Thursday 27 April 2017

kerangka Teori Miskonsepsi Dalam Mempelajari Aljabar Pada Siswa


A.    Kerangka Teoritik
   1.      Pengertian Konsep Matematika
Menurut kamus umum bahasa Indonesia pengertian konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit.[1] Menurut kamus matematika pengertian konsep adalah suatu kesan jiwa dari mutu, sifat-sifat dan lain-lain yang umumnya dimiliki oleh suatu kata, suatu pikiran, dan sekutu-sekutunya, seperti pengukuran, bangunan, kebenaran dan lain sebagainya.
Ini berarti bahwa konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi atau ciri-ciri yang terwakili oleh suatu simbol. Konsep matematika adalah suatu ide yang merupakan suatu generalisasi peristiwa atau pengalaman yang dinyatakan dengan istilah atau simbol tertentu. Konsep harus mengacu pada objek, benda-benda, ciri dan atribut yang lengkap dengan sesuatu dari suatu objek.  Oleh karena orang mengalami stimulus-stimulus yang berbeda-beda, maka mereka membentuk konsep-konsep yang berbeda-beda sesuai dengan pengelompokkan stimulus-stimulus dengan cara tertentu.
Konsep merupakan abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pada pengalaman dan tidak ada orang yang mempunyai pengalaman persis sama maka konsep-konsep yang dibentuk mungkin berbeda pula. Walaupun konsep-konsep berbeda-beda, konsep-konsep itu cukup serupa untuk berkomunikasi dengan menggunakan nama-nama yang diberikan pada konsep-konsep itu yang telah diterima bersama. Nama-nama atau kata-kata ini disebut dengan simbol-simbol. Simbol ini digunakan untuk menyatakan konsep-konsep. Simbol itu sendiri bukanlah konsepnya. Konsep mempunyai pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan simbol. Menurut Irzani, konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek.[2] Apakah objek tertentu merupakan contoh konsep ataukah bukan. Contohnya, dalam matematika terdapat konsep yang amat penting khususnya pada pokok bahasan aljabar yaitu “variabel”, “konstanta”, ” kefisien”.
   2.      Pengertian Miskonsepsi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia konsepsi adalah pengertian, pendapat (paham) atau rancangan (cita-cita, dsb) yang telah ada di pikiran.[3] Jadi konsepsi adalah bayangan tentang sesuatuhal yang telah ada dalam pemikiran seseorang.
Menurut Sumadji dalam penelitian Bachtiar, teori yang menyatakan tentang kesalahan konsep (miskonsepsi) adalah sebagai berikut :
a.       Novak (1984), mendefinisikan kesalahan konsep (miskonsepsi) sebagai suatu interpretasi konsep-konsep di dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima.
b.      Fowler (1987), kesalahan konsep (miskonsepsi) adalah pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah klasifikasi. Contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berada dan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Berdasarkan teori-teori yang ada, kesalahan konsep (miskonsepsi) menunjukkan pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima. Bentuknya dapat berupa kesalahan, hubungan yang tidak benar  antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah ide atau pemahaman yang menyimpang dari pendapat umum atau dengan kata lain salah persepsi.
   3.      Hakekat Matematika
Kata “matematika” berasal dari kata màthema dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga mathemakós yang diartikan sebagai “suka belajar ilmu matematika telah banyak dikenal orang pada masa pra sejarah. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir.[4]
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai global (universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar matematika.
Perlu diketahui, bahwa ilmu matematika itu berbeda dengan disiplin ilmu yang lain. Matematika memiliki bahasa sendiri, yakni bahasa yang terdiri dari simbol-simbol dan angka. Sehingga, jika kita ingin belajar matematika dengan baik, maka langkah yang harus ditempuh adalah kita harus menguasai bahasa pengantar dalam matematika, harus berusaha memahami makna-makna dibalik lambang dan simbol tersebut.[5]
Selain sebagai bahasa, matematika juga berfungsi sebagai alat berpikir. Menurut Wittgenstein, matematika merupakan metode berpikir yang logis. Berdasarkan pemberiannya, masalah yang dihadapi logika makin lama makin rumit dan membutuhkan struktur analisis yang lebih sempurna. Dalam perspektif inilah, logika berkembang menjadi matematika, sebagaimana yang disimpulkan oleh Bertrand Russell, “matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan logika adalah masa kecil matematika”[6]. Hal ini senada dengan pendapat Irzani mengatakan bahwa matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir. Oleh karena itu logika merupakan dasar untuk terbentuknya matematika. Logika adalah bayi matematika, sebaliknya matematika adalah masa dewasa logika[7].
Pada dasarnya hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut aturan logis dan matematika juga dengan konsep-konsep yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila matematika dipandang sebagai struktur dari hubungan-hubungan maka simbol- simbol formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi di dalam struktur-struktur. Sedang Soedjadi berpendapat bahwa simbol-simbol di dalam matematika umumnya masih kosong dari arti sehingga dapat diberi arti sesuai dengan lingkup semestanya.
Selain itu, matematika memiliki beberapa karakteristik salah satunya adalah matematika memiliki objek kajian abstrak, objek dasar yang dipelajari matematika merupakan sesuatu yang abstrak, sering juga disebut objek mental. Objek-objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar itu meliputi (1) fakta, (2) konsep, (3) operasi dan (4) prinsip.
   4.      Materi Aljabar
A.    Bentuk Aljabar[8]
1.    Pengertian Variabel, Suku, Faktor, Koefisien, Konstanta, Dan Suku Jenis.
Banyak kelereng ihsan 3 lebihnya dari kelereng Rio. Jika banyak kelereng Rio dinyatakan dengan x maka banyak kelereng Ihsan dinyatakan dengan x + 3 . Jika banyak kelereng Rio sebanyak 5 butir maka kelereng Ihsan sebanyak 5 + 3 = 8 butir. Jika kelereng Ihsan dinyatakan dengan y, bagaimana cara menentukan banyak kelereng Rio?
Perhatikan bentuk x + 3 dengan x merupakan pengganti pada bilangan bulat! jika x diganti dengan -2, diperoleh x + 3 = - 2 + 3. Jika x diganti dengan 0, diperoleh x + 3 = 0 + 3. Jika x diganti dengan 100, diperoleh x + 3 = 100 + 3. Simbol atau notasi pada x pada contoh diatas disebut variabel.
Bentuk-bentuk seperti 2p2, x2 - x + 4, 2ax - 1, dan (x + 2) (x - 5) disebut bentuk-bentuk aljabar.
Bentuk-bentuk aljabar, seperti 2p2 artinya 2 × p × p. Jika 2p2 adalah bentuk aljabar suku tunggal. Faktor-faktor dari 2p2 adalah 2, p, p2 dan 2p. Faktor yang berupa konstanta disebut koefisien.
Bentuk x2 x - 4 disebut bentuk aljabar suku tiga dengan x2, -x,  dan -4 sebagai suku-sukunya, koefisien dari x2 adalah 1 dan koefisien dari x adalah -1.
Pada bentuk 2ax - 1 dan x2 x + 4, suku-suku 2ax dan –x adalah suku-suku dengan variabel yang sama, yaitu x. Suku-suku seperti ini disebut suku-suku yang sejenis, sedangkan 2ax dan x2 adalah suku-suku dengan variabel yang berbeda dan suku-suku seperti ini disebut suku-suku tidak sejenis. Coba kamu sebutkan pasangan suku-suku tidak sejenis lainnya!.
2.      Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar
a.    Menjumlahkan dan Mengurangkan Dua Bentuk Aljabar
   Dalam tas Ihsan terdapat 10 pensil dan 7 pencil. Selanjutnya kedalam tas itu dimasukan 2 buku dan dari tas itu diambil 3 pensil. Dalam tas ihsan tentu sekarang ada (10 + 2) buku dan (7 - 3) pensil atau 12 buku dan 4 pensil.
   Jika dalam tas Ihsan banyak buku dinyatakan dengan x dan banyak pensil dinyatakan dengan y maka situasi tas Ihsan semula adalah 10x + 7y kemudian terjadi 2x - 3y sehingga situasi tas Ihsan menjaadi(10 + 7y) + (2x - 3y) atau (10 + 2)x + (7- 3)y atau 12x + 4y.
   Dari situasi di atas dapat dimengerti bahwa penjumlahan dan pengurangan dua bentuk aljabar hanya dapat dikerjakan pada suku-suku sejenis dengan menjumlahkan atau mengurangkan koefisien pada suku-suku sejenis.
Contoh:
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan dari -2x2 + 5x2
Penyelesaian:
-2x2 + 5x2
= (-2 + 5) x2
=3x2
b.      Perkalian Suatu Konstanta Dengan Bentuk Aljabar
Sebuah perusahaan akan memberi paket lebaran pada setiap karyawan yang terdiri atas 1 kaleng biskuit, 2 botol sirop, dan 10bungkus mi instan. Jika perusahaan itu mempunyai 100 karyawan maka perusahaan itu harus menyediakan 100 paket lebaran atau (100 × 1) kaleng biskuit, (100 × 2) botol sirop, dan (100 × 10) mi instan. Jika x menyatakan banyak kaleng biskuit, y menyatakan banyak kaleng biskuit, dan z menyatakan banyaknya mi instan maka situasi ini dapat ditulis 100x + 100 × 2y + 100 × 10z atau 100 × (x + 2y + 10z). Sifat apa yang berlaku terkait situasi ini?
Pada himpunan bilangan bulat berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a × (b + c) = (a × b) + (a × c) dan sifat distributuf perkalian terhadap pengurangan, yaitu      a × (b - c) = (a × b) – (a × c). Sifat ini akan dipakai untuk menyelesaikan perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar suku dua.
Contoh :
Tulislah perkalian- perkalian dari 5(2p2q – 3pq2) sebagai jumlah atau selisih dengan menggunakan sifat distributif!
Jawab :
5(2p2q – 3pq2) = 10p2q – 15pq2
c.       Perkalian dan Pembagian Dua Bentuk Aljabar
Untuk melakukan operasi perkalian dan pembagian dua bentuk aljabar, kita dapat memanfaatkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar. Coba kalian sebutkan sifat-sifat tersebut! Selain itu, kalian pasti masih ingat bahwa a : b = c sama artinya  a = b × c.
Contoh :
Tulislah perkalian dari 4y(2x + 3y) dalam bentuk jumlah atau selisih!
Jawab :
4y(2x + 3y) = (4y × 2x) + (4y × 3y)
     = 8xy + 12y2
d.      Pangkat dan Bentuk Aljabar
Pada pelajaran sebelumnya telah dibahas bahwa,
   , n bilangan bulat positif. Hal itu juga berlaku untuk bentuk aljabar seperti contoh di bawah ini.
Contoh :
Carilah hasil perpangkatan berikut ini !
a.       (3x)2
b.      (2xy2z3)3
Jawab :
a.       (3x)2 = 3x × 3x = 9x2
b.      (2xy2z3)3 = 2xy2z3 × 2xy2z3 × 2xy2z3 = 8x3y6z9
B.     Pecahan Bentuk Aljabar
Kita telah mengetahui bahwa bilangan seperti  disebut bilangan pecahan. Masih ingatkah kalian, apakah pengertian bilangan pecahan? Bagaimana dengan bentuk- bentuk seperti  ? Bentuk-bentuk seperti itu disebut pecahan bentuk aljabar. Dapatkah kalian menyatakan apakah pecahan bentuk aljabar itu?
Berikut ini akan dibahas pecahan bentuk aljabar dengan diawali pengertian KPK dan FPB bentuk aljabar.

1.      KPK dan FPB dari Bentuk Aljabar SukuTunggal
Kalian tentu masih ingat bahwa salah satu cara mencari KPK dan FPB dari dua bilangan asli adalah dengan menyatakan bilangan-bilangan tersebut sebagai perkalian faktor-faktor primanya.
Contoh :
Tentukan KPK dan FPB dari 12dan 40 !
Jawab :
12 = 2 × 2 × 3 = 22 × 3
40 = 2 × 2 × 2 × 5 = 23 × 5
KPK dari 12 dan 40 adalah 23 × 3 × 5 = 120.
FPB dari 12 dan 40 adalah 22 = 4.
Untuk menentukan KPK dan FPB dari bentuk aljabar suku tunggal, hampir sama dengan cara mencari KPK dan FPB dari bilangan cacah.
2.      Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar

Perhatikan pecahan bentuk aljabar berikut ini :
 Suatu pecahan bentuk aljabar dikatakan paling sederhana jika bentuk-bentuk aljabar pada pembilang dan penyebutnya tidak meiliki faktor persekutuan kecuali 1.
Pada pecahan bentuk aljabar senilai di atas,  merupakan pecahan bentuk aljabar paling sederhana karena tidak ada faktor persekutuan antara pembilang dan penyebut kecuali 1.
Contoh :
Sederhanakan pecahan bentuk aljabar dari
Jawab :
FPB dari x10 dan x12 adalah x10 sehingga
Jadi, bentuk sederhana dari  
3.      Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar Dengan Penyebut Suku Tunggal
a.       Penjumlahan dan Pengurangan
Kamu pasti masih ingat bahwa pada himpunan bilangan pecahan, hasil operasi penjumlahan atau pengurangan dapat diperoleh dengan cara menyamakan penyebutnya, kemudian menjumlahkan atau mengurangkan pembilangnya.
Contoh :
Sederhanakan bentuk berikut !
1.        
Jawab : 
          
b.      Perkalian dan Pembagian
Hasil perkalian dua pecahan dapat diperoleh dengan cara mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Hal itu dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dengan cara yang sama, dapat ditentukan hasil perkalian pecahan-pecahan bentuk aljabar.
Contoh :
Tentukan hasil perkalian berikut :
Jawab :
 =
Selanjutnya, untuk pembagian dua pecahan, berlaku bahwa membagi dengan suatu pecahan sama dengan mengalikan dengan kebalikan pembagi.

Contoh :
Tentukan hasil pembagian
Jawab :
          
c.       Pemangkatan
Untuk menentukan hasil pemangkatan pecahan aljabar, ingat kembaliarti pemangkatan suatu bilangan dan sifat perkalian pecahan berikut.

C.     Operasi Perkalian Bentuk Aljabar
1.      Menyubstitusikan Bilangan pada Variabel Bentuk Aljabar
Suatu bentuk aljabar dapat ditentukan nilainya jika variabel-variabel pada bentuk aljabar tersebut disubstitusikan atau diganti dengan sembarang bilangan.
Contoh :
Jika a = -2, b = 4, dan c = -1, tentukan nilai dari -3a2 + 2ab – 4c!
Jawab :
Untuk a = -2, b = 4, dan c = -1 maka
-3a2 + 2ab – 4c = -3(-2)2 + 2 (-2) (4) – 4 (-1)
                                     = -12 – 16 + 4
                                     = -24
2.      Perkalian Bentuk p(a + b + c) dan p(a + b –c)
Kalian tentu masih ingat bahwa p(x + y) = px +py, p(x – y) = px – py, dan p(a + x) = pa + px diganti dengan (b + c) atau (b - c)?
Agar lebih jelas, perhatikan uraian berikut ini!
Jika x diganti dengan (b + c) maka
P(a + b + c) = pa + pb + pc
p(a + b + c) = pa + p(b + c)
                               = pa + pb + pc
Jika x ddiganti dengan (b – c) maka
p(a + b – c) = pa + p(b – c)
P(a +b – c) = pa + pb - pc
                                            = pa + pb – pc

Menyatakan bentuk perkalian menjadi bentuk penjumlahan disebut menjabarkan atau menguraikan.
3.      Perkalian Bentuk (a – b)(p + q)
Kita telah mengetahui bahaw x(p + q) = xp + xq. Jika pada persamaan itu nilai x diganti dengan (a – b) maka diperoleh :
(a –b)(p + q) = (a – b)p + (a – b)q
(a – b)(p + q) = ap – bp + aq - bq
                                 = ap – bp + aq – bq

4.      Perkalian Bentuk (a + b)(a – b)
Pada operasi perkalian berlaku persamaan (a + b)x = ax + bx. Jika nilai x pada persamaan tersebut diganti dengan (a – b) maka diperoleh
(a + b)(a – b) = a(a – b) + b(a – b)
                                  = a2 – ab + ba – b2
                                  = a2 – ab + ab – b2
(a + b)(a – b) = a2 –b2
                                   = a2– b2
5.      Bentuk (a + b)2
Perhatikan bahwa bentuk (a + b)2 merupakan perkalian (a + b) dengan (a + b) sehingga
(a + b)2 = (a + b) (a + b)
                         = a2 + ba + ab + b2
                         = a2 + ab + ab + b2
                         = a2 + 2ab + b2
(a + b)2 = a2 + 2ab + b2

6.     
Bentuk (a - b)2
Perhatikan bahwa bentuk (a - b)2 merupakan perkalian (a – b) dengan (a – b) sehingga
(a - b)2 = (a - b) (a - b)
                         = a2 - ba - ab + b2
                         = a2 - ab - ab + b2
                         = a2 - 2ab + b2
(a - b)2 = a2 - 2ab + b2


[1] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2002)
[2] Irzani, Matematika I (Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta, 2010), h. 11
[3] Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,2002)
[4] Irzani, Matematika 1 Untuk Calon Guru SD/MI (Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta, 2010), h. 1
[5] Masykur Ag, Moch, dan Abdul Halim Fathani.Mathematical Intelligence:Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar.(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.2008) h. 44
[6] Ibid. h. 50
[7] Irzani, Matematika 1 Untuk Calon Guru SD/MI (Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta, 2010), h. 1


[8] Ponco Sujatmiko. “Matematika Kreatif 1” (Solo:Tiga Serangkai, 2005), h. 97-121

No comments:

Post a Comment

Entri Populer