Friday 13 January 2017

Budaya Membaca Al-Quran



1.      Budaya Membaca Al-Qur’an
a.      Pengertian membaca
Membaca merupakan salah satu metode yang kerap dilakukan oleh manusia untuk dapat meningkatkan kecerdasan, mengakses informasi dan juga memperdalam pengetahuan dalam diri seseorang. Dengan memahami dan mengerti isi dari sebuah bacaan, seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan untuk memperluas cakrawala berpikir dengan sedikit usaha dan modal yang relatif sedikit. Kegiatan ini sering kali dihubungkan dengan faktor-faktor kesuksesan seseorang dalam berpikir dan bertindak karena pada umumnya mereka yang gemar membaca dapat bertindak lebih sistematis dan berpikir secara kritis dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi.
b.      Hukum membaca Al-Qur’an
Yang artinya: 3).  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4).  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5).  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Maksud kata kalam adalah: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi juga bias dijadikan dalil bagaimana allah memerintahkan hambanya untuk senantiasa membaca al-Qur’an karena sudah disiapkan ganjaran yang tiada banding nanti diakherat yang artinya:
Bacalah Al-Qur’an sebab di hari kiamat nanti akan dating sebagai penolong bagi para pembacanya.”(H.R. Tirmidzi).
Artinya: 29.  Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, 30. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri[1]
Allah Ta'ala telah memberitahukan tentang kebaikan yang akan didapatkan oleh orang yang membaca Al-Qur'an. Dari Ibnu Mas'ud ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah maka dia akan mendapatkan kebaikan dan kebaikan yang akan dia dapatkan akan dilipatgandakan sehingga mencapai sepuluh kali lipat, dan aku tidak mengatakan (alif lam mim) satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.[2]
Aisyah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: "Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an bersama para Malaikat yang mulia lagi agung, dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan cara terbata-bata dan merasa sulit dengannya, maka dia mendapat dua pahala". Dan pada hari kiamat kelak akan nampak kemuliaan bagi orang yang membaca Al-Qur'an, yaitu Al-Qur'an akan memberikan syafaat bagi orang yang membacanya dan meningkatkan derajat pembacanya di dalam surga seukuran dengan kadar ayat-ayat yang dibacanya.
Dari Abi Umamah ra berkata: Rasulllah saw bersabda: "Bacalah Al-Qur'an karena dia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.
Dari Abdillah bin Amr ra berkata: Rasulullah saw bersabda: "Dikatakan kepada orang yang selalu membaca Al-Qur'an: Bacalah dan meningkatlah dan bacalah sebagaimana engkau membacanya di dunia, sebab kedudukanmu setingkat dengan akhir ayat yang engkau baca. Dan yang sangat mengherankan dari keadaan banyak kaum muslimin adalah kelalaian mereka dalam membaca Al-Qur'an atau mentadabburi ayat-ayatnya dan mengamalkannya padahal mereka mengetahui keutamaan dan pahala bagi orang yang membaca Al-Qur'an.
Amirul Mu'minin Utsman bin Affan ra berkata: Seandainya hati kita suci niscaya dia tidak akan pernah kenyang dengan kalam Allah Azza Wa Jalla. Dan makna inilah yang tersirat di dalam firman Allah Ta'ala:
Artinya: 124). Dan apabila diturunkan suatu surat, Maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" adapun orang-orang yang beriman, Maka surat Ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. 125). Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit[3], Maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang Telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.[4]
Dari beberapa firman Allah dan Hadist Nabi Muhammad diatas dapat kita simpulkan bahwa membaca Al-Qur’an sangatlah banyak manfaatnya dan bernilai pahala disisi Allah dengan balasan yang begitu mulia dan berharga didunia dan di akherat kelak.
c.       Budaya membaca Al-Qur’an
Berawal dari hadist Nabi yang berbunyi: “Sabda Rasulullah saw,”Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al Qur’an sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi)
Membudayakan membaca alquran kepada anak didik adalah sebagian dari pondasi karakter siswa. Dengan dibudayakan membaca al-Qur’an maka siswa akan lebih dekat dengan agama karena Al-Quran merupakan dasar hukum pertama dari agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad yang bertujuaan untuk merubah akhlak manusia. Oleh karena itu dengan membaca Al-Quran secara langsung merupakan pendidikan akhlak bagi siswa karena didalam Al-Quran menjelaskan beberapa kisah-kisah para nabi dan sahabat yang memiliki akhlak yang wajib diteladani oleh ummat Islam khususnya para penerus atau generasi bangsa dan Negara yang diawali dari bangku madrasah.
Didalam program madrasah, budaya membaca Al-Quran dengan bermacam bentuk, salah satunya yakni dengan ngaji bersama disetiap hari Jumat dan disetiap selsai solat pardhu dikerjakan. Kegiatan ini dilakukan dengan bimbingan guru dan dilaksanakan oleh siswa secara bergiliran untuk membaca dan menyimak teman yang didekat mereka.
Kegiatan membudayakan mambaca Al-Qur’an ini merupakan salah satu cara madarsah dalam melakukan pembinaan akhlak secara berkelanjutan. Oleh karena itu siswa diharapkan agar tetap konsisten berpegang teguh pada Al-Quran dan senantiasa membacanya setiap saat.


[1] QS. Fathir: 29-30
[2] HR. Turmudzi: 2910 dan dia mengatakan hadits hasan garib.
[3] Kata penyakit diatas maksudnya penyakin bathiniyah seperti kekafiran, kemunafikan, keragua-raguan dan sebagainya.
[4] Q S At-Taubah Ayat 124-125

No comments:

Post a Comment

Entri Populer