BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Setiap manusia tidak lepas dari tungkah laku, sikap dan sifat yang
di milikinya dalam hidup. Manusia bisa melakukan hal terpuji dan juga hal
tercela, baik itu karena hasutan setan atau mungkin keinginan dari diri sendiri
akibat rasa tertekan. Saat umat muslim melakukan perbuatan tercela maka ia akan
mendapat dosa. Dan karena itulah numat muslim harus bertaubat memohon ampun
kepada Alloh SWT. Atas segala tindakan dosanya yang di lakukan dengan sengaja
maupun tidak sengaja.
Sehingga taubat
merupakan cara seseorang memohon ampun kepada Alloh atas dosa yang di
lakukannya, sehingga orang yang bertaubat kepada Alloh adalah orang yang
kembali dan patuh terhadap perintah Alloh beserta larangannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja hadis hadis yang membahas tentang taubat?
2.
Bagaimana
memahami penjelasan hadis tentang taubat?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui macam-macam hadis tentang taubat.
2.
Untuk
memahami penjelasan hadis tentang taubat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hadis Tentang Taubat
عنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى :
يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى
مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ
عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ،
إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ
تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]
Dari Anas ar.
berkata, saya mendengar Rasululloh saw. bersabda, Alloh swt.,berfirman,”wahai
anak adam selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku ampunu
segala dosamu yang telah lalu dan Aku tidak pedulikan lagi.
Wahai anak adam jikalau dosamu
membumbung tinggi langit lalu engkau minya ampunan-Ku, pasti engkau Ku-ampuni.
Wahai anak adam andai engkau datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi,
kemudian engkau nbertemu dengan-Ku sedikit pun, pasti Aku mendatangimu dengan
ampunan sepenuh bumi pula.”(H.R.Tirmizi)[1]
B.
Asbabun Wurud
Hadits ini
berisikan kabar gembira, belas kasih dan kemurahan yang besar. Tidak terhitung
banyaknya karunia, kebaikan, belas kasih dan pemberian Allah kepada hamba-Nya.
Yang semakna dengan Hadits ini adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
: “Allah lebih bergembira atas tobat seorang hamba-Nya daripada (kegembiraan)
seseorang di antara kamu yang menemukan kembali hewannya yang hilang”.
Dari Abu Ayyub
ketika ia hendak wafat ia berkata : Saya telah merahasiakan dari kalian sesuatu
yang pernah aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, yaitu
saya mendengar beliau bersabda : “Sekiranya kamu sekalian tidak mau berbuat
dosa, niscaya Allah akan menggantinya dengan makhluk lain yang mau berbuat
dosa, lalu Allah memberi ampun kepada mereka”.
C.
Penjelasan Hadis
Hadis ini menjelaskan tentang
A.
Sebab-sebab
datangnya ampunan
1.
Doa
dengan diiringi harapan agar di kabulkan.
Kita
diperintahkan untuk berdoa, bahkan di janjikan akan di kabulkan. Allah
berfirman:”dan Rabbmu berfirman, Berdoalah kepadaku niscaya akan ku perkenankan
bagimu.” (Ghafir:60)
Allah tidak
mempersilahkan hambanyauntuk berdoa dengan khusyuk melainkan dia menjanjikan
nakan mengabulkannya.
2.
Syarat
dikabulkanya doa
Konsentrasi dan
penuh harapan salah satu penyebab di kabulkannya doa adalah kehadiran hati dan
harapan akan di kabulkannya doa tersebut. Abu hurairoh ra. Berkata, bahwa
Rasulullah bersabda:”berdoalah kepada Alloh dengan harapan akan di kabulkan.
Karena Alloh tidak menerima doa dari hati yang lalai dan kosong dari
harapan.”(HR Tirmizi)
Diantara tanda
pengharapan adalah ketaatan yang sungguh-sungguh. Alloh berfirman:”sesungguhnya
orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan
Alloh, mereka mengharapkan rahmat Alloh.”(al-Baqarah:218)
Penuh keyakinan
artinya dalam berdoa, seseorang harus yakin dan tidak boleh menampakkan
keraguan, baik dalam arti maupun ucapannya. Bersungguh-sungguh, Alloh senang
terhadap hambanya yang menampakkan kesungguhan ibadah dan mengungkapkan segala
kebutuhannya kepada-Nya.
Tidak
terburu-buru, Rasululloh melarang seorang mukmin meninggalkan doa karena doanya
belum juga di kabulkan. Bahkan Rasululloh menganggapnya, sebagai faktor tidak
di kabulkannya doa. Rizki yang halal, inilah faktor terpenting dalam
dikabulkaqnya doa atau tidak.
B.
Memohon
ampun
Hal terpenting
yang di mohonkan seseorang dalam doanya adalah memohon ampun dari segala dosa,
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
C.
Kadang-kadang
permohonan seorang hamba dialihkan kepada yang lebih baik. Alloh dzat yang maha
pengasih. Ketika hamba-hambanya meminta, Dia mengabulkan permintaanya atau
menggantinya dengan yang lebih baik dari pada yang di minta, seperti
dijauhkanya keburukan darinya, menjadi sinmpanan di akhirat, atau dihapusnya
dosa-dosanya.
Istigfar ialah meminta maefirah (ampunan) sementara magfirah adalah
perlindungan dari pengaruh buruk dosa-dosa. Istigfar banyak sekali di sebutkan
di dalam al-Quran, terkadang Alloh memujiorang yang beristigfar dan terkadang
Alloh menyebutkan bahwa Dia mengampuni orang yang beristigfar. Dan terbanyak
Alloh menyebut istigfar di iringi dengan taubat.
Seringkali kata istigfar
disebutkan beriringan dengan kata taubat. Kedua kata ini beriringan, maka
isrigfar itu artinya permohonan ampun dengan lisan, sedangkan taubat artinya
berhenti dari dosa-dosa dengan hati dan seluruh organ tubuh.
Syarat-syarat taubat menurut para ulama:
1.
Berhenti
dari segala dosa dan maksiat
2.
Menyesali
perbuatan dosa yang di lakukan.
3.
Berkemauan
keras dan bertekad untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut.
Istigfar yang paling sempurna adalah istigfar yang di sertai dengan
sikap meninggalkan perbuatan dosa. Itulah taubat nasuuh (hakiki). Jika ada
orang berkata,”aku memohon ampunan kepada Alloh.” Namun hatinya tidak
berkeinginan untuk berhenti dari dosa, maka ucapanya itu hanyalah doa semata
atau murni seperti orang yang berdoa, “ya Alloh ampunilah aku.” Doa tersebut
baik dan ada harapan bahwa doanya di kabulkan. Orang yang mengatakan bahwa itu
taubatnya para pembohong, maka yang di maksud ialah taubatnya ini bukan yaubat
yang di yakini kebanyakan manusia. Karena taubat seseorang tidak sah jika terus
menerus berbuat dosa.
Istigfar yang paling baik adalah pertama-tama seorang hamba
menyanjung Alloh SWT, kemudian mengakui dosa-dosanya, kemudian minta ampunan
kepada-Nya, seperti disebutkan hadis dari syadad bin aus ra. Nabi saw bersabda “sayyidul
istighfar (istighfar yang paling utama) ialah seorang hamba berkata:
اللهم
انت ربي لااله الاانت, خلقتني وانا عبدك, وانا على عهدك ووعدك مااستطعت, اعوذبك من
شرماصنعت, ابوءلك بنعمتك. علي وابوء بذنبي فاغفرلي, فانه لايغفر الذنوب الا انت
Ya Alloh engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak di
ibadahi kecuali engkau. Engkaulah yang menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu.
Aku (yakin) dengan janji-Mu dan aku akan setia pada perjanjianku kepada-Mu dari
keburukan apa saja yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang
diberikan) kepadaku, aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku.
Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali engkau.[2]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi dapat di simpulkan bahwa banyak macam hadits yang membahas
tentang taubat, salah satunya adalah
hadis yang di riwayatkan oleh Tirmizi. Siapapun di dunia ini tidak akan
terlepas dari kesalahan, bahkan nabi Muhammad pun sebagai manusia agung
senantiasa beristighfar memohon ampunan dari Alloh AWT.
Hadis ini juga membahas tentang ampunan Alloh selalu terbuka bagi
semua mahluknya yang mau kembali kepadanya. Walaupun hambanya memiliki
kesalahan yang besar jika mereka mau bertaubat Alloh akan membuka pintu taubat
bagi mereka yang mau bertaubat dan tidak akan mengulangi dosa yang mereka
perbuat lagi.
No comments:
Post a Comment