Wednesday, 30 November 2016

MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN ISLAM “TEORI PRODUKSI”



    A.    Pengertian Produksi
Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan konsumen.produsen sebagaimana konsumen, bertujuan unutk memperoleh mashlahah maksimum melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam perspektif ekonomi Islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal melainkan pemburu mashlahah.
Ekspresi mashlahah dalam kegiatan prosuksi adalah keuntungan dan berkah sehingga produsen akan menentukan kombinasi antara berkah dan keuntungan yang memberikan mashlahah maksimal. oleh karena itu,tujuan rodusen bukan hanya laba, maka pertimangan produsen jugs bukan semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan tekhnis dengan output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (nonteknis) yang ada pada sumber daya maupun output.
Adapun menurut para ahli, mengenai pengertian factor produksi, antara lain:
1.      Dr. Muhammad Rawwas Qalahji memberikan padanan kata “produksi” dalam bahasa Arab dengan kata al-intaj yang secara harfiyah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu) atau khidmatu mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min ‘anashir alintaj dhamina itharu zamanin muhaddadin (pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan pengabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas).
2.      sedangkan, produksi menurut Kahf mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dari dua pengertian diatas produksi dimaksudkan untuk mewujudkan suatu barang dan jasa yang digunakan tidak hanya untuk kebutuhan fisik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non fisik, dalam artian yang lain produksi dimaksudkan untuk menciptakan mashlahah bukan hanya menciptakan materi.
Jadi, produksi merupakan menciptakan manfaat dan bukan menciptakan materi.Maksudnya adalah bahwa manusia mengolah materi itu untuk mencukupi berbagai kebutuhannya, sehingga materi itu mempunyai kemanfaatan.Apa yang bisa dilakukan manusia dalam “memproduksi” tidak sampai pada merubah substansi benda. Yang dapat dilakukan manusia berkisar pada misalnya mengambilnya dari tempat yang asli dan mengeluarkan atau mengeksploitasi (ekstraktif).
B.     Atribut Fisik dan Nilai dalam Produk
Sebuah produk yang dihasilkan oleh produsen menjadi berharga atau bernilai bukan kerena adanya berbagai atribut fisik dari produk semata, tetapi juga karena adanya nilai (value) yang dipandang berharga oleh konsumen. Atribut fisik yang melekat pada suatu barang mislnya bahan baku pembuatannya, kualitas keawetan barang tersebut, bentuk atau desain barang, dan lain-lain.
Atribut fisik pada suatu barang pada esensinya menentukan peran fungsional dari barang tersebut dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Di sisi lain, nilai yang terkandung dalam suatu barang akan memberikan kepuasan psikis kepada konsumen dalam memanfaatkan barang tersebut. Nilai ini dapat bersumber dari citra atau erk barang tersebut, sejarah, reputasi produsen, dan lain-lain.
Atribut fisik suatu barang pada dasarnya bersifat obyektif, dapat diperbandingkan satu sama lainnya, tetapi nilai yang melekat pada sautu barang bernilai subyektif. Dalam pandangan ekonomi Islam produk juga merupakan kombinasi dari atribut fisik dan nilai (value).Konsep ekonomi Islam tentang atribut fisik suatu barang mungkin tidak berbeda dengan pandangan pada umumnya, tetapi konsep nilai yang harus ada dalam setiap barang adalah nilai-nilai keislaman (Islamic values).
Adanya nilai-nilai ini pada akhirnya akan memberikan berkah pada suatu barang. Setiap barang/jasa yang tidak mengandung berkah tidak bisa dianggap sebagai barang/jasa yang memberikan mashlahah, sebab berkah merupakan elemen penting dalam konsep mashlahah.Begitu juga suatu barang/jasa yang mengandung berkah yang banyak tidak bisa disamakan dengan barang yang lain yang mengandug berkah yang hanya sedikit.
C.    Input Produksi dan Berkah
Kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya ekonomi yang lazim disebut input atau factor produksi, yaitu segala hal yang menjadi masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi.
Pada dasarnya, factor produksi  atau input ini secara garis besar dapat dklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu input manusia (human input) dan input nonmanusia (non human input). Yang termasuk dalam input manusia adalah tenaga kerja/buruh dari wirausahawan, sementara yang termsuk dalam input nonmanusia adalah sumber daya alam (natural resources), capital (financial capital), mesin, alat-alat, gedung, dan input-input fisik lainnya (physical capital). pengkategorian input manjadi input manusia dan nonmanusiaini setidaknya dilandasi oleh dua macam alasan:
1)      Manusia adalah factor produksi yang memiliki peran paling penting dalam keseluruhan factor produksi.
2)      Manusia adalah makhluk hidup yang tentu saja memiliki berbagai karakteristik yang berbeda dengan factor produksi lainnya.
Sebagaiman diketahui, berkah merupkan komponen penting dalam mashlahah.Oleh karena itu, bagaimanapun dan seperti apa pun pengklasifikasinya, erkah harus dimasukkan dalam input produksi. Memaukkan berkah sebagai input produksi adalah rasional, sebab berkah mempunyai andil (share) nyata dalam membentuk output.
Jika barang yang diproduksi dalam jumlah rendah akan menghasilkan output dengan kandungan berkah yang rendah pula, dibandingkan yang menggunakan input berkah tinggi. Akibatnya mashlahah dari barang tersebut juga rendah. Barang yang mashlahah-nya rendah akan dianggap sebagai barang yang bernilai rendah pula, demikian sebaliknya.
D.    Kemuliaan Harkat Kemanusiaan sebagai Karakter Produksi
Tujuan dari produksi dalam Islam adalah untuk menciptakan mashlahah yang optimum bagi konsumen atau bagi manusia secara keseluruhan.denganmashlahah yang optimum ini, maka akan dicapai falah yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia.
Dengan memahami alur tujuan kegiatan produksi ini, maka dapat diambil suatu subtansi bahwa karakter penting produksi dalam perspektif ekonomi islam adalah perhatianya trhadap kemuliaan harkat kemanusiaan, yaitu mengangkat kualitas dan derajat hidup serta kualits kemanusiaan dari manusia.
E.     Eksplorasi dan Pembentukan Konsep Produksi
Konsep ini dilandaskan pada niai-nilai Islam yang kemudian dirumuskan menjadi suatu roduksi.
1)      Eksplorasi nilai dan prinsip Islam dalam produksi
a.   Amanah unutk mewujudkan Mashlahah maksimum
Amanah adalah salah satu nilai penting dalam islam, yang diturunkan dari nilai dasar khalifah, yang harus terus dijunjung tinggi. Pengertian konteks ini adalah penggunaan sumber daya ekonomi unutk mencapai tujuan hidup manusia (falah).
b.      Profesionalisme
Yakni memiliki pofesionalisme dan kompetensi dibidangnya.segala sesuatu harus dikerjakan dengan baik, karenanya setiap urusan harus diserahkan kepada ahlinya.
c.       Pembelajaran sepanjang waktu untuk Efisiensi
Pemebelajaran ini merupakan amanat sepanjang hidup (long life learning) dari ajaran Islam, artinya bahwa setiap agen muslim perlu terus menerus belajar. adapun media unutk belajar bisa berua apa saja, minsalnya tempat bekerja (working place).
F.     Faktor Produksi
Dalam pandangan Baqir Sadr (1979), ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi konvesional terletak pada filosofi ekonomi, bukan pada ilmu ekonominya. Filosofi ekonomi memberikan pemikiran dengan nilai-nilai islam dan batasan-batasan syariah, sedangkan ilmu ekonomi berisi alat-alat analisis ekonomi yang dapat digunakan.
Dengan kata lain, factor produksi ekonomi islam dengan ekonomi konvesional tidak berbeda, yang secara umum dapat dinyatakan dalam :
v  Faktor produksi tenaga kerja
v  Faktor produksi bahan baku dan bahan penolong
v   Faktor produksi modal
Di antara ketiga factor produksi, factor produksi modal yang memerlukan perhatian khusus karena dalam ekonomi konvesional diberlakukan system bunga.Pengenaan bunga terhadap modal ternyata membawa dampak yang luas bagi tingkat efisiansi produksi.
            G. Fungsi Produksi
Fungsi produksi ialah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat (kombinasi) penggunaan input.
Q = f ( Xa1, Xb1, Xc1,…….., Xn )
di mana Xa1, Xb1, Xc1,….., Xn menunjukkan jumlah dari kombinasi input dan Q menunjukkan output. Keberadaan input adalah mutlak dan harus ada di dalam suatu proses produksi. Tidak semua input tersebut akan memberikan kontribusi yang sama, dan karakteristik di antara input tersebut juga berbeda.
Selain rumus yang diatas  funsi produksi/input inio dapat ditulis secara matematis dengan :
Q = f (K, L, R, T)
Q = tingkat prroduksi
K = modal
L = tenaga kerja dan keahlian wirausahawan
R = kekayaan alam
T = teknologi
Maksud dari pernyataan di atas adalah tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tyenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yng digunakan.
Karena semua input yang digunakan mengandung biaya, maka prinsip dari produksi adalah bagaimana produksi dapat berjalan sehingga mampu mencapai tingkat yang paling maksimum dan efisiensi dengan (1) memaksimumkan output dengan menggunakan input tetap, (2) meminimalkan penggunaan input untuk mencapai tingkat output yang sama.
Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi, yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut: The Law of Diminishing Returns. Hukum ini mengatakan bahwa bila satu macam input ditambah penggunaanya sedangkan input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik tetapi kemudian setelah mencapai suatu titik tertentu akan semakin menurun seiring dengan pertambahan input.
Dengan demikian pada hakikatnya The Law of Diminishing Returns dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
·         Tahap pertama, produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.
·         Tahap kedua, produksi total pertambahannya semakin lambat.
·         Tahap ketiga, produksi total semakin lama semakin berkurang.

H.   Tujuan Produksi
Ø  Sisi Islam
Tujuan dari produksi dalam islam adalah untuk menciptakan mashlahah yang optimum bagi konsumen atau bagi manusia secara keseluruhan. Dengan mashlahah yang optimum ini, maka akan tercapai falah yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia. falah adalah kemuliaan hidup di dunia dan akhirat yang akan memberikan kebahagian yang hakiki bagi manusia.
  Ø  Sisi Makro
Tujuan produksi dalam sisi mkro adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mencapai kemakmuran nasional suatu Negara.
  Ø  Sisi Mikro
Secara mikro tujuan produksi meliputi :
     ·      Menjaga kesinambungan usaha perusahaan dengan jalan meningkatkan proses produksi secara terus menerus.
     ·      Meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara meminimumkan biaya produksi.
     ·      Meningkatkan jumlah dan mutu produksi.
     ·      Memperoleh kepuasan dari kegiatan produksi.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer