Thursday 9 March 2017

ILMU IKONOMI (TEORI-TEORI KUANTITAS

A.    Teori-Teori Kuantitas
Teori kuntitas uang merupakan teori ekonomi klasik yang berasal dari salah satu ahli moneter pertama, yaitu David Hume (1711-1776). Teori ini dapat dijadikan alat utama untuk menjelaskan pengaruh uang terhadap ekonomi dalam jangka panjang. Pandangan fisher bahwa percepatan cukup konstan dalam jangka pendek mengubah persamaan pertukaran kedalam teori jumlah uang, yang menyatakan bahwa pendapatan nominal semata-mata ditentukan oleh pergerakan jumalah uang
Hubungan antara transaksi dan uang ditunjukkan oleh persamaan yang disebut persamaan kuantitas, sebagai berikut:
TEORI PERSEDIAAN KAS
Alfred Marshal
M = K x P x I
M = money
K = lama rata-rata uang menganggur di kas
P = price
I = income
Keterangan:
1.      Alfred Marshal mengatakan bahwa nilai uang terkait dengan income (pendapatan)
2.      Alfred Marshal menghubungkan antara jumlah uang dengan pendapatan, sedangkan teori kuantitas menghubungkan antara jumlah uang dengan harga.
Persamaan ini menunjukkan jika kuantitas uang meningkat dan perputaran uang tidak berubah, dalam hal ini jumlah uang beredar meningkat maka akan menyebabkan harga atau output nasional meningkat. Penerbitan suku khususnya suku negara dapat dijadikan pemerintah sebagai instrumen dalam operasi pasar terbuka untuk mengurangi jumlah uang beredar.
Sampai saat ini, untuk mengurangi jumlah uang beredar melalui operasi pasar terbuka pemerintah hanya menggunakan instrument Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Standing Facility yang terdiri atas Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Fasilitas Pembiayaan, dan SBI Repo baik yang bersifat konvensional maupun yang bersifat syariah, serta Pasar Uang Antar Bank (PUAB) baik yang bersifat syariah dan konvensional. Hal ini menyebabkan penerbitan suku belum memberikan dampak terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
Dari persamaan tersebut dapat diketahui hal berikut:
1.      Apabila terdapat perubahan pada M atau V, maka akan mengakibatkan perubahan yang sebanding terhadap P.
2.      Apabila terdapat perubahan terhadap T, maka akan terjadi perubahan yang sebaliknya terhadap P.
Kecepatan laju peredaran uang ditentukan oleh:
1.      Kebiasaan pembelanjaan konsumen
2.      Frekuensi pembayaran pendapatan
3.      Praktek-praktek bank
4.      Keadaan psikologi umum.
Kelemahan dari Teori Kuantitas ini adalah
1.      Dalam kenyataannya, perubahan jumlah uang yang beredar, tidak selalu langsung berakibat pada perubahan penggunaan uang tersebut
2.      Teori ini telah mengabaikan pengaruh tingkat bunga terhadap perubahan permintaan uang. Teori ini mengangap bahwa permintaan lebih disebabkan karena pendapatan, karena motivasinya adalah untuk transaksi, jadi tidak ada hubungannya dengan tngkat bunga.
B.     Teori Keynes
Ekonomi Keynesian: adalah nama suatu teori ekonomi yang diambil dari John Maynard Keynes, seorang ekonom Inggris yang hidup antara tahun 1883 sampai 1946. Beliau dikenal sebagai orang pertama yang mampu menjelaskan secara sederhana penyebab dari Great Depression. Teori ekonominya berdasarkan atas hipotesis siklus arus uang, yang mengacu pada ide bahwa peningkatan belanja (konsumsi) dalam suatu perekonomian, akan meningkatkan pendapatan yang kemudian akan mendorong lebih meningkatnya lagi belanja dan pendapatan. Teori Keynes ini menelurkan banyak intervensi kebijakan ekonomi pada era terjadinya Great Depression (kemunduran ekonomi)
Pada Teori Keynes, konsumsi yang dilakukan oleh satu orang dalam perekonomian akan menjadi pendapatan untuk orang lain pada perekonomian yang sama. Sehingga apabila seorang membelanjakan uangnya, ia membantu meningkatkan pendapatan orang lain. Siklus ini terus berlanjut dan membuat perekonomian dapat berjalan secara normal. Ketika Great Depression melanda, masyarakat secara alami bereaksi dengan menahan belanja dan cenderung menimbun uangnya. Hal ini berdasarkan Teori Keynes akan mengakibatkan berhentinya siklus perputaran uang dan selanjutnya membuat perekonomian lumpuh.
Solusi Keynes untuk menerobos hambatan pereknomian ini adalah dengan campur tangan dari sektor publik dan pemerintah. Ia berpendapat bahwa pemerintah harus campur tangan dalam peningkatan belanja masyarakat, baik dengan cara meningkatkan suplai uang atau dengan melakukan pembelian barang dan jasa oleh pemerintah sendiri. Selama terjadi Great Depression, hal ini bagaimanapun merupakan solusi yang tidak populer. Namun demikian, belanja pertahanan pemerintah yang dicanangkan oleh Presiden Franklin Delano Roosevelt membantu pulihnya perekonomian Amerika Serikat.
Aliran Ekonomi Keynesian, menganjurkan supaya sektor publik ikut campur tangan dalam meningkatkan perekonomian secara umum, dimana pendapat ini bertentangan dengan pemikiran ekonomi yang populer saat itu – laizes-faire capitalism (teori kapitalisme). Kapitalisme murni merupakan teori yang menentang campur tangan sektor publik dan pemerintah dalam perekonomian. Teori ini percaya bahwa pasar yang bebas campur tangan akan mencapai keseimbangannya sendiri. Keynes berpendapat bahwa dalam perekonomian, pihak swasta tidak sepenuhnya diberikan kekuasaan untuk mengelola perekonomian, karena pada umumnya seperti yang dikatakan oleh pemikir beraliran sosialis, pihak swasta bertujuan utama untuk mencari keuntungan untuk dirinya sendiri dan apabila hal itu dibiarkan maka perekonomian akan menjadi tidak kondusif secara keseluruhan. Oleh karena itu, agar kegiatan swasta dapat terjamin berada pada jalur yang tepat, maka harus ada satu otoritas yang mengendalikan dan mengatur perekonomian tersebut. Otoritas tersebut tentu saja adalah pemerintah.
Teori Keynes mengecam kebijakan pemerintah yang terlalu mendorong tabungan dan tidak mendorong konsumsi. Keynes juga mendukung pendistribusian kekayaan secara terkendali ketika diperlukan. Teori Keynes kemudian menyimpulkan bahwa ada alasan pragmatis untuk pendistribusian kemakmuran: jika segment masyarakat yang lebih miskin diberikan sejumlah uang, mereka akan cenderung membelanjakannya daripada menyimpannya; yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi. Ide pokok dari teori Keynes ini adalah PERANAN PEMERINTAH”  yang tadinya diharamkan dalam Teori Ekonomi Klasik.  John Meynard Keynes menjelaskan teori ekonominya dalam buku karangannya berjudul “THE GENERAL THEORY OF EMPLOYMENT, INTEREST AND MONEY.
        Ia merumuskan ada tiga motif dibalik permintaan akan uang :
1.   Motif Transakasi.
Dalam pendekatan  klasik seseorang diasumsikan memegang uang karena uang sebagai alat pertukaran yang dapat diguanakan untuk melakukan transakasi. Mengikuti tradisi klasik, Keynes menekankan komponen permintaan akan uang terutama ditentukan oleh berapa besarnya tingakt transakasi seseorang. Oleh karena dia meyakini bahwa transaksi ini proporsional terhadap pemdapatan seperti para ekonom klasik, dia mengambil komponen transakasi permintaan akan uang proposional terhadap pendapatan.
2.      Motif Berjaga-jaga
Keynes melampoi analisi klasik dengan menydari bahwa ada tambahan dari luar memegang uang untuk transkasi sejkarang, orang memegang uang sebagai antisipasi terhadap kebutuhan yang tidak terduga. Misalnya anda berfikir membeli streo yang bagus, anda pergi ke toko yang memberikan diskon 50% dari stereo yang anda inginkan. Kalau anda memegang uang untuk berjaga-jaga terhadap apa yang akan terjadi, Anda bisa langsung membeli stereo, kalau Anda tidak memegang uang untuk berjaga-jaga, anda tidak bisa mendapatkan keuntungan dari diskon tersebut. Uang berjaga-jaga ada ditangan kalau Anda sewaktu-waktu harus membayar, katakanlah untuk perbaikan mobil atau masuk rumah sakit.
 Keynes meyakini bahwa orang memegang uang untuk berjaga-jaga dalam jumlah tertentu terutam ditentukan oleh tingkat transaksi yang akan mereka lakukan dimasa mendatang. Sehingga, dia merumuskan, permintaan untuk uang berjaga-jaga proposional terhadap pendapatan.
3.      Motif Spekulasi
Kalau Keynes mengakhiri dengan motif transaksi dan berjaga-jaga, pendapatan merupakan satu-satunya faktor penentu dari permintaan akan uang, dan dia tidak akan memberikan tambahan terhadap pendekatan klasik. Tetapi, keynes  melihat pandangan bahwa orang memegang uang juga sebagai alalt penyimpan kekayaan. Ia menyebut alasan memegang uang ini sebgai motif spekulasi. Oleh karena ia percaya bahwa kekayaan terkait erat dengan pendapatan, komponen spekulatif dari permintaan uang juga terkait  juga dengan pendaptan. Tetapi Keynes melihatnya secara lebih cermat pada faktor lain yang memengaruhi keputusan terhadap beberapa banyak uang yang dipegang  sebagai alat penyimpan kekayaan, khususnya suku bunga.
C.    Teori model IS-LM
Model IS/LM adalah alat bantu yang dipakai dalam makroekonomi untuk menggambarkan hubungan antara tingkat suku bunga dan output riil hasil produksi (goods) dan pasar jasa (services) dan pasar uang. IS adalah singkatan dari Investment Savings sedangkan LM adalah singkatan dari Liquidity preference Money supply.
Asumsi-asumsi yang mendasari model IL-SM merupakan kombinasi asumsi-asumsi model Klasik dan Keynes. Asumsi Klasik yang digunakan adalah pasar akan senantiasa berada dalam keseimbangan. Sedangkan asumsi Keynes yang digunakan adalah uang sebagai alat transaksi dan spekulasi. Lebih rincinya adalah sebagai berikut:
1.      Pasar akan selalu berada dalam keseimbangan. Permintaan  sama dengan penawaran (D=S)
2.      Berlaku Hukum Walras, dimana dalam perekonomian terdapat sejumlah n pasar, dan sebanyak n-1 pasar telah berada dalam keseimbangn, maka pasar ke-n niscaya telah mencapai keseimbangan.
3.      Fungsi uang sebagai alat transaksi dan spekulasi. MD = Mt + Msp
4.      Dimana MD = total permintaan uang
5.      Mt = permintaan uang untuk transaksi
6.      Msp = permintaan uang untuk spekulasi
7.      Perekonomian adalah perekonomian tertutup. Y = C + S.
8.      Model komparatif statis. Analisis yang dilakukan adalah perubahan dari satu keseimbangan ke kondisi keseimbangan lainnya.
a.      Keseimbangan Pasar Barang-Jasa
Keseimbangan parang barang-jasa tercapai bila penawaran barang dan jasa telah sama dengan permintaannya. Pada kondisi keseimbangan, total produksi sama dengan total pengeluaran.
Y = AE
C + S  = C + I
S = I
Kurva IS didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan hubungan anatar berbagai tingkat bunga dengan pendapatan nasional yang menjamin (memungkinkan) pasar barang dan jasa dalam keseimbangan.
Penurunan Kurva IS
Pertama, seperti yang kita ketahui bahwa hubungan antara interest rate / tingkat bunga (i) dengan investasi (I) adalah negatif. Contoh jika i = 10%, maka I = 150. Jika i = 8%, maka I = 200.

Dan kemudian kita ke pasar barang, kita memiliki permintaan terhadap barang dan jasa, yang di dalamnya termasuk pengeluaran konsumsi, pengeluaran pemerintah, juga pengeluaran investasi. Pada tingat bunga 10%, investasi sebesar 150. Kita asumsikan total permintaan terhadap.
Pergeseran kurva IS
Pergeseran kurva IS menunjukkan terjadinya perubahan tingkat outonomus.

Jika investasi outonomus meningkat, kurva investasi akan bergeser ke kanan yang menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan (dari ISo ke IS1). Begitupun sebaliknya denga investasi outonomus yang menurun.
b.      Keseimbangan Pasar Uang-Modal
Keseimbangan pasar uang-modal tercapai bila permintaan uang (L) telah sama dengan penawaran uang (M). L = M.
Penuruan kurva LM
Kurva LM menunjukkan kombinasi antara tingkat bunga (i) dan tingkat pendapatan (Y) dengan keseimbangan pada pasar uang. Untuk menurunkan kurva LM kita mulai dengan pasar uang.

Penawaran uang / money supply (Ms) ditentukan oleh bank sentral. Karena penyuplai uang itu adalah bank sentral. Permintaan uang / money demand (Md) ditentukan oleh tingkat pendapatan. Kesimbangan antara money demand dan money supply katakan pada tingkat bunga 10%. Jadi keseimbangan pasar uang yang pertama terjadi saat tingkat bunga 10% dan tingkat pendapatan Y1.
Kurva LM menunjukkan kombinasi dari i dan Y dengan keseimbangan pada pasar uang yaitu tingkat bunga 10% dan pendapatan sebesar Y1. Jika pendapatan naik menjadi Y2, maka permintaan barang dan jasa juga naik. Kenaikan permintaan barang dan jasa ini akan menyebabkan transaksi permintaan uang akan naik. Pada kurva ditunjukkan dengan bergeser kurva money demand ke kanan, dengan pendapatan sebesar Y2.
Permintaan uang yang naik, akan menyebabkan bank maupun penerbit bond akan menjual bond. Jika bond dijual, maka harga bond akan turun. Untuk menarik kembali uang yang beredar di masyarakat, maka bank akan menaikkan tingkat bunga, misalkan menjadi 15%. Sehingga di dapat kesimbangan pasar uang yang kedua yaitu saat tingkat bunga sebesr 15% dan pendapatan sebesar Y2. Jadi menurut teori preferensi likuiditas, jika tingkat pendapatan naik, maka tingkat bunga juga naik. Pendapatan yang naik, akan menaikkan permintaan uang dan kemudian menaikkan tingkat bunga keseimbangan.
Pergeseran kurva LM
Kurva LM akan bergeser bila permintaan dan atau penawaran uang berubah.

Jika ada penambahan jumlah uang beredar dan permintaan uang bertambah maka kurva LM akan bergeser ke kanan (dari LMo ke LM1). Begitupula sebaliknya jika jumlah uang beredar dan permintaan uang berkurang maka kurva LM akan bergeser ke kiri.
c.       Meletakkan IL dan SM Secara Bersama-Sama.
Relasi IS: Y = C (Y-T) + I (Y,i) + G
Relasi LM: M/P = YL(i)

Keseimbangan di pasar barang menunjukkan bahwa peningkatan tingkat suku bunga akan mendorong terjadinya penurunan output.Keseimbangan pasar uang menunjukkan bahwa peningkatan output akan mendorong peningkatan tingkat suku bungan.Ketika kurva IS berpotongan dengan kurva LM maka akan terjadi keseimbangan.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer