PENDAHULUAN
Dalam keadaan seperti sekarang ini, kita sulit menemukan orang yang
tidak mengenal uang krena uang sudaah digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
bahkan uang sebagai penggerak perekonomian suatu Negara. Saat ini uiang tidak
hanya digunakan untuk alat tukar saja bahkan sebagai alat multi fungsi.
Dalam melaksanakan kegiatan ekonomi seperti konsumsi, distribusi,
dan produksi, diperlukanlah suatu alat atau bahan yang berfugsi untuk mengukur,
menukar, dan sekaligus melakukan pembayaran dalam pembelian barang dan jasa.
Benda yang digunakan tersebutlah yang disebut dengan “uang”.
Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh
masyarakat untuk mengukur, menukar, dan
melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa.
Dalam makalah kami kali ini kami akan mencoba memebahas mengenai
nilai uang dan kurs valuta asing, agar kita lebih memahami bagaimana uang
tersebut dipergunakan dalam masyarakat.
Rumusan
Masalah:
1.
Bagaimanakah sejarah keberadaan uang di Indonesia dan apa saja
jenis-jenisnya?
2.
Apakah nilai dan teori nilai uang tersebut?
3.
Dan Seperti apakah kurs valuta asing?
NILAI UANG
DAN KURS VALUTA ASING
A.
SYARAT-SYARAT UANG
Agar uang dapat dapat diberlakukan sebagai tukar dalam kegitan
perekonomian uang harus memenuhi syarat, yaitu:
1)
Syarat Psikologis
Yaitu:
yang harus dapat memuaskan orang yang sedang memilikinya.
2)
Syarat Teknis
a)
Tahan lama, artinya uang tersebut tidak boleh cepat rusak
b)
Nilainya stabil, yaitu: nilai yang sekarang akan sama nilainya dengan nilai pada
masa yang akan datang. Dengan demikian masyarakat yang kan menyimpan uangnya
dalam waktu yang lama tidak akan dirugikan.
c)
Mudah dibawa, artinya jika melakukan transakasi daalam jumlah yang besar kita
tidak akan mengalami kesulitan.
d)
Dapat dibagi-bagi, artinya dalam melakukan transakasi sekecil apapun uang memiliki
pecahan dan nilainya tidak berkurang..
e)
Jumlahnya mencukupi dan tidak berlebihan ,
artinya jumlah uang yang beredar haruslah mencukupi kebutuhan
perkonomian serta
dapat mendukung seluruh transaksi yang terjadi dan tidak berlebihan agar nilainya tidak turu.
§
Uang dan Mata
Uang
Mata uang adalah setiap sesuatu yang dikukuhkan pemerintah sebgai
uang dan memberinya kekuatan hokum yang bersifat dapatt memenuhi tanggungan dan
kewajiban dan diterima secara luas oleh masyarakat.
Sedangkan uang lebih umum dari mata uang, karena mencakup mata uang
dan yang serupa dengan uang (uang diperbankan). Dengan demikian setiap mata
uang adalah uang, namun tidak semua uang itu mata uang.
B.
SEJARAH JENIS-JENIS UANG DI INDONESIA
Perkembangan jenis mata uang yang
beredar di indonesia setelah kemerdekaan 1945 beragam. Hal ini tidak terlepas dari
kondisi dan situasi yang penuh gejolak pasca kemerdekaan tersebut. Namun
setelah tahun 1951 dengan berlakuanya hukum darurat No. 20 tahun 27 sepetember
1951 ditetapkan alat pembayaran yang sah, kecuali Irian barat adalah rupiah.
Kemudian diperkuat lagi dengan UU Pokok perbankan nomor 13 tahun 1968 yang
menetapkan satuan hitung uang Indonesia adalah rupiah dengan singkatan Rp.
Adapun jenis-jenis mata uang sebelum
keluarnya kedua peraturan dan UU diatas adalah:
1.
ORI
ORI atau uang repoblik Indonesia
yang berlakau hanya dipulau jawa sajaa, disamaping ada mata uang lainnya.
2.
URIDAP
URIDAP, yaitu uang repoblik
Indonesia yang hanya berlaku didaerah banten .
3.
URIPS
URIPS yaitu uang repoblik Indonesia
provinsi Sumatra yang berlaku dibagaian pulau Sumatra. Hal ini disebaabkan ada
beberapa mata uang berlaku disumatera.
4.
URITA
URITA, yaitu uanag repoblik
Indonesia tapanuli yang berlaku didaerah ddidaerah tapanuli saja.
5.
URIPSU
URIPSU yaitu uang repoblik Indonesia
provvinsi sumatera utara yang diberlakau diprovinsi sumatera utara.
6.
URIBA
URIBA yaitu uang repoblik Indonesia
baru aceh yang berlaku didaerah aceh.
7.
UDMP
UDMP yaitu uang dewan mandate
pertahanan daerah Palembang yang berlaku di Palembang.
C.
JENIS-JENIS UANG
Uang yang kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan
berdasarkan sejumlah criteria berikut:
1.
Berdasarkan Bahan Pembuatannya
a.
Uang logam, yaitu uang yang terbuat dari logam
b.
Uang kertas, yaitu uang yang terbuat dari kertas
2.
Berdasarkan Lembaga yang Mengeluarkannya
a.
Uang kartal (chaltar=kepercayaan) yaitu mata uang logam dan kertas yang
dikeluarkan oleh bank sentaral atau BI atau pemerintah dan berlaku secara umum
dimasyarakat.
b.
Uang giral (giro=simpanan dibank) yaitu dana yang disimpan pada rekening
Koran (demand deposit) dibank-bank umu yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan
untuk melakuakn pembayaran dengan perantaraan cek, bilyet giro atau perintah
membayar. Jadi uang giral dikeluarkan oleh bank umum.
3.
Berdasarkan Nilai
Berdasarkan perbandingan antara nilai bahan dan nilai daya belinya
uang dapat dikelompokkan sebgai berikut:
a.
Bernilai penuh, yaitu uang yang bahannya (nilai intrinsiknya) sama dengan nilai
nominalnya.
b.
Tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsiknya) tidak sama
dengan nilai nominalnya. Misalnya nilai kertas yang digunakan untuk membuat
uang Rp10.000,00,- nilai bahannya kurang dari Rp10.000,00,-.
4.
Berdasarkana Pemakai
Berdasarkan pemakaian didalam dan luar negeri, uang dibedakan
sebagai berikut:
a.
Internal value, yaitu kemampuan uang untuk membeli barang-barang dalam suatu
negara.
b.
Eksternal value, yaitu kemampuan untuk dirukarkan dengan uang asing. Misalanya
Rp7.200,00,- sama dengan US $1,00
5.
Berdasarkan Kawasan
Uang jenis ini dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya suatu
uang. Artinya bias saja sat jenis uang hanya berlaku dalam suatu wilayah
tertentu dan tidak berlaku didaerah lainnya atau berlaku diseluruh wilayah.
Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:
a.
Uang local, merupakan uang yang berlaku disuatu negara tertentu,
seperti Rupiah di Indonesia atau Ringgit di Malaysia.
b.
Uang regional, merupakan uang yang berlaku dikawasan tertentu yang
lebih luas dari uang local seperti untuk kawasan benua Eropa berlaku mata uang
tunggal Eropa yaitu EURO
c.
Uang internasioanal, merupakan ung yang berlaku antar negara
seperti US Dollar dan menjadi standar pembayaran internasional.
D.
NILAI UANG
Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan
sejumlah barang tertentu. Nilai uang tersebut dapat dibedakan menjadi tiga
macam:
a)
Nilai
Nominal
Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap
mata uang yang bersangkutan. Contoh: pada uang Rp50.000,00 tertera angka lima
puluh ribu rupiah, maka nilai nominal uang tersebut adalah lima puluh ribu
rupiah.
b)
Nilai
Intrinsic
Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat
uang. Contoh: untuk membuat uang kertas Rp50.000,00 diperlukan kertas dan bahan
lainnya yang harganya Rp3.000,00, maka nilai intrinsik uang tersebut adalah Rp3.000,00
c)
Nilai
Riil
Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang
dan jasa yang dapat ditukar dengan uang itu. Jika uang Rp1.000,00 dapat ditukar
dengan satu gelas minuman teh, maka dapat dikatakan bahwa nilai riil uang Rp1.000,00
adalah segelas minuman teh.
Dilihat dari penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai
internal uang dan nilai eksternal uang.
a)
Nilai
Internal Uang
Nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa.
Contoh: dengan uang Rp5.000,00 kalian dapat membeli sebuah buku tulis, maka
nilai internal uang Rp5.000,00 tersebut adalah sebuah buku tulis.
b)
Nilai
Eksternal Uang
Nilai eksternal uang adalah nilai uang dalam negeri, jika
dibandingkan dengan mata uang asing, yang lebih dikenal dengan kurs.kurs ada
dua macam yaitu kurs jual dan kurs beli.kurs jual adalah kurs yang berlaku
apabila bank menjual valuta asing.sedangkan kurs beli adalah kurs yang berlaku
apabila bank membeli valuta asing. Contoh: kalian dapat menukarkan uang Rp9.000,00
dengan satu dollar amerika serikat di bank yang melayani penukaran valuta
asing. Dalam hal ini nilai kurs rupiah terhadap dollar amerika serikat (us $1 =
Rp9.000,00).
Sedangkan
untuk pengukuran nilai uang dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu:
1.
Indeks Biaya Hidup
Nilai
uang diukur dari indeks harga barang-barang pokok dalam masyarakat. Dinegaara
kita dikenal dengan istilah IHK (Indeks Harga Konsumen) atau CPI (Consumer Price Index). IHK merupakan
dasar perhitungan laju inflasi di Indonesia. Melalui anagka inflasi kita dapat
menegtahui besarnya perubahan biaya hidup dari tahun ketahun sebagai akibat
perubahan nilai uang.
2.
Indeks Harga Barang Perdagangan
Besar
Nilai
uang dapat juga di ukur dari indeks harga barang-barang yang dipakai oleh
perusahaan dalam menghasilkan barang-barang lainnnya.
3.
GNP Deflator
Nilai
uang dari GNP nominal dan dibandingkan dengan GNP riil yang sama dengan GNP
deflator.
E.
TEORI NILAI
UANG
Factor penyebab masyarakat menerima suatu benda sebagai uaang
banyak dibahas o;eh teori barang dan teori nominalisme, sedangkan factor
penyebab nilai uang mengalami perubahan dibahas oleh teori internal.
1.
Teori Barang
Teori
barang menyatakan bahwa suatu benda diterima sebagai uang karena benda tersebut
dibuat dari bahan yang mempunyai nilai tinggi.
a.
Teori logam
Teori
logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahannya
dibuat dari logam yang bernilai tinggi misalnya uang emas. Pelopor teori ini
adalah Adam Smith.
b.
Teori nilai batas
Teori
nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan
masyarakat akan barang dan adanya kepercyaan terhadap uang. Pelopor teori ini
adalah Carl Menger.
2.
Teori Nominalisme
Teori
nominalisme (akatalistik) berpendapat bahwa uang diterima oleh masyarakat
karena berguna dan langka
a.
Teori perjanjian
Teori
perjanjian (konvensi) menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena
adanaya perjanjian untuk memakai suatu benda dalam pertukaran. Pelopor teori
ini adalah Thomas Aquinas.
b.
Teori kebiasaan
Teori
kebiasaan menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena kebiasaan
masyarakat menggunakan benda tertentu dalam pertukaran.
c.
Teori kenegaraan
Teori
kenegaraan menyatakan bahwa uang diterima oleh masyrakat karena adanya
ketetapan dari pemerintah dalam pertukaran.
d.
Teori tuntutan
Teori
tuntutan (klaim) menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya
tuntutan terhadap barang-barang yang dihasilkan masyarakat. Pelopor teori ini
adalah J.S. Mill.
e.
Teori realism
Teori
realism (fungsi) menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya
penilaian terhadap uang yang dapat memudahkan pertukaraan. Pelopor teori ini
adalah David Hume.
3.
Teori Internal
Teori internal didasarkan pada kemampuan uang untuk ditukarkan
dengan sejumlah barang tertentu. Dalam ekonomi monetern teori
ini disebut juga teori permintaan uang.
a. Teori kuantitas
Teori ini menyatakan bahwa nilai uang tergantung dari
jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Semakin banyak jumlah uang yang beredar
dalam masyarakat, semakin tinggi harga barang. Sebaliknya semakin sedikit
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, maka semakin rendah kharga
barang-barang tersebut.
Secara matematis, jumlah uang beredar dirumuskan
sebagai berikut
Ket: M
(money) = Jumlah
Uang yang Beredar
k (konstanta) = Perbandingan Konstan
P (price) = Harga
Barang
b. Teori transaksi
Pelopor teori ini adalah Irving Fisher yang
berpendapat bahwa nilai uang tergantung dari jumlah uang yang beredar bahwa
nilai uang tergantung dari jumlah uang yang beredar, kecepatan uang yang
beredar (berpindah tangan), dan jumlah barang yang diperdgangkan. Secara
matematis, nilai uang dirumuskan sebagai berikut:
M x V = P x T atau
Ket: V (velocity of
circulation) = kecepatan peredaran uang atau kecepatan uang berpindah dari
satu tangan ketangan lainnya.
T (transaction of goods) = jumlah barang yang diperdagangkan
c. Teori persediaan kas
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Marshall yang
menyatakan bahwa nilai uang tergantung pada jumlah uang yang disimpan (ditahan)
untuk persediaan kas dari sebagian pendapatan masyarakat. Persediaan kas
tergantung dari jumlah pendapatan ddan tingkat sku bunga dipasar. Jika
dirumuskan secara matematis, nilai uang adalah sebagai berikut:
Ket: Y = Pendapatan
d. Teori pendapatan
Teori pendapatan dikemukakan oleh J.M Keynes
menyatakan bahwa motif manusia menyimpan uang terdiri dari tiga hal, yaitu:
motif berkonsumsi, motif berjaga-jaga, dan motif berspekulasi.
J.M Keynes berpendapat bahwa nilai uang tergantung
pada pendapatan dan tingkat suku bunga uang dipasar. Semakin tinggi pendapatan
dan semakin rendah tingkat suku bunga, permintaan terhadap uang akan semakin
tinnggi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga barang.
Secara matematis, teori ini dirumuskan sebagai
berikut:
M . VY =
PY . TY atau
VY = kecepatan
peredaran uang dari pendapatan
PY = harga barang
TY = barang yang diperdgangkan
F.
PASAR KURS VALUTA ASING
Pasar valuta asing atau sering disebut dengan istilah foreign exchange rate merupakan pasar
dimana transaksi valuta asing dialakukan baik
antar Negara maupun dalam satu Negara. Transaaksi dapat dilakukan oleh suatu
badan /perusahaan atau secara perorangan dengan berbagai tujuan. Dalam setiap
kali melakukan transakasi valuta asing, maka digunakan kurs atau nilai tukar. Nilai
Kurs ini dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dari waktu kewaktu.
Pasar valuta asing diadakan disetiap Negara, termasuk juga dinegara
kita Indonesia, dan yang menyelenggarakannya adalah
Bank Indonesia, dimana bank-bank bisa dapat melakukan transaksi valas dengan
BI. Kurs ditentukan oleh bank Indonesia setiap hari dan kurs selalu
berubah-ubah setiap harinya.
Penjualan valas oleh bank devisa dilakukan oleh para dealer-dealer
bank yang bersangkutan. Dealer merupakan petugas bank yang melakukan transaksi
valas dan dalam pekerjaanya dilengkapi dengan berbagai alat atau sarana
informasi yang canggih, tempat melaksanakan tugas ini para dealer dikumpulkan
dalam suatu ruangan tertentu yang disebut dealing room. Ruangan ini tidak dapat
dimasuki oleh sembaranagan orang, setiap kejadian atau perubahan kurs daapat
dimonitor melali layar televise dan alat informasi lainnya, seperti jam
dindiong yang delengkapi waktu setiap Negara.
Dalam perdaganagan pasar valas internasioanal hanya mata uang yang
tergolong convertible currencies yang
sering diperdagangkan, sedangkan yang tidak termasuk dalam golongan tersebut
jarang diperdagangkan. Yang menentukan golongan tersebut adalah salah satunya volume perdagangan suatu
Negara baik secara kualitas maupun kuantitas disamping berbagai factor lainnya.
Berikut mata uang yang tergolong convertible currencies antara lain yaitu:
US Dolar : dolar Amerika Serikat
FRF : France Prancis
JPN : Yen Jepang
SFR : France Swiss
AUD : Dolar Australia
CAD : Dolar Canada
D M : Deutch Mark Jerman
SGD : Dolar Singapura
HKD : Dolar Hongkong
GBP : Pounsterling Inggris dan mata uang
lainnya.
Golongan yang kedua adalah jenis
mata uang yang tergolong lemah . mata
uang yang tergolong lemah ini jarang di perjual belikan. Biasanya mata uang yang tergolong lemah berasal dari
Negara- negara berkembang seperti Rupe India atau Peso Filipina termasuk mata
uang kita Rupiah bagi Negara lain.
Disamping dapat dilakukan antar negara
transaksi valas juga dapat dilakukan antar bank dengan nasabahnya seperti
transaksi uang kertas asing (bank notes),
traveler cheque, giro valas, transfer
keluar negeri atau kegiatan mata uang asing lainnya. Dalam transaksi ini bank
menggunakan kurs jual dan kurs beli di mana penggunaan kurs dapat dilakukan
sebagai berikut:
-
Kurs jual pada saat bank menjual dan nasabah membeli
-
Kurs beli pada saat benk membli dan nasabah menjual
Khusus untuk uang kertas asing bank
menggunakan kurs bank notes, sedangkan untuk valas lainnnya bank menggunakan
kurs devisa umum.
Selisih antara kurs jual dan kurs
beli yang disebut spread dyang
merupakan keuntungan bank daan dalam praktknya selalu kurs jual lebih tinggi
dari pada kurs beli. Penetuan kurs, pihak perbankan mengacu kepada kurs
konversi yang dikeluarkan oleh perbankan setiap hari, kemudian ditambahkan
dengan keuntungan yang diinginkan. Penentuan kurs dapat dilakukan secaara direct rate dan indirect rate.
Direct
rate maksudnya
adalah penentuan yang mentapkan mata uang domestic didepan mata uang uang
asing. Sebagai contoh penetuan kurs dengan direct
rate adalah sebagai berikut:
Rp9.000 = US $ 1
Rp78 = JPN 1
Artinya setiap Rp9.000 ditukarkan dengan US $ 1 dan Rp78 ditukar
dengan 1 JPN.
Sedangkan perhitungan dengan indirect rate adalah sebaliknya yaitu
menempatkan mata uang asing didepan mata uang domestic. Sebagai contoh seperti
dibawah ini:
US $ 0,000111 = Rp 1 (1:9000)
JPY 0,012820 = Rp 1 (1:78)
Artinya setiap 0,000111 US $ ditukar
dengan 1 rupiah dan setiap 0,012820 Yen Jepang ditukar dengan 1 Rupiah.
§ Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Nilai Tukar
Seperti kebanyakan harga, nilai tukar menyimpang dari konsep biaya –
daya beli mata uang – di bawah pengaruh permintaan dan penawaran mata uang.
Rasio penawaran dan permintaan tergantung pada beberapa faktor. Hal ini
mencerminkan hubungan dengan kategori ekonomi lainnya – biaya, harga, uang,
bunga, neraca pembayaran, dll. Ada hal yang kompleks saling terjalin dan faktor
nominasi yang menentukan. Diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Tingkat inflasi
Rasio uang dalam daya beli (paritas daya beli) berfungsi
sebagai semacam sumbu nilai tukar yang mencerminkan hukum nilai. Itulah mengapa
tingkat inflasi berdampak pada nilai tukar. Semua hal lain dianggap sama,
tingkat inflasi di negara tersebut telah terbalik dampak proporsional terhadap
nilai mata uang nasional, yaitu peningkatan inflasi di suatu negara mengarah
pada penurunan mata uang nasional, dan sebaliknya. penyusutan inflasi uang di
dalam negeri mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai
tukar mata uang mereka terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat inflasi
yang lebih rendah. Alignment dari nilai tukar dan penyesuaian paritas daya beli
yang terjadi dalam waktu dua tahun. Hal ini karena kutipan harian nilai tukar
tidak dikoreksi berdasarkan daya beli mereka, dan ada faktor lain dari
pembentukan nilai tukar
2) Aktifitas neraca pembayaran
Neraca pembayaran secara langsung mempengaruhi nilai
tukar. Dengan demikian, neraca pembayaran aktif meningkatkan mata uang nasional
dengan meningkatnya permintaan dari debitur asing. Saldo pembayaran yang pasif
menyebabkan kecenderungan penurunan nilai tukar mata uang nasional sebagai
seorang debitur dalam negeri mencoba untuk menjual semuanya menggunakan mata
uang asing untuk membayar kembali kewajiban eksternal mereka. Ukuran dampak
neraca pembayaran pada nilai tukar ditentukan oleh tingkat keterbukaan ekonomi.
Dengan demikian, semakin tinggi pangsa ekspor produk nasional bruto (semakin
tinggi keterbukaan ekonomi), semakin tinggi elastisitas nilai tukar. Selain
itu, nilai tukar mempengaruhi kebijakan ekonomi negara dalam komponen neraca
pembayaran: transaksi berjalan dan transaksi modal. Sebagai contoh, efek dari
perubahan tarif, pembatasan impor, kuota perdagangan, subsidi ekspor berdampak
pada neraca perdagangan. Ketika keseimbangan positif dalam perdagangan ada di
muka terdapat peningkatan permintaan untuk mata uang negara yang meningkatkan
laju, dan dalam hal keseimbangan negatif proses sebaliknya terjadi. Pergerakan
modal jangka pendek dan jangka panjang bergantung pada tingkat suku bunga
domestik, pembatasan atau mendorong impor dan ekspor modal. Perubahan saldo
modal berdampak pada mata uang, yang mirip dengan neraca perdagangan oleh mark
(plus atau minus). Namun, ada pengaruh negatif dari arus modal masuk berlebihan
jangka pendek ke negara pada tingkat mata uangnya karena dapat meningkatkan
jumlah uang beredar berlebih, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan harga
yang lebih tinggi dan depresiasi mata uang.
3) Perbedaan suku bunga di berbagai negara
Pengaruh kurs dijelaskan oleh dua faktor utama. Pertama,
perubahan tingkat suku bunga di suatu negara, mempengaruhi semua jangka pendek
lain yang sama, arus modal internasional, khususnya. Pada prinsipnya, kenaikan
suku bunga merangsang masuknya modal asing dan pemotongan yang mempromosikan
pengurangan arus keluar modal, termasuk nasional. Itulah sebabnya di negara
dengan modal lebih tinggi tingkat suku bunga masuk, permintaan untuk
meningkatkan mata uang, dan itu menjadi mahal. Pergerakan modal, terutama
spekulatif “uang panas” meningkatkan ketidakstabilan neraca pembayaran. Kedua,
suku bunga mempengaruhi operasi pasar valuta asing dan pasar uang. Ketika
melaksanakan transaksi, bank mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar
modal nasional dan global dengan pemandangan yang berasal dari laba. Mereka
lebih memilih untuk mendapatkan pinjaman lebih murah di pasar uang asing,
dimana tingkat lebih rendah, dan tempat mata uang asing di pasar kredit
domestik, jika tingkat bunga yang lebih tinggi. Di sisi lain, kenaikan nominal
suku bunga di suatu negara menurunkan permintaan untuk mata uang domestik
sebagai tanda terima kredit yang mahal untuk bisnis. Dalam hal mengambil
pinjaman, pengusaha meningkatkan biaya produk mereka yang, pada gilirannya,
menyebabkan tingginya harga barang dalam negeri. Hal ini relatif mengurangi
nilai mata uang nasional terhadap satu negara
4) Aktifitas pasar valuta asing dan transaksi mata uang spekulatif
5) _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________nurun perusahaan dan bank menjualnya dengan mata uang lebih stabil dan itu memperburuk posisi mata uang. pasar mata uang bereaksi dengan cepat terhadap perubahan ekonomi dan politik, fluktuasi rasio pertukaran. Dalam melakukannya, mereka meningkatkan peluang spekulasi mata uang dan pergerakan spontan “uang panas”.
6) Tingkat kepercayaan di pasar mata uang nasional dan dunia
Hal ini tergantung pada situasi ekonomi dan politik di
dalam negeri serta faktor-faktor yang ditunjukkan di atas yang mempengaruhi
nilai tukar. Dealer memperhitungkan tidak hanya laju pertumbuhan ekonomi, inflasi,
daya beli mata uang, keseimbangan permintaan dan penawaran mata uang, tetapi
prospek dinamika mereka. Kadang-kadang, bahkan harapan publikasi data resmi
pada neraca perdagangan dan neraca pembayaran atau hasil pemilu mempengaruhi
rasio penawaran dan permintaan dan tingkat mata uang. Kadang-kadang, di pasar
mata uang ada perubahan prioritas dalam mendukung berita politik, rumor
pengunduran diri menteri, dll
7) Kebijakan moneter
Rasio peraturan pasar dan keadaan nilai tukar
mempengaruhi dinamika. Pembentukan nilai tukar di pasar valuta asing melalui
mekanisme permintaan dan penawaran mata uang biasanya disertai oleh fluktuasi
tajam dalam hubungan pertukaran. Bentuk tukar riil di pasar yang merupakan
indikator, uang ekonomi, kredit keuangan, dan kepercayaan dalam mata uang
tertentu. Regulasi nilai tukar yang bertujuan meningkatkan atau menurunkan atas
dasar tujuan kebijakan moneter dan ekonomi pendapatan
8) Pendapatan National bukanlah komponen independen yang dapat melakukan perubahan
Namun, secara umum, faktor yang menyebabkan perubahan
dalam pendapatan nasional memiliki dampak yang besar pada nilai tukar. Dengan
demikian, peningkatan pasokan produk meningkatkan nilai tukar, sementara
peningkatan permintaan domestik mengurangi laju. Dalam jangka panjang,
pendapatan nasional yang lebih tinggi berarti nilai yang lebih tinggi dari mata
uang negara.
9) Faktor pasar, Faktor-faktor ini secara signifikan dapat mengubah nilai mata uang di interval pendek
Harapan keseluruhan bagi pertumbuhan ekonomi di masa
depan, perubahan dalam defisit perdagangan fiskal dan asing secara langsung
mempengaruhi nilai tukar. Di samping itu, ekspektasi pelaku pasar valuta asing
memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai tukar. puncak musiman dan
turunnya aktivitas bisnis di negara yang memiliki dampak signifikan terhadap
tingkat mata uang nasional.
KESIMPULAN
Berbagai jenis mata uang yang pernah ada di Indonesia sangat bergam
yang masing-masing dapat berlaku didaerah masing-masing di negara Indonesia,
yaitu: ORI, URIDAB, URIPS, URITA, URIPSU, URIBA, serta UDMP.
Sedangkan jenis-jenis uang dikelompokkan sesuai dengan maksu
penggunaan dari uang tersebut, yaitu: berdasarkan bahan yang terdiri dari uang
logam danuang kertas, berdasarkan nilai yang terdiri dari uang bernilai penuh
dan tidak bernilai penuh, berdasarkan lembaga yang menegluarkan terdiri dari uang kartal dan uang giral,
berdasarkan pemakai terdiri dari internal dan eksternal, dan berdasarkan
kawasan yang terdiri dari uang local, uang regional, dan uang internasional.
Untuk pengukuran nilai uang dapat dilauakan dengan tiga cara,
yaitu: indeks biaya hidup/IHK, Indeks Harga Barang Perdagangan Besar, dan GNP
Deflator.
Sedangkan dalam teori nilai uang dibahasmengenai alasasn-alasan
suatu masyarakat dalam menerima uang sebagai alat tukar, yaitu teori barang,
teori nominalisme, dan teori internal.
Kurs adalah nilai tukar yang terdapat pada pasar valuta asing yang
dilakuka oleh bank. Umunya uang yang sering diperjual belikan dalam pasar
valuta asing adalah uang yang tergolong convertible currecies sedang kan yang
tidak termasuk dalam golongan tersebut jarang diperjual belikan. Dalam
transaksi ini bank memberlakukan kurs jual dan kurs beli. Penentuannya dapat
dilakuakn dengan direct rate dan indirect rate.
DAFTAR PUSTAKA
-
Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Rajawali Pers:
Jakarta
-
Ritonga, dkk. 2003. Ekonomi Untuk Kelas II SMA. Erlangga: Jakarta
-
Berlianta, Heli Charisma. 2005. Mengenal Valuta Asing. Gajah
Mada University Pers: Yogyakarta
-
Hasan, Ahmad. Mata Uang Islam. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
No comments:
Post a Comment