A.
Metode
Penelitian
1.
Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif, karena penelitian
kualitatif merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.[1]
Pendekatan
kualitatif yang digunakan oleh penulis
adalah jenis penelitian
deskriptif yakni melukiskan dan
menafsirkan keadaan yang ada sekarang. Penelitian ini berkenaan dengan kondis
atau hubungan yang ada: praktek-praktek yang sedang berlaku: keyakinan, sudut
pandang, atau sikap yang dimiliki: proses-proses yang sedang berlangsung:
pengaruh-pengaruh yang sedang dirasakan; atau kecenderungan-kecenderungan yang
sedang berkembang. Adapun tujuan penelitian jenis deskriptif ialah melukiskan
keadaan sesuatu atau yang sedang terjadi pada saat penelitian berlangsung.[2]
Sebagaimana yang
kita ketahui penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau
pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa
adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan
angka-angka.[3]
2.
Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau
alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan
data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya[4].
Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan, karena
peneliti selain berfungsi sebagai kunci utama dalam pengumpulan data, juga
berperan sebagai pengamat penuh agar data yang diperlukan dan dikumpulkan
bersifat obyektif.
Selama hadir di lapangan peneliti
berusaha terus mencari data sebanyak-banyaknya dengan menggunakan metode yang
telah dipersiapkan yakni metode observasi, metode interview/wawancara, metode
dokumentasi, dan tes agar mendapatkan data yang benar dan akurat serta
memperoleh inti dari permasalahan yang ada. Jadi kuantitas kehadiran peneliti
di lapangan menjadi sangat urgen karena sangat berpengaruh pada jumlah data
yang akan diperoleh.
3.
Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam
penelitian ini adalah dari mana data tersebut diperoleh. Data-data yang diperoleh dalam penelitian
didapatkan melalui responden yang dipilih sebagai subyek penelitian,
sumber-sumber yang diduga kuat memiliki pemahaman dan pengetahuan baik secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap kesalahan konsep yang dialami siswa dalam mempelajari aljabar pada siswa kelas VII E di MTsN
Model Kuripan.
Di dalam penelitian ini, peneliti akan
mencari atau mengumpulkan data melalui orang yang terlibat langsung dalam
kegiatan di sekolah serta memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.
Informasi yang masih aktif
terlibat dalam lingkungan aktivitas yang menjadi sasaran peneliti.
b.
Informan cukup lama dan
intensif menyatu dengan aktivitas yang merupakan sasaran peneliti.
c.
Informan yang masih banyak
waktu dimintai informasinya yang menjadi sasaran peneliti.
Sedangkan yang akan dijadikan
informan atau sumber informasi diantaranya :
a.
Siswa yang ada di MTsN Model Kuripan, khususnya siswa
kelas VII E.
b.
Guru mata pelajaran matematika kelas VII E dan juga wali
kelas VII E
4.
Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Maka pengumpulan
data penelitian dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu sebagai
berikut:
a.
Metode observasi
Observasi
atau pengamatan merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki[5].
Observasi
dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Observasi langsung
adalah mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap
gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan dalam
situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus
diadakan. Sedangkan observasi tak langsung adalah mengadakan pengamatan
terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki dengan perantara sebuah alat.
Dari kedua
cara observasi di atas, peneliti menggunakan observasi langsung untuk
mengumpulkan data atau informasi yang kredibel, yaitu dengan melibatkan siswa, guru
bidang studi maupun wali kelas
VII E.
Adapun
data-data yang dihasilkan dari metode observasi yaitu identifikasi kesalahan konsep (miskonsepsi) pada siswa
kelas VII E MTsN Model Kuripan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya miskonsepsi, serta kondisi sarana prasarana MTsN Model Kuripan.
b.
Metode interview/wawancara
Marzuki
(1989), menyatakan bahwa interview merupakan alat pengumpulan data atau
informasi dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penelitian[6].
Secara garis besar ada dua macam
pedoman wawancara :
1.
Pedoman wawancara tidak terstruktur,
yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Pewawancara
sebagai pengemudi jawaban responden.
2.
Pedoman wawancara terstruktur,
yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda √ (check) pada
nomor yang sesuai[7].
Metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah wawancara tidak terstruktur, untuk
mengetahui secara langsung bagaimana suasana
kelas VII E MTsN Model Kuripan saat
proses belajar mengajar
dan penyebab terjadinya miskonsepsi, serta bagaimana sejarah berdirinya MTsN Model Kuripan.
Adapun yang akan
menjadi sumber informasi atau orang yang akan diwawancarai adalah :
1)
Siswa yang ada di MTsN Model
Kuripan, khususnya
siswa kelas VII E.
2)
Guru bidang studi matematika kelas VII E beserta wali kelas VII E
c. Metode dokumentasi
Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Tetapi perlu dicermati bahwa tidak
semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.
Adapun maksud peneliti menggunakan metode dokumentasi ini
ingin memperoleh data-data seperti : sejarah berdirinya MTsN Model Kuripan,
jumlah siswa, struktur organisasi MTsN Model
Kuripan, jumlah guru dan pegawai administratif, serta kelengkapan
sarana dan prasarana MTsN Model Kuripan.
d.
Metode
Tes
“Tes ialah seperangkat rangsangan
(stimuli) yang diberikan kepada seorang dengan maksud untuk mendapat jawaban
yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor”.[8]
Untuk memperoleh data hasil
belajar, dalam penelitian ini diberikan tes kepada siswa melalui tes tertulis
yang berbentuk essay. Tes tersebut dikategorikan merupakan tes hasil belajar.
Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus
dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemampuan
belajar siswa, dimana hasil tes berupa data kuantitatif(data
yang berupa angka).
Menurut Slameto,
kelebihan-kelebihan tersebut adalah :
1) Dapat
mengukur proses mental yang lebih tinggi yaitu pengertian dan penerapan.
2) Dapat
diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan (dalam hal
ini adalah aljabar)
3) Member
kemungkinan pada guru atau peneliti untuk langsung menilai proses berfikir
masing-masing.
4) Masalah
disiapkan dan disusun serta jumlah soal dibuat sesuai dengan data yang ingin
dijaring.[9]
Bentuk
tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes yang berbentuk essay. Alasan penulis menggunakan metode tes dalam bentuk
essay karena dalam jawaban siswa yang dikerjakan dalam bentuk uraian dapat
mempermudah penulis untuk mengidentifikasi kekeliruan maupuk
kesalahan-kesalahan konsep yang dialamioleh siswa. Selain itu diharapkan
dapat mengukur kesalahan konsep
(miskonsepsi) yang dialami siswa khususnya materi aljabar.
Adapun kisi-kisi soal yang menjadi alat tes untuk siswa beserta
penjelasan indikator maupun tujuan dari tiap butir soal dapat penulis uraikan sebagai
berikut :
Tabel.
1. Kisi-kisi soal
5.
Analisis Data
Analisis
data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak, selama di lapangan, dan
setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan “Analisis
telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke
lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”.[10]
Analisis data dan
interprestasi data juga diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan interprestasi data
akhirnya digunakan untuk memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan baik bagi
kegiatan peneliti sendiri maupun teman satu tim[11].
Pada penelitian ini, hasil
penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah analisis data di lapangan model Milles and Huberman[12].
Analisis
data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles
dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reduction, data display , dan
conclusion drawing/verification.
a.
Reduksi data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b.
Penyajian data (data display)
Dalam penelitian kualitatif,
penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
kategori, matriks, dan sejenisnya. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono
mengatakan, “ Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif“. Dengan
mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami terutama kesalahan konsep (miskonsepsi)
yang terjadi pada siswa.
c.
Penarikan kesimpulan (verification)
Langkah ketiga dalam analisis
data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
6.
Keabsahan
Data dan Temuan
Dalam penelitian kualitatif,
untuk mendapatkan data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan
antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut
penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada
kontruksi manusia, dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental
tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Menurut penelitian kualitatif,
suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga
tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula[13].
Uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif
antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dalam penelitian, triangulasi, dan menggunakan bahan referensi, Untuk itu jelasnya di bawah ini masing-masing diuraikan
sebagai berikut :
a.
Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan
pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, wawancara lagi dengan sumber
data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini,
peneliti mengecek kembali apakah data yang telahdiberikan selama ini merupakan
data yang sudah benar atau tidak.
b.
Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan
ketekunan bertarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa
akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
c.
Triangulasi
Triangulasi
dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
d.
Menggunakan bahan referensi
Yang
dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membentuk
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara
perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Alat-alat bantu perekam data
dalam penelitian kualitatif, seperti camera, handycam, alat perekam suara sangat
diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh
peneliti.
[1] Nana SyaodihSukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan” (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.2010) , hal.60
[2] Arief Furchan. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.2007), hal. 39
[3] Nana SyaodihSukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan” (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.2010) , hal.73
[8] Suharsimin A, Prosedur
penelitian (Jakarta: Rineka Cipta,2006) h. 168.
[9] Slameto, Evaluasi Pendidikan
(Jakarta:Bumi Aksara, 2001 ), h. 36-37.
[11] Nana Syaodih Sukmadinata.
Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.2010), h. 155
No comments:
Post a Comment