Thursday 27 April 2017

Penerapan model pembelajaran mengarang beranting (composing to have stick) dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir.  Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya itu tanpa dituntut untuk memahami informasi tersebut dan  menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.[1]
Oleh karena demikian, lahirlah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional :
Pendidikan berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[2]

Dalam undang-undang tersebut terdapat beberapa hal yang menjadi fokus perhatian. Pertama, pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, hal ini berarti proses pendidikan di sekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan, akan tetapi proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan. Kedua, proses  pendidikan terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, berarti proses pendidikan itu harus berorintasi pada siswa. Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan keterampilan peserta didik.[3]
Pembelajaran menulis di SD selalu mengacu pada GBPP Bahasa Indonesia. Berdasarkan pengamatan di lapangan, GBPP Bahasa Indonesia banyak membuat rambu-rambu keterampilan menulis. Dalam menulis diperlukan adanya suatu ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan logis dengan menggunakan kosa kata dan tata bahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga dapat mengembangkan atau dapat menyajikan informasi yang diekspresikan secara jelas. Itulah sebabnya untuk terampil menulis diperlukan latihan dan praktek yang terus menerus dan teratur. Pengajaran keterampilan menulis mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Keterampilan dan kemampuan menulis harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam kehidupannya sekolah.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) disebutkan salah satu kompetensi umum Bahasa Indonesia sekolah Dasar adalah menulis karangan, dimana di dalam karangan terdapat banyak paragraf sebagai pembuka, isi, maupun penutup yang perlu diperhatikan cara penulisannya. Pada kompetensi dasar disebutkan salah satu kompetensi dasar yang harus di kuasai siswa kelas IV SD  adalah cara menulis karangan. Melihat besarnya porsi pembelajaran menulis dalam GBPP Bahasa Indonesia, sudah semestinya siswa terampil dalam mengarang.
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan minat anak dalam menulis antara lain faktor strategi pembelajaran menulis dan materi penulisan. Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran menulis, tampak bahwa guru lebih mengutamakan tujuan hasil menulis dari pada proses menulis.
Dengan demikian, siswa tidak mendapatkan pengalaman menulis dengan praktek dan latihan tetapi lebih mengutamakan tujuan hasil akhir dari kegiatan menulis itu sendiri yakni untuk memperoleh nilai.
Guru dalam proses kegiatan belajar mengajar lebih cenderung hanya memerintah saja, atau tanpa memberikan bimbingan dan membekali pengetahuan yang mendasar tentang menulis karangan. Ironisnya, kesalahan selalu berpihak kepada siswa. Pada studi pendahuluan yang di lakukan di ungkapkan bahwa masalah pembelajaran bahasa indonesia yang dihadapi di lapangan adalah masalah menulis terutama dalam menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan.
Hasil observasi dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran menulis di atas, di ketahui bahwa kegiatan pembelajaran menulis yang dilakukan kurang efektif dan prestasi menulis siswa rendah. Dengan demikian diperlukan suatu pendekatan atau metode yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis karangan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan model pembelajaran mengarang beranting (composing to have stick). Dengan adanya model pembelajaran mengarang beranting (composing to have stick) ini siswa dilatih untuk membuat karangan dengan di bantu oleh guru, guru terlebih dahulu membuat suatu kalimat pertama kemudian siswa yang akan menyumbangkan beberapa kalimat sehingga menjadi sebuah karangan. Siswa akan lebih kreatif dalam menulis karangan karena karangan yang ditulis merupakan gabungan dari kalimat-kalimat yang telah dibuat oleh teman-teman yang lain. Dengan demikian penerapan model pembelajaran beranting sangat membantu siswa dalam menulis karangan.
Penerapan model pembelajaran mengarang beranting sangat menarik untuk melatih keterampilan siswa dalam menulis karangan karena siswa akan dapat menemukan ide-ide baru untuk menentukan sebuah kalimat setelah membaca kalimat pertama yang telah ditentukan oleh guru atau kalimat yang telah dibuat oleh teman sebelumnya. Ketika karanagn itu selesai, lalu dibaca dan dibahas kemudian di temukan beberapa hal yang menarik dalam kaitannya dengan tema, penulisan ejaan, diksi, dan kesesuaian karangan dengan gambar. Model pembelajaran mengarang beranting (composing to have stick) merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa, karena dapat melatih siswa dalam menemukan kalimat-kalimat baru setelah membaca kalimat yang telah dibuat oleh teman sebelumnya dengan bantuan media gambar.
Berdasarkan pemaparan di atas diharapkan model pembelajaran mengarang beranting (composing to have stick) dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa dan merangsang siswa terampil dalam mengarang.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penerapan model pembelajaran mengarang beranting (composing to have stick) dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas IV SDN 41 Ampenan
C.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah memperbaiki proses pembelajaran melalui penerapan model mengarang beranting (composing to have stick) untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas IV SDN 41 Ampenan.
D.      Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian  yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat sebagai berikut :


   1.      Siswa
a.    Siswa dapat menemukan cara kreatif menulis karangan
b.    Meningkatkan kemampuan menulis karangan
c.    Siswa akan menjadi gemar belajar bahasa indonesia
   2.      Guru
a.    Mendapat suatu model pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu model mengarang beranting (composing to have stick) untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa.
b.    Guru akan termotivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
c.    Dapat mengetahui aktivitas siswa dalam belajar.
d.   Memudahkan pengawasan kelas.
    3.      Sekolah
a.    Agar kepala sekolah dapat memberikan kebijakan untuk menerapkan model pembelajaran mengarang (composing to have stick) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b.    Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapa meningkatkan potensi belajar siswa.
c.    Aktivitas dah hasil belajar siswa dapat di tingkatkan.
d.   Membantu perbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
e.    Mutu pendidikan akan semakin membaik.




[1] Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana. Jakarta. Hal. 1
[2] Depdiknas RI.Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan  Nasional (Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003),  Hal. 2.
[3] Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana. Jakarta. Hal. 2-3

No comments:

Post a Comment

Entri Populer