A.
Teori-Teori Kuantitas
Teori kuntitas uang merupakan teori ekonomi klasik
yang berasal dari salah satu ahli moneter pertama, yaitu David Hume
(1711-1776). Teori ini dapat dijadikan alat utama untuk menjelaskan pengaruh
uang terhadap ekonomi dalam jangka panjang. Pandangan
fisher bahwa percepatan cukup konstan dalam jangka pendek mengubah persamaan
pertukaran kedalam teori jumlah uang, yang menyatakan bahwa pendapatan nominal
semata-mata ditentukan oleh pergerakan jumalah uang
Hubungan antara transaksi dan uang ditunjukkan oleh
persamaan yang disebut persamaan kuantitas, sebagai berikut:
TEORI
PERSEDIAAN KAS
Alfred
Marshal
M = K x P x I
M = money
K = lama rata-rata uang menganggur di kas
P = price
I = income
Keterangan:
1. Alfred Marshal mengatakan bahwa nilai uang
terkait dengan income (pendapatan)
2. Alfred Marshal menghubungkan antara jumlah
uang dengan pendapatan, sedangkan teori kuantitas menghubungkan antara jumlah
uang dengan harga.
Persamaan ini menunjukkan jika kuantitas uang
meningkat dan perputaran uang tidak berubah, dalam hal ini jumlah uang beredar
meningkat maka akan menyebabkan harga atau output nasional meningkat.
Penerbitan suku khususnya suku negara dapat dijadikan pemerintah sebagai
instrumen dalam operasi pasar terbuka untuk mengurangi jumlah uang beredar.
Sampai saat ini, untuk mengurangi jumlah uang beredar
melalui operasi pasar terbuka pemerintah hanya menggunakan instrument
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),
Standing Facility yang terdiri atas Fasilitas Simpanan Bank Indonesia,
Fasilitas Pembiayaan, dan SBI Repo baik yang bersifat konvensional maupun yang bersifat
syariah, serta Pasar Uang Antar Bank (PUAB) baik yang bersifat syariah dan
konvensional. Hal ini menyebabkan penerbitan suku belum memberikan dampak
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
Dari
persamaan tersebut dapat diketahui hal berikut:
1. Apabila terdapat perubahan pada M atau V, maka akan
mengakibatkan perubahan yang sebanding terhadap P.
2. Apabila terdapat perubahan terhadap T, maka akan terjadi
perubahan yang sebaliknya terhadap P.
Kecepatan
laju peredaran uang ditentukan oleh:
1. Kebiasaan pembelanjaan konsumen
2. Frekuensi pembayaran pendapatan
3. Praktek-praktek bank
4. Keadaan psikologi umum.
Kelemahan
dari Teori
Kuantitas ini adalah
1.
Dalam
kenyataannya, perubahan jumlah uang yang beredar, tidak selalu langsung
berakibat pada perubahan penggunaan uang tersebut
2.
Teori
ini telah mengabaikan pengaruh tingkat bunga terhadap perubahan permintaan
uang. Teori ini mengangap bahwa permintaan lebih disebabkan karena pendapatan,
karena motivasinya adalah untuk transaksi, jadi tidak ada hubungannya dengan
tngkat bunga.
B.
Teori
Keynes
Ekonomi Keynesian: adalah nama suatu teori
ekonomi yang diambil dari John Maynard Keynes, seorang ekonom Inggris yang
hidup antara tahun 1883 sampai 1946. Beliau dikenal sebagai orang pertama yang
mampu menjelaskan secara sederhana penyebab dari Great Depression. Teori ekonominya
berdasarkan atas hipotesis siklus arus uang, yang mengacu pada ide bahwa
peningkatan belanja (konsumsi) dalam suatu perekonomian, akan meningkatkan
pendapatan yang kemudian akan mendorong lebih meningkatnya lagi belanja dan
pendapatan. Teori Keynes ini menelurkan banyak intervensi kebijakan ekonomi
pada era terjadinya Great Depression (kemunduran ekonomi)
Pada Teori Keynes, konsumsi yang dilakukan
oleh satu orang dalam perekonomian akan menjadi pendapatan untuk orang lain
pada perekonomian yang sama. Sehingga apabila seorang membelanjakan uangnya, ia
membantu meningkatkan pendapatan orang lain. Siklus ini terus berlanjut dan
membuat perekonomian dapat berjalan secara normal. Ketika Great Depression
melanda, masyarakat secara alami bereaksi dengan menahan belanja dan cenderung
menimbun uangnya. Hal ini berdasarkan Teori Keynes akan mengakibatkan
berhentinya siklus perputaran uang dan selanjutnya membuat perekonomian lumpuh.
Solusi Keynes untuk menerobos hambatan
pereknomian ini adalah dengan campur tangan dari sektor publik dan pemerintah.
Ia berpendapat bahwa pemerintah harus campur tangan dalam peningkatan belanja
masyarakat, baik dengan cara meningkatkan suplai uang atau dengan melakukan
pembelian barang dan jasa oleh pemerintah sendiri. Selama terjadi Great
Depression, hal ini bagaimanapun merupakan solusi yang tidak populer. Namun
demikian, belanja pertahanan pemerintah yang dicanangkan oleh Presiden Franklin
Delano Roosevelt membantu pulihnya perekonomian Amerika Serikat.
Aliran Ekonomi Keynesian, menganjurkan supaya
sektor publik ikut campur tangan dalam meningkatkan perekonomian secara umum,
dimana pendapat ini bertentangan dengan pemikiran ekonomi yang populer saat itu
– laizes-faire capitalism (teori kapitalisme).
Kapitalisme murni merupakan teori yang menentang campur tangan sektor publik
dan pemerintah dalam perekonomian. Teori ini percaya bahwa pasar yang bebas
campur tangan akan mencapai keseimbangannya sendiri. Keynes berpendapat bahwa
dalam perekonomian, pihak swasta tidak sepenuhnya diberikan kekuasaan untuk
mengelola perekonomian, karena pada umumnya seperti yang dikatakan oleh pemikir
beraliran sosialis, pihak swasta bertujuan utama untuk mencari keuntungan untuk
dirinya sendiri dan apabila hal itu dibiarkan maka perekonomian akan menjadi tidak
kondusif secara keseluruhan. Oleh karena itu, agar kegiatan swasta dapat
terjamin berada pada jalur yang tepat, maka harus ada satu otoritas yang
mengendalikan dan mengatur perekonomian tersebut. Otoritas tersebut tentu saja
adalah pemerintah.
Teori Keynes mengecam kebijakan pemerintah
yang terlalu mendorong tabungan dan tidak mendorong konsumsi. Keynes juga
mendukung pendistribusian kekayaan secara terkendali ketika diperlukan. Teori
Keynes kemudian menyimpulkan bahwa ada alasan pragmatis untuk pendistribusian
kemakmuran: jika segment masyarakat yang lebih miskin diberikan sejumlah uang,
mereka akan cenderung membelanjakannya daripada menyimpannya; yang kemudian
mendorong pertumbuhan ekonomi. Ide pokok dari teori Keynes ini adalah “PERANAN
PEMERINTAH” yang tadinya diharamkan dalam Teori Ekonomi
Klasik. John Meynard Keynes menjelaskan teori ekonominya dalam buku
karangannya berjudul “THE GENERAL THEORY OF EMPLOYMENT, INTEREST AND MONEY.
Ia
merumuskan ada tiga motif dibalik permintaan akan uang :
1. Motif
Transakasi.
Dalam
pendekatan klasik seseorang diasumsikan
memegang uang karena uang sebagai alat pertukaran yang dapat diguanakan untuk
melakukan transakasi. Mengikuti tradisi klasik, Keynes menekankan komponen
permintaan akan uang terutama ditentukan oleh berapa besarnya tingakt
transakasi seseorang. Oleh karena dia meyakini bahwa transaksi ini proporsional
terhadap pemdapatan seperti para ekonom klasik, dia mengambil komponen
transakasi permintaan akan uang proposional terhadap pendapatan.
2. Motif
Berjaga-jaga
Keynes
melampoi analisi klasik dengan menydari bahwa ada tambahan dari luar memegang
uang untuk transkasi sejkarang, orang memegang uang sebagai antisipasi terhadap
kebutuhan yang tidak terduga. Misalnya anda berfikir membeli streo yang bagus,
anda pergi ke toko yang memberikan diskon 50% dari stereo yang anda inginkan.
Kalau anda memegang uang untuk berjaga-jaga terhadap apa yang akan terjadi,
Anda bisa langsung membeli stereo, kalau Anda tidak memegang uang untuk
berjaga-jaga, anda tidak bisa mendapatkan keuntungan dari diskon tersebut. Uang
berjaga-jaga ada ditangan kalau Anda sewaktu-waktu harus membayar, katakanlah
untuk perbaikan mobil atau masuk rumah sakit.
Keynes meyakini bahwa orang memegang uang
untuk berjaga-jaga dalam jumlah tertentu terutam ditentukan oleh tingkat
transaksi yang akan mereka lakukan dimasa mendatang. Sehingga, dia merumuskan,
permintaan untuk uang berjaga-jaga proposional terhadap pendapatan.
3. Motif
Spekulasi
Kalau
Keynes mengakhiri dengan motif transaksi dan berjaga-jaga, pendapatan merupakan
satu-satunya faktor penentu dari permintaan akan uang, dan dia tidak akan
memberikan tambahan terhadap pendekatan klasik. Tetapi, keynes melihat pandangan bahwa orang memegang uang juga
sebagai alalt penyimpan kekayaan. Ia menyebut alasan memegang uang ini sebgai
motif spekulasi. Oleh karena ia percaya bahwa kekayaan terkait erat dengan
pendapatan, komponen spekulatif dari permintaan uang juga terkait juga dengan pendaptan. Tetapi Keynes
melihatnya secara lebih cermat pada faktor lain yang memengaruhi keputusan
terhadap beberapa banyak uang yang dipegang
sebagai alat penyimpan kekayaan, khususnya suku bunga.
C.
Teori model IS-LM
Model IS/LM adalah alat bantu yang dipakai
dalam makroekonomi untuk menggambarkan hubungan antara tingkat suku bunga dan
output riil hasil produksi (goods) dan pasar jasa (services)
dan pasar uang. IS adalah singkatan dari Investment Savings sedangkan
LM adalah singkatan dari Liquidity preference Money supply.
Asumsi-asumsi yang mendasari model IL-SM merupakan
kombinasi asumsi-asumsi model Klasik dan Keynes. Asumsi Klasik yang digunakan
adalah pasar akan senantiasa berada dalam keseimbangan. Sedangkan asumsi Keynes
yang digunakan adalah uang sebagai alat transaksi dan spekulasi. Lebih rincinya
adalah sebagai berikut:
1. Pasar akan selalu berada dalam
keseimbangan. Permintaan sama dengan penawaran (D=S)
2. Berlaku Hukum Walras, dimana
dalam perekonomian terdapat sejumlah n pasar, dan sebanyak n-1 pasar telah
berada dalam keseimbangn, maka pasar ke-n niscaya telah mencapai keseimbangan.
3. Fungsi uang sebagai alat transaksi
dan spekulasi. MD = Mt + Msp
4. Dimana MD = total
permintaan uang
5. Mt = permintaan
uang untuk transaksi
6. Msp = permintaan
uang untuk spekulasi
7. Perekonomian adalah
perekonomian tertutup. Y = C + S.
8. Model komparatif statis.
Analisis yang dilakukan adalah perubahan dari satu keseimbangan ke kondisi
keseimbangan lainnya.
a.
Keseimbangan Pasar Barang-Jasa
Keseimbangan parang
barang-jasa tercapai bila penawaran barang dan jasa telah sama dengan
permintaannya. Pada kondisi keseimbangan, total produksi sama dengan total
pengeluaran.
Y = AE
C + S = C + I
S = I
Kurva IS didefinisikan sebagai
kurva yang menunjukkan hubungan anatar berbagai tingkat bunga dengan pendapatan
nasional yang menjamin (memungkinkan) pasar barang dan jasa dalam keseimbangan.
Penurunan Kurva IS
Pertama, seperti
yang kita ketahui bahwa hubungan antara interest rate /
tingkat bunga (i) dengan investasi (I) adalah negatif. Contoh jika i = 10%,
maka I = 150. Jika i = 8%, maka I = 200.
Dan kemudian kita ke pasar
barang, kita memiliki permintaan terhadap barang dan jasa, yang di dalamnya
termasuk pengeluaran konsumsi, pengeluaran pemerintah, juga pengeluaran
investasi. Pada tingat bunga 10%, investasi sebesar 150. Kita asumsikan total
permintaan terhadap.
Pergeseran kurva IS
Pergeseran kurva IS
menunjukkan terjadinya perubahan tingkat outonomus.
Jika investasi outonomus
meningkat, kurva investasi akan bergeser ke kanan yang menyebabkan kurva IS
bergeser ke kanan (dari ISo ke IS1). Begitupun sebaliknya denga investasi
outonomus yang menurun.
b.
Keseimbangan Pasar Uang-Modal
Keseimbangan pasar uang-modal
tercapai bila permintaan uang (L) telah sama dengan penawaran uang (M). L = M.
Penuruan kurva LM
Kurva LM menunjukkan kombinasi
antara tingkat bunga (i) dan tingkat pendapatan (Y) dengan keseimbangan pada
pasar uang. Untuk menurunkan kurva LM kita mulai dengan pasar uang.
Kurva LM menunjukkan kombinasi
dari i dan Y dengan keseimbangan pada pasar uang yaitu tingkat bunga 10% dan
pendapatan sebesar Y1. Jika pendapatan naik menjadi Y2, maka permintaan barang
dan jasa juga naik. Kenaikan permintaan barang dan jasa ini akan menyebabkan transaksi
permintaan uang akan naik. Pada kurva ditunjukkan dengan bergeser kurva money demand ke kanan, dengan pendapatan
sebesar Y2.
Permintaan uang yang naik,
akan menyebabkan bank maupun penerbit bond akan menjual bond. Jika bond dijual,
maka harga bond akan turun. Untuk menarik kembali uang yang beredar di
masyarakat, maka bank akan menaikkan tingkat bunga, misalkan menjadi 15%.
Sehingga di dapat kesimbangan pasar uang yang kedua yaitu saat tingkat bunga
sebesr 15% dan pendapatan sebesar Y2. Jadi menurut teori preferensi
likuiditas, jika tingkat pendapatan naik, maka tingkat bunga juga naik.
Pendapatan yang naik, akan menaikkan permintaan uang dan kemudian menaikkan
tingkat bunga keseimbangan.
Pergeseran kurva LM
Kurva LM akan bergeser bila
permintaan dan atau penawaran uang berubah.
Jika ada penambahan jumlah
uang beredar dan permintaan uang bertambah maka kurva LM akan bergeser ke kanan
(dari LMo ke LM1). Begitupula sebaliknya jika jumlah uang beredar dan
permintaan uang berkurang maka kurva LM akan bergeser ke kiri.
c.
Meletakkan IL dan SM Secara Bersama-Sama.
Relasi IS: Y = C (Y-T) + I
(Y,i) + G
Relasi LM: M/P = YL(i)
Keseimbangan di pasar barang
menunjukkan bahwa peningkatan tingkat suku bunga akan mendorong terjadinya
penurunan output.Keseimbangan pasar uang menunjukkan bahwa peningkatan output
akan mendorong peningkatan tingkat suku bungan.Ketika kurva IS berpotongan
dengan kurva LM maka akan terjadi keseimbangan.
No comments:
Post a Comment