Wednesday 24 January 2018

MAKALAH KETERAMPILAN BAHASA ARAB “KETERAMPILAN MEMBACA (MAHARAH AL-QIRA’AH)”


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Membaca (قراءة) adalah kegiatan yang meliputi pola berfikir, menilai menganalisis dan memecahkan masalah. Dengan menbaca, setiap individu dapat mempelajari dan berinteraksi dalam dunia di luar dirinya. Kehidupan manusia tidak hanya dikomunikasikan melalui media lisan semata, namun terkadang memerlukan media tertulis, apalagi bila dikaitkan dengan keinginan untuk memahami khazanah intelektual islam san modern. Disinilah pentingnya makna ‘membaca’.
Dalam kontek pembelajaran bahasa arab, membaca memiliki urgenitas tersendiri yakni, membaca merupakan kunci untuk membuka khazanah pengetahuan dan kebudayaan Islam, long life education tidak akan terwujud kalau yang tidak melakukannya tidak dapat membaca dan memahami khazanah intelektual klasik dan modern. Maka dari ini untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat menguasai kemampuan dalam membaca, khususnya dalam pembelajaran bahasa arab maka seorang pedidik harus dapat mengukurnya. Pada makalah ini akan dipaparkan bagaimana dan mengunakan apa dalam mengukur kemampuan membaca (مهارة القراءة ).
B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian membaca?
2.    Apa tujuan pembelajaran maharat al-qiro’ah ?
3.    Apa saja jenis-jenis membaca ?
4.    Apa metode pembelajaran membaca ?
5.    Apa saja aspek-aspek standar penguasaan membaca dalam bahasa arab ?   

C.  Tujuan
1.    Mengetahui pengertian membaca
2.    Mengetahui tujuan pembelajaran maharat al-qiro’ah
3.    Mengetahui jenis-jenis membaca
4.    Mengetahui metode pembelajaran membaca
5.    Mengetahui aspek-aspek standar penguasaan membaca dalam bahasa arab

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Membaca
KBBI mendefinisikan membaca yakni melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, dengan melisankan atau hanya dalam hati. (Dendy Sugono, 2008:113)
Al-Naqah, mengemukakan bahwa membaca pada hakikatnya mencakup dua hal berikut : 1) Aspek mekanis yang mencakup respon fisiologis terhadap simbol-simbol yang tertulis, yakni memahami kata-kata serta dapat mengucapkannya. 2) Aspek kognitif yang mencakup pemahaman makna, memahami arah fikiran penulis, menginterpretasi, mengkritisi dan mengevaluasi serta membandingkan dengan pengalaman sebelumnya. (Mahmud Kamil Al-Naqah, 1985:185)
Pendapat awam menganggap bahwa membaca adalah mencocokkan bunyi dan huruf. Definisi itu nampaknya ringkas dan jelas, namun itu hanya mekanisme dasar membaca, dan kita tidak melihat di dalamnya apa tujuan mencocokkan bunyi dengan huruf itu. Mungkin definisi ini hanya dapat diterapkan pada anak yang belajar mengaji. Setelah belajar beberapa lama, ia akan mampu melafalkan apa yang tertulis dengan aksara arab di dalam kitab suci al-Qur’an, namun ia tidak memahami apa yang dilafalkan itu.
Definisi lain yang lebih lengkap adalah melihat dan memahami tulisan dengan melafalkan atau hanya dalam hati. Definisi ini mencakup tiga unsure dalam kegiatan membaca, yaitu pembaca melihat, memahami dan melisankan dalam hati
Ketrampilan membaca ini berwujud kegiatan memperoleh makna dari berbagai gabungan huruf. Kegiatan ini dimulai dari mengenal lambang bunyi [huruf], kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Secara bertahap proses memperoleh ketrampilan membaca membutuhkan ilmu-ilmu alat bahasa seperti ashwat, nahwu, sharf dan lain-lain.
B.  Tujuan Pembelajaran Maharat Al-Qiro’ah
Dalam konteks pembelajaran bahasa arab, Al-Naqah mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran membaca dapat dilihat dari dua sisi, yaitu umum dan khusus. (Mahmud Kamil Al-Naqah, 1985:188).
Tujuan umum dari pembelajaran keterampilan membaca adalah dapat membaca bahasa arab dari arah kanan ke kiri dengan baik disertai dengan pemahaman. Sedangkan tujuan khususnya adalah :
1.    Siswa dapat mengaitkan lambang tulisan dengan bunyi ujaran.
2.    Siswa dapat membaca sebuah teks dengan nyaring.
3.    Siswa dapat membaca teks dengan lancar
4.    Siswa dapat memahami makna kosakata sesuai konteks.
5.    Siswa dapat menangkap makna umum dari suatu teks serta dapat memahami perubahan makna sesuai perubahan struktur kalimat.
6.    Siswa dapat memahami bacaan tanpa kendala berarti dari sisi sintaks dan morpologinya.
7.    Siswa dapat memahami ide secara detail dan dapat mengaitkan dengan ide pokoknya.
8.    Siswa dapat memahami tanda baca.
9.    Siswa dapat membaca berbagai jenis bacaan, mulai dari teks biasa, sastra, sejarah, iptek, dsb, dapat menyimpulkan, menganalisa, dan mengkritisi maknanya serta dapat menghubungkan apa yang ia baca dengan kebudayaan arab.
Namun, tujuan tersebut diatas pada dasarnya menunjukan tahapan penguasaan keterampilan membaca, yang dimulai tahapan sederhana menuju tahapan yang kompleks. Sedang tujuan pembelajaran membaca dalam konteks pembelajaran bahasa arab adalah :
1.    Melatih siswa cara membaca yang baik dan benar.
2.    Meningkatkan cakrawala bahasa siswa.
3.    Melatih pemahaman siswa terhadap berbagai teks.
C.  Jenis-jenis Membaca
Jenis-jenis membaca itu sendiri dapat di klasifikasikan menjadi tujuh terminology jenis membaca.
a.    Membaca nyaring (Al-Qira’ah Al-Jahriyah)
Terminologi membaca nyaring disini adalah jenis bacaan yang diekspresikan peserta didik dengan suara keras (tinggi), sedangkan peserta didik yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian.
Membaca nyaring memiliki tujuan tersendiri, yaitu:
1)   Medium untuk membangkitkan semangat peserta didik untuk gemar membaca, disamping merasakan nilai sastra dan aspek-aspek yang berkaitan dengan keindahan.
2)   Medium untuk memperbaiki ucapan, membenarkan bacaan, mengekspresikan sesuatu yang baik, dan mampu mengungkapkan huruf-huruf dari makhraj al-huruf.
3)   Medium pendidik untuk mengetahui kondisi kelemahan peserta didiknya, secara individual dalam mengucap, serta memberikan solusi dam kondisi yang tepat.
4)   Medium pendidik untuk mengetahui kesalahan peserta didiknya, sekaligus merupakan standar berhasil tidaknya dalam aktivitas proses pembelajaran terhadap materi yang telah disampaikan.
5)   Medium untuk menggembirakan pembaca dan pendengar secara simultan, sehingga keduanya dapat mengadakan internalisasi terhadap bahan bacaan, jika teks tersebut menarik.
Dari tujuan diatas, maka dapat dipaparkan berikut ini teknik pembelajaran keterampilan membaca nyaring (Al-Qira’ah Al-Jahriyah) secara rinci.
1.    Pendidik membaca teks bacaan seluruhnya sebagai contoh bagi peserta didik, dan mereka diperintahkan mendengarkan baik-baik, supaya dapat menirukan secara sempurna.
2.    Pendidik membagi teks bacaan terdiri dari beberapa bagian, kemudian seorang peserta didik diperintahkan untuk membcaca bagian pertama, peserta didik yang lain membca bagian kedua, dan peserta didik yang lain lagi membaca bagian ketiga. Demikianlah seterusnya hingga teks bacaan habis seluruhnya
3.    Kalau terjadi kesalahan ketika peserta didik membaca maka perintah peserta didik yang lain membetulkannya. Dan proses pembetulan kesalahan tersebut setelah bacaan sempurna satu kalimat, bukan dipotong ditengah-tengah bacaa, dan bukan pula setelah selesai seluruh bacaan.
b.    Membaca dalam hati atau diam (Al-Qira’ah Al-Shamitah)
Terminologi membaca dalam hati adalah jenis bacaan yang dilakukan peserta didik untuk membaca suatu topik (teks) di dalam hati atau secara diam. Membaca dalam hati adalah membaca pelan-pelan tampa mengeluarkan suara sama sekali bahkan sampai pada getaran bibir pun tidak di tampakkan. Membaca dalam hati secara spesipik memiliki tujuan, yaitu pemahaman. Teknik pembelajaran keterampilan membaca dalam hati adalah:
1.    Pendidik menyuruh peserta didik untuk membaca bagian pelajaran (teks) secara pelan-pelan tanpa bersuara.
2.    Pendidik menentukan waktu secukupnya untuk membacanya, dengan memerhatikan lamanya, sukarnya memahami isi bacaan (teks) tersebut. Setelah selesai membaca, pendidik mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada peserta didik, dengan tujuan menguji kemampuan mereka dalam memahami isi bacaan (teks). Hal ini si berikan untuk kelas yang sudah tinggi.
c.    Membaca intensif (Al-Qira’ah Al-Mukatsafah)
Terminologi membaca intensif adalah membaca yang digunakan sebagai medium pembelajaran kata-kata dan dramatika baru. Adapun tujuan utama dari membaca intensif adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman seseorang dalam pemahaman sempurna terhadap argumentasi yang logis, simultansi retoris atau pola-pola teks dan simbolnya, nada-nada tambahan yang bersipat emosional dan social, format sikap dan tujuan si pengarang, di samping medium linguistic yang dipergunakan untuk merealisasikan tujuan. Dalam membaca intensif ini ada beberapa faktor yang harus berpartisifasi aktif, yaitu: kejelasan teks bacaan, pengenalan pembaca terhadap isi bacaan.
Teknik pembelajaran keterampilan membaca intensif (Al-Qira’ah Al-Mukatsafah) secara rinci.
1.    Pendidik mempersiapkan nuansa teks pendek yang telah di seleksi. Panjang teks tersebut kira-kira 2-4 lembar (halaman).
2.    Teks yang disediakan pendidik tentunya berisikan kata-kata dan pola kalimat baru.
3.    Sebaiknya aktifitas ini dilaksanakan dalam kelas.
4.    Kemudian pendidik memerintahkan peserta didiknya intuk membaca bahan (teks) tersebut secara teliti dan seksama. Waktu yang dibutuhkan kira-kira 2 menit dari teks yang panjangnya 500 patah kata. Jadi kecepatan membaca kurang lebih 5 patah kata dalam satu detik.
d.   Membaca ekstensif (Al-Qira’ah Al-Muassa’ah)
Terminologi membaca ekstensif adalah jenis membaca yang sifatnya lebih luas dan menyeluruh (komprehensif), yaitu memcakup bacaan pajang maupun pendek. Adapun tujuan utama keterampilan membaca ekstensif adalah memotivasi siswaserta membangkitkan semangat dari apa yang telah dipelajarinya baik itu berupa kosa kata maupun pola kalimat yang diajarkan ketika menjadi aktifitas membaca intensif. Dari tujuan ini dapat dipahami bahwa membaca ekstensif lebih komprehensif, membutuhkan ketelitian dan analisis yang tajam serta tenaga ekstra didalam mengkaji nuansa teks bacaan yang disajikan.
Sektor lain, yang perlu dikaji dan dianalisis adalah perbedaan membaca ekstensif dan membaca intensif.
1.    Teks bacaan membutuhkan ketelitian dan analisis tajam, disamping penuh seksama.
2.    Materi yang disajikan sesuai dengan stratifikasi peserta didik dan diperbolehkan di rumah masing-masing.
3.    Nuansa teks yang disajikan, mayoritas yang panjang-panjang.
4.    Teknik penyajiannya bisa direalisasikan dengan cara berdiskusi.
5.    Penyajian membaca ikstensif ini diberikan terhadap peserta didik tingkat intermediate dan advanced.
Teknik pembelajaran keterampilan membaca ekstensif ini pada prinsipnya sama dengan teknik pembelajaran membaca intensif, sehingga disini tidak perlu dipaparkan ulang. Akan tetapi, yang lebih menarik diketengahkan adalah teknik pembelajaran membaca secara umum jika seorang pendidik akan mempresentasikan pembelajaran membaca (Al-Qira’ah). Aspek tersebut adalah:
1.    Materi yang disajikan sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik serta kecintaan perindividu terhadap materi dan kebutuhan menyeluruh.
2.    Materi yang disajikan disesuaikan dengan tingkat pemikiran dan nilai persiapan masing-masing peserta didik.
3.    Memperbanyak dan memvariasikan materi bacaan yang berfaidah, bernuansa dan gampang.
4.    Perhatian terhadap buku paket dalam menggunakan alat peraga (alat bantu).
5.    Memerhatikan penggunaan media dan alat bantu baik yang berbentuk audio maupun visual ketika aktifitas pembelajaran berlangsung.
e.    Membaca pemahaman
Membaca yang dilakukan agar tercipta pemahaman terhadap isi yang terkandung dalam bacaan. Dalam membaca pemahaman, seorang siswa harus mampu menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam. Sehingga setelh selesai membaca, ia betul-betul memahami makna dan tujuan bacaan.

f.     Membaca kritis
Kegiatan membaca yang menuntut pembaca mampu mengerti, memahami, kemudian mengemukakan suatu pertanyaan apa dan bagaimana pokok pikiran yang terkandung dalam suatu bacaan. Mmbaca kritis penuh dengan penilaian dan kesimpulan.
g.    Membaca ide
Membaca ide merupakan kegiatan membaca yang bertujuan mencari,mendapatkan, memanfaatkan ide-ide yang terkandung dalam bacaaan.
D.  Metode Pembelajaran Membaca
Dalam pembelajaran membaca terdapat beberapa teori dan metode yang muncul dan berkembang. Masing-masing memiliki sisi kelebihan dan kekurangannya. Diantara metode-metode tersebut adalah (Muhammad Ali Al-Khuli. 1982:107):
1.    Metode Harfiyyah 
Guru memulai pelajaran dengan mengajarkan huruf hija’iyyah satu persatu. Murid pun lambat dalam membaca, karena siswa cenderung membaca huruf per huruf daripada membaca kesatuan kata.
2.     Metode Sautiyyah
Dalam metode sautiyyah huruf diajarkan kepada siswa sebagai. Urutan pengajaran ini dimulai dengan mengajarkan huruf berharkat fathah seperti dan seterusnya, kemudian huruf berharkat dhammmah, selanjutnya huruf berharkat kasrah dan sukun. Setelah itu lalu beralih ke pelajaran huruf berharkat fathatani tanwan. Setelah itu lalu beralih ke pelajaran.
Diantara kelebihan metode ini adalah mengajarkan huruf dengan bunyinya bukan dengan namanya. Namun, demikian ada juga kekurangannya diantaranya bahwa metode ini terkadang menghambat kelancaran atau kecepatan membaca siswa, karena siswa terbiasa membaca huruf hijaiyyah.
3.    Metode Suku kata 
Dalam metode ini siswa terlebih dahulu belajar suku kata, kemudian mempelajari kata yang tersusun dari suku kata tersebut. Untuk mengajarkan suku kata harus didahului oleh pembelajaran huruf mad.
4.    Metode Kata 
Metode kata ini memunyai landasan psikologis yang mengasumsikan bahwa siswa mengetahui hal-hal yang umum dulu, kemudian berkembang mengetahui bagian-bagian dari yang umum itu.
mengimplementasikan metode ini, guru memulai dengan menampilkan sebuah kata disertai dengan gambar yang sesuai jika kata itu mungkin digambar, kemudian guru mengucapkan kata itu beberapa kali dan diikuti siswa. Langkah selanjutnya guru menampilkan kata tadi tanpa disertai gambar untuk dikenali dan dibaca oleh siswa. Setelah siswa mampu membaca kata tersebut, baru kemudian guru menganalisa dan mengurai huruf-huruf yang terkandung dalam kata tadi.
Ø Metode kata ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a.    Sejalan dengan landasan psikologis pengetahuan visual manusia yang dimulai dari hal-hal umum
b.    Membiasakan siswa berlatih membaca cepat
c.    Siswa memulai membaca satuan kata yang mempunyai arti
Ø Metode ini mempunyai kekurangan, yaitu:
a.     Terkadang siswa lebih terfokus pada gambar daripada kata yang diajarkan
b.    Terkadang siswa hanya menebak dan mengira kata berdasarkan gambar, bukan membaca yang sesungguhnya.
c.     Jika kata yang diajarkan bentuknya sangat mirip, siswa terkadang mengacaukannya.
5.    Metode Kalimat
Prosedur pembelajaran membaca dengan metode ini adalah dengan cara guru pertama kali menampilkan sebuah kalimat pendek di kartu atau di papan tulis, kemudian membaca kalimat tersebut beberapa kali dan diikuti oleh siswa. Urutan metode kalimat ini adalah dari kalimat ke kata kemudian ke huruf.
Ø Kelebihan metode kalimat ini adalah:
a.    Sejalan dengan landasan psikologis pengetahuan dimulai dari hal-hal umum menuju bagian-bagian yang kecil
b.    Metode ini mengedepankan satuan kalimat atau kata yang bermakna
c.    Membiasakan siswa membaca satuan yang lebih besar dan memperluas pandangan


Ø Kelemahan dari metode ini:
a.     Sedikit banyak menguras tenaga guru dan membutuhkan guru yang terlatih, sementara ketersediaan guru professional dalam bidang pembelajaran bahasa arab bagi orang asing sangat terbatas.
6.    Metode Gabungan
Para pengikut metode gabungan ini berpendapat bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan pada waktu yang sama memiliki kekurangan. Maka yang terbaik adalah meramu semua metode dengan memperhatikan sisi baiknya, dan tidak terpaku kepada metode tertentu. (Muhammad Ali Al-Khuli. 1982:121) Metode ini menggabungkan antara metode harfiyyah, sautiyyah, suku kata, Metode kata, metode kalimat.
E.  Aspek-Aspek Standar Penguasaan Membaca Dalam Bahasa Arab  
Sebagaimana bahasa yang lain kemampuan membaca dalam bahasa Arab juga meliputi membaca nyaring (القراءة الصائتة) dan membaca diam (القراءة الصامتة) , yang menarik adalah bahwa dalam bahasa Arab bagi yang mempelajarinya (selain orang Arab) untuk dapat membaca nyaring saja harus mengkaji banyak ilmu yang terkait dengan linguistiknya; yaitu mulai dari fonem (الصوت) dalam kajian fonologi yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi dalam bahasa Arab, dan nahwu (النحو) untuk mengetahui bagaimana memvokalkan huruf-huruf yang tergabung dalam tiap-tiap kata dalam bahasa Arab. Selanjutnya setelah dapat membaca sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar dalam membaca, baru pemahaman teks dapat dipelajari sesuai dengan tujuan dalam membaca pemahaman.
Tujuan dalam membaca pemahaman dapat berupa pemahaman literal, pemahaman kritis, pemahaman interpretatif sampai dengan pemahaman kreatif, sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang bermanfaat dari hasil membaca pemahaman yang dilakukan.  Hal ini sesuai dengan yang kemukakan oleh Al Naqah bahwa hakikat membaca adalah berkaitan dengan dua aspek; mekanik (ميكانيكيا) dan kognitif (عقليا). Aspek mekanik berkenaan dengan filologi, simbol yang tertulis, pemahaman terhadap kata-kata serta mengucapkannya. Aspek kognitif berkenaan dengan pemahaman makna dan menginterpretasiikannya, menerka pemikiran penulis dan mengkritisinya.  Baik teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh dari barat maupun dari Arab sendiri memiliki pemahaman yang koherenI, dimana secara garis besar kegiatan membaca mencakup dua aspek; yaitu aspek mekanik dan kognitif.
Adapun aspek-aspek membaca adalah sebagai berikut:
1.    Aspek gerak
Aspek gerak, yaitu aspek membaca yang mencakup pengenalan huruf dalam bacaan, pengenalan unsure bahasa, pengenalan hubungan antara intonasi dan huruf, serta kecepatan membaca dalam hati.
2.    Aspek pemahaman
Aspek pemahaman, yaitu meliputi kemampuan untuk memahami bacaan secara sederhana, memahami makna yang tersirat dalam bacaan, dan menyesuaikan tanda baca dan intonasi dengan kecepatan membaca. Untukmengembangkan keterampilan membaca siswa, seorang guru haruslah membantu dan memberi bimbingan kepada siswanya. Dengan demikian diharapkan siswa mempunyai keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan dalam membaca.
Dalam pembelajaran membaca, hendaknya perlu diperhatikan kemampuan masing-masing siswa. Berdasarkan hal tersebut, kiranya perlu dipetakan tingkatan-tingkatan pembelajaran membaca (qira’ah). Berikut adalah kelima tingkatan dalam pembelajaran membaca:
1.        Tingkatan pertama: persiapan menuju qira’ah. Titik awal pada tingkatan ini biasanya pada masa anak belum duduk di sekolah dasar. Target pembelajaran qira’ah hanya berkutat pada informasi dan hal-hal yang berkenaan dengan anak tersebut. Seiring dengan pertumbuhannya demi menunjang persiapan menuju qira’ah.
2.        Tingkatan kedua: awal pembelaran qira’ah. Tingkatan ini diterapkan pada kelas satu ibtidaiyah yang mengajarkan dan menekankan pada pokok-pokok qira’ah yang bersifat kemahiran dan kemampuan dasar.
3.        Tingkatan ketiga: ekspansi dan eksplorasi (perluasan) dalam qira’ah.
4.        Tingkatan keempat: memperkaya informasi serta meningkatkan kecakapan dan kompetensi membaca.
5.        Tingkatan kkelima: tingkat lanjutan menuju seorang pelajar yang berkarakter dan bercita rasa terhadap bacaan, serta gemar membaca.
Kesulitan yang sering dihadapi oleh pelajar pemula. Di antara kesulitan –kusilatan tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Huruf tambahan (zaidah), yaitu seperti alif dan wawu yang tidak dibaca.
2.    Huruf maqlub, cara membaca huruf arab yang tidak sesuai dengan tulisan. Seperti huruf lam yang terletak sesudah huruf syamsiyah.
3.    Bunyi atau pengucapan, yaitu pada contoh bunyi velar (ك  خ  غ), bunyi uvular (ع ح ق ), dan bunyi mufakhamah ( ظ ض ط ) saat membaca nyering.
4.    Perbedaan arah tulisan, yaitu arah tulisan arab dimulai dari kanan. Hal ini berbeda dengan kebiasaan kita menulis dengan latin, yang dimulai dari arah kiri.
5.    Lambat dalam membaca,. Kesulitan muncul pada siswa ang lambat membaca teks arab seakan-akan membaca huruf perhuruf, persuku kata atau perkata.
6.    Membaca nyering. Siswa yang membaca nyering akan sulit membaca dalam hati. Ia masih terlihat berbisik atau disertai gerakan bibir.
7.    Pengulangan arah pandang, yaitu siswa yang teralu sering melakukan pengulangan membaca akan membuat lambat dalam membaca.
8.    Stagnasi pandangan, yaitu bagi siswa yang pandangannya terpaku pada satu arah dalam beberapa saat akan menyebabkan banyak waktu terbuang dan memperlambat dalam membaca.
9.    Sempitnya pandangan. Arah pandangan jumlah kata terhadap kata berpengaruh terhadap cepat atau lembatnya membaca.
10.     Kosakata. Banyaknya kosakata yang belum disukai oleh siswa akan memperlambat dalam membaca.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Membaca adalah mencocokkan bunyi dan huruf. Definisi lain yang lebih lengkap adalah melihat dan memahami tulisan dengan melafalkan atau hanya dalam hati. Definisi ini mencakup tiga unsure dalam kegiatan membaca, yaitu pembaca melihat, memahami dan melisankan dalam hati.
Dalam konteks pembelajaran bahasa arab, Al-Naqah mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran membaca dapat dilihat dari dua sisi, yaitu umum dan khusus. (Mahmud Kamil Al-Naqah, 1985:188).
Tujuan umum dari pembelajaran keterampilan membaca adalah dapat membaca bahasa arab dari arah kanan ke kiri dengan baik disertai dengan pemahaman.
Jenis-jenis membaca itu sendiri dapat di klasifikasikan menjadi tujuh terminology jenis membaca, meliputi membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca instensif, membaca ekstensif, membaca pemahaman, membaca kritis, membaca ide.
metode membaca meliputi metode harfiyah, metode sautiyah, metode suku kata, metode kata, metode kalimat, dan metode  gabungan.


DAFTAR PUSTAKA
Al-Naqah, Mahmud Kamil, Ta’lim al-Lughah al-Arabiyyah Li al-Nathiqin Bi Lughat Ukhra: Ususuh, Mahakhiluh, Thuruq Tadrisih. Makkah al-Mukarramah: Jami’at Um al-Qura. 1985
Al-Khuli, Muhammad Ali, Asalib Tadris al-Lughah al-Arabiyyah. Riyadh: al-Mamlakah al-Arabiyyah al-Su’udiyyah, 1982
Hidayat Rahayu S., pengetesan kemampuan membaca secara komunikatif, (Jakarta: Intermasa, 1990)
Nurgiyantoro Burhan, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE, 1988)
Nuha Ulin, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta : Diva Press, 2012)
Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2015)
Ainin.M, dkk,Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: MISYKAT,2006)













No comments:

Post a Comment

Entri Populer