BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana
bisnis bisnis lainnya waralaba
juga merupakan salah satu peluang bisnis
yang tidak membutuhkan modal yang terlalu besar. Franchise sering
kali diterjemahkan dengan waralaba merupakan salah satu alternatif bagi seseorang untuk memulai suatu usaha
kecil. Usaha waralaba atau franchise memang
memudahkan bagi pemula. Dengan memiliki lisensi salah satu jenis waralaba, pembisnis
pemula bisa belajar menjalani usaha dengan mengenali pola dan resikonya.
Waralaba
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin
jahit Singer ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya.
Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan
format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba
lain yang lebih sukses, John S Pemberton pendiri Coca Cola. Namun, menurut
sumber lain yang mengikuti Singer
kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS yaitu General Motors Industry ditahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah
sistem telegraf yang telah dioperasikan oleh berbagai
perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta
persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer.. Waralaba
saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai
pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada
tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan
Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah
membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan,
persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu
pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai
penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba
sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai
waralaba generasi kedua. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik
waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman
pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep dan Pengertian Franchise
2. Kelemahan dan Keuntungan
Franchise
3. Jenis – Jenis Franchise
4. Tipe – Tipe Franchise
5. Strategi Memilih Franchise
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
dan Pengertian Franchise Atau Waralaba
Franchise
sendiri berasal dari bahasa latin yakni francorumrex
yang artinya “bebas dari ikatan”, yang mengacu pada kebebasan untuk memiliki hak
usaha. Pengertian Franchising (Pewaralabaan) adalah perikatan dimana salah satu
pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual
atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka penyediaan dan atau penjualan
barang atau jasa . Secara sederhana, benang merah waralaba adalah penjualan paket
usaha komprehensif dan siap pakai yang mencakup merek dagang, material dan pengolaan
manajemen. Sedangkan menurut Asosiasi Franchise
Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba
ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik
merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek,
nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka
waktu tertentu dan meliputi area tertentu.
Adapun
pihak yang terlibat dalam pewaralabaan ini, yaitu :
1.
Franchisor atau pemberi waralaba
Adalah badan usaha atau perorangan yang
memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang
dimilikinya. Franchisor sudah harus siap dengan perlengkapan operasi bisnis dan
kinerja manajemen yang baik, menjamin kelangsungan usaha dan distribusi bahan baku
untuk jangka panjang, serta menyediakan kelengkapan usaha sampai ke detail yang
terkecil. Franchisor juga sudah harus menyediakan perhitungan keuntungan yang
didapat, neraca keuangan yang mencakup BEP (Break Event Point) dan ROI (Return
On Investment).
2. Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan
usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan
hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi
waralaba. Franchisee hanya modal sejumlah tertentu bergantung pada jenis waralaba
yang akan dibeli. Namun franchisee juga mempunyai kewajiban non-finansial yang
sangat esensial yakni menjaga image produk waralaba. Franchisee mempunyai dua kewajiban
finansial yakni membayar franchise fee dan royalti fee.
Franchise fee adalah jumlah yang harus dibayar
sebagai imbalan atas pemberian hak intelektual pemberi waralaba, yang dibayar untuk
satu kali (one time fee) di awal pembelian waralaba. Royalti fee adalah jumlah uang
yang dibayarkan secara periodik yang merupakan persentase dari omzet penjualan.
Nilai franchisee fee dan royalti fee ini sangat bervariatif, bergantung pada
jenis waralaba.
B. Kelemahan
dan keuntungan franchise atau waralaba
1.
Kelemahan
Franchise atau Waralaba
Adapun kelemahan yang ada pada franchise atau
waralaba, yaitu :
a. Biaya
Franchisee
harus membayar biaya franchise. Sebagai imbalannya franchisor memberikan
pelatihan atau bimbingan.
b. Pengendalian
Eksternal
Seseorang
yang menandatangani perjanjian franchise kehilangan beberapa kebebasannya. Franchisor dalam hal ini
mengoperasikan seluruh tempat penjualan franchise sebagai suatu bisnis, franchisor
harus melakukan pengendalian atas aktivitas promosional, catatan finansial,
penyewaan, prosedur pelayanan, dan pengembangan manajerial. Akan tetapi,
pengendalian ini kurang menyenangkan bagi seseorang yang mencari kebebasan.
c. Program Pelatihan
yang Lemah
Beberapa
franchisor telah mengembangkan program pelatihan yang baik. Akan tetapi,
program pelatihan yang lemah terlalu singkat dan diberikan oleh pelatih yang
tidak memiliki keterampilan intruksional serta fasilitas kadangkala tidak
sesuai bagi pelatihan dan pengembangan yang sebenarnya.
2.
Keuntungan
Franchise atau Waralaba
Sedangkan keuntungan yang dimiliki oleh franchise,
yaitu:
a. Bimbingan
Seseorang
dengan keterampilan manajerial yang terbatas mungkin dapat diterima oleh
perusahaan besar, karena ia hanya salah satu dari sekian banyak manajer. Dengan
adanya kekurangan seorang franchisor memberikan kesempatan dengan memberikan
pelatihan dan bimbingan.
b. Brand
Name
Investor
yang menandatangani perjanjian franchise mendapatkan hak untuk menggunakan
promosi nama merek secara nasional maupun regional. Hal ini mengidentifikasikan
unit lokal dengan suatu produk atau jasa yang terkenal.
c. Produk
yang Terjamin
Franchisor
dapat menawarkan kepada franchise suatu produk dan metode pengoperasian bisnis
yang terjamin. Produk atau jasa telah terkenal dan diterima oleh masyarakat
luas.
d. Bantuan Finansial
Melalui
kerjasama dengan perusahaan franchise, investor individual mungkin dapat terjamin
bantuan finansialnya.
C. Jenis-Jenis
Franchise
Waralaba secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.Waralaba
luar negeri/asing
Waralaba
luar negeri atau asing adalah waralaba yang berasal dari luarnegeri, jenis waralaba ini cenderung lebih disukai karena
sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima di berbagai dunia, dan dirasakan lebih
bergengsi. Contohnya : Mc Donald’s, Kentucky Fried Chicken, Bread Talk,
Starbucks, Pizza Hut, dll.
2. Waralaba
dalam negeri
adalah waralaba yang berasal dari dalam
negeri, jenis waralaba ini juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk
orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan
cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
Contoh waralaba local : Primagama, Alfamart, Martha Tilaar, Roti Buana, Edward Forrer, Bogasari
Baking Center dan berbagai nama lainnya.
D. Tipe-Tipe Franchising (waralaba)
Dalam praktek pelaksanaannya, dapat dijumpai beberapa
tipe franchising, yaitu :
- Trade Name Franchising
Dalam tipe ini franchisee memperoleh hak untuk memproduksi,
sebagai contoh, PT. Great River memiliki hak untuk memproduksi pakaian dalam
Triumph dengan lisensi dari jerman.
- Product Distribution Franchising
Dalam tipe ini, franchisee memperoleh hak untuk
distribusi di wilayah tertentu, misalnya soft drink, cosmetics.
- Pure Franchising/Business format
Dalam tipe ini franchisee memperoleh hak sepenuhnya,
mulai dari trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasaran,
bantuan manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dan lain-lain. Contohnya adalah
restaurant, fash food, pendidikan, dan konsultan.
E. Strategi Memilih Waralaba
Adapun strategi dalam
memilih waralaba, antara lain, yaitu :
- Tentukan minat
Anda sebelum memilih jenis usaha waralaba, apakah di bidang kuliner, salon
kecantikan atau lainnya.
- Pilihlah satu
jenis usaha, misalnya waralaba salon. Lalu ambil tiga pilihan waralaba
salon atau tiga brand yang Anda minati untuk Anda seleksi.
- Kenali lebih dalam
mengenai sistem waralaba dari ketiga pilihan waralaba tersebut.
Pelajarilah dan bandingkan dengan seksama dari sistem yang ditawarkannya.
- Untuk memilih
waralaba yang tepat dan bisa membawa Anda pada kesuksesan berbisnis,
berikan pertanyaan detil kepada franchisor. Seperti informasi detil
sejarah berdirinya, kapan memulai franchise, siapa franchisee pertama,
mintalah izin dan informasi apakah Anda boleh bertemu dengan franchisee
pertama untuk mencari tahu pengalaman bisnisnya, dan temukan apa keunikan
dari setiap usaha waralaba yang Anda seleksi tersebut.
- Anda dapat
menyesuaikan dengan modal
Setiap modal yang dikeluarkan oleh seseorang pebisnis
selalu berbeda satu sama lain, ada yang menggunakan modal yang diperoleh dari
uang tabungannya ada juga yang bermodalkan uang hasil pinjaman dari bank untuk
memulai bisnis, tapi alangkah lebih baiknya jika anda membeli paket franchise yang
pilihan harganya masih dapat kita raih dan tidak perlu meminjam uang ke bank,
kita juga dapat menghitung kemampuan kita saat mengangsurnnya per bulan sesuai
dengan kemampuan anda.
Tapi untuk anda yang mempunyai simpanan uang sekitar
empat sampai sepuluh jutaAn anda dapat memilih berbagai binsis franchise yang
sesuai dengan apa yang anda rasa cocok untuk anda jalankan.
- Pemilihan nama
yang sudah terkenal
Untuk pencitraan bisnis franchise anda dapat melihat
dari seberapa lama usaha itu kukuh berdiri dan keinginan pasar dari produk
tersebut laris di pasaran. Bisnis franchise yang baru didirikan didaerah anda
itu tidak menjadi suatu masalah untuk anda pilih. Tapi anda kudu pintar menjual
produk yang mudah terjual di pasaran, oleh karena itu dalam memilih franchise
sebaiknya pilihlah franchise yang sudah terkenal namanya.
- Konsekuensi
berbisnis yang tahan banting
Untuk mejalankan usaha, hal yang harus diperhatikan
adalah mental anda sebelum menjalankan suatu bisnis. Untuk bisnis yang kecil
atau bisnis yang besar selalu ada rintangan yang menghalangi bisnis anda, dan
anda harus tetap berpikir positif saat menjalankan bisnis franchise yang dalam
waktu pendek dibuka. Siapkan saja mental yang kuat untuk memulai bernisnis
karena itu adalah modal yang sangat besar.
- Mengamati daerah
sekitar untuk menjual suatu produk
Dalam pemilihan bisnis franchise yang menjajankan
makanan atau minuman anda harus tahu selera konsumen yang ada dipasaran saat
hendak mejualnya, misalnya saja apakah yang ramai orang dewasa, orang tua,
remaja atau anak-anak. Yang terpenting adalah memilih tempat yang strategi
utnuk berbisnis di pasaran dan ramai pengunjung.
E. Contoh :
Waralaba Bidang Makanan
Waralaba makanan merupakan salaha satu bisnis yang
paling menjanjikan dari sekian banyak bisnis franchise di Indonesia.
Hampir 70 % franchise di Indonesia adalah waralaba makanan. Makanan dan minuman (
Food and Beverage ) menjanjikan keuntungan yang cukup besar. Jika anda
mengunjungi pameran atau expo yang berhubungan dengan dunia usaha baik dalam
bisnis franchise atau usaha perdagangan yang lain, maka peserta yang mengikuti
kebanyakan adalah pengusaha makanan.
Berkembangnya waralaba makanan tak lepas dari
kebiasaan orang kita yang suka atau minat akan makanan tertentu baik itu makanan dari luar maupun
masakan tradisional sebagai contoh bisnis franchise makanan dunia yang
sukses adalah Mc Donald, KFC dan Pizza Hut yang hampir setiap gerainya ramai
dikunjungi.
Perkembangan usaha waralaba makanan di dalam negeri tak kalah ramai dengan bisnis makanan
dari luar negeri sebagai perumpaman bisnis yang mengusung menu yang menyajikan
masakan dari ayam dan makanan tradisional atau timur tengah sebagai contoh
beberapa bisnis waralaba makanan yang mengusung menu ayam seperti ayam bakar
Mas Mono atau ayam tulang lunak hayam wuruk atau masakan tradisional seperti
Bumbu desa, mang Kabayan atau Es teler 77 dll dan ada pula yang mengusung menu timur tengah
seperti Kebab Turki Baba Rafi.
Banyak dari kita yang pintar memasak bahkan mungkin
lebih enak dari masakan yang disajikan di gerai franchise yang kita kunjungi
tetapi apakah kita bisa menjual seperti mereka lalu mengapa gerainya selalu
ramai dan sebagai pertanyaan apakah kita bisa menjual sebanyak makanan mereka,
sebagai contoh mungkin kita bisa membuat burger dan lezat namun apakah kita
bisa menjual lebih banyak dari burgernya Mc Donald mengapa demikian hal tersebut
dikarena mungkin nama besar merek atau brand experience yang dimiliki Mc Donald
membuat orang lebih memilih makan disana dan biasanya orang lebih
cenderung makan di gerai franchise yang kita kunjungi karena memiliki merek
yang kuat dan makan yang telah terstandarisasi baik dari rasa maupun konsep
penyajiannya.
Hal apa saja yang membuat beberapa usaha waralaba
makanan agar bisa sukses antara lain : bagaimana simpelnya atau sederhananya
cara membuat dan penyajiannya , bagaimana menstandarisasikan rasa dan
pengolahannya, bagaimana cara membangun merek usahanya memang hal
tersebut tidak mudah akan tetapi perlu dipelajari secara bertahap dan
butuh pengalaman yang tidak sedikit jika berpedoman pada prinsip “More Simple
More Succes ” maka kita mengambil kesimpulan bahwa bisnis yang cukup simple
akan membuat usaha franchise kita sukses dan menjadi usaha waralaba makanan
sukses yang luar biasa bahkan biasa bisnis makanan yang cara penyajian dan
pengolahannya rumit biasanya agak sulit untuk di franchisekan jika kita saja
sulit menyajikan atau mengolah makanan lalu bagaimana franchisee kita nanti tentunya
akan mengalami kesulitan pula untuk menjalankan bisnisnya
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga,
Pandji. 2003. Manajemen Bisnis.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
PERTANYAAN- PERTANYAAN
1. Bagaimana cara seorang Franchisor mengatasi jika
ternyata usaha Franchise tidak berjalan lancar?
Cara yang bisa ditempuh seorang franchisor yaitu pertama kali dengan
memberikan sanksi berupa pemutusan kontrak, langkah yang kedua yaitu melalui
jalur hukum jika memang terjadi kecurangan oleh pihak franchisee misalnya dia
menjual produk yang bukan merupakan merk dagang dari franchisor.
2. Ciri Khas dari perusahaan waralaba jika dibandingkan dengan
perusahaan lain?
Ciri khas dari waralaba, antara lain :
a. adanya kontrak yang sebelum franchisee memtuskan untuk membeli merk
dagang dari franchisor, misalnya kepastian mengenai BEP dan ROI
b. Adanya pembayaran franchisee fee dan royalty fee
3. Adakah kegagalan dalam bisnis waralaba, jika ada jelaskan!
Kegagalan dalam bisnis waralaba itu kemungkinannya kecil karena bisnis
waralaba ini sudah pasti menguntungkan karena pengelolaannya berada di bawah
franchisor, baik dari segi pemasaran maupun manajemennya dan merk yang dibeli
franchisee sudah di kenal banyak orang.
4. Jenis waralaba, ada 2 yaitu: system dari waralaba dalam dan luar negeri,
bagaimana? sistem waralaba dalam negeri
maupun luar negeri pada dasarnya sama saja dimana franchise mempunyai kewajiban
membayar franchisee fee pada saat membeli franchise dan membayar royalty fee
secara berkala selama kontrak yang telah disepakati. Kebanyakan orang lebih
memilih franchise luar negeri karena lebih terkenal atau go international.
No comments:
Post a Comment