Dalam buku yang berjudul jatuh 2x berdiri 3x ditulis oleh li shi
guang berasal dari jakarta ini banyak menceritakan tentang negara jepang
terutama tentang kebudayaan jepang dalam melakukan pekerjaan yang banyak dianut
dari nenek moyang mereka pada zaman dahulu. Lhi si guang dalam bukunya
menceritakan tentang negara jepang yang merupakan suatu kepulauan yang sangat
unik. Negara jepang terkenal sebagai negara yang sangat menarik karena berhasil
memajukan negaranya dengan memadukan teknologi canggih dengan budaya tradisionalnya. Budaya dank
tradisi menurut orang jepang ialah suatu napas kehidupan mereka.
Dari cerita tentang kebudayaannya itu, maka penulis sangat tertarik
untuk menceritakan itu semua secara detail untuk dinikmati oleh pembacanya.
Tujuannya tidak lain agar para ppembaca terutama bangsa indonesia mampu mendapatkan
suatu inspirasi yang akan memotivasi pembangunan bangsa kita, tentunya dari
cerita yang dituliskan oleh sang penulis.
Negara jepang sering disebut sebagai negeri matahari terbit
yang sangat minim akan sumber daya
alamnya. Namun, keminiman sumber daya alam tersebut tidak menghalang bangasa
jepang untuk menjadi negara maju. Jepang juga merupakan negara yang sering
mengalami bencana. Sebut saja bencana yang terjadi yakni bom atom yang
meluluhlantahkan kota nagasaki dank hirosima, kemudian gempa bumi terbesar yang
terjadi pada tahun 1995, disusul gempa bumi pada tahun 2004, dan masih teringat
dalam pikiran yakni musibah tsunami yang terjadi dimulan maret 2011 lalu.
Namun dengan keterbatasan
sumber daya alam serta bencana yang terjadi tersebut jepang tetap survive,
tidak berpangku tangan dan menyerah pada
alam. Melainkan berusaha menciptakan terobosan dan inovasi-inovasi yang baru.
Semua itu dikarenakan tanggungjawab dan kerja sama untuk selamat dan maju,
tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita yang datang dari luar. Dengan
bencana yang terjadi mereka tetap tegar menghadapinya.
Dari pengalaman yang terjadi itu orang jepang berpikir bahwa mereka
harus bisa bertahan hidup dan tetap survive di tengah kerasnya alam jepang.
Seringnya mengalami bencana gempa dank tsunami menjadikan rakyat jepang
terbiasa untuk terampil mencari terobosan-terobosan baru dalam dalam menemukan
inovasi-inovasi untuk mengantisipasi tejadinya bencana yang datang
sewaktu-waktu.
Dalam hal pengetahuan dan teknologi, jepang memang tiada duanya.
Hal ini dilatarbelakangi oleh tradisi masyarakatnya yang mayoritasnya adalah
seorang petani sehingga mereka memiliki inovasi yang tinggi untuk memperbaharui
peralatan elektroniknya dan teknolog yang super canggih. Dari
inovasi-inovasinya tersebut, orang jepang berhasil menciptakan suatu produk
yang terkenal di dunia, sebut saja toyota, honda, suzuki, yamaha, kawasaki,
sharp, dan masih banyak lagi. Keseluruhan itu merupakan alat elekntronik dan
teknologi yang canggih.
Dalam buku ini juga banyak diceritakan mengenai karakter orang
jepang. Salah satu karakter orang jepang yang paling kuat adalah mereka tidak
berorientasi pada hasil, melainkan pada proses. Maksudnya, proses menurut orang
jepang sangatlah penting dan paling diutamakan karena dalam proses banyak orang
yang dilibatka. Orang jepang sangat menghargai usaha dan kesungguhan seseorang,
walaupun yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Semangat untuk meraih sukses orang jepang terletak padaetos kerja,
daya kreativitas, sikap pantang menyerah, dank semangat kerja yang dianut dank
diwarisi secara turun-temurun oleh rakyat jepang. Rakyat jepang memiliki
rata-rata waktu jam kerja mencapai 2.340 jam per tahunnya, sedangkan negara
lain rata-ratanya mencapai 1.957 jam per tahunnya.
Bagi orang jepang, nilai dan status keluarganya didasarkan pada
nilai disiplin dan jumlah waktu yang dihabiskan diruang kerja. Lain halnya
dengan negara lain yang melihat status keluarganya berdasarkan jumlah harta
kekayaan yang dimiliki, inilah yang banyak terjadi di indonesia. Selain itu,
istri-istri orang jepang sangat bangga apabila suami-suami mereka disebut
workaholic, karena baginya semakin gila suami-suami mereka bekerja maka
tsemakin tinggi status keluarga mereka.
Bangsa jepang memiliki tiga pilar utama budayanya, antara lain wa
atau harmon, kao atau reputasi, dan omoiyari atau loyalitas.
Wa atau harmon menurut orang jepang memiliki makna semangat kerja
yang diutamakan pada suatu kelompok kerja sehingga terjadinya suatu hubungan
baik dan tidak mementingkan ego individunya.
Kao atau
reputasi bermakna cerminan harga diri mereka yakni wajah, diamana orang jepang
sangat tidak menyukai kritikan yang terjadi didepan umum. Karena menurut mereka
hal tersebut dapat merendahkan harga diri mereka sehingga reputasi mereka
dengan rekan bisnispun terganggu dan bisa mengganggu status sosial mereka.
Yang
terakhir omoiyari yang berarti bersikap empati dan loyal. Hal ini bermakna pentingnya
membangun suatu hubungan yang kuat berdasarkan kepercayaan dank kepentingan
bersama unntuk suatu hubungan jangka panjang mereka.
Semangat
kerja orang jepang manganut prinsip pejuang samurai yang merupakan pahlawan
jepang. Semangat ini merupakan semangat pengabdian terhadap perusahaan
tempatnya bekerja yang tercermin dari prinsip bushido para samurai di masa lalu
yang sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.
Kedisiplinan
orang jepang terlihat dari sangatnya menghargai waktu serta jadwal yang
teratur. Masyarakat jepang sangat tidak suka terhadap jam karetdan suka molor
waktu. Bagi mereka, disiplin dalam bekerja adalah sikap menghargai dank
menghormati waktu orang lain. Bagi mereka time is money and time is life. Hal
ini di buktikan dengan jarangnya keberangkatan alat-alat transportasi yang ada
di jepang mengalami keterlambatan.
Dalam buku
ini juga, penulis menceritakan bahwa orang-orang muda di jepang banyak
menghabiskan waktu untuk bekerja dan meniti karir mereka. Hal itu merupakan tradisi
yang dianut dari keturunan mereka, karena mereka selalu diberikan pendidikan
pentingnya semangat kerja yang kemudian tecermin dari prinsip bushido para
samurai.
Adapun
prinsip kerja orang jepang yang dituliskan dalam buku ini ialah:
1. Jika orang lain bisa mengerjakannya maka saya juga harus bisa
mengerjakannya dengan sama baik atau lebih
baik dari orang itu.
2. Jika tidak ada orang yang bisa mengerjakannya maka saya harus bisa
mengerjakannya.
Prinsip-prinsip
tersebut sangat berbanding terbalik dengan prinsip kerja orang indonesia yang
hanya ingin mendapatkan hasil dan cenderung bersifat konsumtif. Namun,
diharapkan dari prinsip tersebut masyarakat kita dapat terinspirasi untuk
bekerja lebih giat lagi sehingga mampu menciptakan suatu hal baru dank lebih
baik lagi.
Etos kerja
orang jepang bertujuan menciptakan hubungan yang baik dalam komunitas mereka
karena hal itu sangatlah penting. Kesetiaan pada negara tercermin dari
kesetiaan masyarakatnya pada perusahaan tempat mereka bekerja.
Untuk
membangkitkan semangat kerja kerasnya, masyarakat membentuk sistem
ketenagakerjaan baru, yaitu:
1. Semua tenaga kerja seumur hidup pada satu perusahaan
2. Sistem kenaikan gaji yang ditentukan berdasarkan umur tenaga kerjanya
3. Masuk dalam sistem serikat pekerja di perusahaan tempatnya bekerja.
Dengan
ketiga sistem ini, masyarakat jepang akhirnya mampu menciptakan etos kerja yang
tinggi sehingga tumbuh dank berkembang hingga saat ini. Walaupun hanya terjadi
pada perusahaan-perusahaan besar sajan, namun ini menjadi teladan yang terus
diikuti oleh perusahaan-perusahaan kecil yang ada.
Masyarakat
jepang juga sangat terkenal dengan sikap formal dan resmi dalam membuat janji
dengan orang lain. Penampilan menjadi hal nomor satu yang diprioritaskan oleh
orang jepang dalam memikat hati rekan bisnisnya.
Berikut
beberapa etos kerja dan budaya orang jepang yang menarik untuk kita telusuri,
diantaranya:
1. Bekerja untuk kesenangan, bukan semata-mata untuk gaji.
Maksudnya orang jepang selalu mengutamakan
untuk mewujudkan permintaan dari pelanggannya sedapat mungkin dan menjaga
hubungan baik dengan para pelanggannya. Keuletan serta kerja keras orang jepang
ini tentunya karena kesenangan mereka.
2. Bisnis adalah perang.
Orang jepang menganggap dunia bisnis
sebagai perang, namun bukan perang yang sering kita ketahui. Perang yang
dimaksud dalam sunia bisnis ini ialah melakukan persaingan denga cara yang
sehat dengan perusahaan-perusahaan yang lain. Dalam buku ajaran sun tzu yang
menuliskan strategi bisnis untuk menang dalam menjalankan bisnis. Dalam melakukan
perang di dunia bisnis, orang jepang tidak mengenal yang namanya tidak makan.
Hal ini dikarenakan bahwa dalam menjalankan bisnis untuk bisa bekerja keras
harus tetap makan sehingga kondisi selalu prima. Seperti dalam ungkapan mereka
yang artinya kalau lapar, kita tidak bisa berperang.
3. Musuh sebagai rekan bisnis utama
Di negara-negara lain sering kali musuh itu
dianggap sebagai saingan bisnis yang harus dikalahkan, namun tidak begitu
dengan masyarakat jepang pada umumnya. Mereka menganggap musuh itu adalah rekan
bisnis yang paling utama dalam hubungan perdagangan dank diplomatik. Sehingga
dalam mengalahkan musuh, orang jepang pandai memainkan strategi dengan
mendekati dan berteman sertamenjalin hubungan yang baik dengan musuh mereka.
4. Kerja sama dalam tim
Dalam menjalankan kerjanya orang jepang
tidak suka berlaku individual melainkan membentuk suatu tim yang akan
memperkuat organisasi bisnisnya. Oleh karena itu, kekompakan dengan tim sangat
diutamakan oleh orang jepang. Mereka tidak mengenal kata the best yang
ditujukan kepada satu orang melainkan untuk tim mereka.
Selain etos
kerja dan budaya orang jepang di atas, terdapat pula kiat-kiat agar masyarakat
jepang selalu berpikiran positif yang sering diterapkan, antara lain:
1. Fokus dan konsentrasi
Saat bekerja atau belajar, orang jepang
cenderung fokus dan konsentrasi pada satu pekerjaan. Mereka akan mempelajari
satu bidang saja dari a sampai z. Dengan fokusnya terhadap satu bidang tersebut
membuat masyarakat jepang cenderung cepat melahirkan ide-ide baru sehingga
mampu menciptakan inovasi-inovasi yang baru lagi. Lain, halnya dengan
masyarakat indonesia yang cenderung rakus dalam berbisnis.
2. Sabar atau nintairyoku
Masyarakat jepang sangat terkenal sabar,
tekun, dank betah berlama- lama dalam
melakukan pekerjaannya hingga tuntass. Artinya, apabila pekerjaan tersebut
dapat terselesaikan hari ini, maka orang jepang akan mengerjakannya sampai
selesai walaupun besok masih dapat diselesaikan. Hal ini menandakan bahwa orang
jepang tidak suka menunda-nunda pekerjaan mereka.
3. Teratur atau on time
Kepiawaiaan orang jepang dalam mengatur
waktunya terlihat dari cara mereka yang selalu membuat jadwal sendiri dan
hebatnya lagi jadwal yang dibuatnya tersebut dilakukan dengan senang hati. Dengan
kepiawaian mengatur waktu ini, maka setiap pekerjaan yang dilakukan selalu
teratur dank tepat waktu.
4. Kerja keras
Kerja keras mereka merupakan suatu
kebiasaan mereka dalam negara dan budayanya.
5. Tidak suka mempersalahkan soal politik
Masyarakat jepang khususnya mahasiswa di
sana adalah orang-orang yang jarang sekali mempunyai keinginan untuk mengikuti
kegiatan politik apalagi sampai meributkannya. Karena fokus mereka ialah apa
yang mereka kerjakan bukan apa yang orang lain kerjakan walaupun itu
kepentingan negaranya, namun lebih penting lagi bagi mereka apabila yang
mengurus masalah politik ialah orang-orang yang betul-betul paham akan duduk
permaslahan tersebut.
Etika kerja
orang jepang juga tercermin dari pepatah yang berbunyi” orang hebat selalu
menjaga perilakunya”. Pepatah ini sangat sejalan dengan prinsip antusias orang
jepang. Prinsip antusian bagi masyarakat jepang memili makna ada tuhan
didalamnya. Oleh karena itu dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan selalu
melibatkan tuhan dalam hal penanggungjawaban atas pekerjaan yang dilakukan.
Etika dan
sopan santun orang jepang merupakan kedua hal yang harus tetap dijaga dan
diajarkan kepada setiap keturunan
mereka. Namun hal ini merupakan sesuatu yang sangat universal, berlaku di
negara manapun dan sangat sering diterapkan. Namun dalam buku ini, penulis
menjabarkan bagaiman etika dan sopan santun yang sering diterapkan oleh
masyarakat jepang pada keseharaiannya, antara lain:
1. Mengucapkan salam
Merupakan bagian awal dalam menjalankan suatu hubungan
dengan orang lain.
2. Tradisi membungkukkan badan
Jika di indonesia terdapat tradisi berjabat tangan,
maka lain halnya dengan masyarakat jepang yang membungkukkan badannya kepada
orang lain disetiap pertemuan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan ungkapan
rasa hormat kepada orang lain dan sebagai kerendahan hati.
3. Jabat tangan
Selain membungkukkan badan tadi, masyarakat jepang
juga melakukan jabat tangan setelah membungkuk.
4. Ucapan terimakasih dank minta maaf.
5. On time (tepat waktu)
Merupakan budaya khas mereka untuk menghargai waktu.
Tidak suka membuat waktu menjadi molor.
6. Larangan dipublik area
Larangan-larangan yang ada disetiap publik area harus
di patuhi oleh setiap masyarakat jepang guna menghargai aturan dank orang lain
sekitarnya.
7. Sandal dan sepatu harus dilepas
Percaya atau tidak melepaskan alas kaki ketika
memasuki rumah, restoran, rumah sakit, dan tempat umum lain masyarakat jepang
diharuskan membuka alas kaki mereka guna menjaga kebersihan dan ketertiban
tempat mereka berkunjung.
8. Duduk ditikar atau lantai
9. Ucap salam saat akan bersama
10. Hal-hal yang tidak dibolehkan didepan umum harus di patuhi oleh
masyarakat jepang pada umum nya.
Dalam buku
yang ditulis oleh li shi guang ini menceritakan tentang semangat-semangat yang
dimiliki oleh orang jepang. Semangat yang dimiliki ini diajarkan kepada setiap
keturunan mereka guna membangun masyarakat mereka. Adapun semangat yang
dimiliki oleh orang jepang adalah semangat gambaru, semangat bushido, dan semangat
kaizen.
Semangat
gambaru diartikan sebagai bentuk perjuangan mati-matian sampai titik darah
penghabisan. Untuk mencapai keberhasilan harus melewati berbagai rintangan dan
hambatan. Semangat gambaru yang dimiliki ini terdiri dari dua karakter yakni
keras dan mengencangkan. Adanya dua perpaduan karakter ini membuat masyarakat
di jepang tetap berdiri dengan tegap dalam menghadapi masalah sesusah apapun
bentuknya.
Semangat
gambaru dijadikan sebagai falsafah hidup bagi masyarakat di jepang. Hal ini
terbukti dari diajarkannya semangat ini sejak anak berusia tiga tahun. Semangat
gambaru ini memiliki manfaat bagi bangsa jepang yang kerap kali di timpa
bencana alam.
Selain semangat gambaru, orang jepang juga terkenal dengan semangat
bushido. Bushido merupakan etika moral bagi kaum samurai. Bushido memiliki
aspek spritual yang sangat dominan. Dalam semangat bushido, seorang samurai
diharapkan menjalani pelatihan spritual guna menaklukkan dirinya sendiri.
Dengan demikian orang baru dapat menaklukkan orang lain.
Bukan hanya semangat gambaru yang diwarisi secara turun-temurun,
melainkan semangat bushidopun juga begitu. Semangat ini selalu dipegang teguh
dari waktu ke waktu karena merupakan semangat dalam menjalankan hidup bagi
masyarakat jepang. Semangat bushido ini melahirkan proses belajar yang tak
kenal lelah dan selalu ingin melakukan perbaikan yang melibatkan semua orang
mulai dari pimpinan puncak sampai pekerja lapangan. Dengan adanya semangat ini,
kini dunia barat menjadi terpukau dan harus belajar dari masyarakat jepang.
Di dalam semangat bushido banyak tersimpan energi positif dan semangat.
Dalam bahasa indonesia, bushido diterjemahkan sebagai jiwa yang welas asih,
sopan santun, menghormati sesama manusia, memiliki jiwa pekerja keras, pantang
menyerah, atau memiliki mental baja.
Dalam buku ini, penulis menuliskan tujuh nilai luhur yang senantiasa
dijunjung oleh bangsa jepang dalam menjalankan semangat bushido, diantaranya:
1. Gi (tepat dalam mengambil keputusan)
Dalam mengambil keputusan, masyarakat jepang sangat berpedoman pada
kebenaran. Kebenaran merupakan hal utama dank harus diutamakan bagi mereka.
Meskipun keputusan yang didasarkan kebenaran itu harus membunuh mereka maka
mereka rela dan itu berarti mereka telah mati dalam kehormatan.
2. Yu (keberanian)
Artinya setiap orang harus berani dalam melakukan apapun selama itu baik
untuk diri sendiri dan orang lain. Berani disini bermakna, dalam kehidupan
seseorang harus berani mengambil inisiatif dan keputusan yang tepat, berani
mengambil dan menciptakan peluang, berani menghadapi situasi yang baru sehingga
mampu menciptakan sesuatu yang baru dank berbeda dengan yang lainnya.
3. Jin (kebajikan)
Jin berarti harus memiliki rasa murah hati dan mencintai sesama. Dari
perasaan tersebut akan melahirkan suatu kepekaan terhadap orang lain. Dari
kepekaan tersebut akan timbul rasa ingin membantu serta melayani orang lain.
Dengan kepekaan ini membuat seseorang menjadi rendah hati yang merupakan
keterampilan tinggi untuk merebut hati orang lain. Karena bangsa yang rendah hati
adalah bangsa yang mau dan mampu mencari sumber inspirasi dari bangsa lain yang
lebih maju.
4. Rei (kehormatan)
Salah satu sopan santun yang paling utama yakni mampu menghormati orang
lain. Penghormatan kepada seseorang akan memberikan kesan bahwa seseorang
tersebut sangat dihargai oleh kita. Dengan penghargaan tersebut, orang lainpun
akan kembali menghargai kita.
5. Makoto (tulus setulus-setulusnya, sungguh-sesungguhnya tanpa pamrih)
Apapun yang dilakukan oleh setiap orang harus dilakukan dengan tulus dan
sungguh-sungguh dengan tujuan memberikan yang terbaik. Prinsip ini merupakan
totalitas dari orang jepang. Ketulusan seseorang ditandai dengan kejujurannya.
Dengan kejujuran ini, seseorang akan mendapat respek yang baik dari orang lain.
Tidak dibolehkan berlaku curang baik terhadap teman maupun lawan.
6. Meiyo ( menjaga kehormatan martabat dan kemuliaan)
Seseorang yang berjiwa bushido harus menjaga kehormatan dan
kemuliaannya. Untuk menjaga hal tersebut, masyarakat jepang sangat dianjurkan
untuk menjaga dan menghargai waktu mereka.
7. Chugo (loyalitas)
Loyalitas merupakan kesetiaan. Kesetiaan ini ditandai dengan bentuk
pengabdian seseorang dalam lembaga tempat mereka bekerja baik perusahaan maupun
organisasi. Semangat pengabdian yang diciptakan ini merupakan semangat yang
sangat luar biasa.
Disiplin samurai atau pahlawan jepang ditandai dengan aksi hirarki
(bunuh diri dengan menusukkan pedang ke bagian perut jika kalah dalam
pertarungan). Disiplin samurai menjadikan bangsa jepang bangsa yang;
Ø
Tidak mudah menyerah karena sumber daya
alam yang sangat minim dan terbatas di negerinya.
Ø
Tidak takut kepada bencana yang kerap
melanda negara mereka.
Ø
Melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh
untuk mendapatkan hasil yang baik dan sukses.
Ø
Pandai memanfaatkan segala sumber yang ada.
Ø
Hemat dan tidak boros.
Disiplin para samurai ini menjadikan bangsa jepang bangsa yang kuat
dalam menghadapi bencana dan mau melakukan perubahan.
Yang selanjutnya adalah semangat kaizen. Dalam buku ini dituliskan bahwa
semangat kaizen tidak lepas dari orientasi berpikir pada proses, bukan pada
hasil. Konsep berpikir yang diterapkan dalam semangat kaizen adalah:
1. Masalah adalah kumpulan sesuatu yang sangat berharga. Kalau masalah
tidak ada, maka ide-ide perbaikan tidak akan pernah muncul.
2. Bila ada kesalahan maka harus segera diperbaiki. Kesalahan yang muncul
tidak mungkin untuk ditinggalkan melainkan harus segera diperbaiki agar mampu
mencapai tujuan. Lebih baik memikirkan cara untuk melakukan perbaikan daripada
mencari alasan tidak bisa.
Dalam penerapan kaizen sebaiknya keselamatan dan kualitas harus menjadi
prioritas dan tidak boleh dilupakan. Kaizen dapat diterapkan dengan
menggunakan:
1. Konsep 3 m (muda, mura, dan muri)
Konsep ini ditujukan untuk mengurangi kesalahan, meningkatkan mutu, dan
mempersingkat waktu (efisiensi biaya).
Muda berarti mengurangi pemborosan, mura diartikan sebagai upaya
mengurangi perbedaan, sedangkan muri berarti untuk mengurangi ketegangan.
2. Gerakan 5 S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, dank shitsuke)
Seiri berarti membereskan tempat kerja. Seiton berarti menyimpan dengan
teratur. Seiso berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih. Seiketsu
berarti kebersihan pribadi. Dank shitsuke berarti disiplin, selalalu menaati
prosedur di tempat kerja.
Fokus utama kaizen adalah kualitas produk, tetapi tujuan terpentingnya
adalah kepuasan pelanggan. Segala sesuatu yang tidak menambah nilai produk dan
tidak memuaskan pelanggan merupakan pengeluaran biaya yang tidak perlu.
Selain itu, semangat kaizen juga selalu memberikan suatu inovasi bagi
bangsa jepang untuk tetap berfikir bahwa hidup itu adalah untuk bekerja dan
disiplin disegala bidang yang ditekuni. Masyarakat jepang mampu meraih sukses
dari semangat kaizen disebabkan oleh:
1. Keinginan untuk selalu memperbaiki diri dan mencapai apa yang diinginkan
2. Keinginan untuk melakukan segala sesuatu dengan kreatif, inovatif, dan
produktif
3. Keinginan mereka mau belajar dari orang lain yang sudah sukses
4. Mau bersaing agar mencapai perubahan ke arah hidup yang lebih baik
5. Tidak ada satu hari pun boleh berlalu tanpa sesuatu tindakan
penyempurnaan dalam perusahaan.
Dalam bab berikutnya, penulis banyak mengupas tentang karakter orang
jepang yang yang membuatnya berhasil dan
harus ditiru oleh masyarakat indonesia.
·
Kerja keras
·
Budaya malu
·
Antikonsurisme, hemat
·
Loyalitas
·
Hobi membaca
·
Mandiri sejak kecil
·
Menghindari konflik
·
Senang belajar dan inovasi
·
Pantang menyerah
·
Menyukai kerja kelompok
·
Menjaga tradisi turun-temurun
Bagian selanjutnya, penulis menceritakan tentang gaya bisnis orang
jepang. Dimana dalam gaya bisnis yang modern ini, nilai-nilai budaya tetap
diprioritaskan oleh bangsa jepang. Adapun gaya bisnis yang terdapat dinegara
jepang ialah:
1. Gaya negosiasi dalam bisnis
Dalam melakukan bisnis, orang-orang jepang sangat menghargai waktu dan
rekan bisnis mereka sehingga tidak ada toleransi terlambat ketika melakukan
negosiasi dengan rekan bisnisnya.
Prinsip negosiasi ini sangat penting, namun jika negosiasi ini ingin
berjalan dengan lancar sebaiknya harus paham tentang budaya jepang.
2. Gaya komunikasi bisnis orang jepang
Dalam melakukan komunikasi dengan orang jepang, ada baiknya jika kita
memahami gaya komunikasi orang jepang yang memiliki makna ganda. Oleh karena
itu, kita dituntut untuk memperhatikan ekspresi wajah ketika hendak
berkomunikasi baik secara langsung atau nonverbal dengan orang jepang.
Selanjutnya, terdapat beberapa tahapan agar bisnis yang dilakukan dengan
negara jepang berjalan dengan lancar yakni:
1. Mempunyai kartu nama
2. Memiliki akun email
3. Melakukan kunjungan untuk menjumpai calon rekan bisnis
4. Pelihara hubungan antar pribadi
5. Membuat penetapan harga terhadap produk
6. Jangan memaksa atau mendesak
7. Membuat kontrak kerja sama
8. Memberikan layanan tepat waktu
9. Melakukan riset pasar
10. Kenali pasar produk yang diminati orang jepang
11. Perhatikan kualitas produk dan penampilan diri produk yang ditawarkan
12. Kenaili selera konsumen yakni orang jepang.
Di dalam gaya bisnis orang jepang terdapat strategi yang berkiblat pada
konsep kaizen dalam melakukan perbaikan dan menganut prinsip mee too product.
Pada zaman modern saat ini, strategi bisnis masyarakat jepang selalu mengalami
peningkatan dank perbaikan.
Strategi bisnis orang jepang yang mampu mengantarkan negaranya menjadi
sukses ialah:
1. Teknik total marketing system
Dalam menjalankan bisnisnya orang jepang harus mampu memenangkan
persaingan pasar dan berusaha untuk menjadi cost leader. Oleh karena itu sistem
pemasaran harus dilakukan secara total.ide produk yang dihasilkan ditentukan
oleh keunggulan, strategi iklan, dan misi perusahaan. Ide-ide baru produk yang
dihasilkan biasanya dengan melakukan pendekatan terhadap konsumen sehingga
perusahaan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen.
2. Teknik militer melawan pesaing
Orang jepang menganggap bahwa bisnis sebagai perang melawan kompetitor
perusahaan lain. Kemenangan dan keuntungan jangka panjang adalah hal penting
bagi orang jepang.
Pengaruh dunia militer dalam usaha yang dijalankan oleh orang jepang sangatlah
kuat. Pengusaha jepang bertindak dengan apa yang telah diajarkan secara militer
yaitu untuk bertahan hidup dalam bisnis mereka harus bisa mengambil keputusan
dengan baik agar dapat menaklukkan pasar bisnis yang digelutinya. Bagi orang
jepang untuk menaklukkan pasar maka harus bisa menguasai pasar secara
keseluruhannya.
3. Teknik militer menguasai pasar
Untuk menguasai pasar secara keseluruhan, maka disiapkanlah tenaga kerja
yang merupakan sumber daya unggulan. Cara yang ditempuh adalah sebagai berikut:
·
Memanfaatkan tenaga kerja yang lebih murah untuk memproduksi produknya yakni
imitasi produk
·
Melakukan inovasi terhadap produk dengan
cara memberikan ciri khas pada produk tersebut dan dijual dengan harga yang
murah.
·
Mencari dan menggali berbagai pengetahuan
dengan mengembangkan teknologi modern.
·
Melakukan perencanaan usaha melalui sistem
pengawasan dan menerapkan strategi militer untuk memperkuat basis bisnis di
dunia internasional.
Adapun hal-hal yang melatarbelakangi
kesuksesan orang jepangadalah sebagai berikut:
1. Mencintai produk buatan sendiri
Jepang melakukan bisnis dengan cara dumping, yakni menjual produk
buatannya sendiri dengan harga yang lebih mahal dibandingkan di dalam negeri.
Hal ini membuat jepang lebih mencintai produk buatannya sendiri.
2. Tertanam budaya pelayanan terhadap konsumen
Kecintaan terhadap produk buatan negerinya sendiri memberikan dampak
yang positif terhadap pelayanan yang dilakukan perusahaan terhadap konsumennya.
Kegagalan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen merupakan dosa besar yang
akan menodai citra perusahaan dan harga diri terhadap diri sendiri.
3. Melayani konsumen dengan senang hati
Bangsa jepang melakukan pelayanan dengan hati terhadap konsumennya,
sehingga ketika ada konsumen di salah satu mall jepang sedang memilih barang
pada jam mall sudah tutup tidak akan ditegur oleh security maupun pelayan yang
lain. Hal demikian dilakukan untuk memberikan kesenangan terhadap konsumen itu
sendiri.
Adapun etika bisnis orang jepang yang penting untuk ditiru ialah:
1. Memasang muka serius tanpa ekspresi
2. Menghormati rekan kerja yang lebih serius
3. Memotivasi kerja dengan slogan
4. Gila kerja dan gila hiburan
5. Bertukar kartu nama
Bangsa jepang adalah bangsa yang sangat unik. Mengapa dikatakan
demikian?. Hal ini terjadi karena kemajuan negaranya tidak mengubah tradisi
masyarakat jepang dan selalu menjaga tata krama dengan baik didalam
kehidupannya.
Tata krama yang selalu dipertahankan oleh orang jepang antara lain:
1. Kebiasaan mengucapkan salam
2. Kebiasaan membungkuk
3. Memberikan kartu nama
4. Menawarkan barang dagangan
5. Tidak suka kritik
6. Pidato yang memotivasi dan sangat antusias
7. Selalu tersenyum
No comments:
Post a Comment