PROSES KEGIATAN
1. PENEMUAN MASALAH
a. Proses Penemuan Masalah
Penemuan masalah merupakan hal yang
paling awal dilakukan sebelum kita menawarkan sebuah solusi atau cara yang
paling tepat untuk menanggulangi masalah suatu keadaan atau masalah yang terdapat
pada daerah tempat kita melaksanakan Kuliah Kerja Partisipatif (KKP). Tawaran
dari pemecahan masalah-masalah yang ada ini haruslah bersifat partisipatif dan
tidak bersifat menggurui. Sebelum melakukan identifikasi dan menawarkan suatu
solusi maka hal pertama yang wajib dilakukan adalah survey atau observasi keadaan
real dari desa Pengembur dari segala segi kehidupan antara lain dari segi
ekonomi, budaya, agama, sosial dan politik. Dalam proses survey dan observasi
untuk mengidentifikasi masalah akan kita akan mendapatkan infrmasi yang jelas
dengam melakukan interview kepada masyarakat sekitar yang kita jumpai. Setelah melakukan survey dan observasi
kemudian dilanjutkan dengan melakukan identifikasi masalah untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang ada untuk
dijadikan bahan kajian dan arahan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Partisipatif (KKP)
di lapangan. Proses survey dan observasi dilaksanakan selama seminggu sebelum kita
memulai mengidentifikasi masalah yang ada.
Setelah proses survey, observasi,
identifikasi dan Interview dilaksanakan kemudian dilakukan mapping atau
pemetaan wilayah secara umum untuk mengetahui bagaimana kedaaan sebenarnya desa Pengembur, setelah itu baru kita mendiskusikan
bersama proses pencarian solusi dari masalah yang sudah kami dapatkan bersama seluruh
anggota Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) dan untuk dijadikan penawaran pemecahan
masalah pada masyarakat desa Pengembur. Terdapat berbagai kegiatan yang
dilakukan mahasiswa untuk menemukan masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan
menentukan sumber masalah serta menentukan solusi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut, yaitu :
1) Mapping.
Kegiatan ini bertujuan mengetahui dan menguasai wilayah kerja Kuliah Kerja
Partisipatif (KKP), selain itu melalui kegiatan ini juga dilakukan berbagai
wawancara langsung dengan masyarakat desa Pengembur untuk mendapatkan informasi
kegiatan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa Pengembur.
2) Kunjungan ke Kantor Desa.
Salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan
informasi yang jelas dan akurat mengenai gambaran jelas dari desa Pengembur
maka perlu kiranya kita mengunjungi Kantor desa setempat guna mendapatkan informasi-
informasi yang kita butuhkan, diantaranya mengenai:
-
Program yang telah dan sedang berjalan di desa, program yang di rancang
desa, dan masalah yang dihadapi desa.
-
Mencari data keadaan kependudukan dan sarana umum meliputi: Jumlah Penduduk,
Sumber Penghasilan, Tingkat Pendidikan , Pekerjaan, Peta Wilayah, Keadaan
Sarana dan Prasarana Umum, Siklus Musim, dan sabagainya yang berkaitan dengan
keadaan penduduk desa Pengembur.
-
Mengenal struktur pemerintahan, lembaga kemasyarakatan yang ada di desa
serta mengenal tokoh yang berperan dalam lembaga tersebut untuk dimintai
keterangan tentang permasalahan yang sudah dan sedang dihadapi masyarakat desa
Pengembur.
3) Pendekatan Pemuda.
Dukungan dari pemuda adalah hal yang mendasari dan
menjadi pondasi semua kegiatan, Pendekatan kepada pemuda adalah suatu hal yang
mutlak untuk mendapatkan dukungan yang maksimal. Untuk mewujudkan ini,
mahasiswa KKP mencari tahu tempat berkumpulnya para pemuda dan mengunjunginya
untuk menjalin silaturrahmi dan kemudian mengundang mereka untuk hadir diposko
guna berdiskusi mengenai program kerja sekaligus mencari inzformasi mengenai
masyarakat desa khusunya mengenai pemuda dan remaja.
4) Pendekatan Masyarakat.
Pendekatan terhadap masyarakat juga sangatlah
penting untuk mengetahui keadaan masyarakat setempat, potensi, kendala, masalah,
dan sebagainya.
Untuk mendapatkan imformasi
data yang lebih luas dan akurat, maka para Mahasiswa Kuliah Kerja Partisipatif
(KKP) melakukan pendekatan ke tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat
sekitar dengan melakukan kunjungan silaturrahmi sekaligus sebagai ajang
sosialisasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat sekitar.
5) Pendekatan Dunia Anak-Anak.
Salah satu yang menjadi perhatian yang paling
utama adalah bagaimana potensi generasi penerus yang ada pada desa tersebut itu
dapat dilihat dari kebiasaan anak-anak diwaktu kecilnya, Anak-anak adalah
bagian masyarakat yang tidak diabaikan keberadaannya dan seringkali masalah
yang berkembang dalam masyarakat bersumber dari masalah anak-anak atau masalah
ketika kecil menjadi sumber masalah ketika dewasanya yang secara langsung
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Untuk itu, untuk mencari keberadaan kegiatan
anak-anak, Mahasiswa Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) mengunjungi TPQ-TPA, MI,
MTs dan SMA yang tersebar di desa Pengembur. Selanjutnya, melalui kunjungan
tersebut mahasiswa dapat melakukan wawancara langsung dengan anak-anak, guru
ngaji, dan remaja mesjid yang terdapat di sekitarnya untuk mendapatkan gambaran
umum dan detail mengenai masalah yang dihadapi oleh anak-anak desa.
6) Pendekatan Dunia Pendidikan.
Lembaga pendidikan di desa Pengembur terdiri dari PAUD,
TK, SD/MI, MTs, MA lembaga pendidikan pondok pesantren. Dengan demikian
kelompok Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) melakukan sosialisasi untuk memperoleh
sumber data yang dapat dijadikan panduan pengambilan kesimpulan masalah dan
solusi di desa Pengembur, maka mahasiswa melakukan pendekatan ke dunia
pendidikan dengan mengunjungi lembaga pendidikan yang terdapat di desa
Pengembur sekaligus sebagai wahana silaturrahmi dan sosiolisasi dengan
tokoh-tokoh pendidik desa Pengembur.
b. Partisipasi Masyarakat.
Secara umum masyarakat desa Pengembur antusias
terhadap keberadaan mahasiswa di tengah-tengah mereka, hal ini nampak dengan
keramahan dan sopan santun yang mereka tunjukkan ketika mahasiswa melaksanakan
tugas lapangan. Terlebih lagi desa Pengembur sudah sering kedatangan Mahasiswa
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke desa mereka, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
biasanya datang dari beberapa Universitas diantaranya UNRAM, IAIN Mataram,
KAMARUL HUDA Bagu dan IKIP Mataram. Jadi setiap program yang sifatnya menyentuh
masyarakat desa Pengembur kami selalu mendapatkan dukungan penuh dari
masyarakat desa Pengembur.
Setelah kunjungan Mahasiswa ke Lembaga pendidikan,
kami diminta untuk membantu pada beberapa mata pelajaran yang pengajarnya tidak
sesuai dengan disiplin ilmu yang diajarkan.
Berikut merupakan beberapa bukti respon positif
masyarakat terhadap keberadaan Mahasiswa di desa Pengembur, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1) Penempatan posko Kuiah Kerja
Partisipatif (KKP) yang bisa dikatakan sangat baik dan lengkap sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa (Ruang tidur, Dapur, Kamar Mandi, Ruang Kerja, dan Pertemuan,
Instalasi Listrik, Laptop dan banyak lagi keperluan dalam melaksankan program
kerja maupun kegiatan sehari-hari).
2) Posko Kuliah Kerja
Partisipatif (KKP) semenjak hari pertama keberadaannya di lokasi, sering kali
dikunjungan anak-anak, pemuda - pemudi, atau masyarakat sekitar.
3) Mahasiswa sering mendapatkan
bantuan berupa bahan makanan mentah dan jadi untuk digunakan berbuka maupun
makan sehari-hari.
4) Hampir seluruh kegiatan dan
program Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) dilaksanakan dalam bentuk kerja sama
Mahasiswa dengan elemen pemuda - pemudi Desa Pengembur yang tergabung dalam Remaja
Masjid Jami’ Al-Ikhlas, Masjid Qoryatul Muhtadin Tamping, Masjid Darussalam Saung
dan mendapatkan dukungan dari masyarakat.
5) Tidak adanya gangguan dari
masyarakat terhadap pelaksanaan program Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) baik
yang bersifat fisikal maupun moral.
6) Hampir setiap malam Mahasiswa
berdiskusi dengan pemuda sekitar desa Pengembur.
Seluruh program yang dirancang mahasiswa bekerja
sama dengan remaja berjalan dengan sukses dan lancar.
c. Hasil Identifikasi.
1) Bidang Kemasyarakatan dan
Politik.
-
Masyarakat masih mengkotak – kotakkan diri.
Kehidupan bermasyarakat di desa Pengembur masih
bisa dikatakan belum bersatu, hal ini dapat jelas terlihat dari berbagai
wawancara dan observasi yang telah kami lakukan. Contohnya dapat dilihat dalam
kegiatan pemilihan Kepala Desa. Menurut berbagai sumber, dalam pelakanaan
pemilihan Kepala Desa masih sering terjadi gejolak – gejolak yang dapat menimbulkan perpecahan di dalam
kehidupan bermasyarakat. Perpecahan juga terjadi karena masih adanya
feodalisme, dimana masih adanya orang yang merasa mempunyai darah biru
(bangsawan) dan selalu merasa lebih baik dari masyarakat kebanyakan. Hal ini
juga sering membuat permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat.
-
Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.
Masyarakat kebannyakan pada desa Pengembur bisa
dikatakan masih kurang memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan. Apabila
dilihat dari segi lingkungan tempat tinggal, masyarakat selalu menjaga
kebersihannya. Tetapi apabila ditinjau dari kebersihan sungai masyarakat masih
kurang memperhatikannya. Hal ini terlihat dari seringnya masyarakat desa yang
membuang sampah pada sungai. Padahal bisa dikatakan bahwa sungai merupakan
salah satu sumber kehidupan masyarakat desa Pengembur, dimana sungai digunakan
untuk banyak kepentingan warga desa. Contohnya adalah untuk mengairi sawah
dikala kemarau panjang melanda, mencuci dan mandi warga masyarakat.
-
Masih seringnya pernikanhan usia dini.
Ini merupakan salah satu momok yang paling
dikhawatirkan bahkan oleh Kepala Desa. Hal ini pada akhirnya selalu membuat
masalah dikarenakan pemikiran dari pasangan yang menikah ini masih belum matang
dalam berfikir, sehingga pada akhirnya membuat usia pernikahannya hanya
sementara. Hal ini juga pernah terjadi pada saat kami masih aktif dalam
menjalankan kegiatan Kuliah Kerrja partisipatif (KKP) di desa Pengembur.
-
Seringnya terjadi perselisihan antar warga.
Perselisihan yang lumrah terjadi di desa pengembur
berawal dan didasari oleh karakter warga yang keras, dan dari hasil analisis
yang kami dapatkan perselisihan itu terjadi karena adanya warga yang
terkotak-kotak dalam berbagai aspek seperti: perbedaan keturunan, perbedaan
ormas keagamaan, perbedaan pemikira, dan kelompok-kelompok yang lainnya. Biasanya
ini terjadi karena masalah yang sepele. Cotohnya warga bisa berselisih hanya
karena masalah beras 1 kg, dan beda pendapat dalam hal kecil. Perselisihan ini dikarenakan
kurangnya rasa saling menghargai pendapat dan toleransi diantara diantara warga
masyarakat.
2) Bidang Pendidikan.
Dapat dilihat dari segi pendidikan bahwa desa
Pengembur merupakan daerah yang memiliki banyak sekolah negeri dan sekolah
swasta. Sekolah swasta lebih diminati di daerah pengembur, hal ini dikarenakan
selain diberikan biaya sekolah yang gratis di sekolah swasta yang bernaung di
bawah yayasan ini sangat banyak di daerah pengembur. Sekolah–sekolah swasta ini
kebanyakan merupakan gagasan dari Kepala Desa Pengembur dan tokoh agama dan
tokoh masyarakat setempat. Tetapi yang menjadi kebanyakan permasalahan disini
adalah sarana buku pelajaran dan guru yang sesuai dengan jurusan yang di
ajarkan sangat kurang. Kebanyakan buku pelajaran yang digunakan adalah buku
pelajaran yang lama. Sedangkan dari segi guru yang mengajar biasanya tidak
sesuai dengan disiplin ilmu guru tersebut itu dikarnakan oleh tingkat nepotisme
warga sangat tinggi, dan program desa untuk mengurangi pengangguran pada
warganya. Jadi ketua yayasan tidak banyak memilih untuk guru-gurunya. Namun
terkait kualitas terjamin.
No comments:
Post a Comment