Tuesday, 29 November 2016

MENGUBAH PARADIGMA Dengan Bersihkan Hati dan Pikiran




     
Salah satu kelebihan yang di berikan kepada manusia, dibandingkan dengan makhluk lainnya adalah kemampuan manusia untuk berpikir. Manusia mempunyai akal yang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang benar, dan mampu memberi arahan kemana tubuh ini akan pergi. Dengan akal inilah manusia membedakan diri dari hewan. Walaupun dibeberapa segi kehidupan terdapat “naluri” yang mirip antara manusia dengan hewan, sehingga manusia sering disebut sebagai “hewan yang berpikir atau berakal”, dengan akal yang ada, manusia dituntut mampu mengelola naluri tersebut agar tidak terjatuh dan terbawa dalam  naluri  kewewanan  yang ttterdapat pada dirinya. Naluri kehewanan inilah yang disebut sebagai nafsu, dan kehidupan manusia di dunia ini selalu dipenuhi dengan perang antara akal dan hawa nafsu.
Akal adalah panglima yang menentukan baik buruknya seseorang. Akal mendorong manusia berbuat sesuatu di dunia ini. Setiap hari, manusia didorong menggunakan dan mempertimbangkan akal sehat yang dimilikinya dibandingkan menggunakan nafsu belaka. Pertimbangan akal sehat harus mampu di kedepankan agar hidup manusia tidak terjebak dalam nafsu hewani yang sudah terdapat dalam dirinya.
Pertarungan yang hebat antara akal dan hawa nafsu yang terjadi sepanjang kehidupan manusia inilah yang menjadikan manusia mempunyai potensi memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya. Tidak sebagaimana malaikat yang hanya di berikan sifat ketaatan kepada Allah, manusia diberikan pilihan apakah ia ingin berbuat baik atau ingin berbuat jahat. Kedua kekuatan ini bertarung keras dalam kehidupan manusia dan manusia itu sendiri yang pada akhirnya akan menentukan kemana jalan yang ia tempuh. Manusia bisa di angkat derajatnya ketingkat yang lebih tinggi dibandingkan makhluk lain, tetapi di sisi lain manusia juga bisa memilih untuk menjerumuskan dirinya sendiri ke jurang kenistaan yang dalam, bahkan lebih dalam dari pada binatang dan makhluk lainnya.
Hidup manusia adalah perjuangan yang memenangkan pertarungan suci antara akal pikiran yang sehat dengan hawa nafsu yang dimilikinya. Pertarungan ini akan terus terjadi sepanjang hidup, maka manusia tidak boleh lengah untuk selalu waspada akan hawa nafsu yang setiap saat menggoda. Manusia boleh memenangkan akal pikirannya pada hari ini, tetapi sekali ia lengah, bisa jadi ia akan khilaf dan terjerumus di keesokan harinya. Perlu adannya perbaikan terus-menerus terhadap hati dan pikiran kita, sehingga seiap saat bisa selalu waspada terhadap godaan nafsu yang ada di sekeliling kita.
Untuk bisa memulai pertarungan dengan hawa nafsu dalam kehidupan sehari-hari, orang mesti mulai mengupayakan kebersihan hati dan pikirannya. Mulailah untuk membersihkan hati dan pikiran dari berbagai sifat dan pikiran negatif tentang orang lain atau lingkungan sekitar, sehingga apa yang kita lakukan dan kita kerjakan juga bersih.
Hati dan pikiran yang bersih akan menjadi awal yang baik bagi terbentuknya iklim dan lingkungan yang positif. Dengan keterbukaan dan kebersihan hati, oran akan saling percaya sehingga menimbulkan harmonisasi lingkungan dan alam.
Hati dan pikiran yang bersih juga akan menimbulkan energi positif yang bisa menjadi modal berharga untuk meningkatkan produktivitas. Energi positif itu tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, tetapi juga akan mmenyebar kepada orang-orang dan lingkungan sekeliling kita. Energi positif yang melingkupi kehidupan itu akan membawa produktivitas yang lebih tinggi.
Di situlah, agama islam mengajarkan agar sebelum memulai sesuatu kita mengawalinnya dengan niat yang baik dan niat yang bersih. Niat yang baik ini menjadi penting, karena akan menentukan hasil akhir  dari sebuah perbuatan. Niat yang baik adalah niat yang dipenuhi oleh keinginan untuk berbuat baik, bagi diri sendiri dan orang lain.niat yang baik dan tulus meniadakan keinginan untuk berbuat negatif atau kerusakan dari apa yang diperbuatnnya. Tidak ada sama sekali terbersit bahwa apa yang diperbuatnya akan dilakukan untuk membuat kerusakan di lingkungan sekitar. Niat yang baik menebar kebaikan untuk semua, karena prinsip hidupnya adalah “sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
Kebaikan itu memancar dari diri sendiri kepada lingkungannya. Jika seseorang dipenuhi dengan niat kebaikan dalam mengerjakan sesuatu, kebaikan itu bisa menular kepada orang-orang dan lingkungan sekitarnya sehingga secara bergelombang akan menimbulkan efek bola salju kebaikan yang semakin lama semakin membesar. Jadi, apapun yang akan kita kerjakan, mulailah dengan niat tulus dan ikhlas agar apa yang kita kerjakan mendapat kebajikan, baik bagi diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kitA.
 Hati dan pikiran yang bersih akan membawa seseorang pada semangat dan kualitas hidup yang bersih pula. Dengan demikian, apa yang akan dihasilkan dari niat bersih akan pula menghasilkan karya yang baik dan bermanfaat. 

No comments:

Post a Comment

Entri Populer