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa metode
wawancara atau interview adalah salah satu cara yang dilakukan peneliti berupa
tanya jawab mengenai permasalahan yang diteliti kepada sumber data dalam
penelitian ini, sumber data yang refresentatif
untuk diwawancarai adalah pembina koperasi mandiri, pengurus koperasi
mandiri, anggota dan mahasiswa yang terkait dengan masalah ini.
Esternbeg mengemukakan ada tiga macam metode wawancara
atau interview yaitu:
1)
Wawancara
terstruktur
Wawancara yang
sudah ditentukan dan direncanakan sebelumnya secara matang dan pasti. Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
2)
Wawancara
semiterstruktur
Dalam
pelaksanaan wawancara semi terstruktur pelaksanaanya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara ini perlu
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
3)
Wawancara tidak
terstruktur
Wawancara tidak berstruktur
adalah wawancara bebas yang dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.[11]
Wawancara yang digunakan peneliti disini adalah
wawancara semiterstruktur yaitu wawancara yang direncanakan terlebih dahulu
agar hasil penelitian yang diperoleh lebih maksimal dan sesuai dengan yang di
harapkan.
Adapun yang ingin dikumpulkan dengan metode ini adalah
data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian ini seperti:
a)
Peran Pembelajaran Remedial Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VIII di MTs Nurul
Yakin Tahun Pelajaran 2015/2016.
b)
Hambatan-hambatan yang dialami pada kegiatan Pembelajaran Remedial Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
c)
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dialami pada
kegiatan Pembelajaran Remedial Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
3.
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berasal dari kata yang artinya “barang-barang tertulis”
merupakan cara mengumpulkan data dengan
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, notulen rapat,
catatan harian dan lain sebagainya.[12]
Sedangkan moleong mengatakan bahwa:
“metode dokumentasi diartikan sebagai cara untuk mengumpulkan bahan tertulis maupun
film, yang berada dari record, yang tidak di persiapkan karena adanya
permintaan seorang peneliti.”[13]
Dari pendapat di atas dapat dipahami
bahwa, metode dokumentasi merupakan suatu cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk mendapatkan data-data seperti, letak geografis, jumlah, dan lain
sebagainya serta dokumen dengan penelitian ini.
Adapun yang ingin di kumpulkan dengan metode ini adalah data-data yang
digunakan untuk melengkapi data dalam penelitian seperti:
1)
Sejarah berdirinya sekolah MTs Nurul Yakin
Praya
2)
Profil MTs Nurul Yakin Praya
3)
Struktur
organisasi MTs
Nurul Yakin Praya
4)
Serta
dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini.
Dengan demikian, metode dokumentasi ini digunakan
untuk memperoleh data yang konkrit, realitas dan ilmiah. Sehingga hasil
penelitian dapat di buktikan kebenarannya.
5.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif
dilakukan seiring dengan proses pengumpulan data dan setelah data terkumpul.[14] Analisis data adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.[15] Data yang mentah yang
telah dikumpulkan tidak akan ada gunanya, jika tidak diolah. Pengolahan data
merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan
pengolahan data, data tersebut dapat dimaknai dan berguna dalam memecahkan
masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan
dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi serta
diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab
masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis atau pertanyaan penelitian.[16]
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data model Miles and Huberman. Teknik analisis data melalui model
ini dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas atau dengan kata lain teknik
analisis data yang dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Miles and Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verifikasion.[17] Yaitu sebagai berikut:
Menurut Miles dan Huberman. Dalam penelitian kualitatif, ada
beberapa tahap yang dilakukan dalam analisis data yakni:
a.
Reduksi data ( Data
Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberika gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti mengumpulkan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan. Dalam reduksi data, maka peneliti merangkum, mengambil data yang
pokok dan penting, membuat kategorisasi,( berdasarkan huruf besar, huruf kecil
dan angka), membuang yang tidak penting.[18]
Dalam penelitian ini peneliti memasuki setting sekolah
sebagai tempat penelitian, maka dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan
pada guru dan siswa dengan mengkategorikan pada aspek, kegiatan pembelajaran,
pengaturan fasilitas dan siswa dalam belajar, dan motivasi belajar.
b.
Penyajian data ( Display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya, dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah difahami tersebut.[19] Jadi peneliti akan menyajikan data yang
diperoleh dalam bentuk teks yang bersifat naratif sehingga mudah untuk
difahami.
c.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclision Drawing/ Verification)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Hubarman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, sedangkan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.[20]
6.
Keabsahan Data
a)
Perpanjang pengamatan/ keikutsertaan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap
sebagai orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan belum
lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan
perpanjang pengamatan ini berarti peneliti kembali kelapangan melakukan
pengamatan dan wawancar dengan nara sumber, sehingga hubungan peneliti dengan
nara sumber akan semakin terbentuk raporrt, semakin akrab, semakin terbuka,
saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
Dalam perpanjang pengamatan untuk menguji kredibilitas data
penelitian ini sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah
diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak, berubah atau
tidak. Bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel,
maka waktu perpanjang pengamatan dapat diakhiri.[21]
b)
Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan bertujuan untuk lebih mendalami factor-faktor
yang diteliti dengan melakukan secara rinci dan teliti serta secara
berkesinambungan yang pada akhirnya sampai pada titik pemeriksaan yang
benar-benar absah dan valid. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
c)
Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data-data itu.[22]
Jadi
triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi
kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang
berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa
dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck
temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau
teori.
Dalam penelitian ini tehnik triangulasi yang digunakan adalah
tehnik triangulasi sumber, dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan hasil
dokumentasi dan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara. Hal ini untuk membandingkan apa yang di lihat dan apa yang
didengarkan oleh peneliti, sehingga hasil penelitian tidak bertolak belakang
dengan fakta dan realitas yang ada.
[1]Cholid Narbuka, Metodelogi Penelitian, (Jakarta:Bumi
Aksara,2010), h. 23.
[2]
Sugiyono, Op., Cit., h. 7.
[4]Cholid Narbuka, Metodelogi Penelitian, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 23.
[6]Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010) h.226.
[7]Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013) h.203.
[8]Sanapiah, Metodelogi Penelitian Pendidikan,(Surabaya:
Usaha Nasional, 2000), h. 213.
[9]Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan
R&D, (BANDUNG: Alfabeta, 2010) h.96.
[10]Cholid Narbuka, Metodelogi Penelitian, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h.25.
[11]Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan
R&D, (BANDUNG: Alfabeta, 2010), h. . 225.
[12]Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta 1996), h. 140.
[13] Lexy J. Moleong, Metodelogipenelitian Kualitatif,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.112.
[15] Moleong
Lexy J, Metode Penelitian
Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011) h.103.
[16] Supardi, Bacaan
Cerdas, h. 127-128.
[18] Ibid.,,,h.
247
[19] Ibid.,,,h.
249
[20] Ibid.,,,h.
252
[21] Ibid.,,,h.
271
[22]
Moleong , Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h.330
No comments:
Post a Comment