Thursday, 4 January 2018

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN (KEBIJAKAN DIVIDEN)

PENDAHULUAN
   1.      Latar Belakang

Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai utang. Sementara itu jika diperhatikan model harga saham untuk satu perusahaan yang mengalami pertumbuhan konstan menunjukkan bahwa pembayaran dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan nilai saham.  Kemudian meningkatnya harga saham berarti meningkatnya nilai perusahaan.  Namun pembayaran dividen yang semakin besar juga akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk investasi sehingga justru akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan dan selanjutnya akan menurunkan nilai saham.  Dengan demikian penundaan pembayaran dividen kepada pemegang saham untuk keperluan investasi yang menguntungkan (apabila return lebih besar dari biaya modal) akan menaikkan harga saham (pada pasar modal yang sempurna).  Pada pasar modal yang tidak sempurna, pembayaran dividen untuk menaikkan nilai saham akan sangat merugikan karena harus membayar biaya fluktuasi. 
Kemajuan perekonomian suatu negara dapat salah satunya dapat direfleksikan oleh aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar modal sebagai prasarana transaksi modal yang dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara.
Sebagai pasar yang sedang berkembang (emerging market), pergerakan harga ekuitas di pasar modal Indonesia berfluktuasi relatif tinggi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain informasi luar perusahaan (eksternal), serta informasi internal perusahaan, termasuk didalamnya adalah pengumuman pembagian dividen. Pengumuman pembagian dividen merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa return saham dan harga saham bereaksi terhadap pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan (Sularso 2003 dan Pujiono 2002). Reaksi tersebut terjadi khususnya pada hari-hari di sekitar tanggal ex-dividend . 
   2.      Rumusan Masalah
1.      Masalah dalam pembagian dividen
2.      Kebijakan dalam pembagia dividen
3.      Pembelian kembali  saham (Stock Repurchase)
4.      Keuntungan kebijakan deviden
PEMBAHASAN
    1.      Masalah Dalam Pembagian Dividen
Konflik antara pemegang saham dengan kreditur Kreditur menerima uang dalam jumlah tetap dari perusahaan (bunga hutang),sedangkan pendapatan pemegang saham bergantung pada besaran laba perusahaan.Dalam situasi ini, kreditur lebih memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utangnya, dan pemegang saham lebih memperhatikankemampuan perusahaan untuk memperoleh kembalian yang besar adalah melakukaninvestasi pada proyek ± proyek yang berisiko. Apabila pelaksanaan proyek yang berisiko itu berhasil maka kreditur tidak dapat menikmati keberhasilan tersebut, tetapi apabila proyek mengalami kegagalan, kreditur mungkin akan menderita kerugianakibat dari ketidakmampuan pemegang saham untuk memenuhi kewajibannya.Untuk mengantisipasi kemungkinan rugi, maka kreditur melakukan pembatasan penggunaan hutang oleh manajer. Salah satu pembatasan adalah membatasi jumlah penggunaan hutang untuk investasi dalam proyek baru.Konflik antara pemegang saham dengan pihak manajemen.Walaupun telah dilakukan kontrak kerja yang sah antara pihak principal dan agent,namun di sisi lain pihak agent mengenai perusahaan(fullinformation)dibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak principal. Pengetahuan yang lebih banyak dimiliki oleh pihak agent dibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak principal ini membuatterbentuknya suatu asimetri information atau asymetric information.
Pemisahan pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut dengan Agency Theory (teori keagenan). Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik dan manajemen/manajer. Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan.
Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agent dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba.
Salah satu cara yang di gunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah corporate governance. Prinsip-prinsip pokok corporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good corporate governance adalah; transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), keadilan (fairness), dan responsibilitas (responsibility). Corporate governance diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara principal dan agent yang pada akhirnya diharapkan dapat meminimalkan tindakan manajemen laba.

   2.      Kebijakan dalam pembagian dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau keuangan internal.  Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.  Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara keseluruhan.
Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang mempersoalkan sebaiknya kapan (artinya, dalam keadaaan seperti apa) dan berapa bagian dari laba perusahaan yang dicapai dalam suatu periode, yang didistribusikan kepada para pemegang saham dan yang ditahan didalam perusahaan, dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan.  Kebijakan dividen ini sangat penting artinya bagi manajer keuangan, karena seorang manajer harus memperhatikan kepentingan perusahaan, pemegang saham, masyarakat dan pemerintah.  
    3.      Pengembalian saham (Stock Repurchase)
      Pembelian kembali saham(Stock Repurchase)yaitu perjanjian bahwa perusahaan dapat membeli kembali saham yang telah di terbitkan jika perusahaan membutuhakan,perjanjian ini dapat menjadi insentif bagi karyawan kontrak karena dengan demikian mereka dapat menjual kembali sahamnya pada saat masakontrak  kerjanya berakhir.
      Sebagai  alternatif  terhadap  pemberian  dividen  berupa  uang  tunai  ( cash  dividen ) ,  perusahaan  dapat  mendistribusikan  pendapatan  kepada  pemegang  saham  dengan  cara  membeli  kembali  saham perusahaan  ( repuchasing  stock ).

Ø  Harga stock repurchase pada ekilibrium dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

                                    ( S x Pc )
                 P*  =
                                 ( S – n )

dimana:
P*   : harga stock repurchase equilibrium
S     : jumlah saham beredar sebelum stock repurchase
Pc    : harga saham saat ini sebelum stock repurchase
N     : jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali oleh perusahaan.

   4.      Keuntungan  stock  repuchase  bagi  pemegang  saham  :
a.             Stock  repuchase  sering  di  pandang  sebagai  tanda  positif  bagi  investor  karena  pada  umumnya  stock  repuchase  dilakukan  jika  perusahaan  merasa bahwa  saham  “ unervalued  “.
b.            Stock  repuchase  mengurangi  jumlah  saham  yang  beredar  dipasar.  Setelah  stock  repuchase  ada  kemungkinan  harga  saham  naik.

   5.      Kerugian  bagi  pemegang  saham  :
a.      Perusahaan  membeli  kembali  saham  dengan  harga  yang  terlalu  tinggi  sehingga  merugikan  pemegang  saham  yang  tidak  menjual  kembali  sahamnya.
b.      Keuntungan  stock repuchase  dalam  bentuk  capital  gains,  padahal  sebagian  investor  menyukai  dividen.
Ø  Keuntungan  bagi  perusahaan  :
1).      Menghindari  kenaikan dividen.  Jika  dividen  naik  terlalu  tinggi  dikhawatirkan  di  masa  mendatang  perusahaan  terpaksa  membagi  dividen  yang  lebih  kecil ( pada  masa  sulit  atau  banyak  kebutuhan  dana  investasi )  yang  dapat  memberi  petanda  negatif.  Stoc  repuchase  merupakan  alternatif  yang  baik  untuk  mendistribusikan  penhasilan yang  diatas  normal  ( extraordinary  earnings )  kepada  pemegang  saham.
2).      Dapat  digunakan  sebagai  strategi  untuk  mengacau  usaha  pengambil – alihan perusahaan  ( yang  biasanya dilakukan  dengan  cara  membeli saham  sebanyak –b anyaknya  hingga  mencapai  jumlah  saham  mayoritas )  Stock repuchase  dapat  menggalkan  usaha  ini.
3).      Mengubah  struktur  modal  perusahaan.  Misalnya,  perusahaan  ingin  meningkatkan  rasio  hutang  dengan  cara  menggunakan  hutang  baru  untuk  membeli  kembali  saham  yang  beredar.
4).      Saham  yang  ditarik  kembali  dapat  dijual  kembali  ke  pasar  jika  perusahaan  membutuhkan  tambahan  dana.

Ø  Kerugian  bagi  perusahaan  adalah  :
1).      Dapat  merusak  image  perusahaan  karena  sebagian  investor  merasa  bahwa  stock  repuchase  merupakan  indikator  bahwa  manajemen  perusahaan  tidak  mempunyai  proyek – proyek  baru  yang  baik.  Namun  demikian,  jika  perusahaan  benar – benar  tidak  memiliki  kesempatan  investasi  yug  baik,  ia  memang  sebaiknya  mendistribusikan  dana  kembali  kepada  pemegang  saham.  Tidak  banyak  bukti empiris  yang  mendukung  alasan  ini.
2)               Setelah  stock  repuchase,  pasar  mungkin  merasa  bahwa  risiko  perusahaan  meningkat  sehingga  dapat  menurunkan  harga  saham.
c.        
Ø  Jika  harus  memilih  antara  stock  repuchase  dan  pembayaran dividen  tunai,  pada  pasar  yang  sempurna  ( dimana  tidak ada  pajak ,  biaya komisi  untuk  jual – beli  saham  dan  efek  sinyal  dari  pemberian dividen ),  investor   akan indifferent  terhadap  ke  2  pilihan.  Pada  pasar  yang  tidak  sempurna,  investor mungkin akan  memiliki  preferensi  terhadap salah  satu  dari ke  2  alternatif  tersebut.

Ø  Ada 3 metode yang dapat digunakan  untuk  membeli  kembali saham  :
1.      Saham  dapat  dibeli  pada  pasar  terbuka  ( open  market )
2.      Perusahaan  membuat penawaran formal untuk membeli saham perusahaan dalam  jumlah  tertentu  dan  harga  tertentu  ( pendekatan  tender  offer )
3.      Perusahaan  membeli  sejumlah  sahamnya  kembali  dari  satu  atau  beberapa  pemegang  saham  besar ( pendekatan  negotiated  basis ).


No comments:

Post a Comment

Entri Populer