Tuesday, 29 November 2016

JADILAH PRIBADI YANG SENANG DAN MENYENANGKAN



JADILAH PRIBADI YANG SENANG DAN MENYENANGKAN
Pembicaraan yang Menyenangkan
            Dapatkah Anda berbicara pada diri Anda sendiri dan membuat Anda merasa lebih bahagia? Hal ini akan bisa kita tahu jawabannya dengan mengikuti dua latihan berikut.
            Pertama, disini ada beberapa pertanyaan-pertanyaan pada diri Anda sendiri. Lalu kemudian cobalah dengar pertanyaan tersebut agar Anda benar-benar yakin, seolah-olah Anda dengan spontan mengatakannya kepada teman Anda. Kita diminta untuk supaya jangan buru-buru mengerjakan tugas ini, tetapi kita di perintahkan untuk berbicara dengan lambat dan berikan jeda sebentar pada saat kita berbicara sebelum lanjut kekalimat sebelumnya. Tugas ini memang sebagian besar menggapnya aneh pada awalnya, tetapi apabila sudah mencoba maka dengan cepat dia akan terbiasa melakukannya, pertanyaan tersebut yaitu;
1. aku merasa tiba-tiba merasa baik hari ini
2. aku merasa bisa sukses dalam semua hal
3. aku senang semua orang ramah kepadaku
4. aku tahu jika aku memfokuskan pikiranku terhadap sesuatu, biasanya akan bisa melakukannya dengan baik
5. aku merasa sangat antusias hari ini
6. aku seola-olah mempunyai energi yang penuh saat ini dan menikmati apa yang aku kerjakan
7. aku sangat merasa efisien hari ini
8. aku merasa sangat optimis saat ini dan berharap bisa berinteraksi dengan baik dengan semua orang yang aku temui hari ini
9. aku merasa diriku dan dunia hari ini sangat baik
10. karena suasana hatiku, aku merasa sangat kreatif dan penuh ide
            Dan masih ada beberapa pertanyaan lagi, tapi kita cukup ambil sebagian ini saja dahulu sebagai contoh untuk kita coba. Setelah membaca beberapa pertanyaan ini apa yang Anda rasakan saat ini? Dan ternyata sebagian besar orang melalui prosedur ini menghasilkan peningkatan rasa bahagia mereka. Ternyata dengan jalan, berbicara, berjabat tangan dan beberapa pertanyaan diatas bisa membuat orang merasa lebih bahagia.
           
Buat Mereka Tertawa
            Pada 1995. Dr. Madan Kataria bekerja sebagai dokter j keluarga di Mumbai, India. Saat meneliti artikel majalah tentang tertawa dalam ilmu pengetahuan, Kataria mempelajari tentang manfaat medis dari tertawa, dan kemudian beliau memurtuskan untuk mencoba dan memperkenalkan tawa-tawa kecil maupun tawa-tawa lepas dalam kehidupan sehari-hari seseorang.
            Pada saat beliau melakukan percobaan dari manfaat medis dari tertawa, Kataria membuat rencana aneh. Pada waktu itu tepat pukul tujuh pagi hari, beliau pergi ke taman sekitan dan kemudian beliau meminta empat orang untuk saling bercerita tentang lelucon, lalu tertawa. Saat saling bercerita berlangsung ternyata setiap orang menikmati sesi tersebut dan beliau memutuskan untuk mengulang hal yang sama pekan depan. Kelompok yang terdiri dari empat orang tersebut dengan cepatnya berkembang lebih dari lima puluh orang. Katarina pun membentuk kelompok tertawa pertama di dunia.
            Pada pertemuan berikutnya beliau mengadakannya dengan sungguh-sungguh, Katarina meminta setiap orang berdiri membentuk lingkaran dan bergiliran untuk menyampaikan atau bercerita tentang lelucon. Awalnya semua berjalan lancar, tetapi beberapa minggu kemudian, orang-orang kehavisan lelucon dan mulai menggunakan pertanyaan teka-teki. Orang-orang bisa tertawa seperti halnya saat melakukan percobaan dengan menggunakan lelucon, tapi tawa tiba-tiba terhenti saat dua orang wanita mengancam untuk pergi dikarenakan lelucon berbau seks sehingga Kataria harus mengeksplorasi cara lain untuk membuat orang-orang bisa tertawa lagi.
            Pada akhirnya beliau menemukan cara lain yaitu momen “haha” yang mengubah dunia- beliau ingin tahu apakah orang-orang akan mendapatkan manfaat yang sama jika mereka tertawa kecil tanpa harus mendengar lelucon. Katarina membentuk suatu kelompok tetapi pada awalnya kelompok ini kurang setuju, tetapi pada akhirnya setuju untuk menyingkirkan dahulu lelucon tentang mertua mereka dan mencoba pendekatan Katarina yang baru.
            Katarina menggunakan cara berakting, selama orang-orang berakting mereka seolah-olah mendengar lelucon, banyak anggota kelompok yang tiba merasakan euforia. Seperti penyakit menular, perasaan ini pun menyebar dan tidak lama kemudian semua orang pun terbahak-bahak. Akhirnya cerita tentang cara baru untuk menghasilakn kegembiraan yang dilakukan oleh Katarina dengah cepat menyebar, dan klub tertawa pun bermunculan diseluruh dunia.
            Akhirnya para psikolog merasa penasaran dengan percobaan Katarina ini, psikolog Charles Schaefer dari Fairleigh Dickinson University di New Jersey memutuskan untuk mencari tahu apakah berperilaku seperti orang yang baru saja mendengar lelucon  benar-benar bisa membuat orang merasa baik.
            Setelah Charles melakukan percobaan, dan beliau membagi sukarelawan menjadi tiga kelompok, lalu kemudian beliau meminta kelompok tersebut untuk senyum selama satu menit, sementara kelompok lain diminta untuk tertawa terbahak-bahak dalam waktu yang sama.
            Setelah senyuman, tertawa, dan longlongan dilakukan, Charles meminta setiap orang untuk menilai suasana hati mereka. Semakin banyak orang yang berperilaku seolah-olah mereka bahagia, semakin bahagia juga diri mereka.
            Penelitian Charles mengungkapkan mengapa klub tertawa sangat populer. Dengan cara yang sama saat tawa membuat  Anda tersa lebih bahagia, begitu juga perilaku seolah-olah Anda menemukan sesuatu yang lucu akan membawa manfaat yang psikis dan fisik yang terkait dengan tawa yang sesungguhnya. Akhirnya Charles pun percaya bahwa penelitian Katarina memang benar.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer