Thursday 21 December 2017

MAKALAH EKONOMI MONETER “Teori Dalam Ekonomi Moneter”


MAKALAH EKONOMI MONETER
“Teori Dalam Ekonomi Moneter”

Pembahasan

A. Pengertian Ekonomi Moneter
Teori moneter adalah berbagai pemikiran dan konsep tentang berbagai variabel moneter, seperti uang, tingkat bungan, jumlah uang beredar, dan sejenisnya. Disamping itu, pembicaraan dalam teori moneter juga tidak dapat dilepaskan dari variabel ekonomi lainnya seperti inflasi, pendapatan nasional maupun nilai tukar. Pada dasarnya nilai uang dapat diukur berdasarkan harga barang yang ada di sebuah negara. Dengan pemahaman ini, nilai uang dapat dibedakan menjadi :· Internal Value of Money, menunjukkan jumlah komoditi yang dapat dibeli/diperoleh dengan sejumlah uang tertentu à menunjukkan daya beli uang (Purchasing Power)· External Value of Money, menunjukkan nilai suatu mata uang bila diukur dengan mata uang dari negara lain à Exchange Rate, misalnya Rp 9.200,- = US $ 1
B. Teori Jumlah Uang
Dikembangkan oleh para ekonom klasik pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, teori jumlah uang adalah suatu teori mengenai bagaimana nilai niominal dari pendapat agregat ditentukan. Oleh karena hal tersebut juga menjelaskan berapa banyak uang yang harus dipegang dengan jumlah pendapatan agregat tertentu, ini merupakan teori permintaan atas uang. Fitur yang paling penting dari teori ini adalah menjelaskan apakah suku bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan atas uang.

a.      Teori Kuantitas
Pandangan fisher bahwa percepatan cukup konstan dalam jangka pendek mengubah persamaan pertukaran kedalam teori jumlah uang, yang menyatakan bahwa pendapatan nominal semata-mata ditentukan oleh pergerakan jumalah uang. Ketika jumlah uang M naik dua kali lipat, maka M x V juga naik dua kali lipat dan begitu juga P x Y nilai dari pendapatan nasional.
Bagi para ekonom klasik, teori jumlah uang memberikan penjelasan mengenai pergerakan tingakat harga : pergerakan tingkat harga semata-mata merupakan akibat dari perubahan jumlah uang.
Kelemahan dari Teori Kuantitas ini adalah
1.      Dalam kenyataannya, perubahan jumlah uang yang beredar, tidak selalu langsung berakibat pada perubahan penggunaan uang tersebut
2.      Teori ini telah mengabaikan pengaruh tingkat bunga terhadap perubahan permintaan uang. Teori ini mengangap bahwa permintaan lebih disebabkan karena pendapatan, karena motivasinya adalah untuk transaksi, jadi tidak ada hubungannya dengan tngkat bunga.
3.      Dalam masyarakat modern, velocity uang tidaklah stabil, karena ada banyak alternatif yang bisa masyarakat pilih dari kelebihan uang yang dia miliki. Alternatif- alternatif tersebut daintaranya adalah :
Ø  Untuk menambah kas
Ø  Untuk menambah tabungannya
Ø  Untuk menambah pembelian barang dan jasa
Ø  Untuk menambah pembelian surat-surat berharga
Penjelasan dari teori kuantitas dapat disimpulkan:
ü  Tambahan Jumlah Uang yang Beredar akan dibelanjakan seluruhnya tanpa terpikir untuk ditabung sebagian
ü  Velocity dan Jumlah komoditi dianggap tetap dan perubahannya hanya dipengaruhi oleh faktor di luar moneter
ü  Jumlah Uang yang Beredar tidak akan mempengaruhi sektor riil, sektor ini hanya dipengaruhui oleh teknologi dan sumber daya Manusia
ü  Tingkat harga akan selalu berubah secara proporsional mengikuti perubahan Jumlah Uang yang beredar
b.      Teori Jumlah Permintaan Uang
Oleh karena teori jumlah uang menjelaskan berapa banyak uang yang dipegang pada pendapatan agregat tertentu, kenyataanya, teori ini merupakan teori permintaan akan uang. Kita dapat melihatnya dengan membagi kedua sisi dari perasamaan pertuakaran dengan V, kemudian menuliskan ulang sebagai berikut
                                     M  =  x PY
Dimana pendapatan nominal P x Y ditulis sebagai PY. Ketika pasar uang berada dalam keseimbangan, jumlah uang M dimana orang memegangnya sama dengan jumlah uang yang diminta M ͩ , sehingga kita bisa mengganti M dalam persamaan tersebut dengan M ͩ . dengan menggunakan k untuk menyatakan 1/V (sebuah konstanta, karena V adalah sebuah konstanta), kita dapat menuliskan persamaan tersebut sebagai berikut:
                                                M ͩ  = k x PY
Persamaan 3 ini menyatakan bahwa karena k adalah sebuah konstanta, besarnya teransaksi yang dihasilakan dari tingkat pendapatan nominal PY menentukan jumlah uang M ͩ   yang diminta oleh masyarakat. Dengan demikian, teori jumlah uang Fisher menyatakan bahwa permintaan uang sepenuhnya merupakan fungsi dari pendapatan, dan suku bunga tidak mempunyai pengaruh pada permintaan uang.
            Fisher mendapatkan kesimpulan ini karena dia meyakini bahwa orang memegang uang hanya untuk melakukan transaksi dan tidak mempunyai kebebasan bertindak dalam hal jumlah uang yang ingin dipegang. Permintaan akan uang ditentukan oleh
1.      Besarnya transaksi yang dihasilkan oleh pendapatan nominal PY.
2.      Oleh institusi dalam perekonomian yang memengaruhi cara orang bertransaksi dan dengan demikian menentukan percepatan dan disini manksudnya k.

C. Teori Preferensi Likuiditas dari Keynes
            Dalam bukunya yang terkenal ditahun 1936 The Generel Theory of Employment, intres, and Money, John Maynard Keynes mengabaikan pandangan klasik mengenai percepatan adalah konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang dia sebut sebagai Teori Preferensi Likuiditas (Liquidity Preference Theory) yang mengajukan pertanyaan: Mengapa seseorang memegang uang?  Ia merumuskan ada tiga motif dibalik permintaan akan uang :
1.      Motif Transakasi.
Dalam pendekatan  klasik seseorang diasumsikan memegang uang karena uang sebagai alat pertukaran yang dapat diguanakan untuk melakukan transakasi. Mengikuti tradisi klasik, Keynes menekankan komponen permintaan akan uang terutama ditentukan oleh berapa besarnya tingakt transakasi seseorang. Oleh karena dia meyakini bahwa transaksi ini proporsional terhadap pemdapatan seperti para ekonom klasik, dia mengambil komponen transakasi permintaan akan uang proposional terhadap pendapatan.
2.      Motif Berjaga-jaga
Keynes melampoi analisi klasik dengan menydari bahwa ada tambahan dari luar memegang uang untuk transkasi sejkarang, orang memegang uang sebagai antisipasi terhadap kebutuhan yang tidak terduga. Misalnya anda berfikir membeli streo yang bagus, anda pergi ke toko yang memberikan diskon 50% dari stereo yang anda inginkan. Kalau anda memegang uang untuk berjaga-jaga terhadap apa yang akan terjadi, Anda bisa langsung membeli stereo, kalau Anda tidak memegang uang untuk berjaga-jaga, anda tidak bisa mendapatkan keuntungan dari diskon tersebut. Uang berjaga-jaga ada ditangan kalau Anda sewaktu-waktu harus membayar, katakanlah untuk perbaikan mobil atau masuk rumah sakit.
 Keynes meyakini bahwa orang memegang uang untuk berjaga-jaga dalam jumlah tertentu terutam ditentukan oleh tingkat transaksi yang akan mereka lakukan dimasa mendatang. Sehingga, dia merumuskan, permintaan untuk uang berjaga-jaga proposional terhadap pendapatan.
3.      Motif Spekulasi
Kalau Keynes mengakhiri dengan motif transaksi dan berjaga-jaga, pendapatan merupakan satu-satunya faktor penentu dari permintaan akan uang, dan dia tidak akan memberikan tambahan terhadap pendekatan klasik. Tetapi, keynes  melihat pandangan bahwa orang memegang uang juga sebagai alalt penyimpan kekayaan. Ia menyebut alasan memegang uang ini sebgai motif spekulasi. Oleh karena ia percaya bahwa kekayaan terkait erat dengan pendapatan, komponen spekulatif dari permintaan uang juga terkait  juga dengan pendaptan. Tetapi Keynes melihatnya secara lebih cermat pada faktor lain yang memengaruhi keputusan terhadap beberapa banyak uang yang dipegang  sebagai alat penyimpan kekayaan, khususnya suku bunga.

D. Teori Jumlah Uang Modern dari Friedman
Pada 1956, Milton Priedman mengembangkan suatu teori mengenai permintaan permintaan atas uang dalam artikelnya yang terkenal, The Quantity Theory of Money: A Restatement”.  Walaupun Friedman sering merujuk pada irving Fisher dan Teori kuantitas, analisisnya mengenai permintaan atas uang sebenarnya lebih dekat dengan teori Keynes.
            Seperti dahulunya, Friedman mengajukan pertanyaan tentang mengapa orang memilih memegang uang. Daripada menganalisis motif-motif tertentu untuk memegang uang, seperti yang dilakukan keynes, Friedman secara sederhana menyatakan bahwa permintaan atas uang harus dipengaruhi oleh dua faktor yang sama yang juga mempengaruhi permintaan untuk suatu aset. Friedman kemudian mengaflikasikan teori permintaan aset untuk uang.
            Teori permintan aset menunjukkan bahwa permintaan atas  uang seharusnya merupakan fungsi dari sumber daya yang tersedia pada individu (kekayaan mereka) dan perkiraan tingkat pengembalian dari aset relatif terhadap perkiraan tingkat pengembalian pada uang. Seperti Keynes, Friedman mengakui bahwa masyarakat ingin memegang sejumlah tertentu dari saldo uang rill. Dengan alasan ini, Friedmen menyatakan rumus permintaan atas uang sebagai berikut:
 f (YP , b   m , e,   m, m)

Dimana: 
Mᵈ/P = Permintaan untuk saldo uang rill
Yp    = Ukuran Friedman untuk kekayaan, disebut sebagai pendapatan permanen (secara 
            Teknis, nilai diskonto sekarang terhdap seluruh perkiraan pendapatan masa
            mendatang, tetapi lebih mudah dijelaskan sebagai perkiraan rata-rata pendapatan  
            jangka panjang.)
    = Perkiraan tingkat pengembalian atas uang
b     = Perkiraan tingkat pengembalian atas obligasi
e     = Perkiraan tingakat pengembalian atas saham
  = Perkiraan laju inflasi

Tanda dibawah persamaan menunjukkan apakah permintaan atas berhubungan fositif (+) atau negatif (-) dengan masing masing variabel yang terkait langsung di atasnya.
            Marilah kita lihat lebih detail pada variabel dalam fungsi permintaan uang dan apa implikasinya  terhadap permintaan atas uang.
            Oleh karena permintaan atas suatu aset berhubungan positif dengan kekayaan, perminttan uang juga berhubungan positif dengan konsep kekayaan Friedman, pendapatan Friedman (yang ditunjukan dengan tanda positif dibawahnya). Tidak seperti konsep pendapatan biasa, pendapatan permanen (yang dapat dianggap sebagai perkiraan rata-rata pendapatan jangka panjang) mempunyai fluktuasi yang kecil, karena beberapa pergerakan pendapatan bersifat sementara (tidak lama). Sebagai contoh, dalam siklus usaha yang ekspansif, pendapatan naik secara cepat, tetapi karena beberapa dari peningkatan ini bersifat sementara, pendapatan rata-rata jangka panjang tidak berubah banyak. Oleh karena itu, ketika ekonomi sedang berada dipuncak (booming), pendapatan permanen naik lebih sedikit daripada pendapatan biasa. Selama resesi, beberapa dari penurunan pendapatan bersifat sementara, dan rata-rata pendapatan jangka panjang (maksudnya pendapatan permanen) turun lebih rendah daripada pendapatan. Suatu implikasi dari penggunaan konsep pendapatan permanen Friedman sebagai penentu dari permintaan atas uang adalah bahwa permintaan atas uang tidak akan berfluktuasi banyak dengan pergerakan siklus usaha.
            Seorang individu dapat memegang beberapa bentuk kekayaan selain uang. Friedman mengkategorikannya kedalam tiga bentuk aset : obligasi, saham, (saham biasa), dan barang-barang. Insentif untuk memegang aset-aset ini selain uang ditunjukkan oleh perkiraan tingkat pengambilan atas masing-masing aset ini relatif terhadap pemikiran tingkat pengambilan atas uang, tiga variabel terakhir dalam fungsi permintaan uang. Tanda minus dibawah masing-masing variabel menunjukkan bahwa ketika masing-masing variabel naik, permintaan atas uang akan turun.
            Perkiraan tingkat pengambilan atas uang yang muncul di ketiga variabel, dipengruhi oleh dua faktor:
1.      Pelayanan yang disediakan oleh bank terhadap simpanan-simpanan yang termasuk dalam uang beredar, seperti setoran dari penerimaan dalam bentuk cek yang dibatalkan atau pembayaran otomatis dari tagihan-tagihan. Ketika pelayanan ini naik, perkiraan tingkat pengambilan dari memegang uang meningkat.
2.      Pembayaran bunga atas saldo uang. Rekening NOW dan simpanan lainnya yang termasuk dalam uang beredar sekarang ini diberikan pendapatan bunga. Ketika pendapatan bungan ini meningkat, perkiraan tingkat pengambilan atas uang juga meningkat.
Teori Jumlah Uang
Dikembangkan oleh para ekonom klasik pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, teori jumlah uang adalah suatu teori mengenai bagaimana nilai niominal dari pendapat agregat ditentukan. Oleh karena hal tersebut juga menjelaskan berapa banyak uang yang harus dipegang dengan jumlah pendapatan agregat tertentu, ini merupakan teori permintaan atas uang. Fitur yang paling penting dari teori ini adalah menjelaskan apakah suku bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan atas uang.

c.       Teori Kuantitas
Pandangan fisher bahwa percepatan cukup konstan dalam jangka pendek mengubah persamaan pertukaran kedalam teori jumlah uang, yang menyatakan bahwa pendapatan nominal semata-mata ditentukan oleh pergerakan jumalah uang. Ketika jumlah uang M naik dua kali lipat, maka M x V juga naik dua kali lipat dan begitu juga P x Y nilai dari pendapatan nasional.
Bagi para ekonom klasik, teori jumlah uang memberikan penjelasan mengenai pergerakan tingakat harga : pergerakan tingkat harga semata-mata merupakan akibat dari perubahan jumlah uang.
Kelemahan dari Teori Kuantitas ini adalah
4.      Dalam kenyataannya, perubahan jumlah uang yang beredar, tidak selalu langsung berakibat pada perubahan penggunaan uang tersebut
5.      Teori ini telah mengabaikan pengaruh tingkat bunga terhadap perubahan permintaan uang. Teori ini mengangap bahwa permintaan lebih disebabkan karena pendapatan, karena motivasinya adalah untuk transaksi, jadi tidak ada hubungannya dengan tngkat bunga.
6.      Dalam masyarakat modern, velocity uang tidaklah stabil, karena ada banyak alternatif yang bisa masyarakat pilih dari kelebihan uang yang dia miliki. Alternatif- alternatif tersebut daintaranya adalah :
Ø  Untuk menambah kas
Ø  Untuk menambah tabungannya
Ø  Untuk menambah pembelian barang dan jasa
Ø  Untuk menambah pembelian surat-surat berharga
Penjelasan dari teori kuantitas dapat disimpulkan:
ü  Tambahan Jumlah Uang yang Beredar akan dibelanjakan seluruhnya tanpa terpikir untuk ditabung sebagian
ü  Velocity dan Jumlah komoditi dianggap tetap dan perubahannya hanya dipengaruhi oleh faktor di luar moneter
ü  Jumlah Uang yang Beredar tidak akan mempengaruhi sektor riil, sektor ini hanya dipengaruhui oleh teknologi dan sumber daya Manusia
ü  Tingkat harga akan selalu berubah secara proporsional mengikuti perubahan Jumlah Uang yang beredar
d.      Teori Jumlah Permintaan Uang
Oleh karena teori jumlah uang menjelaskan berapa banyak uang yang dipegang pada pendapatan agregat tertentu, kenyataanya, teori ini merupakan teori permintaan akan uang. Kita dapat melihatnya dengan membagi kedua sisi dari perasamaan pertuakaran dengan V, kemudian menuliskan ulang sebagai berikut
                                     M  =  x PY
Dimana pendapatan nominal P x Y ditulis sebagai PY. Ketika pasar uang berada dalam keseimbangan, jumlah uang M dimana orang memegangnya sama dengan jumlah uang yang diminta M ͩ , sehingga kita bisa mengganti M dalam persamaan tersebut dengan M ͩ . dengan menggunakan k untuk menyatakan 1/V (sebuah konstanta, karena V adalah sebuah konstanta), kita dapat menuliskan persamaan tersebut sebagai berikut:
                                                M ͩ  = k x PY
Persamaan 3 ini menyatakan bahwa karena k adalah sebuah konstanta, besarnya teransaksi yang dihasilakan dari tingkat pendapatan nominal PY menentukan jumlah uang M ͩ   yang diminta oleh masyarakat. Dengan demikian, teori jumlah uang Fisher menyatakan bahwa permintaan uang sepenuhnya merupakan fungsi dari pendapatan, dan suku bunga tidak mempunyai pengaruh pada permintaan uang.
            Fisher mendapatkan kesimpulan ini karena dia meyakini bahwa orang memegang uang hanya untuk melakukan transaksi dan tidak mempunyai kebebasan bertindak dalam hal jumlah uang yang ingin dipegang. Permintaan akan uang ditentukan oleh
1.      Besarnya transaksi yang dihasilkan oleh pendapatan nominal PY.
2.      Oleh institusi dalam perekonomian yang memengaruhi cara orang bertransaksi dan dengan demikian menentukan percepatan dan disini manksudnya k.

C. Teori Preferensi Likuiditas dari Keynes
            Dalam bukunya yang terkenal ditahun 1936 The Generel Theory of Employment, intres, and Money, John Maynard Keynes mengabaikan pandangan klasik mengenai percepatan adalah konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang dia sebut sebagai Teori Preferensi Likuiditas (Liquidity Preference Theory) yang mengajukan pertanyaan: Mengapa seseorang memegang uang?  Ia merumuskan ada tiga motif dibalik permintaan akan uang :
4.      Motif Transakasi.
Dalam pendekatan  klasik seseorang diasumsikan memegang uang karena uang sebagai alat pertukaran yang dapat diguanakan untuk melakukan transakasi. Mengikuti tradisi klasik, Keynes menekankan komponen permintaan akan uang terutama ditentukan oleh berapa besarnya tingakt transakasi seseorang. Oleh karena dia meyakini bahwa transaksi ini proporsional terhadap pemdapatan seperti para ekonom klasik, dia mengambil komponen transakasi permintaan akan uang proposional terhadap pendapatan.
5.      Motif Berjaga-jaga
Keynes melampoi analisi klasik dengan menydari bahwa ada tambahan dari luar memegang uang untuk transkasi sejkarang, orang memegang uang sebagai antisipasi terhadap kebutuhan yang tidak terduga. Misalnya anda berfikir membeli streo yang bagus, anda pergi ke toko yang memberikan diskon 50% dari stereo yang anda inginkan. Kalau anda memegang uang untuk berjaga-jaga terhadap apa yang akan terjadi, Anda bisa langsung membeli stereo, kalau Anda tidak memegang uang untuk berjaga-jaga, anda tidak bisa mendapatkan keuntungan dari diskon tersebut. Uang berjaga-jaga ada ditangan kalau Anda sewaktu-waktu harus membayar, katakanlah untuk perbaikan mobil atau masuk rumah sakit.
 Keynes meyakini bahwa orang memegang uang untuk berjaga-jaga dalam jumlah tertentu terutam ditentukan oleh tingkat transaksi yang akan mereka lakukan dimasa mendatang. Sehingga, dia merumuskan, permintaan untuk uang berjaga-jaga proposional terhadap pendapatan.
6.      Motif Spekulasi
Kalau Keynes mengakhiri dengan motif transaksi dan berjaga-jaga, pendapatan merupakan satu-satunya faktor penentu dari permintaan akan uang, dan dia tidak akan memberikan tambahan terhadap pendekatan klasik. Tetapi, keynes  melihat pandangan bahwa orang memegang uang juga sebagai alalt penyimpan kekayaan. Ia menyebut alasan memegang uang ini sebgai motif spekulasi. Oleh karena ia percaya bahwa kekayaan terkait erat dengan pendapatan, komponen spekulatif dari permintaan uang juga terkait  juga dengan pendaptan. Tetapi Keynes melihatnya secara lebih cermat pada faktor lain yang memengaruhi keputusan terhadap beberapa banyak uang yang dipegang  sebagai alat penyimpan kekayaan, khususnya suku bunga.

D. Teori Jumlah Uang Modern dari Friedman
Pada 1956, Milton Priedman mengembangkan suatu teori mengenai permintaan permintaan atas uang dalam artikelnya yang terkenal, The Quantity Theory of Money: A Restatement”.  Walaupun Friedman sering merujuk pada irving Fisher dan Teori kuantitas, analisisnya mengenai permintaan atas uang sebenarnya lebih dekat dengan teori Keynes.
            Seperti dahulunya, Friedman mengajukan pertanyaan tentang mengapa orang memilih memegang uang. Daripada menganalisis motif-motif tertentu untuk memegang uang, seperti yang dilakukan keynes, Friedman secara sederhana menyatakan bahwa permintaan atas uang harus dipengaruhi oleh dua faktor yang sama yang juga mempengaruhi permintaan untuk suatu aset. Friedman kemudian mengaflikasikan teori permintaan aset untuk uang.
            Teori permintan aset menunjukkan bahwa permintaan atas  uang seharusnya merupakan fungsi dari sumber daya yang tersedia pada individu (kekayaan mereka) dan perkiraan tingkat pengembalian dari aset relatif terhadap perkiraan tingkat pengembalian pada uang. Seperti Keynes, Friedman mengakui bahwa masyarakat ingin memegang sejumlah tertentu dari saldo uang rill. Dengan alasan ini, Friedmen menyatakan rumus permintaan atas uang sebagai berikut:
 f (YP , b   m , e,   m, m)

Dimana: 
Mᵈ/P = Permintaan untuk saldo uang rill
Yp    = Ukuran Friedman untuk kekayaan, disebut sebagai pendapatan permanen (secara 
            Teknis, nilai diskonto sekarang terhdap seluruh perkiraan pendapatan masa
            mendatang, tetapi lebih mudah dijelaskan sebagai perkiraan rata-rata pendapatan  
            jangka panjang.)
    = Perkiraan tingkat pengembalian atas uang
b     = Perkiraan tingkat pengembalian atas obligasi
e     = Perkiraan tingakat pengembalian atas saham
  = Perkiraan laju inflasi

Tanda dibawah persamaan menunjukkan apakah permintaan atas berhubungan fositif (+) atau negatif (-) dengan masing masing variabel yang terkait langsung di atasnya.
            Marilah kita lihat lebih detail pada variabel dalam fungsi permintaan uang dan apa implikasinya  terhadap permintaan atas uang.
            Oleh karena permintaan atas suatu aset berhubungan positif dengan kekayaan, perminttan uang juga berhubungan positif dengan konsep kekayaan Friedman, pendapatan Friedman (yang ditunjukan dengan tanda positif dibawahnya). Tidak seperti konsep pendapatan biasa, pendapatan permanen (yang dapat dianggap sebagai perkiraan rata-rata pendapatan jangka panjang) mempunyai fluktuasi yang kecil, karena beberapa pergerakan pendapatan bersifat sementara (tidak lama). Sebagai contoh, dalam siklus usaha yang ekspansif, pendapatan naik secara cepat, tetapi karena beberapa dari peningkatan ini bersifat sementara, pendapatan rata-rata jangka panjang tidak berubah banyak. Oleh karena itu, ketika ekonomi sedang berada dipuncak (booming), pendapatan permanen naik lebih sedikit daripada pendapatan biasa. Selama resesi, beberapa dari penurunan pendapatan bersifat sementara, dan rata-rata pendapatan jangka panjang (maksudnya pendapatan permanen) turun lebih rendah daripada pendapatan. Suatu implikasi dari penggunaan konsep pendapatan permanen Friedman sebagai penentu dari permintaan atas uang adalah bahwa permintaan atas uang tidak akan berfluktuasi banyak dengan pergerakan siklus usaha.
            Seorang individu dapat memegang beberapa bentuk kekayaan selain uang. Friedman mengkategorikannya kedalam tiga bentuk aset : obligasi, saham, (saham biasa), dan barang-barang. Insentif untuk memegang aset-aset ini selain uang ditunjukkan oleh perkiraan tingkat pengambilan atas masing-masing aset ini relatif terhadap pemikiran tingkat pengambilan atas uang, tiga variabel terakhir dalam fungsi permintaan uang. Tanda minus dibawah masing-masing variabel menunjukkan bahwa ketika masing-masing variabel naik, permintaan atas uang akan turun.
            Perkiraan tingkat pengambilan atas uang yang muncul di ketiga variabel, dipengruhi oleh dua faktor:
3.      Pelayanan yang disediakan oleh bank terhadap simpanan-simpanan yang termasuk dalam uang beredar, seperti setoran dari penerimaan dalam bentuk cek yang dibatalkan atau pembayaran otomatis dari tagihan-tagihan. Ketika pelayanan ini naik, perkiraan tingkat pengambilan dari memegang uang meningkat.
4.      Pembayaran bunga atas saldo uang. Rekening NOW dan simpanan lainnya yang termasuk dalam uang beredar sekarang ini diberikan pendapatan bunga. Ketika pendapatan bungan ini meningkat, perkiraan tingkat pengambilan atas uang juga meningkat.

E. Perbedaan Antara Teori Friedman dan Keynes
            Ada beberapa perbedaan antara teori permintaan atas uang dari Friedman dan teori Keynes. Di antaranya adalah memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang. Friedman menyadari bahwa lebih dari satu suku bunga penting dalam kegiatan perekonomian agregat. Keynes, untuk bagiannya, memasukkan aset keungan selain uang kedalam suatu kategori besar obligasi karena dia merasa bahwa tingkat pengembaliannya secara umum bergerak searah. Kalau memang demikian, perkiraan tingkat pengembalian dari obligasi akan menjadi indikator yang baik terhadap perkiraan tingkat pengembalian dari aset keuangan lainnya, sehingga tidak perlu memasukkannya secara terpisah dalam fungsi permintaan uang.
            Juga berbeda dengan Keynes, Friedman beranggapan uang dan barang merupakan substitusi, artinya masyarakat memilih diantar keduanya ketika memutuskan berapa banyak uang yang harus dipegang. Itu sebabnya Friedman memasukkan perkiraan tingakat pengambalian dari barang relatif terhadap uang sebagai variabel dalam fungsi permintaan uangnya. Asumsi bahwa uang dan barang merupakan substitusi menunjukkan bahwa perubahan jumlah uang mempunyai dampak langsung pada pengeluaran agregat.
            Selain itu, Friedman menekankan dua masalah dalam membahas fungsi permintaan atas uang yang membedakannya dengan teori preferensi likuiditas Keynes. Pertama, Friedman tidak menganggap perkiraan tingkat pengembalian atas uang sebagai konstanta, seperti yang dilakukan Keynes. Ketika suku bunga meningkat dalam perekonomian, bank-bank memperoleh keuntungan dari pinjaman yang diberikan, dan mereka ingin menarik lebih banyak simpanan untuk meningkatkan volume dari pinjaman yang diberikan keuntungan bagi bank-bank. Kalau tidak ada batasan pada pembayaran bunga atas simpanan, bank-bank menarik simpanan dengan membayar suku bunga yang lebih tinggi atas simpanan-simpanan tersebut. Oleh karena industri perbankan merupakan bisnis ysng kompetitif, perkiraan tingakat pengembalian atas atas uang yang dipegang sebagai simpanan bank kemudian meningkat dengan kenaikan suku bunga pada obligasi dan pinjaman. Bank berssaing untuk mendapatkan simpanan sampai mereka tidak mempunyai kelebihan keuntungan, dan dalam melakukannya mereka menutup kesenjangan antara suku bunga dari pinjaman dan suku bunga yang dibayarkan  pada deposit. Masalah kedua yang ditekankan oleh Fridman adalah stabilitas dari fungsi permintaan aras uang. Berbeda dengan Keynes, Fridman menyatakan bahwa fluktuasi acak dalam permintaan atas uang adalah kecil dan bahwa permintaan atas uang dapat di prediksi secara akurat oleh fungsi permintaan uang.

F. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes

Klasik
Ø  Menganggap nilai uang adalah stabil
Ø  Menolak anggapan bahwa fenomena- fenomena moneter sebagai variabel yang sanggup mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan
Ø  Adanya tambahan jumlah uang beredar tak akan mempengaruhi sektor riil (Classical Dichotomy).
Ø  Permintaan dan penawaran uang menentukan tingkat harga umum.
Ø  V dan T dianggap tetap dan hanya dipengaruhi faktor-faktor non moneter.

Keynes
Ø  Menganggap nilai uang adalah tidak stabil.
Ø  Fenomena-fenomena moneter merupakan variable-variabelyang dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.
Ø  Tambahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi sektor riel.
Ø  Permintaan dan penawaran uang akan menentukan tingkat bunga.
Ø  dan T dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian yang terjadi.


DAFTAR PUSTAKA

Frederic S. Mishkin, 2009. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.
Nopirin, Ph.D, 1996, Ekonomi Moneter buku 1 edisi ke -4, Yogyakarta; BPFE- Yogyakarta.
Nopirin, Ph.D, 2000, Ekonomi Moneter buku 11 edisi ke -1,Yogyakarta; BPFE- Yogyakarta.



No comments:

Post a Comment

Entri Populer