Thursday 27 April 2017

Metodologi Penelitian Miskonsepsi Dalam Mempelajari Aljabar Pada Siswa


A.    Metode Penelitian
    1.      Pendekatan Penelitian
                  Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.[1]
                              Pendekatan kualitatif yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian deskriptif yakni melukiskan dan menafsirkan keadaan yang ada sekarang. Penelitian ini berkenaan dengan kondis atau hubungan yang ada: praktek-praktek yang sedang berlaku: keyakinan, sudut pandang, atau sikap yang dimiliki: proses-proses yang sedang berlangsung: pengaruh-pengaruh yang sedang dirasakan; atau kecenderungan-kecenderungan yang sedang berkembang. Adapun tujuan penelitian jenis deskriptif ialah melukiskan keadaan sesuatu atau yang sedang terjadi pada saat penelitian berlangsung.[2]
Sebagaimana yang kita ketahui penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka.[3]
    2.      Kehadiran Peneliti
             Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya[4].
             Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan, karena peneliti selain berfungsi sebagai kunci utama dalam pengumpulan data, juga berperan sebagai pengamat penuh agar data yang diperlukan dan dikumpulkan bersifat obyektif.
             Selama hadir di lapangan peneliti berusaha terus mencari data sebanyak-banyaknya dengan menggunakan metode yang telah dipersiapkan yakni metode observasi, metode interview/wawancara, metode dokumentasi, dan tes agar mendapatkan data yang benar dan akurat serta memperoleh inti dari permasalahan yang ada. Jadi kuantitas kehadiran peneliti di lapangan menjadi sangat urgen karena sangat berpengaruh pada jumlah data yang akan diperoleh.
    3.      Sumber Data
             Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana data tersebut diperoleh. Data-data yang diperoleh dalam penelitian didapatkan melalui responden yang dipilih sebagai subyek penelitian, sumber-sumber yang diduga kuat memiliki pemahaman dan pengetahuan baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kesalahan konsep yang dialami siswa dalam mempelajari aljabar pada siswa kelas VII E di MTsN Model Kuripan.
              Di dalam penelitian ini, peneliti akan mencari atau mengumpulkan data melalui orang yang terlibat langsung dalam kegiatan di sekolah serta memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.       Informasi yang masih aktif terlibat dalam lingkungan aktivitas yang menjadi sasaran peneliti.
b.      Informan cukup lama dan intensif menyatu dengan aktivitas yang merupakan sasaran peneliti.
c.       Informan yang masih banyak waktu dimintai informasinya yang menjadi sasaran peneliti.
                Sedangkan yang akan dijadikan informan atau sumber informasi diantaranya :
a.       Siswa yang ada di MTsN Model Kuripan, khususnya siswa kelas VII E.
b.      Guru mata pelajaran matematika kelas VII E dan juga wali kelas VII E
   4.      Tehnik Pengumpulan Data
                        Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Maka pengumpulan data penelitian dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu sebagai berikut:
a.       Metode observasi
        Observasi atau pengamatan merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki[5].
       Observasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Observasi langsung adalah mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan. Sedangkan observasi tak langsung adalah mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki dengan perantara sebuah alat.
                                    Dari kedua cara observasi di atas, peneliti menggunakan observasi langsung untuk mengumpulkan data atau informasi yang kredibel, yaitu dengan melibatkan siswa, guru bidang studi maupun wali kelas VII E.
                                    Adapun data-data yang dihasilkan dari metode observasi yaitu identifikasi kesalahan konsep (miskonsepsi) pada siswa kelas VII E MTsN Model Kuripan dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya miskonsepsi, serta  kondisi sarana prasarana MTsN Model Kuripan.
b.      Metode interview/wawancara
                  Marzuki (1989), menyatakan bahwa interview merupakan alat pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian[6].
                   Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara :
1.        Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Pewawancara sebagai pengemudi jawaban responden.
2.        Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda √ (check) pada nomor yang sesuai[7].
                               Metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, untuk mengetahui secara langsung bagaimana suasana kelas VII E MTsN Model Kuripan saat proses belajar mengajar dan penyebab terjadinya miskonsepsi, serta bagaimana sejarah berdirinya MTsN Model Kuripan.
                               Adapun yang akan menjadi sumber informasi atau orang yang akan diwawancarai adalah :
1)      Siswa yang ada di MTsN Model Kuripan, khususnya siswa   kelas VII E.
2)      Guru bidang studi matematika kelas VII E beserta wali kelas VII E
      c.    Metode dokumentasi
                                    Dokumen merupakan catatan peristiwa  yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.
                                 Adapun maksud peneliti menggunakan metode dokumentasi ini ingin memperoleh data-data seperti : sejarah berdirinya MTsN Model Kuripan, jumlah siswa, struktur organisasi MTsN Model Kuripan, jumlah guru dan pegawai administratif, serta kelengkapan sarana dan prasarana MTsN Model Kuripan.
d.        Metode Tes
           “Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor”.[8] 
             Untuk memperoleh data hasil belajar, dalam penelitian ini diberikan tes kepada siswa melalui tes tertulis yang berbentuk essay. Tes tersebut dikategorikan merupakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemampuan belajar siswa, dimana hasil tes berupa data kuantitatif(data yang berupa angka).
                   Menurut Slameto, kelebihan-kelebihan tersebut adalah :
1)      Dapat mengukur proses mental yang lebih tinggi yaitu pengertian dan penerapan.
2)      Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan (dalam hal ini adalah aljabar)
3)      Member kemungkinan pada guru atau peneliti untuk langsung menilai proses berfikir masing-masing.
4)      Masalah disiapkan dan disusun serta jumlah soal dibuat sesuai dengan data yang ingin dijaring.[9]

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berbentuk essay. Alasan penulis menggunakan metode tes dalam bentuk essay karena dalam jawaban siswa yang dikerjakan dalam bentuk uraian dapat mempermudah penulis untuk mengidentifikasi kekeliruan maupuk kesalahan-kesalahan konsep yang dialamioleh siswa. Selain itu diharapkan dapat mengukur kesalahan konsep (miskonsepsi) yang dialami siswa khususnya materi aljabar.
Adapun kisi-kisi soal yang menjadi alat tes untuk siswa beserta penjelasan indikator maupun tujuan dari tiap butir soal dapat penulis uraikan sebagai berikut :
                   Tabel. 1. Kisi-kisi soal  
    5.      Analisis Data
                                  Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”.[10]
                        Analisis data dan interprestasi data juga diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan interprestasi data akhirnya digunakan untuk memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan baik bagi kegiatan peneliti sendiri maupun teman satu tim[11].
Pada penelitian ini, hasil penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah analisis data di lapangan model Milles and Huberman[12].
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display , dan conclusion drawing/verification.


a.              Reduksi data (data reduction)
              Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b.             Penyajian data (data display)
              Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan kategori, matriks, dan sejenisnya. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono mengatakan,   “ Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif“. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami terutama kesalahan konsep (miskonsepsi) yang terjadi pada siswa.
c.              Penarikan kesimpulan (verification)
                 Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
6.      Keabsahan Data dan Temuan
            Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kontruksi manusia, dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula[13].
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, dan menggunakan bahan referensi, Untuk itu jelasnya di bawah ini masing-masing diuraikan sebagai berikut :
a.       Perpanjangan pengamatan
             Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telahdiberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak.
b.      Meningkatkan ketekunan
              Meningkatkan ketekunan bertarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
c.       Triangulasi
             Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
d.      Menggunakan bahan referensi
              Yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membentuk data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti camera, handycam, alat perekam suara sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.



[1] Nana SyaodihSukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan” (Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2010) , hal.60
[2] Arief Furchan. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2007), hal. 39
[3] Nana SyaodihSukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan” (Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2010) , hal.73

[4] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.(Bandung:Alfabeta.2010), h. 222
[5] Supardi.”Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi”(Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta.2011), h. 117
[6] Supardi.Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi. (Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta.2011), h. 123
[7] Ibid. h. 270
[8] Suharsimin A, Prosedur penelitian (Jakarta: Rineka Cipta,2006) h. 168.
[9] Slameto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2001 ), h. 36-37.
[10] Sugiyono. Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.(Bandung:Alfabeta.2010), h. 245
[11] Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2010), h. 155
[12] Sugiyono. Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.(Bandung:Alfabeta.2010), h. 245
[13] Ibid. h. 269

No comments:

Post a Comment

Entri Populer