Dalam kisah ini seorang ibu muda
Wieke Anggraini dari semarang yang mempunyai resep Tahu Petis yang rasanya
sangat enak dan lezat.dengan dorongan tekad yang sangat kuat ia memuali
usahanya dengan gerobak dorong. Tahun 2006 sangat di ingat Wieke, dimana jatuh
bangunnya sebuah usaha sangat terasa. Karna belum mempunyai oulet tetap, kadang
ia terpaksa tidak berjualan karna takut dengan Pol PP yang melakukan razia.
Namun itu semua tidak meyurutkan tekadnya, ia terus belajar dari berbagai
kegagalan yang ada, usahanya terus berkembang sehingga menjelma menjadi
beberapa outlet yang teresebar di Jakarta dan sekitarnya. Wieke adalah lulusan
perguruan tinggi yang rela meninggalkan semua, tapi semua sudah direncanakan
dengan matang, dengan pertimbangan yang sangat baik dan berbagai macam
perhitungan dan pejelasan kepada keluarga. Berbagai macam persiapan yang di
lakukan Wieke dan ketemulah ia dengan pene;iti dari Institut Pertanian Bogor
(IPB) yang memang ahli dalam bidang makanan. Wieke meminta untuk meneliti Tahu
Petis buatannya bisa bertahan tanpa menggunakan bahan pengawet. Cerita tentang
Wieke memberi gambaran jelas, saat menginginkan sesuatu, perlu ada perencanaan
yang matang apa yang akan kita lakukan. Dengan rencana yang matang, setengah
pekerjaan sudah kita lakukan, sebagaiamana pepatah Arab :
(Perencanaan pekerjaan menghemat dari setengah dari
pekerjaan itu sendiri)
Tips mengambil keputusan yang baik :
·
Pertimbangkan
tujuan dari keputusan yang kita ambil.
·
Pertimbangkan
berbagai alternatife keputusan yang ada, pilih yang paling sesuai dengan apa
yang kita yakini bisa membawa kita kepada tujuan yang diingikan.
·
Kelola
berbagai resiko yang mungkin timbul akibat keputusan yang kita ambil.
Kata mutiara Putuskan Dengan
Pertimbangan Matang :
(Berapa banyak kenikmatan bisa “membunuh”
seseorang, saat ia tidak menyadari bahwa lemak itu mengandung banyak penyakit)
No comments:
Post a Comment