MAKALAH EKONOMI MONETER
“Teori Dalam Ekonomi Moneter”
Pembahasan
A.
Pengertian Ekonomi Moneter
Teori moneter adalah berbagai pemikiran dan konsep
tentang berbagai variabel moneter, seperti uang, tingkat bungan, jumlah uang
beredar, dan sejenisnya. Disamping itu, pembicaraan dalam teori moneter juga
tidak dapat dilepaskan dari variabel ekonomi lainnya seperti inflasi,
pendapatan nasional maupun nilai tukar. Pada dasarnya nilai uang dapat diukur
berdasarkan harga barang yang ada di sebuah negara. Dengan pemahaman ini, nilai
uang dapat dibedakan menjadi :· Internal Value of Money, menunjukkan jumlah
komoditi yang dapat dibeli/diperoleh dengan sejumlah uang tertentu à
menunjukkan daya beli uang (Purchasing Power)· External Value of Money, menunjukkan
nilai suatu mata uang bila diukur dengan mata uang dari negara lain à Exchange
Rate, misalnya Rp 9.200,- = US $ 1
B.
Teori Jumlah Uang
Dikembangkan
oleh para ekonom klasik pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, teori jumlah uang
adalah suatu teori mengenai bagaimana nilai niominal dari pendapat agregat
ditentukan. Oleh karena hal tersebut juga menjelaskan berapa banyak uang yang
harus dipegang dengan jumlah pendapatan agregat tertentu, ini merupakan teori
permintaan atas uang. Fitur yang paling penting dari teori ini adalah
menjelaskan apakah suku bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan atas
uang.
a. Teori Kuantitas
Pandangan
fisher bahwa percepatan cukup konstan dalam jangka pendek mengubah persamaan
pertukaran kedalam teori jumlah uang, yang menyatakan bahwa pendapatan nominal
semata-mata ditentukan oleh pergerakan jumalah uang. Ketika jumlah uang M naik
dua kali lipat, maka M x V juga naik dua kali lipat dan begitu juga P x Y nilai
dari pendapatan nasional.
Bagi
para ekonom klasik, teori jumlah uang memberikan penjelasan mengenai pergerakan
tingakat harga : pergerakan tingkat harga semata-mata merupakan akibat dari
perubahan jumlah uang.
Kelemahan dari
Teori Kuantitas ini adalah
1.
Dalam kenyataannya, perubahan jumlah uang yang beredar,
tidak selalu langsung berakibat pada perubahan penggunaan uang tersebut
2.
Teori ini telah mengabaikan pengaruh tingkat bunga
terhadap perubahan permintaan uang. Teori ini mengangap bahwa permintaan lebih
disebabkan karena pendapatan, karena motivasinya adalah untuk transaksi, jadi
tidak ada hubungannya dengan tngkat bunga.
3. Dalam masyarakat
modern, velocity uang tidaklah stabil, karena ada banyak alternatif yang bisa
masyarakat pilih dari kelebihan uang yang dia miliki. Alternatif-
alternatif tersebut daintaranya adalah :
Ø Untuk menambah kas
Ø Untuk menambah tabungannya
Ø Untuk menambah
pembelian barang dan jasa
Ø Untuk menambah pembelian surat-surat
berharga
Penjelasan
dari teori kuantitas dapat disimpulkan:
ü Tambahan Jumlah Uang yang Beredar akan dibelanjakan
seluruhnya tanpa terpikir untuk ditabung sebagian
ü Velocity dan Jumlah komoditi dianggap tetap dan
perubahannya hanya dipengaruhi oleh faktor di luar moneter
ü Jumlah Uang yang Beredar tidak akan mempengaruhi sektor
riil, sektor ini hanya dipengaruhui oleh teknologi dan sumber daya Manusia
ü Tingkat harga akan selalu berubah secara
proporsional mengikuti perubahan Jumlah Uang yang beredar
b. Teori Jumlah Permintaan Uang
Oleh
karena teori jumlah uang menjelaskan berapa banyak uang yang dipegang pada
pendapatan agregat tertentu, kenyataanya, teori ini merupakan teori permintaan
akan uang. Kita dapat melihatnya dengan membagi kedua sisi dari perasamaan
pertuakaran dengan V, kemudian menuliskan ulang sebagai berikut
M =
x
PY
Dimana
pendapatan nominal P x Y ditulis sebagai PY. Ketika pasar uang berada dalam
keseimbangan, jumlah uang M dimana orang memegangnya sama dengan jumlah
uang yang diminta M ͩ , sehingga kita bisa mengganti M dalam
persamaan tersebut dengan M ͩ . dengan menggunakan k untuk
menyatakan 1/V (sebuah konstanta, karena V adalah sebuah konstanta), kita dapat
menuliskan persamaan tersebut sebagai berikut:
M
ͩ = k x PY
Persamaan
3 ini menyatakan bahwa karena k adalah sebuah konstanta, besarnya
teransaksi yang dihasilakan dari tingkat pendapatan nominal PY
menentukan jumlah uang M ͩ yang
diminta oleh masyarakat. Dengan demikian, teori jumlah uang Fisher menyatakan
bahwa permintaan uang sepenuhnya merupakan fungsi dari pendapatan, dan suku
bunga tidak mempunyai pengaruh pada permintaan uang.
Fisher mendapatkan kesimpulan ini
karena dia meyakini bahwa orang memegang uang hanya untuk melakukan transaksi
dan tidak mempunyai kebebasan bertindak dalam hal jumlah uang yang ingin
dipegang. Permintaan akan uang ditentukan oleh
1. Besarnya
transaksi yang dihasilkan oleh pendapatan nominal PY.
2. Oleh
institusi dalam perekonomian yang memengaruhi cara orang bertransaksi dan
dengan demikian menentukan percepatan dan disini manksudnya k.
C.
Teori Preferensi Likuiditas dari Keynes
Dalam bukunya yang terkenal ditahun
1936 The Generel Theory of Employment,
intres, and Money, John Maynard Keynes mengabaikan pandangan klasik
mengenai percepatan adalah konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang
dia sebut sebagai Teori Preferensi Likuiditas (Liquidity Preference Theory) yang mengajukan pertanyaan: Mengapa
seseorang memegang uang? Ia merumuskan
ada tiga motif dibalik permintaan akan uang :
1. Motif Transakasi.
Dalam
pendekatan klasik seseorang diasumsikan
memegang uang karena uang sebagai alat pertukaran yang dapat diguanakan untuk
melakukan transakasi. Mengikuti tradisi klasik, Keynes menekankan komponen
permintaan akan uang terutama ditentukan oleh berapa besarnya tingakt
transakasi seseorang. Oleh karena dia meyakini bahwa transaksi ini proporsional
terhadap pemdapatan seperti para ekonom klasik, dia mengambil komponen transakasi
permintaan akan uang proposional terhadap pendapatan.
2. Motif Berjaga-jaga
Keynes
melampoi analisi klasik dengan menydari bahwa ada tambahan dari luar memegang
uang untuk transkasi sejkarang, orang memegang uang sebagai antisipasi terhadap
kebutuhan yang tidak terduga. Misalnya anda berfikir membeli streo yang bagus,
anda pergi ke toko yang memberikan diskon 50% dari stereo yang anda inginkan.
Kalau anda memegang uang untuk berjaga-jaga terhadap apa yang akan terjadi,
Anda bisa langsung membeli stereo, kalau Anda tidak memegang uang untuk
berjaga-jaga, anda tidak bisa mendapatkan keuntungan dari diskon tersebut. Uang
berjaga-jaga ada ditangan kalau Anda sewaktu-waktu harus membayar, katakanlah
untuk perbaikan mobil atau masuk rumah sakit.
Keynes
meyakini bahwa orang memegang uang untuk berjaga-jaga dalam jumlah tertentu
terutam ditentukan oleh tingkat transaksi yang akan mereka lakukan dimasa
mendatang. Sehingga, dia merumuskan, permintaan untuk uang berjaga-jaga
proposional terhadap pendapatan.
3. Motif Spekulasi
Kalau
Keynes mengakhiri dengan motif transaksi dan berjaga-jaga, pendapatan merupakan
satu-satunya faktor penentu dari permintaan akan uang, dan dia tidak akan
memberikan tambahan terhadap pendekatan klasik. Tetapi, keynes melihat pandangan bahwa orang memegang uang
juga sebagai alalt penyimpan kekayaan. Ia menyebut alasan memegang uang ini
sebgai motif spekulasi. Oleh karena ia percaya bahwa kekayaan terkait erat
dengan pendapatan, komponen spekulatif dari permintaan uang juga terkait juga dengan pendaptan. Tetapi Keynes
melihatnya secara lebih cermat pada faktor lain yang memengaruhi keputusan terhadap
beberapa banyak uang yang dipegang sebagai
alat penyimpan kekayaan, khususnya suku bunga.
D.
Teori Jumlah Uang Modern dari Friedman
Pada
1956, Milton Priedman mengembangkan suatu teori mengenai permintaan permintaan
atas uang dalam artikelnya yang terkenal, The Quantity Theory of Money: A
Restatement”. Walaupun Friedman sering
merujuk pada irving Fisher dan Teori kuantitas, analisisnya mengenai permintaan
atas uang sebenarnya lebih dekat dengan teori Keynes.
Seperti dahulunya, Friedman
mengajukan pertanyaan tentang mengapa orang memilih memegang uang. Daripada
menganalisis motif-motif tertentu untuk memegang uang, seperti yang dilakukan
keynes, Friedman secara sederhana menyatakan bahwa permintaan atas uang harus
dipengaruhi oleh dua faktor yang sama yang juga mempengaruhi permintaan untuk
suatu aset. Friedman kemudian mengaflikasikan teori permintaan aset untuk uang.
Teori permintan aset menunjukkan
bahwa permintaan atas uang seharusnya
merupakan fungsi dari sumber daya yang tersedia pada individu (kekayaan mereka)
dan perkiraan tingkat pengembalian dari aset relatif terhadap perkiraan tingkat
pengembalian pada uang. Seperti Keynes, Friedman mengakui bahwa masyarakat
ingin memegang sejumlah tertentu dari saldo uang rill. Dengan alasan ini,
Friedmen menyatakan rumus permintaan atas uang sebagai berikut:
Dimana:
Mᵈ/P
= Permintaan untuk saldo uang rill
Yp = Ukuran Friedman untuk kekayaan, disebut
sebagai pendapatan permanen (secara
Teknis, nilai diskonto sekarang
terhdap seluruh perkiraan pendapatan masa
mendatang, tetapi lebih mudah
dijelaskan sebagai perkiraan rata-rata pendapatan
jangka panjang.)
Tanda
dibawah persamaan menunjukkan apakah permintaan atas berhubungan fositif (+)
atau negatif (-) dengan masing masing variabel yang terkait langsung di
atasnya.
Marilah kita lihat lebih detail pada
variabel dalam fungsi permintaan uang dan apa implikasinya terhadap permintaan atas uang.
Oleh karena permintaan atas suatu
aset berhubungan positif dengan kekayaan, perminttan uang juga berhubungan
positif dengan konsep kekayaan Friedman, pendapatan Friedman (yang ditunjukan
dengan tanda positif dibawahnya). Tidak seperti konsep pendapatan biasa,
pendapatan permanen (yang dapat dianggap sebagai perkiraan rata-rata pendapatan
jangka panjang) mempunyai fluktuasi yang kecil, karena beberapa pergerakan pendapatan
bersifat sementara (tidak lama). Sebagai contoh, dalam siklus usaha yang
ekspansif, pendapatan naik secara cepat, tetapi karena beberapa dari
peningkatan ini bersifat sementara, pendapatan rata-rata jangka panjang tidak
berubah banyak. Oleh karena itu, ketika ekonomi sedang berada dipuncak (booming), pendapatan permanen naik lebih
sedikit daripada pendapatan biasa. Selama resesi, beberapa dari penurunan
pendapatan bersifat sementara, dan rata-rata pendapatan jangka panjang
(maksudnya pendapatan permanen) turun lebih rendah daripada pendapatan. Suatu
implikasi dari penggunaan konsep pendapatan permanen Friedman sebagai penentu
dari permintaan atas uang adalah bahwa permintaan atas uang tidak akan
berfluktuasi banyak dengan pergerakan siklus usaha.
Seorang individu dapat memegang
beberapa bentuk kekayaan selain uang. Friedman mengkategorikannya kedalam tiga
bentuk aset : obligasi, saham, (saham biasa), dan barang-barang. Insentif untuk
memegang aset-aset ini selain uang ditunjukkan oleh perkiraan tingkat
pengambilan atas masing-masing aset ini relatif terhadap pemikiran tingkat
pengambilan atas uang, tiga variabel terakhir dalam fungsi permintaan uang.
Tanda minus dibawah masing-masing variabel menunjukkan bahwa ketika
masing-masing variabel naik, permintaan atas uang akan turun.
Perkiraan tingkat pengambilan atas
uang yang muncul di ketiga variabel, dipengruhi oleh dua faktor:
1. Pelayanan
yang disediakan oleh bank terhadap simpanan-simpanan yang termasuk dalam uang
beredar, seperti setoran dari penerimaan dalam bentuk cek yang dibatalkan atau
pembayaran otomatis dari tagihan-tagihan. Ketika pelayanan ini naik, perkiraan
tingkat pengambilan dari memegang uang meningkat.
2. Pembayaran
bunga atas saldo uang. Rekening NOW dan simpanan lainnya yang termasuk dalam
uang beredar sekarang ini diberikan pendapatan bunga. Ketika pendapatan bungan
ini meningkat, perkiraan tingkat pengambilan atas uang juga meningkat.
Teori
Jumlah Uang
Dikembangkan
oleh para ekonom klasik pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, teori jumlah uang
adalah suatu teori mengenai bagaimana nilai niominal dari pendapat agregat
ditentukan. Oleh karena hal tersebut juga menjelaskan berapa banyak uang yang
harus dipegang dengan jumlah pendapatan agregat tertentu, ini merupakan teori
permintaan atas uang. Fitur yang paling penting dari teori ini adalah
menjelaskan apakah suku bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan atas
uang.
c. Teori Kuantitas
Pandangan
fisher bahwa percepatan cukup konstan dalam jangka pendek mengubah persamaan pertukaran
kedalam teori jumlah uang, yang menyatakan bahwa pendapatan nominal semata-mata
ditentukan oleh pergerakan jumalah uang. Ketika jumlah uang M naik dua kali
lipat, maka M x V juga naik dua kali lipat dan begitu juga P x Y nilai dari
pendapatan nasional.
Bagi
para ekonom klasik, teori jumlah uang memberikan penjelasan mengenai pergerakan
tingakat harga : pergerakan tingkat harga semata-mata merupakan akibat dari
perubahan jumlah uang.
Kelemahan dari
Teori Kuantitas ini adalah
4.
Dalam kenyataannya, perubahan jumlah uang yang beredar,
tidak selalu langsung berakibat pada perubahan penggunaan uang tersebut
5.
Teori ini telah mengabaikan pengaruh tingkat bunga
terhadap perubahan permintaan uang. Teori ini mengangap bahwa permintaan lebih
disebabkan karena pendapatan, karena motivasinya adalah untuk transaksi, jadi
tidak ada hubungannya dengan tngkat bunga.
6. Dalam masyarakat
modern, velocity uang tidaklah stabil, karena ada banyak alternatif yang bisa
masyarakat pilih dari kelebihan uang yang dia miliki. Alternatif-
alternatif tersebut daintaranya adalah :
Ø Untuk menambah kas
Ø Untuk menambah tabungannya
Ø Untuk menambah
pembelian barang dan jasa
Ø Untuk menambah pembelian surat-surat
berharga
Penjelasan
dari teori kuantitas dapat disimpulkan:
ü Tambahan Jumlah Uang yang Beredar akan dibelanjakan
seluruhnya tanpa terpikir untuk ditabung sebagian
ü Velocity dan Jumlah komoditi dianggap tetap dan
perubahannya hanya dipengaruhi oleh faktor di luar moneter
ü Jumlah Uang yang Beredar tidak akan mempengaruhi sektor
riil, sektor ini hanya dipengaruhui oleh teknologi dan sumber daya Manusia
ü Tingkat harga akan selalu berubah secara
proporsional mengikuti perubahan Jumlah Uang yang beredar
d. Teori Jumlah Permintaan Uang
Oleh
karena teori jumlah uang menjelaskan berapa banyak uang yang dipegang pada
pendapatan agregat tertentu, kenyataanya, teori ini merupakan teori permintaan
akan uang. Kita dapat melihatnya dengan membagi kedua sisi dari perasamaan
pertuakaran dengan V, kemudian menuliskan ulang sebagai berikut
M =
x
PY
Dimana
pendapatan nominal P x Y ditulis sebagai PY. Ketika pasar uang berada dalam
keseimbangan, jumlah uang M dimana orang memegangnya sama dengan jumlah
uang yang diminta M ͩ , sehingga kita bisa mengganti M dalam
persamaan tersebut dengan M ͩ . dengan menggunakan k untuk
menyatakan 1/V (sebuah konstanta, karena V adalah sebuah konstanta), kita dapat
menuliskan persamaan tersebut sebagai berikut:
M
ͩ = k x PY
Persamaan
3 ini menyatakan bahwa karena k adalah sebuah konstanta, besarnya
teransaksi yang dihasilakan dari tingkat pendapatan nominal PY
menentukan jumlah uang M ͩ yang
diminta oleh masyarakat. Dengan demikian, teori jumlah uang Fisher menyatakan
bahwa permintaan uang sepenuhnya merupakan fungsi dari pendapatan, dan suku
bunga tidak mempunyai pengaruh pada permintaan uang.
Fisher mendapatkan kesimpulan ini
karena dia meyakini bahwa orang memegang uang hanya untuk melakukan transaksi
dan tidak mempunyai kebebasan bertindak dalam hal jumlah uang yang ingin
dipegang. Permintaan akan uang ditentukan oleh
1. Besarnya
transaksi yang dihasilkan oleh pendapatan nominal PY.
2. Oleh
institusi dalam perekonomian yang memengaruhi cara orang bertransaksi dan
dengan demikian menentukan percepatan dan disini manksudnya k.
C.
Teori Preferensi Likuiditas dari Keynes
Dalam bukunya yang terkenal ditahun
1936 The Generel Theory of Employment,
intres, and Money, John Maynard Keynes mengabaikan pandangan klasik
mengenai percepatan adalah konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang
dia sebut sebagai Teori Preferensi Likuiditas (Liquidity Preference Theory) yang mengajukan pertanyaan: Mengapa
seseorang memegang uang? Ia merumuskan
ada tiga motif dibalik permintaan akan uang :
4. Motif Transakasi.
Dalam
pendekatan klasik seseorang diasumsikan
memegang uang karena uang sebagai alat pertukaran yang dapat diguanakan untuk
melakukan transakasi. Mengikuti tradisi klasik, Keynes menekankan komponen
permintaan akan uang terutama ditentukan oleh berapa besarnya tingakt transakasi
seseorang. Oleh karena dia meyakini bahwa transaksi ini proporsional terhadap
pemdapatan seperti para ekonom klasik, dia mengambil komponen transakasi
permintaan akan uang proposional terhadap pendapatan.
5. Motif Berjaga-jaga
Keynes
melampoi analisi klasik dengan menydari bahwa ada tambahan dari luar memegang
uang untuk transkasi sejkarang, orang memegang uang sebagai antisipasi terhadap
kebutuhan yang tidak terduga. Misalnya anda berfikir membeli streo yang bagus,
anda pergi ke toko yang memberikan diskon 50% dari stereo yang anda inginkan.
Kalau anda memegang uang untuk berjaga-jaga terhadap apa yang akan terjadi,
Anda bisa langsung membeli stereo, kalau Anda tidak memegang uang untuk
berjaga-jaga, anda tidak bisa mendapatkan keuntungan dari diskon tersebut. Uang
berjaga-jaga ada ditangan kalau Anda sewaktu-waktu harus membayar, katakanlah
untuk perbaikan mobil atau masuk rumah sakit.
Keynes meyakini bahwa orang memegang uang
untuk berjaga-jaga dalam jumlah tertentu terutam ditentukan oleh tingkat transaksi
yang akan mereka lakukan dimasa mendatang. Sehingga, dia merumuskan, permintaan
untuk uang berjaga-jaga proposional terhadap pendapatan.
6. Motif Spekulasi
Kalau
Keynes mengakhiri dengan motif transaksi dan berjaga-jaga, pendapatan merupakan
satu-satunya faktor penentu dari permintaan akan uang, dan dia tidak akan
memberikan tambahan terhadap pendekatan klasik. Tetapi, keynes melihat pandangan bahwa orang memegang uang
juga sebagai alalt penyimpan kekayaan. Ia menyebut alasan memegang uang ini
sebgai motif spekulasi. Oleh karena ia percaya bahwa kekayaan terkait erat
dengan pendapatan, komponen spekulatif dari permintaan uang juga terkait juga dengan pendaptan. Tetapi Keynes
melihatnya secara lebih cermat pada faktor lain yang memengaruhi keputusan terhadap
beberapa banyak uang yang dipegang
sebagai alat penyimpan kekayaan, khususnya suku bunga.
D.
Teori Jumlah Uang Modern dari Friedman
Pada
1956, Milton Priedman mengembangkan suatu teori mengenai permintaan permintaan
atas uang dalam artikelnya yang terkenal, The Quantity Theory of Money: A
Restatement”. Walaupun Friedman sering
merujuk pada irving Fisher dan Teori kuantitas, analisisnya mengenai permintaan
atas uang sebenarnya lebih dekat dengan teori Keynes.
Seperti dahulunya, Friedman mengajukan
pertanyaan tentang mengapa orang memilih memegang uang. Daripada menganalisis
motif-motif tertentu untuk memegang uang, seperti yang dilakukan keynes,
Friedman secara sederhana menyatakan bahwa permintaan atas uang harus
dipengaruhi oleh dua faktor yang sama yang juga mempengaruhi permintaan untuk
suatu aset. Friedman kemudian mengaflikasikan teori permintaan aset untuk uang.
Teori permintan aset menunjukkan
bahwa permintaan atas uang seharusnya
merupakan fungsi dari sumber daya yang tersedia pada individu (kekayaan mereka)
dan perkiraan tingkat pengembalian dari aset relatif terhadap perkiraan tingkat
pengembalian pada uang. Seperti Keynes, Friedman mengakui bahwa masyarakat
ingin memegang sejumlah tertentu dari saldo uang rill. Dengan alasan ini, Friedmen
menyatakan rumus permintaan atas uang sebagai berikut:
Dimana:
Mᵈ/P
= Permintaan untuk saldo uang rill
Yp = Ukuran Friedman untuk kekayaan, disebut
sebagai pendapatan permanen (secara
Teknis, nilai diskonto sekarang
terhdap seluruh perkiraan pendapatan masa
mendatang, tetapi lebih mudah
dijelaskan sebagai perkiraan rata-rata pendapatan
jangka panjang.)
Tanda
dibawah persamaan menunjukkan apakah permintaan atas berhubungan fositif (+)
atau negatif (-) dengan masing masing variabel yang terkait langsung di
atasnya.
Marilah kita lihat lebih detail pada
variabel dalam fungsi permintaan uang dan apa implikasinya terhadap permintaan atas uang.
Oleh karena permintaan atas suatu
aset berhubungan positif dengan kekayaan, perminttan uang juga berhubungan
positif dengan konsep kekayaan Friedman, pendapatan Friedman (yang ditunjukan
dengan tanda positif dibawahnya). Tidak seperti konsep pendapatan biasa,
pendapatan permanen (yang dapat dianggap sebagai perkiraan rata-rata pendapatan
jangka panjang) mempunyai fluktuasi yang kecil, karena beberapa pergerakan
pendapatan bersifat sementara (tidak lama). Sebagai contoh, dalam siklus usaha
yang ekspansif, pendapatan naik secara cepat, tetapi karena beberapa dari
peningkatan ini bersifat sementara, pendapatan rata-rata jangka panjang tidak
berubah banyak. Oleh karena itu, ketika ekonomi sedang berada dipuncak (booming), pendapatan permanen naik lebih
sedikit daripada pendapatan biasa. Selama resesi, beberapa dari penurunan
pendapatan bersifat sementara, dan rata-rata pendapatan jangka panjang
(maksudnya pendapatan permanen) turun lebih rendah daripada pendapatan. Suatu
implikasi dari penggunaan konsep pendapatan permanen Friedman sebagai penentu
dari permintaan atas uang adalah bahwa permintaan atas uang tidak akan
berfluktuasi banyak dengan pergerakan siklus usaha.
Seorang individu dapat memegang
beberapa bentuk kekayaan selain uang. Friedman mengkategorikannya kedalam tiga
bentuk aset : obligasi, saham, (saham biasa), dan barang-barang. Insentif untuk
memegang aset-aset ini selain uang ditunjukkan oleh perkiraan tingkat
pengambilan atas masing-masing aset ini relatif terhadap pemikiran tingkat
pengambilan atas uang, tiga variabel terakhir dalam fungsi permintaan uang.
Tanda minus dibawah masing-masing variabel menunjukkan bahwa ketika
masing-masing variabel naik, permintaan atas uang akan turun.
Perkiraan tingkat pengambilan atas
uang yang muncul di ketiga variabel, dipengruhi oleh dua faktor:
3. Pelayanan
yang disediakan oleh bank terhadap simpanan-simpanan yang termasuk dalam uang
beredar, seperti setoran dari penerimaan dalam bentuk cek yang dibatalkan atau
pembayaran otomatis dari tagihan-tagihan. Ketika pelayanan ini naik, perkiraan
tingkat pengambilan dari memegang uang meningkat.
4. Pembayaran
bunga atas saldo uang. Rekening NOW dan simpanan lainnya yang termasuk dalam
uang beredar sekarang ini diberikan pendapatan bunga. Ketika pendapatan bungan
ini meningkat, perkiraan tingkat pengambilan atas uang juga meningkat.
E.
Perbedaan Antara Teori Friedman dan Keynes
Ada beberapa perbedaan antara teori
permintaan atas uang dari Friedman dan teori Keynes. Di antaranya adalah
memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang. Friedman menyadari bahwa
lebih dari satu suku bunga penting dalam kegiatan perekonomian agregat. Keynes,
untuk bagiannya, memasukkan aset keungan selain uang kedalam suatu kategori
besar obligasi karena dia merasa bahwa tingkat pengembaliannya secara umum
bergerak searah. Kalau memang demikian, perkiraan tingkat pengembalian dari
obligasi akan menjadi indikator yang baik terhadap perkiraan tingkat
pengembalian dari aset keuangan lainnya, sehingga tidak perlu memasukkannya
secara terpisah dalam fungsi permintaan uang.
Juga berbeda dengan Keynes, Friedman
beranggapan uang dan barang merupakan substitusi, artinya masyarakat memilih
diantar keduanya ketika memutuskan berapa banyak uang yang harus dipegang. Itu
sebabnya Friedman memasukkan perkiraan tingakat pengambalian dari barang
relatif terhadap uang sebagai variabel dalam fungsi permintaan uangnya. Asumsi
bahwa uang dan barang merupakan substitusi menunjukkan bahwa perubahan jumlah
uang mempunyai dampak langsung pada pengeluaran agregat.
Selain itu, Friedman menekankan dua
masalah dalam membahas fungsi permintaan atas uang yang membedakannya dengan
teori preferensi likuiditas Keynes. Pertama, Friedman tidak menganggap
perkiraan tingkat pengembalian atas uang sebagai konstanta, seperti yang
dilakukan Keynes. Ketika suku bunga meningkat dalam perekonomian, bank-bank
memperoleh keuntungan dari pinjaman yang diberikan, dan mereka ingin menarik
lebih banyak simpanan untuk meningkatkan volume dari pinjaman yang diberikan
keuntungan bagi bank-bank. Kalau tidak ada batasan pada pembayaran bunga atas
simpanan, bank-bank menarik simpanan dengan membayar suku bunga yang lebih
tinggi atas simpanan-simpanan tersebut. Oleh karena industri perbankan
merupakan bisnis ysng kompetitif, perkiraan tingakat pengembalian atas atas
uang yang dipegang sebagai simpanan bank kemudian meningkat dengan kenaikan
suku bunga pada obligasi dan pinjaman. Bank berssaing untuk mendapatkan
simpanan sampai mereka tidak mempunyai kelebihan keuntungan, dan dalam
melakukannya mereka menutup kesenjangan antara suku bunga dari pinjaman dan
suku bunga yang dibayarkan pada deposit.
Masalah kedua yang ditekankan oleh Fridman adalah stabilitas dari fungsi
permintaan aras uang. Berbeda dengan Keynes, Fridman menyatakan bahwa fluktuasi
acak dalam permintaan atas uang adalah kecil dan bahwa permintaan atas uang
dapat di prediksi secara akurat oleh fungsi permintaan uang.
F. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter
Keynes
Klasik
Ø Menganggap nilai
uang adalah stabil
Ø Menolak
anggapan bahwa fenomena- fenomena moneter sebagai variabel yang sanggup
mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan
Ø Adanya tambahan jumlah uang beredar tak akan mempengaruhi
sektor riil (Classical Dichotomy).
Ø Permintaan dan penawaran uang menentukan tingkat harga
umum.
Ø V dan T dianggap
tetap dan hanya dipengaruhi faktor-faktor non moneter.
Keynes
Ø Menganggap nilai
uang adalah tidak stabil.
Ø Fenomena-fenomena
moneter merupakan variable-variabelyang dapat mempengaruhi perekonomian secara
keseluruhan.
Ø Tambahan jumlah
uang beredar akan mempengaruhi sektor riel.
Ø Permintaan dan
penawaran uang akan menentukan tingkat bunga.
Ø dan T dapat
berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian yang terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Frederic
S. Mishkin, 2009. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta.
Nopirin, Ph.D, 1996, Ekonomi
Moneter buku 1 edisi ke -4, Yogyakarta; BPFE- Yogyakarta.
Nopirin, Ph.D, 2000, Ekonomi
Moneter buku 11 edisi ke -1,Yogyakarta; BPFE- Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment